"Kau tau,pernikahan kakakmu Ana dan putra kepala desa itu sudah ditetapkan"jawab Nenek.
Dara langsung sumbringah mendengar kabar bahagia tersebut.
"Benarkah..kapan itu terjadi?"tanya Dara.
"Barusan kepala desa datang kesini untuk menetapkan tanggal pernikahan,pernikahan akan dilaksanakan minggu depan,dan sekarang ayahmu dan juga pamanmu sedang memepersiapkan semuanya bersama kepala desa"jawab Maya.
___
Sementara di lain tempat yaitu di kamar Santi,kini Santi dan Seli sedang berpikir keras.
Seli sangat marah karna mendengar pernikahan Ana dan Doni sudah di tetapkan.
"Ibu,bagaimana ini bisa terjadi,kanapa harus Ana yang menikah dengan Doni,seharusnya 'kan aku yang menikahi Doni"ucap Seli kesal.
"Ibu juga tidak mengerti,kenapa Doni memilih Ana yang biasa saja seperti itu dibandingkan putriku yang cantik"balas Santi.
"Ibu,pokoknya aku tidak mau pernikahan ini terjadi"
"Diamlah,kau selalu saja merengek"
Mereka berdua terus saja saling memarahi,emosi Seli kepada pernikahan malah dia berikan kepada Santi ibunya.Mau bagaimanapun Seli tidak terima jika harus merelakan pria idaman seperti Doni kepada Ana.
Lalu Santi memiliki sebuah ide.
"Ibu punya ide,bagaimana caranya agar pernikahan ini tidak terjadi"ucap Santi.
"Apa itu?"tanya Seli.
"Kau ikut denganku"jawab Santi tanpa memberitahu idenya tersebut lalu menarik Seli keluar kamar.
___
Kini Ana sedang duduk dikamarnya,dia tersenyum senang,mengingat bagaimana kepala desa datang ke rumahnya untuk menentukan tanggal pernikahan.
Flashback On
Saat itu kepala desa,Yuda dan seluruh keluarga lain kecuali Dara yang sedang berada di kampus,begitupun dengan Santi dan Seli yang sedang tidak ada dirumah.
Mereka semua duduk di ruang tamu...
"Kedatangan saya kesini untuk menentukan tanggal pernikahan untuk Ana dan Doni"ucap kepala desa.
Semuanya tersenyum senang,begitupun dengan Ana.
"Saya dan Doni sudah sepakat kalau pernikahan akan dilaksanakan minggu depan"sambung kepala desa.
Semuanya terkejut karna itu terlalu cepat,tetapi mereka tetap merasa senang.
"Pak kepala desa,terima kasih banyak karna anda mau menjalin hubungan dengan kami"ucap Yuda.
"Sama sama pak,saya senang karna bisa menjalin hubungan lebih baik bersama kalian,saya tau bagaimana keluarga kalian,apalagi Ana,saya sangat menyukai dia"balas pak kepala desa.
Semuanya kembali tersenyum senang...
"Itu berarti pernikahannya sebentar lagi 'kan"ucap Nenek lalu semuanya mengangguk.
"Lalu kenapa semuanya diam saja,ayo kita persiapkan semuanya"sambung Nenek.
Semuanya langsung teringat akan persiapan pernikahan.
"Iya iya,itu benar,kita harus mempersiapkan pernikahannya dari sekarang"ucap Jaki.
"Kalau begitu ayo ikut denganku"ucap kepala desa lalu pergi keluar rumah bersama Yuda dan juga Jaki.
Sementara Maya langsung memeluk Nenek dengan senang,Ana menatap kebahagiaan di wajah keluarganya.
Setelah itu Nenek dan Maya beralih memeluk Ana dengan bahagia.
Flashback Off
Karna terus ternyum,Ana sampai tidak menyadari kalau sedari tadi Dara berdiri dihadapannya sambil melipat tangan kedepan dada dan tersenyum.
"Kakak"panggil Dara,namun Ana sama sekali tidak menyadarinya.
Dara tertawa pelan melihat kakaknya yang sedang berbahagia.Lalu Dara mendekatkan wajahnya kepada Ana.
