"Carilah pasangan yang baik,buatlah dirimu nyaman saat bersamanya"ucap Nenek lalu Ana mengangguk sambil tersenyum.
Ana adalah gadis yang tidak pernah memikirkan pernikahan,dekat dengan seorang pria pun dia tidak pernah.
Lalu Maya datang dengan membawakan teh di tangannya.
"Ibu,ini teh mu"ucap Maya lalu Nenek menerimanya.
Setelah menyeruput teh nya,Nenek menyimpan teh tersebut di atas meja lalu Nenek menatap Maya.
"Maya,carikan pasangan untuk Ana"ucap Nenek.
Maya langsung menatap Ana yang terlihat biasa saja.
Lalu tiba tiba Santi datang dan langsung menanggil manggil nama Seli.
"Seli!"panggil Santi.
Seli pun datang menghampiri ibunya.
"Ada apa ibu?"tanya Seli.
"Tidak usah bertanya,lebih baik sekarang kau mandi dan berdandan"jawab Santi.
"Untuk apa"
"Karna pak kepala desa akan mencarikan jodoh untuk putranya,dia akan mengelilingi desa untuk mencari pasangan yang baik bagi putranya yang tampan itu"
Wajah Seli langsung berseri,apalagi putra kepala desa adalah pria yang tampan dan sukses,siapapun pasti ingin menjadi pasangannya.
"Kau harus menjadi menantu kepala desa bagaimanapun caranya"ucap Santi.
"Tentu saja ibu"balas Seli lalu berlari memasuki kamarnya untuk bersiap.
Santi membalikkan badannya menatap Nenek,Maya dan Ana.
"Kenapa,aku melakukan hal yang benar kan"ucap Santi.
"Iya,kau sangat benar,tapi kenapa hanya Seli yang kau suruh bersiap,Ana juga harus bersiap 'kan"balas Nenek.
Ana terkejut.
"Tidak nenek,aku tidak ingin"ucap Ana.
"Kenapa,kau juga berhak menjadi pasangan putra kepala desa"balas Nenek.
"Tapi nenek..aku belum siap untuk menikah"
"Ana,setidaknya pikirkan berapa usia mu sekarang ini,apa kau mau jika Dara yang akan menikah terlebih dahulu sebelum kau,padahal kau ini kakaknya"
Ana menundukkan kepalanya bingung,apa yang dikatakan Nenek memang benar,usianya kini sudah 25 tahun,usia itu cukup bagi perempuan untuk menikah.
"Tapi,sebaiknya kau tidak terlalu berharap,karna putra kepala desa itu tidak akan menyukai gadis seperti kau,aku yakin kalau dia pasti akan memilih putriku Seli"ucap Santi dengan bangga.
Ana meneteskan air mata lalu berlari memasuki kamarnya.Maya pun mengikuti Ana dari belakang.
"Jaga ucapanmu,Santi"ucap Nenek memperingatkan,namun Santi malah berdecak kesal.
___
Setelah sampai di dalam kamar,Ana menangis terisak.
Lalu Maya menghampirinya.
"Ana"ucap Maya lalu Ana berbalik dan langsung memeluk Maya.
Maya mengelus kepala Ana dengan lembut.
"Kenapa kau harus menangis,apa yang dikatakan bibi mu itu belum tentu benar,ibu yakin kalau suatu hari nanti akan datang seorang pria yang mau menjadi pasanganmu"ucap Maya.
Ana menghapus air matanya lalu melepaskan pelukannya dan menatap Maya.
"Apa aku tidak menarik"ucap Ana.
"Kau sangat cantik,kau tidak perlu merasa rendah"balas Maya lalu Ana mengangguk dan tersenyum.
___
Setelah lama menunggu,kepala desa beserta putranya yang tampan bernama Doni pun memasuki rumah.
Wajah Santi dan Seli langsung berseri,mereka berdiri menghampiri pak kepala desa.
"Assalamualaikum"ucap kepala desa.
"Waalaikumsallam"balas Santi.
Nenek yang sedari tadi hanya duduk saja pun ikut berdiri,begitupun dengan Yuda dan Jaki.
Mereka menghampiri kepala desa dengan saling mengucapkan salam.
