Chereads / IMPIANKU / Chapter 13 - Keluarga Satria

Chapter 13 - Keluarga Satria

"Saya tau itu"balas Doni.

Santi dan Seli terkejut karna Doni mengetahuinya.

Lalu Doni berdiri dari duduknya dan diikuti oleh Santi beserta Seli.

"Jika kalian kesini hanya untuk membuat nama Ana jelek dimata saya,sebaiknya itu tidak perlu,karna mau bagaimanapun juga saya menerima Ana apa adanya,walaupun Ana tidak berpendidikan,tapi dia tidak bodoh..dia juga tidak melanjutkan sekolah bukan karna kemauannya sendiri,tapi itu karna perbuatan seseorang yang tega membuat seorang gadis kecil mengalami depresi"ucap Doni.

Santi dan Seli saling menatap mata,mereka tidak menyangka kalau Doni akan berkata seperti itu.

"Saya ada banyak perkerjaan,jadi sebaiknya kalian pergi dari sini"sambung Doni seakan mengusir dengan lembut.

"E..e..iya,kalau begitu kami berdua pergi dulu ya..dan,selamat atas pernikahannya"ucap Santi dengan gugup lalu keluar bersama Seli.

Doni kembali tersenyum dan duduk.

"Ana,saya akan berusaha membuatmu bahagia,tidak akan saya biarkan siapapun menyakitimu"ucap Doni.

___

Santi dan Seli kembali ke rumah dengan kekecewaan,saat mereka membuka pintu,mereka langsung berhadapan dengan Jaki yang kini sedang berdiri sambil melipat tangannya kedepan dada.

"Dari mana kalian?"tanya Jaki intens.

"Kami dari pasar,ayah"jawab Seli bohong.

Jaki menepuk jidatnya pusing.

"Kalian tau,kami akan mengadakan pesta pernikahan dan kalian malah pergi,apa kalian tidak bisa sedikit saja membantu mempersiapkannya"ucap Jaki.

"Untuk apa,ini bukan pernikahan putriku,aku tidak perlu bersusah payah membantu"balas Santi.

"Jaga ucapanmu Santi,Ana itu putri kita juga"

"Aku tidak sudi menganggap dia sebagai putriku"

"Santi!"

Jaki semakin emosi dengan kata kata pedas yang keluar dari mulut Santi.

Namun Santi tidak memperdulikannya dan langsung memasuki rumah begitu saja,begitupun dengan Seli yang melakukan hal yang sama.

Saat Jaki berbalik,dia melihat Ana ada disana,sedari tadi Ana melihat dan mendengar semuanya.

Ana tersenyum walaupun hatinya sakit,lalu dia menghampiri pamannya tersebut.

"Paman"ucap Ana.

Jaki merasa tidak enak,sifat istri dan anaknya sangat keterlaluan.Lalu Jaki mengelus kepala Ana dengan lembut.

"Maafkan bibi dan juga sodaramu ya,mereka itu sebenarnya baik"ucap Jaki.

"Tidak papa paman,aku mengerti,yang paling penting bagiku saat ini adalah kebahagiaan paman dan juga yang lainnya"balas Ana dengan manis.

Jaki sangat terharu,Ana memang sangat berbeda dengan Seli.Ana begitu lembut dan penyayang,sementara Seli sebaliknya.

___

RUMAH SATRIA

Kediaman Satria sangat berbeda dengan Dara yang sederhana,Satria tinggal disebuah rumah bak istana.

Karna keluarganya sangat terpandang,Satria anak satu satunya dari Tuan Adi dan Nyonya Gita.

Mereka berdua sama sama seorang pengusaha sukses,jadi tidak heran kalau Satria hidup dengan penuh kemewahan.

Satria turun dari mobilnya dengan sang sopir yang membukakan pintu,setelah itu Satria memasuki rumahnya.

Saat membuka pintu,Satria langsung menemukan ibunya yang sedang menunggu kehadirannya untuk pulang.Satria tersenyum begitupun dengan Gita,lalu Satria menyalami ibunya.

"Dari mana?"tanya Gita.

"Jalan sama Monica"jawab Satria.

Gita memang sudah mengetahui semua tentang Monica,bahkan dia dan ayahnya Monica adalah rekan bisnis,jadi tidak asing lagi jika Gita mendengar Satria bersama Monica.

Satria duduk di sofa besar yang ada di ruang tamu,lalu Gita mengikutinya.

"Satria,bagaimana dengan kampus"ucap Gita.

"Bagus"balas Satria.