"Kak Ana,haloo.."ucap Dara lalu menepuk pundak Ana sampai Ana langsung tersadar dan terkejut melihat Dara di hadapannya.
Melihat ekspresi kakaknya itu,Dara langsung tertawa dengan sangat puas.Ana menghembuskan nafasnya pasrah lalu dia berdiri.
"Kenapa kau tertawa?"tanya Ana,namun Dara terus saja tertawa.
Ana cemberut sambil berdecak pinggang.
"Sudah hentikan Dara,aku tidak suka kau seperti itu"ucap Ana lalu Dara menghentikan tawanya.
"Maafkan aku kak"ucap Dara memohon,namun Ana pura-pura tidak peduli dengan membuang muka.
Setelah itu Dara memeluk kakaknya.
"Kakak maafkan aku..aku tidak akan bisa tidur kalau kakak marah padaku"ucap Dara lalu Ana tersenyum dan melepaskan pelukannya.
"Baiklah aku akan memaafkan"balas Ana.
"Sungguh?"tanya Dara memastikan,lalu Ana mengangguk sebagai jawaban.
"Terima kasih kakak"
Mereka berdua kembali saling berpelukan.
Ana sangat bahagia karna pernikahannya begitupun dengan Dara yang bahagia karna Ana akan segera menikah.
___
Dilain tempat kini Santi dan Seli sedang berjalan menuju kantor kepala desa.
Seli menghentikan langkahnya begitupun dengan ibunya.
"Ibu,sebenarnya ibu mau apa,kenapa kita harus kesini"ucap Seli.
"Kau ingin pernikahan Ana gagal 'kan"ucap Santi lalu Seli mengangguk.
"Kalau begitu,ikuti saja apa yang ibumu ini lakukan"
Seli mengangguk saja,lalu Santi memasuki kantor kepala desa begitupun dengan Seli.
Santi menatap kesana kemari seperti mencari sesuatu.
Lalu tak lama apa yang ingin Santi lihat pun datang,yaitu Doni.
Doni baru saja keluar dari sebuah ruangan.
Santi tersenyum begitupun dengan Seli.
"Doni..."ucap Seli terpukau dengan ketampanan Doni.
Santi pun berjalan menghampiri Doni dengan diikuti oleh Seli dibelakangnya.
"Assalamualaikum,nak Doni"ucap Santi.
Doni langsung menatap Santi dan merasa kenal,Doni ingat kalau Santi adalah istri dari Pak Jaki yaitu adiknya Pak Yuda.
"Waalaikumsallam"balas Doni lalu menyalami Santi dengan sopan.
"Apa kau perlu sesuatu,bibi?"tanya Doni.
"Aku hanya ingin bicara penting denganmu"jawab Santi.
"Oh,kalau begitu mari kita duduk dulu"
Doni membawa Santi dan Seli ke ruangannya...
___
Setelah sampai di ruangan,mereka duduk di sofa yang tersedia.Seli terus memperhatikan Doni dengan lekat sampai membuat Doni malas untuk memperhatikannya kembali.
"Kedatangan kami kesini untuk membahas pernikahanmu dengan Ana,apa benar kau menerima Ana sebagai pasangan hidupmu"ucap Santi.
"Iya bibi..Ana itu sempurna,saya yakin kalau Ana akan menjadi istri yang baik"balas Doni tersenyum.
Seli merasa kesal mendengar Doni yang terus menyebut nama Ana.Sementara Santi tersenyum dengan terpaksa.
"Bernarkah,Ana itu memang baik...tapi kau tau,kalau Ana hanya berpendidikan sampai sekolah dasar saja,tapi walaupun begitu dia baik 'kan"ucap Santi.
Memang begitulah rencana Santi untuk menemui Doni.Santi hanya ingin Doni mengetahui semua tentang Ana,dan untuk itu dia yakin kalau Doni pasti akan membatalkan pernikahannya dengan Ana.
Seli kini mengerti dengan maksud ibunya,dia tersenyum picik.
"Ibu memang hebat,jadi ini ide yang ibu dapatkan."kata Seli dalam hati.
Sangat mendengar ucapan Santi,Doni tidak terkejut atau bagaimanapun,tetapi Doni malah tersenyum.
"Saya tau itu"balas Doni.