Kaki Bukit Yaswar, Kerajaan Yaswar
Bruaggggg...
Beberapa batang pohon berhamburan setelah suatu sinar berwarna hijau mendorong kuat tubuh Ado hingga ke pepohonan tersebut. Ado yang dalam mode kemampuannya, berhasil menahan segala terjangan kekuatan Yaswar. Jika saja ia dalam kondisi biasa, saat ini ia pasti sudah tewas.
Ado yang telah melapisi seluruh tubuhnya dengan kekuatan yang ia pelajari dari kakek pengemis dan disempurnakan dengan berguru pada Nenek Lily, tentunya sekarang dapat menahan segala serangan yang dilancarkan lawannya.
Sinar hijau dari Yaswar kembali meluncur deras ke arah Ado yang kemudian dengan cepat dihindarinya. Sinar hijau tersebut menghantam tanah hingga berlubang besar dan menghamburkan material ke segala arah.
Yaswar melayang di udara kemudian mendarat di atas sebatang pohon yang rubuh. Ia menatap tajam ke arah Ado.
"Kemampuanmu rupanya telah meningkat, anak muda. Tapi itu bukan apa-apa bagiku. Ayo, maju lagi. Buktikan kesetiakawananmu itu. Apa kau sanggup mati demi orang yang belum tentu menganggapmu sebagai teman baik?" Yaswar tanpa ekspresi menatap ke arah Ado.
"Aku tidak peduli apa pendapatnya tentangku. Aku juga tidak peduli dia menganggapku teman atau bukan. Yang penting adalah aku menganggapnya sebagai teman bahkan lebih dari itu. Karena itulah aku tidak gentar menghadapimu. Kau orang yang telah membunuh seluruh keluarganya," tukas Ado lantang sambil menunjuk ke arah Yaswar.
Yaswar terkekeh. "Kau tahu apa soal dia? Kau tidak tahu apa-apa. Kau tidak tahu masalahnya. Dia tidak memberitahumu apapun. Wajar, sih. Itu juga karena dia tidak tahu apapun," kata Yaswar sambil menunjuk ke arah Farha yang sedang diobati oleh Listi.
Mendadak suatu pukulan deras menghujam ke arah tengkuk Ado. Itu adalah serangan Ilsa yang sedari tadi menunggu kesempatan untuk membokong orang yang pernah mengalahkannya itu.
Tentu Ado tidak selengah itu. Pukulan Ilsa jelas bukan apa-apa baginya.
Ado merunduk cepat kemudian memukul gada yang diayunkan Ilsa. Hasilnya, Ilsa terpelanting, terbawa oleh gadanya yang terdorong ke atas.
Bukkkk....
Ilsa terjatuh berdebum ke atas tanah. Ia pun meringis menahan sakit.
"Sial! Dia rupanya lebih kuat dari sebelumnya. Pantas saja Sullivan bisa dikalahkannya tanpa kesulitan," rutuk Ilsa seraya berusaha bangun.
Sementara Ado, kini sedang mendapatkan serangan gencar dari Yaswar. Serangan tersebut bertubi-tubi sehingga cukup menyulitkan Ado untuk menghindarinya. Ia pun beberapa kali terlempar ke belakang hingga menghancurkan pepohonan di sana.
Lapisan kekuatan yang melindungi tubuhnya tentu saja yang menjadi penyebab hancurnya pepohonan itu.
Yaswar tampak memancarkan sinar hijau yang lebih besar di telapak tangannya untuk ia lemparkan ke Ado. Ketika sinar tersebut meluncur deras ke arah Ado, seseorang mendadak muncul menghadang serangan tersebut kemudian menebasnya dengan sebilah pedang berwarna hitam.
Ajaib, sinar hijau besar tersebut melenyap setelah ditebas orang tersebut. Rupanya itu adalah Farha yang berhasil sadar kembali setelah diobati oleh Listi.
"Rupanya itu kau, pembantai keluargaku?" ucap Farha sambil melihat ke arah Yaswar.
Yaswar tak berkedip melihat ke arah Farha.
"Kau tidak tahu apa-apa. Lantas haruskah aku melawanmu karena tuduhanmu itu?" Yaswar mendaratkan tubuhnya ke atas tanah.
Sementara Ado yang baru keluar dari timbunan pepohonan yang rubuh, hanya memperhatikan percakapan dua orang yang sedang berhadapan itu.
