"Hebat."kata Ken dalam hati.
Monica mengepalkan tangannya kesal dan hendak akan memukul Dara,namun dengan cepat Dara menahan tangan Monica.
Keadaan dalam kelas semakin memanas,yang lainnya hanya bisa terdiam.
"Efek kemarahan lo itu mudah terpancar ya,padahal gue baru akan memulainya"ucap Dara.
Monica melepaskan tangan Dara dari tangannya dengan kesal.
"Lo itu gak usah so,disini lo itu gak pantas untuk menginjakkan kaki lo yang kotor itu,hanya orang orang tertentu yang berhak ada disini"ucap Monica sambil menunjuk Dara dengan jarinya.
Dara menurunkan jari Monica dari hadapannya.
"Benarkan..hanya orang orang tertentu..itu bagus,jika gue diterima disini itu berarti gue juga termasuk kedalam kategori orang orang tertentu,banyak perbedaan di dunia ini yang sulit untuk dimengerti"balas Dara sambil tersenyum lalu keluar dari dalam kelas.
Saat keluar kelas Dara bertemu dengan Ken,dia tersenyum begitupun dengan Ken.
Setelah itu Dara melanjutkan langkahnya.
"Emm..sepertinya gadis desa memang lebih hebat"ucap Ken.
___
Saat ini Dara sedang duduk di pinggir lapangan,lalu tiba tiba Pak Rizal datang dan langsung menghampirinya.
"Hei!sedang apa kamu disini,ini jam pelajaran 'kan"ucap Pak Rizal.
Dara langsung berdiri dari duduknya.
"Iya,maaf pak"balas Dara lalu hendak akan pergi,namun Pak Rizal mencegahnya.
"Tunggu,kamu sudah melanggar peraturan kampus,ikut saya"ucap Pak Rizal lalu melangkahkan kakinya,Dara mengikuti saja ke mana Pak Rizal pergi.
Tak lama Pak Rizal menghentikan langkah kakinya begitupun dengan Dara.
"Karna melanggar peraturan kampus,kamu harus berlari mengelilingi lapangan ini dalam 3 putaran"ucap Pak Rizal.
"Tapi pak..."
"Tidak ada tapi tapi,lakukan sekarang!"potong Pak Rizal dengan tegas.
Dara pun mengangguk saja lalu mulai berlari,pak Rizal terus memperhatikan Dara.
Semakin terus diperhatikan Pak Rizal mulai melihat sesuatu yang berbeda.
"Larinya secepat itu,apa dia seorang atlet."kata Pak Rizal dalam hati.
Lalu Pak Rizal mengeluarkan stopwach dalam sakunya dan mulai mengaktifkannya setelah Dara kembali ke posisi awal.
Pak rizal menggunakan stopwach untuk menghitung secapat apa Dara berlari.
Kini Dara hanya tinggal menyelesaikan putaran terakhirnya.
Waktu terus berjalan,Pak Rizal menatap Dara dan stopwach secara bergantian.
Hingga akhirnya Dara berhenti berlari begitupun dengan Pak Rizal yang langsung menghentikan stopwachnya.
Dara mengatur nafasnya karna lelah,Pak Rizal melihat waktu yang ditempuh Dara.
"
2.58 detik dalam 400 meter."kata Pak Rizal dalam hati.
Pak rizal beralih menatap Dara lalu menghampirinya.
Dara pun langsung menatap Pak Rizal.
"3 putaran selesai,aku boleh pergi sekarang"ucap Dara.
"Tunggu sebentar"balas Pak Rizal.
Dara menyeritkan dahinya bingung,ada perlu apa lagi Pak Rizal kepadanya.
"Apa kamu seorang atlet?"tanya Pak Rizal.
"Bukan"jawab Dara.
Dara merasa heran dengan pertanyaan yang di lontarkan Pak Rizal.
"Ada apa,pak?"tanya Dara penasaran.
"Kamu berlari dengan sangat baik,saya pikir kamu seorang atlet"jawab Pak Rizal.
"Oh..sebebarnya aku sangat suka berlari,di desa aku sering melakukannya untuk mengejar layang layang jadi mungkin aku sudah terbiasa"
Pak rizal mengangguk mengerti.
"Siapa namamu?"tanya Pak rRzal.
"Dara Anandia"jawab Dara.
"Dara,nama yang bagus,saya punya usul untuk kamu,apa kau mau mengikuti kejuaraan tingkat distrik untuk mewakili kampus kami"
Dara begitu terkejut.
