Awalnya Ado berniat melakukan konfrontasi dengan petinggi One Ring yang selalu stand by di markas, yaitu Edgard dan Jasmine. Namun setelah mendapat selembar memo dari sebatang anak panah yang sudah pasti dilesatkan Marcell, Ado dan Listi serta Farha meninggalkan markas One Ring menuju suatu tempat berdasarkan memo tersebut.
Di tempat yang berdasarkan memo tersebut, Ado, Listi dan Farha berdiri mengamati sebuah rumah panjang yang berdiri di pinggir danau.
Rumah tersebut terbuat dari kayu bercat putih dengan genting yang sebagian telah menghitam dimakan waktu. Tampak salah satu jendela rumah itu terbuka dengan seorang kakek yang telah beruban, berpakaian kemeja abu-abu tangan panjang, dan celana panjang berwarna putih, berdiri di belakang jendela tersebut.
Kakek tersebut juga berkecamata. Ia melihat ke arah para pendatang tersebut dengan tatapan penasaran.
Tak berapa lama kemudian, Ado dan yang lainnya sudah berada di dalam rumah panjang yang dihuni kakek tersebut.
"Awalnya saya adalah presiden negeri ini. Negeri bernama Unasoka kini telah tiada karena dibagi-bagi oleh para pemenang perang. Asderlohood yang merupakan kakek dari Raja Odelohood adalah salah satu pihak yang memenangkan perang melawan aliansi Unasoka, dan Kalangga. Itulah kenapa wilayah paling timur Unasoka ini menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Mangga," ujar kakek tersebut setelah ditanyai oleh para tamunya.
"Saya baru tahu hal itu. Ternyata dulunya wilayah ini adalah sebuah Republik," ucap Ado sembari mengerutkan dahi.
Kakek tersebut mengangguk, "Begitulah, nak. Saya dulu adalah presiden yang ditumbangkan para bangsawan yang kini menjadi raja di wilayah-wilayah pecahan Unasoka. Mereka melakukan itu karena saya terlalu lemah dalam mengemban amanat itu," tutur kakek bernama lengkap Dodo Sumartha itu.
"Lalu apa hubungan anda dengan One Ring, tuan presiden? Maksud saya mantan presiden," ujar Farha turut menanyai Pak Dodo.
Pak Dodo menghela nafas. Ia seolah merasa malas untuk menjawab pertanyaan Farha tersebut.
"Seperti yang sudah saya katakan bahwa saya ini terlalu lemah untuk menjadi presiden. Bahkan saya terlalu lemah untuk menjadi diri saya sendiri. Saya kadang berpikir negatif karena kegagalan saya. Kegagalan terbesar dalam hidup saya. Nafsu berkuasa telah membawa saya ke pucuk tertinggi pemerintahan dalam suatu negara. Sayangnya dengan naiknya saya menjadi presiden justru menjadi akhir dari negara yang telah berdiri selama dua abad lima belas tahun ini," paparnya.
"Lalu?" ucap Farha yang merasa penasaran.
"Para bangsawan yang dipimpin tuan Jonama Edgard Lovebird menawarkan posisi kepada saya yang mana posisi itu akan membuat saya tetap aman dari gangguan orang-orang yang menumbangkan saya. Saya pun menerima tawaran itu karena saat itu nyawa saya dan keluarga saya sedang terancam. Sayangnya setelah beberapa lama kemudian saya tetap kehilangan keluarga saya, dan saya tidak bisa berbuat apa-apa," jelas Pak Dodo.
"Intinya saja, pak. Mengenai posisi bapak sebagai pemimpin One Ring yang sebenarnya," tukas Ado.
Pak Dodo terkekeh seraya menggeleng, "Tuan Edgard dan kawan-kawannyalah pemimpin One Ring yang sebenarnya. Saya hanya boneka mereka, nak. Kenapa kalian menanyakan itu? Apa mereka telah melakukan kesalahan?"
"Mereka melakukan banyak kesalahan, pak. Jika saja bapak adalah kunci untuk membubarkan One Ring, maka saya meminta bapak untuk membubarkannya. Mereka sudah sangat sewenang-wenang," tutur Ado.
Pak Dodo tertawa, "Saya tidak bisa membubarkan mereka. Tapi akan ada peristiwa yang akan mengakhiri mereka untuk selamanya. Namun meski One Ring nantinya akan bubar, orang-orangnya masih tetap akan ada dan melakukan apa yang kalian sebut sebagai kesewenang-wenangan bukan?"
