Chereads / Evanescent (Kehilangan) / Chapter 5 - Atas Dasar Rasa Kemanusiaan

Chapter 5 - Atas Dasar Rasa Kemanusiaan

pak saiful mengemudikan mobilnta memasuki gerbang utama perumahan, bukan sembarang perumahan biasa. karna perumahan ini dikenal dengan komplek perumahan elit, banyak pengusaha, artis dan politikus tinggal disini. di isi dengan bangunan super megah dan mewah, keamanan perumahan ini juga patut di acungi jempol.

selesai melakukan pemeriksaan dan pengecekan, akhirnya mobil berhasil masuk. posisi rumah aldi memang sedikit jauh dari gerbang utama.

di sebuah rumah besar 2 lantai berwarna putih bergaya american classic inilah aldi tinggal. untuk seseorang yang masih melajang dan belum menikah sepertinya memang berlebihan, aldi sendiri juga jarang sekali pulang kesini. dia lebih sering tidur di appartemen atau dikantornya, alasanya sederhana karena pekerjaanya banyak sekali dan tidak bisa di tinggalkan.

biasanya aldi akan ada dirumah setiap weekend, sabtu dan minggu.

melihat kedatangan mobil majikanya, para pekerja cukup kaget. pasalanya ini bukanlah weektto topend tapi tuan besarnya tiba-tiba pulang kerumah dan jika dilihat ini juga masih jam kantor.

seorang satpam langsung membuka pintu gerbang begitu mengetahui mobil majikanya ada di depan gerbang,

lalu setelah mengucapkan terimakasih pak saiful kembali menjalankan mobilnya didepan pintu utama.

diriknya bosnya yang duduk di belakang sedang memejamkan matanya.

sepertinya masalah bosnya cukup berat.

"pak.. maaf kita sudah sampai. " lirih pak saiful

"iya." hanya kata itu namun aldi tidak juga membuka matanya untuk turun.

"pak, maaf. anda tidak apa-apa?. " tanya pak saiful khawatir

"panggilin mbok darmi, suruh bawa obat saya."

dan artinya aldi tidak dalam baik-baik saja.

pak saiful mengangguk, lalu secepat kilat turun dari mobil memasuki rumah untuk menyampaikan permintaan majikanya.

tidak banyak yang tau, bahkan kedua orang tua majikanya pun juga tidak tau. hanya beberapa orang saja yang tau kalo memang majikanya itu memiliki riwayat sakit serius, yaitu mbok darmi kepala asisten rumah tangga yang sudah bekerja puluhan taun pada aldi, sekertaris sekaligus sahabatnya kiki dan juga pak saiful. hanya orang orang yang aldi percaya dan aldi butuhkan dalam keadaan genting yang tau.

"mbok obatnya pak aldi sama air, cepetan. " teriak pak saiful begitu sampai di dapur.

mbok darmi sedikit kaget,

"lah bukan weekend dia pulang. susi ambilin air minum cepet."

lalu wanita tua itu berlalu dari dapur menuju kamar utama, diambilnya barang yang si maksud lalu kembali kedapur untuk membawa air minum.

"dimana dia?. " tanya mbok darmi.

"didepan, dalam mobil. " jawab pak saiful. mengikuti langkah mbok darmi menuju depan rumah.

"bocah itu, sudah dibilangi berapa kali emang budek."

disini memang mbok darmi sudah dianggap ibu bagi aldi, dia adalah satu satunya orang yang berani marah, bahkan memukup majikanya. seperti sosok ibu sebenarnya.

pak saiful membukakan pintu belakang agar mbok darmi bisa masuk,

puk.. puk..

beliau menepuk pipi aldi agar pria itu membuka matanya.

"bocah ndableg udah mbok nasehatin sampek mulut mbok berbusa ga di dengerin, ayo minum obatnya." meskipun mulutnya marah marah namun raut wajah khawatir tidak bisa di sembunyikanya.

aldi membuka matanya, lalu diambilnya obat dari piring kecil yang di bawa mbok darmi. 5 jenis obat dengan warna dan bentuk yang berbeda beda. dia meminumnya dengan satu kali tengakan. dasar obat sialan, menyika sekali daripada whine atau coctail.

