"Ayo kita berteman". Ucap anak yang paling tinggi, rupanya ia yang paling dewasa dari yang lain. Ia menjulurkan punggung tangannya ke depan. Disambut yang lain.
Mereka menoleh kea rah Akira, hanya akira yang belum meletakan tangannya. Apa ucapnya dengan alis yang diangkat.
Serempak mereka mengarahkan kepala mereka ke tangannya.
Baiklah, berteman dengan mereka mungkin bukan hal yang buruk pikir Akira. Ia meletakan tangannya diatas tangan yang lain.
"Berteman". Teriak mereka sambil mengangkat tangan mereka keatas.
Mereka kembali tertawa.
"Bagaimana kalau pulang sekolah kita bermain di lapangan". Ucap Adit anak yang berkulit sawo matang.
"Ayo". Ucap yang lain serempak kecuali Akira.
"Saya harus izin ke bapak dulu".
"Main ke rumahmu aja, Aep. Sekalian kita minta buah sama bibik Minah. Aku lihat buah jambunya banyak yang matang". Ucap Ojik anak yang paling hitam.
"Iya, kita sudah lama tidak kesana semenjak paman Rahman pergi ke Jepang".
Berarti mereka sudah biasa ke rumah Inak, jadi tidak masalah jika mereka datang ke rumah pikir Akira.