Sedangkan Ilsa yang masih merasa penasaran, kembali melakukan serangan dadakan ke arah Ado. Namun, kali ini Listi yang menghadang serangannya menggunakan sebuah gada yang lebih kecil dari milik Ilsa.
"Kau sudah mengajariku cara menggunakan benda ini. Terimakasih," ucap Listi seraya mengeluarkan tenaganya lebih kuat saat menahan terjangan gada Ilsa.
Dukkkkkk....
Gada Ilsa dan gada Listi beradu hingga menimbulkan bunyi benturan yang keras.
"Apa-apaan ini!" geram Ilsa seraya mengarahkan serangan deras ke arah Listi.
Sementara Ado, dengan gerakan cepat menghambur ke arah Yaswar dengan tinjunya yang terkepal. Serangannya sangat kuat sehingga menimbulkan hembusan angin kencang ke wajah Yaswar.
Yaswar tentu tidak diam saja. Ia lantas melompat ke udara kemudian melayang cepat hendak membalas serangan Ado.
Namun, Farha menghadang serangannya dengan pedang andalannya hingga beradu dengan sinar hijau andalan Yaswar.
Blarrrr....
Suatu ledakan sukses membuat Farha terlontar ke belakang. Sementara Yaswar tetap berada di tempat, pertanda kekuatannya memang di atas Farha.
Sementara itu, Marcell yang setelah meninggalkan Murray, dihadang oleh Tricker yang seperti sebelumnya menunjukkan kebolehannya dalam trik.
Trik kali ini adalah sebuah perangkap ikan yang sangat besar dan luas mengunci dan menggulung Marcell.
"Sekarang kau tidak akan bisa ke mana-mana lagi, bocah panah," ujar Tricker dengan pongah.
"Senanglah dulu, dasar bajingan! Nanti kau akan kubuat menjadi perkedel!" rutuk Marcell. kemudian menyambar sebatang anak panah kemudian menusukkannya ke salah satu sudut jebakan ikan tersebut.
"Kau pikir aku akan kesakitan setelah kau tusuk alat buatanku itu? Hahaha, tidak akan. Kau malah yang akan jadi perkedel di dalam sana," tukas Tricker seraya menjentikkan jarinya.
Tak lama kemudian di dalam jebakan ikan tersebut bermunculan banyak sekali kalajengking besar yang sudah pasti akan sangat menyakitkan jika terkena sengatannya.
"Keparat! Kau tahu saja apa yang kutakutkan. Dari dulu aku memang takut kalajengking. Takut disengatnya sampai mati," kata Marcell sambil menghantamkan busur panahnya ke arah makhluk-makhluk bercapit dan berekor tajam itu.
"Minta ampunlah. Akan kuganti mereka dengan serigala biar penderitaanmu segera berakhir." Tricker tertawa penuh kemenangan.
Marcell tampak tercenung mendengar kata-kata Tricker.
"Serigala?" gumamnya.
Mendadak Marcell meraung-raung seperti sedang menangis ketakutan.
"Ampuni aku, tuan Tricker. Bebaskan aku, tolong bebaskan aku. Aku janji tidak akan mengulangi perbuatan jahatku kepadamu," raung Marcell sambil bersujud di dalam jebakan ikan buatan Tricker.
Tricker tampak keheranan menyaksikan apa yang dilakukan Marcell. Ia melongo melihat lawannya yang tampaknya sedang merengek, mengemis ampunan kepadanya.
Tanpa berpikir panjang, Tricker mengganti makhluk-makhluk di dalam jebakan ikan yang bersama Marcell dengan serigala sebanyak sembilan ekor. Serigala-serigala tersebut tentu sangat buas dan ganas. Siapapun yang terkurung bersama binatang itu tidak akan selamat.
Marcell pun sudah pasti akan tamat di mulut binatang-bintang buas tersebut. Namun, suatu hal terjadi. Marcell malah tertawa mengejek Tricker.
"Kena kau, dasar ahli trik yang payah!" Marcell mendadak berpindah posisi menjadi berada di luar jebakan ikan. Sedangkan Tricker menjadi. di dalam menggantikan Marcell.
"Keparat! Kau binatang!" Tricker dengan panik celingukkan.
Tak lama kemudian sembilan serigala tersebut mengerumuninya.
"Ini namanya Wolftrick. Pacarku yang mengajariku," ucap Marcell dengan puas.
<<<<[]>>>>