Chereads / Giza Cinta Dalam Perbedaan / Chapter 3 - Titik Awal

Chapter 3 - Titik Awal

Tidur nyenyak Giza tergaganggu dengan suara berisik yang terdengar dari dapur. Pdahal hari ini adalah hari sabtu. Hari ini niat awal Giza ingin tidur sepuasnya. Karena beberapa hari ini Giza sulit untuk tidur awal alhasil dia selalu bangun kesiangan.Walaupun kesiangan dan tetap naik Bus yang sama Giza tidak perlu kagi takut atau was-was jika kejadian hari itu keulang kembali. Entah siapa yang memesan tempat duduk untuk Giza karena selalu ada kursi kosong untuk dia duduki di dalam bis sepenuh apapun penumpangnya selslu ada kursi yang tersisa. Sebenarnya bisa saja Giza meminta papanya untuk mengantar atau menyuruh supir papanya mang Diman untuk mengantarnya ke sekolah. Tapi Giza tak pernah mau menggunakan fasilitas yang dia punya setelah masa kebangkrutan keluarganya kala itu. Memori dimana keluarganya hancur karena kemewahan membuat Giza memilih hidup sederhana. Dan karena kejadian itu Giza memilih menganggapnya sebuah keberuntungan daripada kebetulan.

" apa an sih berisik banget. Gak bisa apa hari ini menjadi hari free untukku. Padahal hari ini libur pengen tidur sepuasnya" gerutu Giza sambil mengacak-acak rambut lurusnya itu.

Dengan rambut kusut dan acak-acakan Giza pun keluar dan melihat dari mana asal suara berisik yang telah membangunkan dia sepagi itu berasal.

Dengan langkah gontai dan masih setengah sadar Giza menuruni tangga menuju dapur.

Sesampainya disana Giza cukup kaget saat melihat papa dan ibu tirinya sedang bersenang-senang didapur. Bahkan sesekali sang papa memeluk istrinya yang terpaut 20 tahun itu dengan mesra dan bahagia. Adegan itu cukup membuat Giza senang sekaligus merasa canggung bersamaan berada diantara pasangan yang saling mencintai itu. Sampai Natasya menyadari Giza sedang melihat keromantisan mereka.

" ohhh Giz, udah bangun. ini masih pagi. kamu terganggu dengan suara kami. maaf kalau telah membangunkanmu" kata Natasya sambil menyingkirkan tangan suami nya yang melingkar manja di perut ramping Natasya.

" gak kok kalian bisa nerusin lagi. kayaknya disini aku yamg jadi pengganggu kalau begitu aku permisi ke kamar lagi" Giza pun langsung berbalik menuju kamarnya.

" hentikan Giza ngambek itu lho" kata natasya menyuruh tangan suaminya untuk tidak berada dipinggang natasya.

" alah biarin saja dia juga udah gedhe pasti ngerti situasinya"

" papa nih suka banget godain anaknya sendiri. Pa sadar gak kalau Giza jadi pribadi yang berbeda" kata Natasya mengeluarkan pikirannya yang mengganjal selama ini.

" dia tetap masih sama gak berubah , kamu saja yang over thingking" kata Beni papa Giza sedikit cuek.

" gak pa, Giza berubah semenjak kita menikah. Aku sadar aku seharusnya tidak masuk dalam kehidupan kalian. