Chereads / Berlayar ke Pulau Harta / Chapter 3 - Yakinkah Kau Mau Jadi Murid Pengemis?

Chapter 3 - Yakinkah Kau Mau Jadi Murid Pengemis?

Kakek pengemis terkekeh melihat kelakuan Ado. Ia sepertinya merasa geli dengan apa yang dilakukan Ado.

"Hehehe, kamu polos sekali, cucuku. Apa kau yakin siap menjadi murid pengemis tua yang bisa mati kapan saja ini?" ucap kakek pengemis setelah tawanya berhenti.

Ado mendongakkan wajah, menatap ke arah kakek pengemis.

"Saya ingin memiliki kemampuan seperti yang kakek punya. Saya ingin memberi mereka pelajaran karena setiap hari saya mereka bully, kek. Karena hal itu, saya siap menjadi muridmu, kek," tukas Ado yakin.

Kakek pengemis terkekeh. "Hehehe, kakek tidak akan mengecewakanmu, cucuku. Tapi, ada beberapa hal yang harus engkau tahu sebelum menjadi murid kakek. Pertama, jangan ingin berguru apapun jika dilandasi dengan niat yang kurang baik. Berguru haruslah berangkat dari hati yang memiliki niat baik, misalnya karena ingin menolong orang. Kedua, jangan berguru jika hatimu dilanda kebencian kepada seseorang atau sesuatu karena nantinya bisa akan menyeretmu kepada masalah yang pelik. Ketiga, kamu harus berniat sungguh-sungguh untuk berguru, jangan setengah-setengah atau kau akan menyesal karenanya," paparnya.

Ado termenung setelah mendengar pemaparan kakek pengemis. Ia pun menyadari bahwa keinginannya untuk belajar kemampuan ke kakek pengemis adalah berangkat dari keputusasaannya dalam menghadapi rundungan Marcell dan komplotannya.

"Jika engkau punya akal, gunakanlah untuk menghadapi mereka. Anggap saja itu sebagai tes selama dirimu menjadi murid kakek. Buat mereka menaruh respek padamu. Jangan biarkan mereka kembali membuatmu menjadi pecundang, cucuku. Ingat di luar sana banyak sekali orang yang berbahaya. Kau harus siap untuk itu," kata kakek pengemis tegas.

Sejak hari itu, di awal pertemuan dengan kakek pengemis, Ado langsung berguru pada pengemis yang memiliki kemampuan tidak terduga itu. Tentu sebelum benar-benar berguru, Ado harus menyelesaikan tes pertamanya, yaitu menghadapi rundungan Marcell dan komplotannya. Ia harus bisa melawan balik tanpa mengedepankan emosi dan sikap gampang menyerahnya.

Keesokan harinya, Ado kembali membawa kue dagangan melewati jalur di mana Marcell dan kawan-kawan mengganggunya.

Di hari pertama tes, ia mengalami kegagalan karena sifat cengengnya keluar. Ia tidak berani melawan para bocah nakal itu.

Di hari kedua, ia juga gagal. Bahkan ia dilemparkan ke dalam kubangan kerbau beserta dagangannya.

"Hahahaha, rasakan itu! Itu balasan karena pengemis sampah itu melemparku ke kubangan!" Marcell terkekeh melihat Ado yang kesusahan keluar dari kubangan kerbau.

Di hari ketiga, tanpa berputus asa, Ado kembali membawa kue dagangannya melewati jalan yang biasa. Namun kali ini ia membawa sesuatu di dalam kantung kuenya itu. Apapun itu, rencananya akan ia gunakan untuk menghadapi Marcell dan komplotannya.

Ketika Marcell dan komplotannya tiba, Ado sudah menunggu di jalan kecil tersebut. Ia sengaja berdiri di tengah jalan. Ia pun berlagak seolah hendak mengganggu musuhnya.

"Hahaha, lihat itu, si bodoh itu sedang apa, coba!" Marcell menunjuk ke arah Ado diikuti tawa teman-temannya.

"Si Ado sedang menantang kita, cell. Hahaha, ayo ceburkan dia lagi, Rudi!" timpal Farha seraya maju ke arah Ado diikuti Rudi. Sementara Marcell mengawasi sambil tertawa-tawa.

Farha dan Rudi seperti biasa merebut kantung kue yang dibawa Ado. Ketika kantung berhasil direbut, Ado mengambil sebatang ranting kemudian memukulkannya ke arah kantung seraya menutup hidungnya.

Tiba-tiba tercium aroma busuk yang membuat siapapun yang menciumnya akan merasa mual. Bau tersebut jelas membuat Farha dan Rudi kelabakan.

Di saat itu, tanpa membuang waktu, Ado memukuli Farha dan Rudi bergantian hingga keduanya terkapar di tengah jalan. Mereka berteriak-teriak kesakitan sambil meminta ampun.

Melihat kedua temannya dihajar habis-habisan, Marcell pun maju. Namun, bau busuk yang keluar dari kantung kue membuatnya terdiam tak bergerak. Alhasil ia pun turut menjadi bulan-bulanan Ado.

Ado pun sukses melewati ujian pertama dari kakek pengemis. Ia berhasil menghajar Marcell dan komplotannya tanpa emosi yang menggebu.