Mereka sama sama tersenyum,Satria menatap kartu undangannya.
"Kalau begitu aku ambil semua undangannya"ucap Satria sambil mengambil tas yang dipegang Adi.
"Baiklah"balas Adi.
"Aku masuk kamar dulu ya"
Adi dan Gita mengangguk,lalu Satria menaiki tangga untuk memasuki kamarnya.
___
Setelah sampai di dalam kamar,Satria menyimpan undangannya di atas meja lalu duduk di kasurnya sambil memainkan ponsel.
Tiba tiba Satria mengingat seseorang,yaitu Dara.
Satria mengingat bagaimana pertama kalinya dia bertemu dengan Dara.
Satria tersenyum...
"Dara,apa perlu gue undang dia ke pesta"
___
Keesokan harinya...
Kini Dara sudah sampai di kampus,Dara berjalan di setiap koridor dengan pemikiran kemana mana.
Dara terus teringat akan pembicaraannya dengan Ana kemarin.
Flashback On
"Kakak mengerti perasaanmu Dara,tapi kau tau kan bagaimana ayah..ayah tidak akan mengizinkanmu untuk berlari,ayah hanya ingin kau menjadi seorang mentri,itu impian ayah,kau tau itu"
"Aku tau kak,itu sebabnya aku merasa gelisah,aku tidak tau apa yang harus aku lakukan..apa aku akan mengejar impian ayah,atau justru mengejar impianku sendiri"
Ana mengelus kepala Dara.
"Coba pikirkan kembali Dara,kau tidak bisa mengambil keputusan begitu cepat,mungkin kau bicara seperti itu karna obsesimu terhadap berlari,itu bisa aja kan,itu belum tentu sebuah impian"
Flashback Off
Karna terus memikirkannya,tanpa sengaja Dara menabrak Satria yang sedang membawa beberapa undangan ditangannya.
Karna tertabrak,seluruh undangan yang dibawa Satria terjatuh.
"Maafin gue,gue gak sengaja"ucap Dara lalu berjongkok mengambil undangan tersebut.
Kini Dara sudah terbiasa dengan berbicara menggunakan lo-gue,karna dia pikir yang di katakan Ken memang benar,kalau dia harus berubah demi kebaikannya.
Satria ikut berjongkok membantu Dara mengambil undangannya.Mereka sama-sama membereskan kartu undangan yang berserakan.
Setelah selesai mereka kembali berdiri,Dara memberikan kartu undangan yang dia kumpulkan kepada Satria.
"Sekali lagi gue minta maaf ya,gue bener-bener gak sengaja"ucap Dara.
"Iya gak papa"balas Satria.
Seakan akan Satria tidak bisa melakukan apa apa,dia terus menatap Dara dengan lekat.
"Matanya begitu indah."kata Satria dalam hati.
Karna sadar akan kelakuan Satria yang terus menatapnya,Dara mulai salah tingkah.
"Ada apa...kenapa lo liatin gue kayak gitu"ucap Dara.
"Mata lo indah"balas Satria tanpa sadar.
Dara terkejut mendengar pengakuan Satria,lalu Satria sadar akan lamunannya.
Tiba tiba Satria menyondorkan salah satu kartu undangan kepada Dara.
"Malam ini ulang tahun gue,lo datang ya"ucap Satria.
Dara menerima kartu undangan tersebut lalu melihatnya.
"Lo..serius ngundang gue?"tanya Dara memastikan.
"Iya gue serius,lo datang ya"jawab Satria lalu pergi dari hadapan Dara dengan tersenyum.
Dara merasa heran,kenapa Satria harus mengundangnya.Dara membuka kartu undangan tersebut dan membacanya.
"Pesta ulang tahun Satria yang ke 19..syarat datang menggunakan pakaian putih untuk wanita dan hitam untuk pria"ucap Dara membaca undangan tersebut.
"Ribet banget harus pake syarat segala,di desa kalau mau ke pesta ulang tahun kita bebas menggunakan apa saja,ini kok harus pake pakaian berwarna putih..aku harus pakai apa dong,dan warnanya harus putih"ucap Dara sambil berpikir.
___
Satria berjalan di setiap koridor kamus,lalu tiba tiba Monica datang.
"Satria!"panggil Monica lalu Satria membalikkan badannya dan tersenyum.
