"Ken"
"Halo"sapa Ken sambil melambaikan tangannya.
Dara keheranan..
"Ada apa?"tanya Dara.
"Gak papa"jawab Ken.
Dara berpikir,dia yakin pasti ada maksud lain.
"Lo ngapain ngikutin gue dari belakang?"tanya Dara,bukannya menjawab,Ken justru malah tertawa.
"Kenapa sih"ucap Dara kesal.
"Lo benar-benar udah berubah,cara bicara lo itu,sumpah lo lucu banget"balas Ken lalu melanjutkan tawanya.
Dara menghentakkan kakinya kesal lalu pergi dari hadapan Ken.Sementara Ken masih saja tertawa dengan sangat puasnya.
Tak lama kemudian,Satria datang menghampiri Ken.
Satria menyondorkan kartu undangannya.
"Gue tau lo selalu nantang gue,tapi karna gue baik hati,gue mau ngundang lo ke pesta ulang tahun gue malam ini"ucap Satria lalu Ken menerima undangan tersebut.
Ken tersenyum.
"Ulang tahun..lo gak salah,kalau lo akan merayakan hari ulang tahun lo,apa nanti disana ada banyak balon dan beberapa badut"
Kata kata Ken membuat Satria mengepalkan tangannya.
"Asal lo tau,pesta ulang tahun gue,bukan pesta anak kecil,jadi sebaiknya lo datang dan liat"
Setelah mengucapkan itu Satria pun pergi dari hadapan Ken.
Ken mengangkat kedua pundaknya tidak peduli lalu melanjutkan langkahnya.
___
Saat ini Pak Rizal sedang berjalan mencari keberadaan Dara.
Tak lama kemudian Pak Rizal melihat Dara yang sedang berjalan didepannya.
Pak Rizal pun menghampiri Dara.
"Dara!"panggil Pak Rizal lalu Dara menghentikan langkahnya.
"Dara,pelatihan kejuaraan akan dilakukan hari ini setelah kampus selesai,kami akan membuat data para peserta,apa kamu benar benar akan mengikutinya"ucap Pak Rizal.
Dara kebingungan,dia tidak tau harus apa.
Dia bahkan belum sempat bicara pada ayahnya.
"Dara,apa kamu sudah membujuk ayahmu?"tanya Pak Rizal.
"Belum pak,ada persiapan pernikahan di rumah dan aku belum sempat memberitahu ayah"jawab Dara.
"Belum sempat atau kamu ragu"
Pak Rizal tau kalau Fara memiliki keraguan atau semacam ketakutan.Dia menatap Dara dengan intens.
"Pak,aku hanya tidak ingin kalau persiapan pernikahan kakakku akan terganggu karna keputusan aku untuk berlari,aku tau banget bangaimana ayah,dia sangat tidak suka jika aku berlari"
"Jadi sekarang bagaimana keputusan kamu,apa kamu akan mengikuti kejuaraan untuk mengejar impian kamu atau justru kamu akan melupakan berlari demi impian ayah kamu"
Dara terdiam,ucapan Pak Rizal memang benar,dia sulit untuk memutuskan apa yang harus dia jalani.
"Dara,jika kamu memilih impian kamu sendiri,kamu datang ke lapangan setelah selesai kampus dan untuk pilihan lainnya itu terserah kamu,semuanya ada ditangan kamu,tapi saya berharap kalau kamu akan datang dan berlari,karna saya yakin kalau kamu terlahir hanya untuk berlari"
Setelah mengucapkan itu Pak Rizal pergi dari hadapan Dara.
"Aku harus bagaimana."kata Dara dalam hati.
___
Beberapa jam kemudian...
Setelah kampus selesai,saat ini Pak Rizal sudah berada di lapangan,di depannya ada beberapa pelari yang siap untuk latihan.
Disana sudah ada Monica dan para pelari lainnya kecuali Dara.Mereka semua sedang melakukan pemanasan.
Pak Rizal menatap jam tangannya.
"Dara,apa yang dia putuskan."kata Pak Rizal dalam hati.
Monica menghentikan gerakan pemanasannya.
"Pak,apa kita mulai latihannya sekarang?"tanya Monica.
"Tidak,kalian tolong sabar sebentar"jawab Pak Rizal lalu Monica mengangguk.
Pak Rizal sengaja memberi waktu dimana jika dDara datang maka pelatihan akan dimulai.
Karna sudah menunggu terlalu lama,Pak Rizal menghembuskan nafasnya pasrah,karna sepertinya Dara tidak akan datang untuk berlatih.
"Baiklah kita mulai latihannya"ucap Pak Rizal sambil menepuk tangannya.