"minum dulu.. " dengan sabar dan keibuan mbok darmi memantu aldi untuk meminum air putih.

"udah cukup.. " lirih aldi menjauhkan kepalanya.

pria itu lanjut memejamkan matanya, namun bulir-bulir keringat sebesar biji jagung terus menetes dan nafasnya yang mulai tak beraturan membuat mbok darmi dan pak saiful kaget.

"pak pak kerumahskit sekarang cepet." perintah mbok darmi. pak saiful menganggukan kepalanya dan masuk ke sisi depan mobil.

beberapa pekerja dan satpam rumah bingung, mobil baru saja masuk bahkan mereka tidak melihat tuanya turun dan masuk kedalam rumah, namun kini justru mobil kembali keluar rumah di sertai dengan mbok darmi di dalamnya. ada apa sebenarnya.

mbok darmi yang duduk di sebelah aldi mengeser duduknya ke ujung, agar bisa menyandarkan kepala aldi di pangkuanya.

sambil mengelap kerungat di wajah aldi, mbok darmi tak henti hentinya mengomel. marah dan kesal.

"udh berapa kali mbok bilang ha, gausah capek kerjanya jangan dipaksa. kamu gak kerja sehari ga akan jatuh miskin, kesehatanya dijaga. kan begini lagi kan, kamu hobi banget bikin mbok khawatir emang mau ya mbok cepet mati ha!. "

"mbok.. tel.. telfonin dokter ali... ada di saku celana a.. aku. " dengan lirih aldi bersuara.

meski kesal mbok darmi mengambil ponsel di saku celana aldi.

memasukan kodenya, iya dia tau karna itu adalah tanggal lahir mbok darmi.

hubungan mereka lebih dari sekedar majikan dan bawahan, aldi benar benar menganggap mbok darmi sebagao keluarga, sebagai ibunya secara nyata. padahal dia punya mama dan keluarga. namun sayang aldi ke mbok darmi justru lebih besar daripada rasa sayangnya pada keluarga kandungnya.

Mencari kontak dokter ali yang biasa menangani aldi, mbok darmi segera melakukan panggilan. dan memberitahu bahwa mereka sedang perjalanan menuju rumah sakit dengan keadaan aldi yang tidak baik-baik saja.

👣👣👣👣👣👣👣👣👣👣👣👣

sampai di depan rumah sakit, mereka disambut dengan seorang pria berparas rupawan yang menggenakan jas putih dokter dan 2 orang perawat serta brankar.

tanoa bertanya kenapa dan bagaimana, begitu mobil berhenti. mbok darmi dan ak saiful keluar dari dalam mobil, dokter ali segera memerintahkan pada perawat memindahkan aldi keatas brankar.

dan segera membawa ke UGD.

saat memasukin ruang UGD aldi sedikit membuka matanya, dikursi ruang tunggu dia melihat sosok wanita yang tadi pagi di temuinya sedang menatap tembok dengan pandangan kosong.

"apa kecelakaan tadi pagi begitu serius?. " batin aldi.

"mbok.. " lirih aldi

"iya?. " mbok darmi maju kedepan. melihat wajah aldi yang sudah pucat

"to.. tolong urus wanita itu, bayar biaya rumah sakit dan lainya."

meski tidak mengerti mbok darmi menganggukan kepalanya mengiyakan.

atas dasar rasa kemanusiaan dia harus bertanggung jawab meski insiden ith bukan sepenuhnya salahnya. meski terlihat kejam dia sebenarnya baik.

lalu setelah aladi di tangani oleh dokter ali.

mbok darmi menatap pak saiful, meminta penjelasan atas maksud dari aldi.

"tadi pagi ada insiden, montor nyenggol mobil kita. " jelas pak saiful

'"ha? yang bener atuh pak Astagfirullah." kaget mbok darmi

"iya mangkanya tuan kumat mungkin karna itu. tadi dia sama cowok, pacarnya mungkin belum tau keadaanya. rencana nanti pulang kerja mau kesini lihat keadaanya." jelas pak saiful