Chereads / Evanescent (Kehilangan) / Chapter 3 - Jangan Mati Dulu

Chapter 3 - Jangan Mati Dulu

buat yang belum paham di bab pertama 'terikat tanpa ikatan' adalah masa depan sedangnkan bab selanjutnya itu masa lalu. jadi biar flashback gitu hehehe 😅

----------------------

Sabtu pagi hari.

biasanya jika weekend seperti ini beberapa orang akan libur bekerja, setelah 4 hari bekerja hari sabtu dan minggu merupakan surga bagi beberapa orang. karna di hari tersebut mereka bisa bersantai menikmati hidup, atau istilahnya adalah Me Time.

mulai dari bangun siang, tidak mandi seharian hingga marathon nonton drama atau film.

tapi hari sabtu tersebut tidak berlaku bagi salsha, pagi-pagi sekali setelah menyiapkan sarapan untuk ayahnya dia bergegas melakukan pekerjaan rumah sebelum berangkat kerja.

"udahlah nduk, gausah. biar ayah aja kamu mending istirahat aja sana." tiba-tiba ayahnya datang dan mengambil lap dari tanganya

"gapapa yah, nanggung ini aja kok." tolak salsha melanjutkan aktifitasnya.

"kamu gak capek apa, tiap hari kerja pulang malam terus masih beres-beres rumah juga. inget kesehatan ya nduk. jangan terlalu di paksa. " nasehat ayahnya

salsha tersenyum dan mengangguk, lalu setelah dirasa sudah bersih dia ikut duduk di kursi rotan yang ada di teras di samping ayahnya

"iya yah, ayah sendiri harus jaga kesehatan. jangan semua dikerjain, kalo ada apa-apa harus ngomong sama salsha. karna salsha cuma punya ayah, salsha ingin bahagiain ayah."

"harusnya ayah yang ngomong gitu, kamu kalo ada apa-apa ngomong sama ayag, kita saling melengkapi satu sama lain. ayah cuma minta kamu bahagia aja dan nanti kalau udah nikah kamu masih mau ngurusin ayah yang tua ini."

"ayah kok ngomong gitu sih, jelas dong entah nanti aku nikah pun aku tetap putri ayah, ga akan berubah. " salsha mulai mengeluarkan suara dengan nada sedikit tinggi, bisa-bisanya ayahnya berfikir dia akan meninggalkanya. mana mungkin, ayahnya adalah separuh hidupnya dan alasanya bertahan berjuang sejauh ini. semua demi kebahagiaab ayahnya.

semenjak di tinggal sang ibu ada saat duduk di bangku sekolah dasar, ayahnya lah yang mengambil alih sosok ibu dalam hidup salsha. ayahnya merawatnya dari kecil dengan tulus dan penuh kasih sayang, berperan ganda sebagai ayah sekaligus ibu baginya. yang harus bekerja mencari uang sekaligus merawatnya penuh kasih sayang

bahkan setelah bertahun-tahun kehilangan, saat salsha meminta ayahnya untuk menikah lagi supaya beban ayahnya sedikit berkurang beliau tidak mau, karena menurutnya cintanya pada almarhumah ibu salsha tidak akan bisa di gantikan oleh sosok manapun. bagi ayah salsha pernikahan adalah sesuatu yang harus terjadi sekali dalam seumur hidup, ketika sudah berkomitmen maka harua menjaga pernikahan tersebut sebaik Mungkin hingga maut yang memisahkan.

hal tersebut yang selalu menjadi nasehat dari ayah untuk salsha, kelak dia akan menikah dan menjadi istri. jadi istri yang baik bagi suami, dan jangan sampai ada perpisahan dalam pernikahan.

"Assalamualaikum."

"waalaikumsallam.. eh Al masuk-masuk, udah mau berangkat nih?. " ayah salsha lantas berdiri dari duduknya begitu sosok calon suami anaknya datang.

"iya yah, agak pagian karna Al hari ini ada kerjaan lapangan agak jauh. "jawab pria itu lalu duduk di sisi kursi lain

"lah harusnya ga perlu jemput, kan kamunya jadi jauh nanti. aku bisa kok naik taksi." kata salsha

"gapapa, aku justru takut kalo kamu sendirian berangkatnya." jawab Alvaro

"betul itu, udah jadi tanggug jawab laki-laki untuk menjaga perempuan." sambung ayah salsha

" udah sana ambil tas terus berangkat, kasian nanti kalo makin lama Al makin telat kerjanya. " lanjut ayah salsha

🌸🌸🌸

montor matic yang dikendarai oleh Alvaro mulai menembus padatnya jalan raya. sedangkan salsha duduk manis di belakangnya. sesekali keduanya terlibat beberaoa obrolan ringan untuk mencairkan suasana jalanan yang membosankan.

"hati-hati bawanya, santai aja gausah ngebut. " untuk kesekian kalinya kata-kata itu keluar dari mulut salsha.

jalanan pagi ini cukup ramai, dan membuat salsha was-was karena Al sedari tadi mencari celah sempit sempit antara mobil mobil untuk bisa lewat.

takutnya hal-hal yang tidak di inginkan terjadi, gini-gini salsha masih sayang nyawa. gatau kalau Al, kayaknya dia ngerasa kucing yang punya 7 nyawa kali. bikin was-was saja.

"yang.. ati-ati.. " ucap salsha lagi

"iya iya, ini juga udah ati ati kok. " jawab Al

"hati-hati gimana kamu tuh....

tiiiiiinnnnnn....

brak....

dan salsha merasakan tubuhnya tidak lagi berada di antas jok montor, dirinya terlempar dari tempatnya hingga sesuatu yang keras menghantam tubuhnya..

dirinya masih sadar dan belum merasa mati, karna dia merasakan ngilu dan sakit luar biasa pada tubuhnya.

jangan mati dulu, dia mau nikah dia mau akhir kisah bahagia dalam hidupnya. jangan mato dulu..

hal itu yang terus dirapalkan dalam hatinya.

dan saat membuka mata dia tidak melihat Al, kekasihnya...