Dara menghapus keringatnya lalu melipat tangannya kedepan dada.
"Dengar ya Monica,lo gak usah merasa bangga hanya karna kemenangan di awal,apapun itu semuanya bisa berubah"ucap Dara.
Monica tersenyum Licik.
"Terserah lo deh,yang intinya kalau orang desa gak akan pernah bisa mengalahkan orang kota kayak gue"balas Monica.
"Monica,sekali lagi gue ingetin sama lo,kalau derajat kita itu sama,kita sama-sama manusia,hanya saja tuhan memberikan yang lebih sama lo,berbeda dengan gue..tapi gue gak pernah merasa iri,karna gue percaya kalau roda itu berputar,mungkin sekarang gue berada di bawah dan lo ada diatas,tapi lo tau 'kan apa itu berputar,posisi kita akan berubah,mungkin suatu saat nanti,gue akan berada di atas lo"
Setelah mengucapkan itu Dara pergi dari sana,Monica lagi-lagi dibuat kesal dengan perkataan Dara.
"Gue gak akan pernah biarin posisi gue diambil sama lo,Dara"ucap Monica.
___
Saat Dara dalam perjalanan menuju halte bis,tiba tiba Ken datang dengan motornya tepat berhenti di samping Dara.
Dara menghentikan langkahnya,lalu Ken membuka helmnya.
"Butuh tumpangan"ucap Ken.
Dara menyeritkan dahinya heran.
"Gak usah"balas Dara lalu melanjutkan langkahnya.
Ken tersenyum melihat tingkah Dara,sepertinya Dara masih marah atas perkataannya tadi siang.
Lalu Ken kembali memakai helmnya dan menjalankan motornya.
___
Setelah sampai di halte,Dara menaiki bis tujuannya lalu duduk dikursi dalam bis.
"Ulang tahun Satria malam ini."
Flashback On
"Malam ini ulang tahun gue,lo datang ya"ucap Satria.
Dara menerima kartu undangan tersebut lalu melihatnya.
"Lo..serius ngundang gue?"tanya Dara memastikan.
"Iya gue serius,lo datang ya"jawab Satria lalu pergi dari hadapan Dara dengan tersenyum.
Flashback Off
"Sampai sekarang aku masih gak nyangka kalau Satria akan mengundang aku ke pesta ulang tahunnya."
___
Setelah Dara sampai di desa,Dara langsung pergi menuju rumahnya,Dara membuka pintu rumahnya.
"Assalamualaikum"ucap Dara.
"Waalaikumsallam"balas Nenek yang sedang duduk di kursi sambil merentangkan kakinya.
Dara tersenyum lalu memasuki rumahnya,keadaan rumah sangat sepi,Dara hanya melihat neneknya saja.
Lalu Dara menghampiri Nenek.
"Nek,kemana semua orang pergi?"tanya Dara.
"Semuanya sedang mempersiapkan pernikahan,ayahmu dan pamanmu sedang pergi ke balai desa untuk mendekor bersama kepala desa,sementara yang lainnya pergi berbelanja"jawab Nenek.
"Mereka belanja dan itu tanpa aku!"ucap Dara tidak percaya.
Nenek tertawa pelan,dia tahu pasti Dara merasa kesal karna tidak ikut berbelanja.Dara cemberut saat itu juga.
"Cucu kecilku jangan marah"ucap Nenek sambil mencubit pipi kanan Dara.
Dara tersenyum lalu memeluk neneknya.
"Lalu,kenapa Nenek tidak ikut berbelanja"ucap Dara lalu melepaskan pelukannya.
"Bagaimana bisa aku ikut,kakiku ini sakit,aku tidak bisa berjalan lebih lama"balas Nenek.
"Kasihan,kalau gitu aku pijitin ya"
Dara pun memijat kaki Nenek dengan lembut...
"Oh iya Nek,malam ini aku mau ke pesta ulang tahun temen;gak papa 'kan kalau aku pergi"ucap Dara sambil memijat kaki Nenek.
"Tidak,kau tidak bisa pergi malam-malam,tidak baik bagi seorang gadis keluar malam,banyak orang jahat"balas Nenek.
"Tapi Nek,aku udah terima undangannya,kalau aku gak datang,aku gak enak sama yang ulang tahun"
"Apapun itu,kau tidak boleh pergi"
Dara menghembuskan nafasnya kasar,memang sulit baginya untuk pergi saat malam hari.