"Syukurlah kalau begitu,Satria,ibu dan ayah akan mengadakan sebuah pesta untuk hari ulang tahunmu yang ke 19,bagaimana menurutmu"

"Itu hebat ibu,setiap tahun kalian selalu membuat pesta untuk ulang tahunku,terima kasih banyak"

"Tentu saja kami akan selalu melakukannya,karna kamu adalah anak kesayangan kami,satu satunya pangeran kami,ibu mau kamu mengundang semua teman teman kamu di kampus,kalau bisa semuanya kamu undang,mau itu teman atau hanya sekedar orang biasa saja bagi kamu..kamu harus tetap mengundangnya"

Satria mengangguk mengiyakan,lalu Adi datang memasuki rumah.

"Wahh..ada apa ini,kalian berdua terlihat sangat bahagia"ucap Adi lalu ikut duduk bersama mereka.

"Ini,kami sedang membicarakan acara ulang tahun untuk Satria"balas Gita.

"Oh soal ulang tahun Satria,ayah sudah mempersiapkan semuanya,kita hanya perlu mendekor tempat ini saja"ucap Adi.

Gita dan Satria tersenyum senang,pesta ulang tahun akan dilaksanakan di rumah,Adi sudah mempersiapkan semuanya.

Lalu tiba tiba ponsel Satria berbunyi,terdapat telepon dari Monica disana.Satria pun mengangkat teleponnya saat itu juga.

"Halo,Monica"

"Satria,katanya lo akan mengadakan pesta ulang tahun"

"Iya,darimana lo tau,padahalkan gue belum membagikan undangannya"

"Gue tau dari ayah,dan ayah tau dari paman Adi..pokoknya apapun itu,gue yang harus pertama kali mendapatkan undangan itu,lo ingat ya"

"Iya,orang yang pertama kali gue undang itu lo,lo tenang aja"

"Oke,lo memang yang terbaik,kalau gitu gue tutup dulu ya"

Telepon pun terputus,Datria geleng-geleng kepala dengan tingkah Monica.

Tingkah Satria sampai membuat Gita dan Adi terheran heran.

"Ada apa?"tanya Gita.

"Monica,dia mau kalau dia yang pertama kali mendapatkan undangannya"jawab Satria.

Gita pun tersenyum begitupun dengan Adi,keluarga mereka dengan Monica sudah sangat dekat.

___

Saat semua orang sibuk mempersiapkan pernikahan, Dara malah melamun sambil duduk dikursi ruang tamu.

Flashback On

"Pak,sebenarnya...ayahku tidak mengizinkan aku untuk berlari"

"Tapi kamu ingin 'kan"

"Iya,tapi..."

"Dara,kamu tidak bisa menyia nyiakan bakat yang kamu punya,ini adalah takdir,kamu datang ke kampus ini dan bertemu dengan saya,tuhan ingin kamu berlari,Dara"

Dara berpikir,kalau ini bukanlah kebetulan,apa ini memang takdir?

"Dara,dengan kamu mengikuti kejuaraan dan memenangkannya,mungkin dengan itu kamu bisa meyakinkan ayahmu,bahwa berlari adalah yang terbaik untukmu"

Flashback Off

Yuda yang sedang mengangkat sebuah kotak,tanpa sengaja melihat Dara yang melamun,Yuda pun menyimpan kotaknya lalu duduk di samping Dara.

"Dara"panggil Yuda sambil memegang pundak Dara,disana Dara langsung tersadar dan menatap Yuda dengan tersenyum.

"Apa ada yang kau pikirkan?"tanya Yuda.

"Ayah,sebenarnya..aku mau bicara penting sama ayah"

"Mau bicara apa,ayo bicaralah"

"Ayah,impianku sebenarnya..."

Ucapan Dara terpotong karna tiba tiba Jaki datang memanggil Yuda.

"Kakak!"panggil Jaki.

Yuda pun beralih menatap Jaki.

"Iya ada apa?"tanya Yuda.

"Kemarilah kak,kita harus membuat daftar tamunya sekarang"jawab Jaki.

"Oh iya baiklah,aku akan kesana"

Yuda kembali menatap Dara.

"Kita bicara nanti saja ya,ayah masih ada banyak urusan"ucap Yuda lalu berdiri.

"Tapi ayah..."ucap Dara terpotong karna Yuda sudah pergi dari hadapannya.

Dara menghembuskan nafasnya pasrah,dia bingung bagaimana caranya memberitahu ayahnya tentang impiannya.

"Secepatnya aku harus memberitahu ayah,karna kalau tidak,aku mungkin akan mengecewakan ayah karna impianku...aku hanya ingin berlari sampai tingkat internasional."kata Dara dalam hati.