"Mana undangan gue"pinta Monica lalu Satria mengeluarkan salah satu undangan dan memberikannya kepada Monica.
"Jangan lupa datang ya"ucap Satria.
"Itu sudah pasti..tapi,ini undangan pertama yang lo berikan,iya kan,itu sudah pasti,sejak dulu cuma gue yang pertama kali mendapat undangan dari lo"
Satria terdiam,bukan Monica yang pertama kali mendapat undangannya,tetapi Dara.
"Gue yang pertama kali dapat undangan dari lo 'kan?"tanya Monica.
Karna tidak ingin membuat Monica kecewa,Satria menganggukkan kepala sebagai jawaban.
Monica tersenyum senang,dia merasa sangat bangga karna Satria selalu mendahulukan dirinya daripada orang lain.
"Monica,gue harus bagikan undangan yang lain,jadi gue pergi dulu ya"ucap Satria.
"Iya,nanti gue nyusul"balas Monica lalu Satria pergi dari sana.
Monica membaca undangan tersebut dengan senang,setelah selesai membacanya,Monica mendongkakkan kepala dan tanpa sengaja melihat Dara yang sedang berjalan dengan undangan di tangannya.
"Gadis desa itu,dia bawa undangan pesta ulang tahun Satria"ucap Monica heran,lalu Monica berjalan menghampiri Dara.
Dara menghentikan langkahnya karna melihat kehadiran monica di depannya.
"Lo dapat undangan itu dari mana?"tanya Monica.
"Satria"jawab Dara.
"Apa!..jadi Satria ngundang lo ke pesta"
"Kenapa lo kaget kayak gitu,lo pasti gak nyangka kalau gue yang berstatus sebagai orang desa bisa diundang ke pesta megah"
Monica mengepalkan tangannya kesal.
"Sejak kapan lo dapat udangan itu"tanya Monica.
"30 menit yang lalu,Satria yang kasih saat di depan kampus tadi"jawab Dara lalu pergi dari hadapan Monica.
Monica tambah emosi mendengarnya,dia berharap kalau orang yang pertama kali mendapatkan undangan dari Satria adalah dirinya sendiri,tapi ternyata Dara yang pertama kali mendapatkan undangannya.
"Kenapa Satria..kenapa lo kasih undangan pertama kepada gadis desa itu"
___
Saat Satria sedang membagikan undangannya kepada semua orang,Monica datang menghampirinya.
Monica langsung menarik tangan Satria untuk menjauh dari yang lainnya.
"Kenapa lo berikan undangan pertama kepada gadis desa itu?"tanya Monica to the poin.
Satria terkejut,kenapa Monica mengetahuinya...
"Jawab gue Satria,lo bohong sama gue"
"Monica,gue memang bohong sama lo..tadi,gue gak sengaja kasih ke Dara"
"Gak sengaja..apa maksud lo"
"Undangan gue jatuh dan Dara mengambilnya"
Satria terpaksa berkata tidak jujur,dia tidak ingin membuat Monica kecewa.Satria sangat menjaga persahabatannya.
Monica menghembuskan nafasnya pasrah.
"Jadi begitu..itu berarti memang gue yang menadapatkan undangan pertama,gadis desa itu tidak diberi,tapi meminta...dasar gadis desa."kata Monica dalam hati.
___
Ken yang saat ini sedang berbincang bersama teman temannya,tanpa sengaja melihat Dara melintas di hadapannya.
"Gue pergi dulu"ucap Ken lalu menyusul Dara.
Ken terus berjalan di belakang Dara tanpa bicara apa apa.Lalu tiba tiba Dara menghentikan langkahnya sampai membuat Ken ikut berhenti.
"Bagaimana aku bisa datang ke pesta tanpa pakaian berwarna putih"ucap Dara.
Sedari tadi Dara memang memikirkan masalah pakaian berwarna putih.
Ken melipat tangannya kedepan dada dengan tersenyum.
"Pertama kali gue bertemu gadis seperti dia."kata Ken dalam hati.
Dara masih saja tidak sadar akan kehadiran Ken di belakangnya.
"Bagaimana dengan kejuaraannya,aku bahkan belum bicara sama ayah"ucap Dara.
Banyak hal yang muncul dalam pikiran Dara,pesta Satria dan impiannya.Lalu Dara membalikkan badannya dan terkejut karna menemukan Ken disana.
"Ken"