Chereads / Dendam Masa Lalu (sudah terbit) / Chapter 6 - Sebuah Insiden

Chapter 6 - Sebuah Insiden

Akira sedang duduk bersandar dibawah pohon mangga sambil membaca buku. Angin sepoi mengibarkan bulunya kearah timur, hingga beberapa helai jatuh mengenai wajahnya. Namun ia tidak terusik sama sekali.

Sebuah bola dengan keras mengarah ke wajahnya. Dengan spotan ia menepis bola itu. Ia sudah terbiasa mendengar suara kecil, hingga kedatangan bola yang begitu keras sangat terdengar jelas ditelinganya.

Akira menendang bola kea rah segerombolan anak yang sedang bermain. Lalu berjalan menjauh dari tempat itu.

"Hei anak baru, ayo kita main bola". Teriak salah satu dari mereka.

Akira mengacuhkannya, ia terus berjalan menjauh tanpa menoleh sedikit pun.

"Sombong sekali anak baru itu". Ucap anak berbadan paling kurus.

"Iya". Ucap yang lain membenarkan.

"Pulang sekolah kita kerjain gimana?". Usul anak berbadan gempal.

"Iya, ya, aku setuju". Ucap anak bertubuh pendek, hitam.

Sesuai dengan kesepakatan yang mereka buat, mereka menunggu Akira dipertigaan jalan antara desa Kwang Rundung, Selbi dan Nyerenyem.

"Hei anak baru". Hadang seorang anak berbadan paling gempal.

"Iya?". Tanya Akira santai.

"Jadi orang jangan belagu, songong sekali kamu". Ucap seorang anak berkulit sawo matang.

"Maaf jika membuat kalian tersinggung. Permisi". Ucap Akira pergi meninggalkan mereka.

"Hei". Ucap anak yang bertubuh ceking melempar mangga mengenai kepala Akira.

Akira menoleh kerah mereka. "Kalian mau apa?". Tanya Akira menahan emosi.

"Dia nantangin kamu, Yud". Ucap anak yang paling ceking.

Tersulut omongan temannya. Anak yang bernama Yuda itu maju melancarkan tinju kea rah Akira. Dengan cepat Akira menangkis serangan itu. Ia tidak berniat melawan segerombolan anak nakal.

Akira kembali berjalan menuju rumahnya. Ia tidak ingin menggunakan kemampuan bela dirinya untuk melawan orang yang tidak bisa menggunakan tinju untuk melukai dirinya.

Anak-anak itu kembali melempari Akira, kali ini mereka melemparinya dengan tanah liat hingga mengenai baju dan tasnya.

Kesabarannya sudah habis, Akira berjalan ke arah anak-anak itu dengan wajah memerah menahan marah. "Maju kalian!". Ucapnya marah.

Mereka pun maju menghajar Akira. Sayangnya mereka tidak tahu kalau Akira menguasai bela diri karate dan sekarang sedang belajar ilmu bela diri pencak silat kera sakti.

Tidak satu pun dari serangan itu mengenai dirinya. Malah ia menggunakan tangan-tangan mereka untuk menyerang satu sama lain. Hingga mereka mengaduh kesakitan, malah ada yang sampai menangis.

"Apa ada yang ingin dipukul lagi?". Tanyanya ia menatap mereka satu persatu. "Jangan ganggu aku atau kalian akan mendapatkan hal yang lebih parah dari ini". Ucapnya sambil belalu.