Chereads / TULISAN HARRIET? / Chapter 3 - BAGIAN 3. LEDAKAN PERTAMA

Chapter 3 - BAGIAN 3. LEDAKAN PERTAMA

Karena merasa ia terlambat selama 3 jam, Harriet memutuskan untuk menambahkan jam menarinya 3 jam lagi hingga dia selesai pada jam 8 malam. Anak-anak sudah pada pulang dan hanya menyisakan Harriet saja. Harriet pergi ke kamar mandi sebentar untuk mencuci wajahnya. Setelah itu ia beranjak langsung mengambil tasnya dan keluar. Dalam perjalanan menuju parkiran, langkah Harriet terhenti pada seseorang yang berdiri di dekat parkiran. Orang itu terlihat mencurigakan dengan pakaiannya yang sedikit lusuh atau tidak rapi. Tapi, Harriet mencoba untuk tidak peduli, lagipula di parkiran sedang ada beberapa satpam yang berjaga, jadi Harriet pikir, dia aman. Harriet berpikir mungkin orang itu adalah salah satu pelatih tari yang baru atau seseorang yang lagi menunggu seseorang, mungkin. Buktinya saja para satpam itu tidak beranjak menegurnya. Artinya, mungkin saja benar bahwa orang itu bukan orang yang memiliki niat buruk.

Harriet lalu memasuki mobilnya. Meletakan tasnya di jok belakang. Ia lalu meminum sebotol mineral yang ada di dalam mobil. Setelah habis, ia lalu membuka kaca hendak membuang sampahnya, sesaat melempar botol itu ke bak sampah, dahi Harriet mengerut karena tidak lagi melihat orang tadi.

"Ah, mungkin sudah masuk mobilnya." kata Harriet lagi sambil memasang safety balt dan menyalakan mesin.

___________

Sesampainya di rumah, Harriet baru ingat kalau dia mulai malam ini akan sendirian di rumah. Ia lupa tadi tidak beli makanan di luar dan untuk mengeluarkan mobilnya kembali keluar ia merasa sudah malas. Untuk menaiki sepedanya pun ia sudah merasa sangat lelah. Akhirnya, ia masuk kedalam rumah dengan berharap orangtuanya masih meninggalkan makanan untuknya.

Benar saja. Ada banyak persediaan makanan dalam kulkas dan instant di lemari.

Harriet lalu memanaskannya sebentar kemudian ia makan, tidak lama kemudian barulah ia masuk ke dalam kamarnya. Meletakan tas dan menuju kamar mandi.

Setelah hampir setengah jam, Harriet pun keluar dengan sudah mengenakan pakaian tidurnya. Harriet memang memiliki kebiasaan untuk berpakain langsung dari kamar mandi demi mengindari sesuatu yang tidak diinginkan terjadi saat ia keluar dari kamar mandi. Seperti, bagaimana jika ada orang yang tiba-tiba masuk kedalam kamarnya.

Harriet lalu mengeringkan rambutnya dengan kipas angin. Ia sengaja untuk mengurangi penggunakan hair dryer demi menjaga kebagusan rambutnya agar tidak rusak. Selagi sibak-sibak rambut di depan kipas, saat Harriet menoleh ke kanan pada lemari kecil samping ranjangnya, ia dibuat tertegun pada apa yang tergeletak di sana.

"Itukan... laptop yang ada di saung? Kok, bisa ada disini?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Harriet lalu mematikan kipas dan menjangkau laptop itu kemudian memeriksa bagian luar laptop.

Benar saja laptop itu persis dengan yang ia temukan di saung karena banyak sekali terdapat baretan hampir diseluruh permukaannya.

Tak lama kemudian bunyi telpon masuk dari ponselnya dan rupanya itu dari ibunya.

"Iya, Bu?"

"Sudah makan, Nak?"

"Udah, Bu, barusan."

"Kok, barusan? Kamu baru pulang?"

Harriet mengangguk meski tahu ibunya tidak melihatnya. "Iya, Bu."

"Hhh... Yasudah kamu tidur, ya. Jangan begadang lagi. Nanti, kamu sakit. Ibu tut---"

"Eh, tunggu, Bu!"

"Kenapa, Sayang?"

"Itu, Bu. Ibu, tadi ada pulang dulu nggak ke rumah?" tanya Harriet sambil melirik pada laptop itu.

"Iya, ada sebentar buat sediain makanan buat kamu. Kenapa, Nak?"

"Ibu, ada masuk ke kamar aku?"

"Tidak ada. Memang kenapa, Nak? Apa terjadi sesuatu di rumah?"