"Maksud bapak"
"Kejuaraan berlari tingkat distrik,saya lupa memperkenalkan diri,nama saya Rizal,saya seorang pelatih atlet lari,saya dikirim kemari untuk mencari atlet yang mau mengikuti kejuaraan tingkat distrik"
Dara tersenyum senang,dia kembali mengingat bagaimana dia berlari saat kejuaraan.
Keindahan itu begitu terasa,namun tiba tiba Dara mengingat kata kata ayahnya.
Flashback On
"Ayah tau apa yang kau lakukan itu memang salah,tapi kau melakukan itu demi kami semua.dara,ayah hanya tidak ingin kau terbiasa dengan berlari,kau harus ingat kalau kau itu seorang gadis,berlari hanya akan membuat masa depan yang suram"
Flashback Off
Perlahan senyum Dara mulai memudar,lalu Pak Rizal kembali mengeluarkan suara.
"Dara,kamu baik baik saja?"tanya Pak Rizal yang merasa heran karna tiba tiba Dara melamun.
"Iya pak"jawab Dara sadar akan lamunannya.
"Jadi bagaimana,apa kamu mau mengikuti kejuaraan tingkat distrik"
"Aku..."
Dara begitu bingung,dia sangat ingin menjawab iya,tapi disisi lain dia terus teringat kata kata ayahnya yang tidak mau dia berlari.
"Lo harus mengikuti kompetisi itu,Dara"ucap Ken.
Entah bagaimana tiba tiba Ken datang dan langsung menghampiri Dara beserta Pak Rizal.
Dara dan Pak Rizal langsung menatap Ken.
"Pak,Dara ini cukup berbakat dalam berlari,percayalah padaku,kalau dia pasti akan memenangkan kejuaraan"sambung Ken lalu Pak Rizal mengangguk.
"Iya,itu sebabnya saya ingin Dara mengikuti kejuaraan"balas Pak Rizal.
Dara masih saja terlihat bingung...
"Dara,kamu mau mengikuti kejuaraan?"tanya Pak Rizal sekali lagi.
"Pak,sebenarnya...ayahku tidak mengizinkan aku untuk berlari"jawab Dara.
"Tapi kamu ingin 'kan"
"Iya,tapi..."
"Dara,kamu tidak bisa menyia-nyiakan bakat yang kamu punya,ini adalah takdir,kamu datang ke kampus ini dan bertemu dengan saya,tuhan ingin kamu berlari,Dara"
Dara berpikir,kalau ini bukanlah kebetulan,apa ini memang takdir?
"Dara,dengan kamu mengikuti kejuaraan dan memenangkannya,mungkin dengan itu kamu bisa meyakinkan ayahmu,bahwa berlari adalah yang terbaik untukmu"
Pak Rizal terus meyakinkan Dara untuk mengikuti kejuaraan,tapi Dara tetap saja merasa bingung,dia hanya akan merusak kepercayaan ayahnya dengan berlari.
___
Setelah dari kampus,Dara pulang ke rumahnya,dia terus terpikir akan kata kata Pak Rizal kepadanya.
Flashback On
"Dara,dengan kamu mengikuti kejuaraan dan memenangkannya,mungkin dengan itu kamu bisa meyakinkan ayahmu,bahwa berlari adalah yang terbaik untukmu"
Setelah berpikir panjang,Dara pun angkat bicara.
"Bapak benar,berlari memang kesukaanku,tanpa aku sadari kalau itu sudah menjadi kebiasaan bagiku,bahkan sekarang aku mempunyai impian untuk menjadi seorang atlet internasional..tapi dibalik itu semua,ada ayah yang ingin aku menjadi seorang mentri yang begitu dihormati,aku harus bisa meyakinkan ayah,kalau berlari juga bisa mendapatkan begitu banyak kehormatan"
Pak Rizal mengangguk.
"Dara,kamu bisa memikirkannya terlebih dahulu,setelah kamu mendapatkan jawaban,datanglah padaku,aku akan siap melatihmu untuk kejuaraan"ucap Pak Rizal lalu Dara mengangguk.
"Lo harus bisa meyakinkan ayah lo itu"ucap Ken.
"Iya"balas Dara.
Flashback Off
Dara memasuki rumahnya dan langsung menemukan ibunya yang sedang berbicara bersama Nenek.
"Assalamualaikum"ucap Dara.
"Waalaikumsallam"balas Maya dan Nenek.
Dara menyalami mereka berdua...
"Akhirnya kau pulang juga"ucap Nenek.
"Ada apa,nek?"tanya Dara.
"Kau tau,pernikahan kakakmu Ana dan putra kepala desa itu sudah ditetapkan"jawab Nenek.