"Pak kepala desa,kami sudah menunggu kedatanganmu sedari tadi"ucap Santi lalu kepala desa mengangguk.
Seli terus saja memperhatikan Doni,sementara Doni terlihat biasa saja.Mereka pun duduk dikursi bersama.
"Perkenalkan,ini putraku namanya Doni"ucap kepala desa sambil menunjuk Doni yang duduk disampingnya.
Semuanya tersenyum,kedatangan kepala desa merupakan keberkahan bagi mereka.
"Pak,ini putriku yang cantik,namanya Seli"ucap Santi memperkenalkan Seli.
Seli tersenyum kepada kepala desa dan Doni,kepala desa membalas senyuman Seli tetapi tidak dengan Doni yang sedari tadi hanya terdiam saja.
Lalu Doni melirik kepada Seli sebentar.
"Terlalu percaya diri."kata Doni dalam hati.
"Kedatangan kami kesini,kami akan..."ucap kepala desa terpotong.
"Kau akan mencari pasangan untuk putramu kan,kami sudah tau itu"potong Santi sambil tertawa.
Kepala desa mengangguk saja.
"Kami sudah mengelilingi desa,tapi belum ada yang cocok untuk Doni"ucap kepala desa.
"Tentu saja tidak ada yang cocok,karna yang cocok dengan Doni hanyalah putriku saja"balas Santi sambil menunjuk Seli.
Jaki menatap tajam ke arah Santi yang sedari terus saja bicara.
Santi pun langsung terdiam saat itu juga.
"Pak kepala desa,kalau boleh bertanya,berapa usia nak Doni ini?"tanya Yuda.
"Putraku berusia 28 tahun,dia telah menyelesaikan kuliahnya di kota,dan kini dia berprofesi sebagai manajer di kantor"jawab kepala desa.
Yuda mengangguk senang,pendidikan Doni sudah sangat baik,siapapun yang akan mendapatkannya pasti sangat beruntung.
"Kau sangat hebat,sangat jarang di desa ini ada yang bisa kuliah sampai selesai"ucap Nenek kagum.
"Terima kasih,Nenek"balas Doni yang akhirnya mengeluarkan suara.
Seli begitu terpukau saat mendengar suara Doni,dia menopang dagu dengan terus memperhatikan Doni.
"Jadi bagaimana pak,kau akan memilih putriku sebagai pasangan putramu 'kan?"tanya Santi dengan penuh percaya diri.
"Untuk itu saya serahkan kepada Doni"jawab kepala desa lalu Santi beralih menatap Doni,namun Doni hanya terdiam saja.
Pak kepala desa merasa ada yang kurang.
"Pak Yuda,dimana putri sulungmu itu?"tanya kepala desa.
Belum saja Yuda menjawab,Santi langsung memotongnya.
"Dia..."
"Dia tidak ada,mungkin dia sedang bermain dengan teman temannya"potong Santi dengan asal sampai membuat kepala desa menyeritkan dahinya.
Kepala desa tau bagaimana sikap dan kepribadian dari Ana sejak kecil.
Yuda langsung menatap Aanti begitupun dengan Jaki yang sepertinya sudah emosi dengan kelakuan Santi.
Namun Santi sama sekali tidak peduli,yang terpenting baginya sekarang adalah Doni.
"Saya tau bahwa putri Pak Yuda tidak seperti itu,dimana dia"ucap kepala desa.
"Dia disini"balas Maya yang baru saja keluar dari kamar.
Di samping Maya ada Ana yang sudah menggunakan pakaian bagus dengan rambutnya yang terurai indah,ditambah lagi dengan riasan make-up yang membuat kecantikannya kian sempurna.
Semuanya langsung terpukau dengan penampilan Ana yang berbeda dari sebelumnya,begitupun dengan Doni yang terus tersenyum sambil menatap Ana.
Maya dan Ana pun menghampiri yang lainnya,mereka ikut duduk dikursi dan masuk pembicaraan.
"Pak kepala desa,putriku Ana siap menjadi pasangan putramu"ucap Maya.
Ana hanya menundukkan kepalanya saja,dia merasa tidak percaya diri.
"Aku harus tenang."kata Ana dalam hati.