"Tidak, kok, Bu. Tidak ada apa-apa. Harriet baik-baik saja."

"Yakin kamu? Ibu jadi cemas lho, Ry."

"Benaran, Bu. Harriet cuma nanya doang, kok. Ya sudah, Bu, aku tutup dulu, ya. Aku sudah mengantuk." kata Harriet dengan berpura-pura menguap.

"Ya sudah. Kalau ada apa-apa telpon ibu sama ayah, ya, Sayang."

"Iya, Ibu, salam buat ayah. Daaah!"

________

Harriet lalu memeriksa isi dari laptop itu. Benar saja, isinya sama seperti laptop tadi siang yang ia temukan di saung. Harriet terdiam selama beberapa menit sambil memperhatikan layar laptop yang menyala. Semakin keras ia berpikir semakin dibuat pusing kepalanya. Karena jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam lewat, Harriet memutuskan untuk besok saja memeriksa laptop misterius itu. Karena ia sangat lelah jadi Harriet bisa tidur meski dalam rasa penasaran sekalipun.

Harriet terbangun sesaat mendengar dentang jam yang berbunyi nyaring dari ruang tamu. Ia lalu mengucek matanya sesaat dan bergerak mengambil laptop yang berada tidak jauh dari sisinya. Ia lalu mengetikan sesuatu di dalamnya. Cukup lama ia mengetik sampai akhirnya ia pun tertidur.

Seperti yang orangtuanya ingatkan padanya kemarin, bahwa, Harriet harus membereskan ranjangnya sebelum ke kamar mandi, dan untuk pertama kalinya ia melakukan hal tersebut. Ya, biasanya Harriet selalu membiarkan kasurnya berantakan dan meninggalkannya pergi begitu saja. Pada dasarnya Harriet tidak pernah membereskan kasurnya kecuali hari ini.

Setelah beres ia pun beranjak ke kamar mandi. Namun sesaat ketika ia membuka pintu kamar mandi ia teringat sesuatu. Kemudian ia berbalik melihat ke lemari kecil samping ranjang. Ia ingat tadi malam ia menemukan laptop disana. Tapi nyatanya sekarang atas lemari itu hanya ada buku novel dan segelas air mineral saja. Tidak ada laptop di sana.

"Perasaan tadi malam aku melihat ada laptop disitu dan aku membukanya. Kenapa sekarang sudah tidak ada lagi, ya?" tanya Harriet pada dirinya sendiri sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Harriet kemudian menepis pikiran buruk itu lalu pergi ke dalam kamar mandi. Setengah jam kemudian ia keluar dan berdandan sebentar lalu menarik ranselnya.

"Kok, berat?" Harriet lalu membuka tasnya dan menautlah keningnya sesaat melihat laptop usang itu berada dalam ranselnya.

"What?!" serunya sembari mengeluarkan laptop dan meletakannya di kasur.

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Masa iya rumahku berhantu? Tidak! Tidak mungkin! Aku tidak percaya hantu. Hantu itu tidak ada. Itu cuma lelucon oleh orang-orang yang haus perhatian saja." katanya skeptis.

Harriet lalu membuka laptop itu, namun terjeda sesaat panggilan dari nomor tidak di kenal menelponnya. Harriet mematikan panggilan itu karena ia tidak suka dihubungi oleh orang yang tidak ia kenal. Namun nomor itu berulang kali memanggil hingga akhirnya Harriet terpaksa mengangkatnya.

"Harriet! Buka berita sekarang!" seru seseorang yang berada dalam panggilan itu. Harriet seolah merasa pernah mendengar suara itu tapi ia lupa dimana dan kapan pastinya.

Harriet meletakan laptop yang terbuka itu kesampingnya dan membuka tv.

"Telah terjadi ledakan dahsyat di Paris tepat pukul 6 dini hari tadi di gedung XXXX....."

Harriet tidak mendengarkan suara berita itu selanjutnya. Telinganya berdenging hingga ia reflex menutup kedua telinganya. Bayangan orangtuanya pun memenuhi benaknya. Dengingan itu terus menganggu pendengarannya sampai akhirnya Harriet tidak sadarkan diri.

Beberapa jam seakan telah berlalu.

Harriet terbangun dengan rasa pusing yang masih bergelayut di kepalanya. .

Matanya menyipit demi mengingat semua yang terjadi. Sembari mengingat, ia lalu bergerak hendak mengambil ponselnya, tapi gerakannya terjeda ketika melihat layar laptop yang berada di sebelahnya dalam keadaan terbuka dan menyala.

BAB 1. LEDAKAN PERTAMA