Dara terus berpikir agar dia bisa diizinkan untuk pergi.
Lalu Dara mendapat sebuah ide.
"Nek,kalau aku perginya sama Jio gak papa 'kan,Nenek juga kenal sama Jio"
"Iya,Nenek mengenalnya,dia pemuda yang baik"
"Nah,kalau gitu Nenek izinin aku pergi ya,kalau soal keamanan Nenek tenang aja,karna akan ada Jio disamping aku"
"Enggak,Nenek tetap tidak akan mengizinkannya"
"Aku mohon nek"
Dara terus meminta mohon agar dirinya diizinkan untuk pergi.Karna tidak tega,akhirnya Nenek mengizinkan Dara pergi.
"Baiklah,Nenek akan mengizinkan kau pergi...tapi,kau harus janji kalau Jio akan menemanimu"
Dara terlihat sangat senang saat mendengar persetujuan Nenek.
"Iya nek,nenek tenang aja,aku akan minta Jio datang kesini untuk jemput"
___
Setelah selesai memijit kaki Nenek,kini Dara sibuk mencari pakaian berwarna putih dalam lemarinya.
Dara menemukan sebuah pakaian polos dengan tangan pendek berwarna putih.
"Hanya ini pakaian putih yang aku punya,tapi masa aku pergi ke pesta dengan pakaian seperti ini"ucap Dara lalu kembali memasukkan pakaian tersebut kedalam lemari.
Dara berpikir bagaimana dia akan menemukan pakaian putih tersebut.
"Pakaian putih,dimana aku menemukannya..."
Lalu Dara teringat akan seseorang yang pastinya mempunyai berbagai pakaian bagus dengan berbagai warna.
"Kak Seli,kak Seli pasti punya gaun"ucap Dara lalu pergi menuju kamar Seli.
___
Sesampainya didepan kamar Seli,Dara merasa tidak enak untuk memasukinya tanpa izin.
Tiba tiba Nenek datang menghampiri Dara dengan langkahnya yang pelan karna kakinya sedang sakit.
"Dara,sedang apa kau didepan kamar Seli?"tanya Nenek.
"Sebenarnya aku mau pinjem gaun berwarna putih sama Kak Seli,karna aku yakin kalau Kak Seli pasti punya"jawab Dara.
"Gaun putih..kenapa harus begitu,kau gunakan pakaian lain saja"
"Tidak bisa Nenek,syarat dari undangannya kalau wanita harus menggunakan pakaian berwarna putih,sementara aku hanya memiliki pakaian polos saja kayak kaos,masa ke pesta mau pakai pakaian kayak gitu"
Nenek tertawa karna melihat ekspresi Dara.
"Emm..Nenek mengerti,kau ini tidak pernah membeli gaun"
"Terus sekarang bagaimana,Nek"
"Kau pinjam saja punya Seli,masuk dan cari gaun putih itu"
"Tapi 'kan Kak Seli gak ada nek,aku gak enak kalau masuk gitu aja"
"Gak papa,kau masuk saja,Nenek yang mengizinkan,ayo cepat masuk,apa kau mau terlambat pergi ke pesta"
Dara pun mengangguk.
"Aku masuk ya"ucap Dara lalu Nenek mengangguk.
Dara membuka pintu kamar Seli lalu berjalan menghampiri lemari,saat membuka lemari tersebut,Dara tercengang karna melihat banyak gaun di dalam sana.
"Hebat,Kak Seli memang paling feminim"ucap Dara lalu mencari gaun yang dia inginkan.
Tak lama Dara menemukan sebuah gaun panjang berwarna putih dengan lengan pendek.
"Wahh..gaunnya bagus banget,darimana Kak Seli punya gaun kayak gini"
Dara berjalan menuju cermin lalu mencocokkan gaun tersebut dengan dirinya.
"Bagus,aku pakai gaun ini"
___
Beberapa saat kemudian...
Dara duduk di depan cermin dengan gaun yang sudah dia kenakan.
Dara membenahi rambutnya sebagus mungkin,lalu dara mengoleskan beberapa make-up pada wajahnya.
Setelah selesai bersiap,Dara melihat dirinya dicermin sambil tersenyum.
"Lumayan,ternyata aku cantik juga"