√Di bukit pemukiman yang dikuasai Yaswar dan pasukannya
Yaswar tampak menatap tajam ke arah Ado dan kawan-kawan kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah tubuh Farha yang tergeletak dalam kondisi gosong.
"Siapapun yang berani memasuki wilayah kekuasanku tidak akan bisa keluar hidup-hidup. Pilihan ada pada kalian, menyerah dan menjadi abdiku atau melawan dan mati," ucap Yaswar sambil menatap ke arah Ado dan kawan-kawan.
Tanpa gentar Ado mendekati anak tangga pertama di mana sebelumnya Farha diserang.
"Kami datang demi tujuan teman, sahabat, dan juga keluarga kami. Kini kau telah melukainya. Aku tidak akan ragu untuk melawanmu, raja kecil," ucapnya seraya mendongak ke arah Yaswar.
"Hoyahoyahoya... Kau sangat bernyali, anak muda. Lanjutkan langkahmu, dan kau akan seperti dia, anak tidak tahu diuntung itu," tukas Yaswar sambil menunjuk ke arah tubuh Farha.
Ado menjejakkan kaki kanannya terlebih dahulu di atas anak tangga pertama itu. Ia kemudian melangkah dengan mantap.
Namun, sinar biru yang sebelumnya menyerang Farha, muncul menerjang ke arah Ado. Padahal Yaswar tidak melakukan apa-apa.
Ado refleks merunduk kemudian bergulir hingga ke bawah anak tangga pertama.
"Sinar itu bukan dia yang menggunakannya," kata Uday sambil mengaktifkan sinar sihirnya.
Selanjutnya ia melompat, hendak menjejakkan kaki di atas anak tangga yang sempat dijejak Farha, dan Ado.
Sinar biru muncul kembali menerjang ke arahnya.
"Uday, awas!" teriak Listi tanpa dapat melakukan apa-apa.
Seperti Ado, Uday refleks menghindar hingga mundur beberapa langkah ke belakang.
"Sial, tangga itu dilindungi kekuatan sihir tingkat tinggi," rutuk Uday sambil mengatur nafasnya yang tersengal.
"Persetan! Aku akan menerobosnya," kata Ado sambil melompat ke arah tangga.
Sinar biru kembali mengincarnya. Ia pun menghindar tanpa meninggalkan tangga. Selanjutnya Ado berlari melewati tangga hingga mencapai sebatang pohon besar yang berada di pinggir jalur tangga tersebut.
Mendadak Yaswar muncul di hadapannya kemudian mendorongkan telapak tangannya yang berkilauan berwarna hijau.
Ado yang belum sempat menyadari serangan tersebut, terlempar jauh bahkan seperti terbang hingga berpuluh-puluh meter jauhnya.
Teman-teman Ado hanya bisa berteriak tertahan saat melihat rekannya tersebut menghilang di atas mereka.
"Adooooo!" teriak Listi sambil dengan panik melihat ke atas di mana Ado menghilang.
"Sial! Kita rupanya terlalu dini untuk menghadapi bajingan ini!" geram Marcell sambil mundur perlahan.
"Kita harus mundur. Marcell, bantu aku bawa Farha," kata Uday sambil berusaha mengangkat tubuh Farha.
Sementara Yaswar tampak terbahak-bahak menyaksikan para penyerangnya mundur.
"Hoyahoyahoya.. Larilah dasar pecundang! Penyerang amatiran seperti kalian memang sudah seharusnya begitu." Yaswar menatap dengan penuh ejekan ke arah Uday dan yang lain-lain.
"Murray, Terampil, lakukan apa yang harus kalian lakukan. Kau Tricker, lakukan lagi tugasmu. Jangan malas-malasan!" Yaswar menatap ke arah pedati di mana Tricker sedang menggeliatkan badannya setelah terbangun.
Ketiga orang yang disebut namanya tersebut, lantas menuju ke arah Uday dan yang lain. Mereka terlihat sangat tidak bersahabat.
Tampaknya mereka bersiap untuk mengantar Uday dan yang lain ke kekalahan yang lebih menyedihkan.
"Hei, tunggu dulu! Kenapa aku tidak diajak?" seru seorang perempuan yang membawa gada berpakaian hitam dan putih dengan tudung di kepalanya.
Perempuan itu berwajah cantik namun mimiknya agak judes. Ia pun turut menuju Uday dan kawan-kawan.
"Ooh, akhirnya kau datang juga mantan anak buah Sullivan. Selamat datang, Ilsa. Bersenang-senanglah," tukas Yaswar.