Chereads / Berlayar ke Pulau Harta / Chapter 2 - Konvoi Para Petualang

Chapter 2 - Konvoi Para Petualang

Kehidupan Ado setiap hari tidak pernah luput dari gangguan para bocah nakal itu. Gara-gara ulah mereka, Ado harus menanggung kerugian terutama dari dagangannya yang banyak terbuang.

Anak yang hidup sebatang kara itu hampir tidak pernah merasakan bahagia. Kehidupannya begitu keras karena tiadanya sosok dermawan yang tergerak hati untuk membantunya.

Pada hari berikutnya setelah seminggu kemudian, Desa Terigu kedatangan konvoi orang-orang yang mengaku sebagai petualang yang akan berkeliling dunia. Mereka juga mengumumkan sedang mencari peserta tambahan.

Banyak warga desa yang tertarik menjadi peserta, namun hanya sedikit yang diterima masuk ke dalam kelompok para petualang tersebut.

Ado merupakan salah satu warga yang ikut mendaftar namun tidak berhasil diterima mengingat umurnya yang masih belia. Selain itu, ia juga tidak memiliki syarat yang ditentukan untuk menjadi petualang.

"Kamu banyak berlatih dulu saja, nak. Jalanmu masih panjang. Maaf jika kami harus mengecewakanmu." Begitulah kata-kata penolakan dari salah satu panitia petualang.

Ado hanya bisa pulang dengan kecewa. Ia pulang ke rumah peninggalan kedua orang tuanya yang tidak pernah sekalipun ia lihat.

Di tengah jalan ia berjumpa dengan seorang pengemis tua. Pengemis tersebut belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Hehehe, cucuku, mereka adalah para bajak laut yang sedang berpura-pura. Mereka sedang mencari kru untuk pelayaran mereka ke Pulau Firdaus. Apa kamu tidak tertarik untuk ke sana?" ujar kakek pengemis membuat Ado terkejut.

"Bajak laut?" ucap Ado ternganga.

"Hehehe, benar, cucuku. Ngomong-ngomong kakek lapar, belum makan dari pagi. Sepertinya donat tusuk yang kamu bawa enak sekali," tukas kakek pengemis.

"Oh, ini, kek. Makanlah," kata Ado sambil memberikan dua tusuk donat.

"Terimakasih, cucuku," kata kakek pengemis sambil menerima pemberian Ado.

Di saat itu, gangguan yang biasa muncul kembali. Gangguan tersebut tiada lain tiada bukan, Marcell dan komplotannya. Mereka datang kembali untuk mengganggu Ado.

"Kurang ajar sekali, ya! Memberi pengemis bau itu makanan! Aku lebih suka menginjak-injak donat sampahmu itu hingga jadi sampah betulan!" Marcell merebut kantung donat dari genggaman Ado.

"Hei, lepaskan daganganku!" pekik Ado seraya berusaha mempertahankan dagangannya.

Sementara teman-temannya Marcell turut merebut kue dagangan Ado. Mereka yang tidak memiliki rasa kasihan terus saja merundung Ado.

"Hehehe, cucu-cucuku nakal sekali, ya. Kakek harus kasih kalian pelajaran," ucap kakek pengemis seraya melecutkan cambuk yang ia bawa ke arah kaki-kaki para bocah nakal itu.

Suatu hal terjadi. Para bocah itu berdesingan ke arah kubangan bekas kerbau tidak jauh dari situ.

Byur, byur, byur, para bocah itu berjatuhan ke dalam kubangan berlumpur nan bau itu.

Ado merasa takjub dengan kemampuan kakek pengemis yang tidak ia sangka-sangka itu.

Mendadak Ado bersujud di hadapan kakek pengemis. "Jadikan aku muridmu, kek."