Chereads / Evanescent (Kehilangan) / Chapter 4 - Si manusia sombong

Chapter 4 - Si manusia sombong

masih berusaha memulihkan kesadaranya dan mencari kekasihnya yang tak di jumpainya. sempat bingung beberapa saat akhirnya dia menemukan kekasihnya itu beberapa meter tak jauh dari posisinya, beruntungnya karena kekasihnya sudah di tolong oleh beberapa orang. dan dirinya juga yang di hampiri beberapa orang untuk menanyakan kondisinya,

"mbak, mbak gapapa? ada yang luka serius? saya panggilkan ambulance ya." seorang bapak-bapak jongkok di dekat salsha

"gak pak, gapapa. hanya lecet lecet biasa kok. pacar saya gimna pak?. " tanya salsha khawatir

"pingsan, kaget sepertinya. tapi buat jaga-jaga kita sudah panggilkan ambulance. " jawab bapak-bapak tersebut.

kaget dan khawatir salsha berusaha bangkit dari duduknya dan menghampiri Al.

tak berani menyentuh karena di takutkan terjadi apa-apa salsha hanya duduk bersimpuh disamping kekasihnya,

mata yang biasa menatapnya dengan penuh cinta dan kejahilan kini tertutup rapat.

"pak, dia gapapa kan?. " tanya salsha dengan sesegukan, tolong dia akan menikah. dia tidak mau pernihakanya gagal. dia mau hidupnya berakhir bahagia dengan orang yang di cintainya.

"semoga gapapa ya mbak, ambulancenya mau sampai kok."

salsha mengangguk dan mengengam tangan Al dengan erat. dibisikan setiap untaian doa untuk kekasihnya.

"maaf pak, biar saya yang tanggung jawab."

semua orang menoleh ke asal suara, dimana seorang pria berusia hampir 50 tahun dengan seragam khas supir berdiri.

ya, salsha ingat. setaunya tadi tiba-tiba ada mobil hitam yang berada di sebelah montor salsha. karena sama sama dalam keadaan cepat sedangkan jalan tidak terlalu lebar akhirnya keduanya bersengolan dan jelas montor maticnya kalah hingga terjadilah seperti saat ini.

"oh yasudah pak, tolong ya di urus. kami tinggal karna ini macet banget jadinnya." ucap salah satu diantara mereka

akhirnya salsha mengucapkan terimakasih dan kerumuman bubar.

"maaf ya neng, tadi soalnya bos bapak buru buru mau meeting."

BRAK...

keduanya menoleh keasal suara diamana sebuah Audi  R8 Quatro V10 Plus terparkir. mobil seri Audi termahal yang harganya mencapai angka 8.5 milliar. dan seorang pria dengan setelam kantor keluar darisana,

dilihatnya lecet beret mobil yang cukup parah yang baru sasha sadari.

setelah melihat kondisi mobilnya, pria itu menatap marah kearah salsha.

dengan langkah lebar dia menghampiri salsha.

"lo tau berapa harga mobil gue? . mahal dan lo rusakin gitu aja, bisa nyetir gak sih hah! punya sim gak?!. " marahnya

salsha yang mendapat amarah tersebut mengelus dadanya kaget, iya dia tau dan yakin Al pasti tidak sengaja mana tau dia harus ganti rugi sebanyak itu.

"bahkan nyawa cowok lu pun gak akan mampu ganti dan beli mobil ini ngerti!."

"maaf, saya tau saya salah tapi gak seharusnya bapak bicara seperti itu. ini murni kecelakaan, disini bukan anda saja yang rugi tapi kami juga." amarah salsha mulai naik.

siapa dia, dengan sombongnya membicarakan nyawa manusia. bahkan salsha rasa, pria itu tidaklah lebih berharga dari kotoran ayam. si manusia sombong.

"udah miskin, nyolot lagi. salah bukanya minta maaf. tau etika gak kamu ha!."

"disini sepertinya yang tidak tau etika adalah bapak sendiri, baak seperti berpendidikan. tapi nyatanya anda hanyalah orang dungu bodoh dibalik pakaian mahal anda itu." sewot salsha.

dilihat pria itu tidak terima dan hendak membalas ucapan salsha, namun terpotong karena ambulance yang datang.

"sudahlah kamu urus dia, buang buang waktu saja." ucapnya lalu kembali kemobil.

dan setelah itu petugas medis mulai mengurus dan membawa pria itu ke rumahsakit terdekat, pak saiful - supir pria itu- terlihat benar benar bertanggung jawab. pria itu berucap akan kerumah sakit segera setelah selesai melakukan pekerjaanya.

dan ketika semua beres pak saiful kembali kemobil, siap akan amarah tuan Aldinya.

"maaf tuan, lanjutnya kemana?. " tanya pak saiful takut-takut

"sialan, kontrak triliunan batal, dah kerumah ja gak usah lanjut kekantor gak guna!. " teriak aldi sambil memijat pelipisnya.

buka. masalah nominal, karena dalam usaha gagal dan untung itu biasa terjadi. namun karna harga dirinya yang jatuh karena klienya memaki-makinya dengn kata kata yang tidak di sukainya. dan semua gara-gara insiden tadi, harga dirinya habis dipermalukan di depan kolega bisnisnya.

"maaf pak, apa tidak sebaiknya kita kerumah sakit? jenguk mas tadi? ." tanya pak saiful takut

"kamu kira saya ketua acara sosial, waktu saya terlalu berharga untuk hal remeh kayak gitu. udah pulang aja. "amuk aldi

pak saiful mengangguk, dan menjalankan mobilnya sesuai yang di perintahkan majikanya.