"Untuk semua pelari,berdiri di posisi masing masing,hari ini saya ingin melihat kemampuan kalian semua dalam berlari,kalian akan berlari sejauh 200 meter dari lintasan ini,semua siap!"
"Siap pak!"
Semuanya begitu semangat,lalu para pelari berdiri di lintasannya masing masing.Tak lama kemudian seseorang datang dari belakang.
"Tunggu!"ucapnya,dia menghampiri Pak Rizal.
"Maaf aku terlambat"
"Dara"
Iya,Daralah yang datang ke lapangan saat ini,dia sudah menggunakan pakaian olahraga.
Monica begitu terkejut melihat kedatangan Dara.
"Ngapain tuh gadis desa kesini,apa dia mau berlari juga."kata Monica dalam hati.
"Jadi,ini keputusanmu"ucap Pak Rizal.
"Iya pak,impian ayahku memang berharga untukku,tapi impian aku juga sama berharganya"balas Dara.
"Lalu apa kamu akan menjadi atlet atau menjadi apa yang ayahmu inginkan?"
Dara langsung terdiam,dia memang belum memutuskan hal tersebut.
Dara menarik nafasnya berusaha untuk tenang.
"Untuk itu semua adalah urusan tuhan,hanya tuhan yang tau,profesi apa yang memang pantas aku dapatkan,saat ini aku hanya akan berjalan di jalan yang ada..sekarang aku akan berlari di jalan seorang atlet,dan akan berusaha di jalan seorang mentri"
Pak Rizal mengangguk sambil tersenyum.
"Pemikiran yang bagus,baiklah sekarang kamu berdiri di lintasan"ucap Pak Rizal lalu Dara mengangguk mengerti.
Posisi Dara tepat di samping Monica,Dara melakukan pemasanan terlebih dahulu,sementara Monica menatap Dara dengan tajam.
Monica melangkahkan kakinya mendekati Dara.
"Lo berniat untuk berlari juga"ucap Monica.
"Kalau iya kenapa"balas Dara yang masih fokus dengan pemanasannya.
"Gue ingetin aja sama lo,kalau disini pelari terhebatnya adalah gue,jadi sebaiknya lo waspada"
"Kita liat aja nanti"
Monica sangat kesal dengan sifat Dara yang cuek saja mendengar perkataanya.Lalu Monica kembali ke posisinya.
"Oke semuanya sudah siap!"ucap Pak Rizal.
"Siap pak!"balas semuanya.
"Posisi!"
Seluruh pelari langsung memposisikan mereka setelah mendengar perintah dari Pak Rizal.
"Siap!....mulai!"
Lari....
Semuanya langsung berlari dengan cepat,Pak Rizal menatap mereka dengan sangat teliti.
Saat ini Monica memimpin,dia meninggalkan jauh para pelari lainnya,kemampuan berlari Monica memang hebat.
Yang berlari di belakang Monica langsung mengeluarkan semua tenaganya untuk menyusul.
Dara berhasil menyusul para pelari lain kecuali Monica yang tetap berada di depan.
Saat garis akhir sudah didepan mata,Monica berhasil sampai disana dengan baik,lalu disusul oleh Dara dan pelari lainnya.
Dara mengatur nafasnya yang ngos ngosan.
"Hebat..larinya sangat cepat."kata Dara dalam hati sambil menatap Monica.
Pak Rizal bertepuk tangannya...
"Hebat,awal yang bagus untuk kalian semua,terutama kamu Monica,cara berlarimu itu sangat hebat,kamu berlari dengan sangat baik sampai mengalahkan pelari yang lainnya"ucap Pak Rizal.
"Terima kasih pak"balas Monica senang.
"Iya,dan untuk pelari lainnya,kalian juga hebat..kalian harus bisa menambah kecepatan kalian semua dengan terus berlatih"
"Baik pak!"
"Oke,latihan hari ini kita akhiri saja,kita bertemu lagi besok setelah kampus selesai,semangat semuanya!"
"Baik pak!"
Pak Rizal pun meninggalkan lapangan,semuanya menghampiri Monica dan mengucapkan selamat.
Tetapi Dara hanya diam saja di tempatnya dengan mengatur nafasnya yang masih tidak beraturan.
Setelah selesai menerima banyak pujian dari para pelari,Monica berjalan menghampiri Dara sambil melipat tangannya kedepan dada.
"Lo liat 'kan bagaimana cara gue berlari"ucap Monica.
"Iya,gue liat semuanya,lo memang hebat"balas Dara.
"Itu sudah pasti,jadi jangan pernah berharap untuk bisa mengalahkan gue"
Dara menghapus keringatnya lalu melipat tangannya kedepan dada.
"Dengar ya monica,lo gak usah merasa bangga hanya karna kemenangan di awal,apapun itu semuanya bisa berubah"ucap Dara.