Chereads / Dendam Masa Lalu (sudah terbit) / Chapter 5 - Pergi Ke Sekolah

Chapter 5 - Pergi Ke Sekolah

Kelas lima kedatangan teman baru, seorang anak laki-laki. Ia menggunakan sebuah seragam baru, wajahnya terlihat datar dan dingin. Namun tidak menghilangakn parasnya yang tampan malah terlihat cool dengan wajahnya yang dingin.

Anak itu memiliki rambut hitam pekat, matanya agak sipit dan tajam seperti elang. Bulu matanya lebat dengan alis agak tebal yang hampir menyatu. Hidungnya mancung dengan bibir merah kecil.

Ia memperkenalkan diri dengan singkat. "Perkenalkan namaku Saepullah". Ucapnya. Benar-benar singkat. Sampai guru yang membawanya kehilangan kalimat untuk berucap.

Ia tetap diam ditempatnya berdiri.

Melihat Saepullah hanya diam, guru itu berinisiatif menyuarakan suaranya. Ia meminta saepullah untuk duduk di bangku pojok paling belakang.

Saepullah hanya menurut.

Pelajaran kembali dilanjutkan, semua anak menyimak dengan patuh termasuk Saepullah.

Seorang anak menyenggol lengannya meggunakan siku. "Hei, kamu tinggal dimana?. Aku tidak pernah melihatmu?". Ucap seorang anak laki-laki yang duduk di sampingnya.

"Aku tinggal di desa Kwang Rundun". Ucapnya singkat. Ia kembali menghadap kea rah depan.

"Oh, desa sebelah, desa kita tetanggaan. Aku di desa Selbi". Ucapnya lagi. Anak itu benar-benar cerewat.

Akira mengacuhkan anak itu. Ia tetap diam berpura-pura menyimak penjelasan guru.

Anak itu kembali menyenggol lengan Akira. "Saep, namaku Ahmad". Ucapnya memperkenalkan diri.

"Iya". Ucap Akira sekenanya.

Anak itu tidak meyerah mengganggu Akira, ia terus saja mengoceh walau tidak diperhatikan oleh Akira. Sampai suaranya terhenti ketika mendapat teguran dari guru yang sedang menerangkan.

"Anak-anak siapa yang bisa mengerjakan soal di depan boleh keluar main duluan". Ucap guru itu.

"Tidak igin berlama-lama di kelas, Akira maju ke depan menjawab soal. Malah ia mengerjakan semua soal dengan mudah.

"Hebat, nak Saepullah bisa keluar sekarang". Ucap guru itu ramah.

Akira mengangguk kemudian keluar dari kelas.

"Ibu, Saepullah sudah menjawab semua soal di depan. Jadinya kita semua bisa keluar kan bu. 'kan sudah dijawab sama Saepullah". Tanya seorang murid dengan polosnya.

Ibu itu tersenyum kemudian berkata. "Yang menjawab 'kan Saepullah jadi yang boleh keluar Saepullah, ibu akan membuat soal baru untuk kalian".

"Yah, ibu nggak seru". Ucapnya kecewa.

Tampak semua orang yang ada di dalam kelas juga kecewa. Secara terang-terangan mereka melihat kearah pintu dimana Akira keluar padahal bayangan Akira sudah lama menghilang.