"Yuda"panggil Nenek sambil mengelus pundak Yuda.
Yuda pun langsung mendongkakkan kepalanya.
"Iya ibu..ada yang perlu dibantu"
"Tidak,ibu kesini hanya ingin memberikan ini"
Nenek memberikan kalung tersebut kepada Yuda.
"Untuk apa ini,ibu?"tanya Yuda.
"Ini untuk biaya kuliahnya Dara"jawab Nenek.
"Tidak ibu..kau tidak perlu mengeluarkan uang hanya untuk kuliahnya Dara,aku akan bekerja keras nanti"
"Ini permintaan ibumu..kau tidak bisa menolaknya..ambillah dan gunakan untuk biaya kuliah Dara"
Yuda sangat merasa tidak enak,dia merasa rendah sebagai seorang pria,pertama istrinya yang memberikan perhiasannya,sekarang ibunya pun melakukan hal yang sama.
"Kau,harus membuat Dara mencapai impiannya..dia adalah anak yang baik dan berbakat,aku yakin jika Dara di masukkan ke kampus,maka dia akan mengharumkan nama keluarga kita"ucap Nenek lalu Yuda mengangguk.
___
Saat ini Dara sedang melamun di lapangan,sementara semua teman teman pria nya sedang asik memainkan layang layang.
Jio dan Eza yang menjabat sebagai sahabat terbaik Dara,mereka menghentikan aktivitasnya dan berjalan menghampiri Dara.
"Dara"panggil Jio sambil menepuk punggung Dara.
Dara pun tersadar lalu tersenyum.
Joi dan Eza ikut duduk di samping Dara.
"Kenapa kau diam saja..ayo kita mainkan layang layangnya"ucap Eza.
"Emm..aku gak mood"balas Dara malas.
"Ada apa Dara,ada yang sedang kau pikirkan"ucap Jio.
Jio memang sangat perhatian,dia selalu bersikap paling dewasa.
"Ini tentang pendidikanku..sepertinya aku tidak bisa pergi ke kampus"balas Dara.
"Kenapa,kalau mau kuliah,kau tinggal pergi saja"ucap Eza.
"Emang kau pikir kuliah itu gratis"balas Dara lalu Eza mengangguk paham.
Jio berpikir keras,dia tau bagaimana kondisi ekonomi keluarga Dara,lalu dia mendapatkan sebuah ide.
"Bagaimana kalau kau ikut kejuaraan"saran Jio.
"Kejuaraan apa?"tanya Dara.
Jio mengeluarkan sesuatu di saku celananya lalu menunjukkan sebuah poster.
"Berlari"jawab Jio sambil menunjukkkan poster tersebut.
Dara langsung mengambil poster tersebut lalu membacanya.
"Kejuaraan lari antar desa,hadiah 10 juta rupiah"ucap Dara membaca poster tersebut.
"Bagaimana kau tertarik?"tanya Jio.
"Itu adalah kesempatan emas untukmu Dara,kecepatan larimu itu bisa diandalkan..aku yakin kau pasti akan menang"ucap Eza.
Dara mulai berpikir,apa yang dikatakan teman temannya memang benar.
"Kejuaraan ini bisa membuat aku masuk kampus."kata Dara dalam hati.
___
Dara memasuki rumahnya dengan berlari bahagia,dia berniat untuk memberitahu keluarganya tentang kejuaraan berlari.
"Ayah..ibu..!"panggil Dara memasuki rumah.
Semuanya langsung berkumpul,tetapi tidak dengan Yuda.
Mereka melihat Dara yang begitu bahagia.
"Ada apa Dara,kenapa kau terlihat bahagia sekali"ucap Nenek.
Saat Dara akan membalas ucapan neneknya,dia merasa ada yang kurang.
"Kemana ayah?"tanya Dara.
"Ayah disini"jawab Yuda tiba tiba.
Yuda baru saja sampai dirumah,Dara langsung menghampiri Yuda dan memeluknya.
Semua orang tersenyum bahagia melihat kehangatan dari seorang ayah dan putrinya,tetapi tidak dengan Santi dan Sela,mereka terlihat cuek saja tidak peduli.
"Ayah,ayah tau..."ucap Dara terpotong.
"Ayah tidak ingin mendengar ucapanmu itu..karna ayah ada kabar bahagia untukmu"potong Yuda.
Dara menyeritkan dahinya bingung.
"Kabar apa,ayah?"tanya Dara.
Yuda mengeluarkan sesuatu dari tasnya lalu memperlihatkan sebuah surat.