Ado menengok ke arah Farha kemudian ke arah Listi yang tampak mengangkat bahu.
"Apakah ada sesuatu yang bapak miliki yang bisa menjadi kunci pembubaran One Ring?" tanya Ado kemudian sambil menatap Pak Dodo.
"Ikut saya. Mungkin sekarang memang sudah saatnya untuk menyelesaikan masalah ini. Mudah-mudahan ini bisa menebus segala kesalahan saya di masa lalu," ucap Pak Dodo kemudian beranjak.
Kembali ke gedung markas One Ring. Saat itu Marcell yang mencapai tempat di mana ayahnya biasa berada.
Terjadi beberapa kali pertempuran sengit antara dirinya melawan para mercenary.
"Aku sudah bilang, aku ingin bertemu dua orang yang aku sebut tadi. Mereka adalah kedua orangtuaku. Kalau kalian tetap menghalangi, kurasa mereka tidak akan membayar kalian!" Marcell berkata sengit sembari mengayunkan busur panah yang ia bawa.
Beberapa orang mercenary tampak terbanting setelah terkena pukulan Marcell.
Setelah berhasil mengalahkan sekelompok mercenary, ia pun merangsek maju menuju lorong yang mengarah ke ruang lobi utama.
Namun, ia kembali dihadang setidaknya tiga orang mercenary dengan senjata yang berbeda-beda seperti pengguna dual blade, dual pistol, dan pengguna bandul rantai.
"Berhenti di situ, Marcell putra Edgard! Anda tidak bisa meneruskan langkah. Pulanglah jika ingin tuan Edgard mengampuni anda," ujar pengguna dual blade yang merupakan seorang lelaki berambut panjang dikepang dua.
Marcell mendecih, "Aku akan mengampuni Edgard jika dia bersedia mengusir kalian semua dari sini. Kalian para tentara bayaran dari kelompok Rambut Jabrik, hah? Kalian memang setia pada ayahku. Tapi aku tidak bisa menerima perlakuan kalian yang begitu buruk padaku waktu itu. Kalian membuatku menjadi seperti binatang penyakitan. jika tidak ada temanku, mungkin aku sudah mati sekarang."
"Terus apa maumu, sekarang?" tanya mercenary perempuan pengguna dual pistol.
"Kalian menyingkir dari hadapanku!" Marcell mengedarkan pandangannya ke arah tiga orang itu.
"Atau apa? Kami tidak akan membiarkanmu memasuki gedung ini!" kata pengguna bandul rantai.
Marcell berdecak, "Ckckck, ini akan sulit. Tapi bagi kalian saja."
Ia mencabut sebatang anak panah kemudian membentangkannya di busur. Selanjutnya ia melesatkan anak panahnya ke udara. Selanjutnya di luar dugaan, tubuh Marcell tertarik ke atas oleh anak panah tersebut.
Hal itu tidak lain karena anak panah tersebut rupanya melepaskan seutas tali halus namun sangat kuat. Saking kuatnya dapat mengangkat tubuh Marcell hingga ke balkon.
Ketiga orang mercenary tersebut terkejut dan langsung mengeluarkan sumpah serapahnya.
"Ayo kita susul dia. Ternyata orang itu cerdik juga." Pengguna dual blade segera berlari ke arah tangga.
"Bajingan tengik! Akan kupaksa dia menelan peluruku!" ucap si perempuan pengguna dual pistol.
"Aku yang akan menghabisinya. Jangan ambil buruanku!" sahut si pengguna bandul.
Ketiga orang itu berlari mengejar Marcell sembari berteriak.
"Kalian tangkap orang itu! Dia penyusup!"
Para mercenary yang kebetulan berada di lantai dua segera berhamburan mengejar Marcell yang telah mencapai tangga menuju lantai tiga.
Sesampainya di lantai tiga, ia dihadang sekelompok mercenary dan seorang penyihir laki-laki berpakaian serba kuning.
Tampaknya One Ring telah mendapatkan bantuan dari istana Kerajaan Mangga.
Marcell tahu bahwa penyihir tersebut bukan yang waktu itu mengalahkannya dan menyerahkannya pada Rojo. Namun ia tentu harus waspada dengan kehadiran penyihir tersebut.