"Ini..ini adalah formulir dari kampus yang berada di kota"jawab Yuda menunjukkan surat tersebut.
Lalu Dara mengambil suratnya dan membukannya.
Disana tertulis bahwa masiswa yang bernama Dara Anandia telah resmi menjadi masiswa di kampus Enternational School.
"Aku diterima di kampus Enternational School"ucap Dara.
"Iya,sekarang kau adalah mahasiswa di kampus"balas Yuda.
Santi dan Seli terkejut,bagaimana mungkin Dara diterima di kampus,sementara mereka saja tidak punya uang untuk pendaftaran.
Beda halnya dengan Maya,Nenek,Jaki dan Ana yang tersenyum senang.
"Tapi ayah,bagaimana mungkin..untuk bisa masuk kampus ini butuh biaya yang besar,dari mana ayah mendapatkan uangnya"ucap Dara bingung.
"Dara,kau tidak perlu memikirkan tentang biaya kuliah..yang harus kau lakukan sekarang adalah belajar dan belajar,buat kami bangga dengan keberhasilanmu"balas Nenek.
Tetapi Dara tetap saja merasa bingung.
"Bagaimana mungkin ayah mendapatkan uang yang besar dalam waktu singkat."kata Dara dalam hati.
"Dara,kenapa kau terdiam saja..tadi kau terlihat sangat senang"ucap Jaki.
Dara menatap Jaki lalu beralih menatap Yuda.
"Ayah,bagaimana ayah bisa mendaftarkan aku ke kampus,biayanya itu kan mahal ayah"ucap Dara.
"Kau tidak perlu khawatir,ayah masih ada uang simpanan,ditambah lagi dengan hasil penjualan perhiasan nenek dan ibumu"balas Yuda.
"Apa!..perhiasan"ucap Santi tidak menyangka.
"Iya"balas Yuda.
Lalu Santi berjalan menghampiri Nenek.
"Ibu,kenapa ibu tidak memberitahuku kalau ibu mempunyai perhiasan"ucap Santi.
"Untuk apa diberitahu..perhiasan itu hanyalah simpanan saja,itu warisan dari almarhum suamiku"balas Nenek.
"Lalu ibu menjualnya begitu saja..dan itu hanya untuk Dara"
"Iya,apa salahnya"
"Tentu saja salah ibu...ibu selalu saja membedakan kasih sayang kepada cucu cucu ibu..ibu menjual perhiasan dan hanya memberikan bagiannya untuk Dara,apa ibu pikir cucu ibu hanya Dara saja"
Santi terlihat kesal,dia selalu merasa iri dengan apa yang orang lain lakukan.
"Hey,cucuku Dara tidak meminta,tapi aku memberi..lagipula ini untuk pendidikannya"ucap Nenek.
"Tetap saja,ibu itu tidak adil"balas Santi.
"Diam kau Santi!"ucap Jaki dengan tegas.
Santi langsung terdiam lalu pergi begitu saja dengan penuh kekesalan.
"Semua orang di rumah ini hanya memikirkan Dara saja..rasanya aku tidak dianggap disini"ucap Seli lalu ikut pergi.
Lagi lagi jaki mengusap wajahnya dengan kasar,istri dan anaknya selalu saja salah paham.
Dara meneteskan air matanya lalu pergi menuju kamarnya.
"Dara"panggil Yuda,namun Dara sama sekali tidak menjawabnya.
___
Dara duduk di meja belajarnya sambil menatap formulir kampus.
Kata kata Santi terus terngiang di telinganya.
Flashback on
"Tentu saja ibu salah...ibu selalu saja membedakan kasih sayang kepada cucu cucu ibu..ibu menjual perhiasan dan hanya memberikan bagiannya untuk Dara,apa ibu pikir cucu ibu hanya Dara saja"
Flashback off
Lalu Yuda datang memasuki kamar Dara.
"Dara"panggil Yuda.
Dara langsung berdiri dari duduknya.
Yuda lebih mendekatkan dirinya kepada Dara lalu menghapus air yang tiba tiba saja keluar dari mata Dara.
"Ayah,kenapa ayah melakukan itu..aku tidak bisa melanjutkan pendidikan dengan membebani orang lain,bagimana ibu dan nenek menjual perhiasan mereka demi aku"ucap Dara.
"Dara,mereka ingin kau menjadi seseorang yang hebat..mereka yakin,bahwa apa yang mereka korbankan,pasti akan membawakan hasil yang manis..saat kau menjadi seorang mentri,maka kami akan sangat bahagia"balas Yuda.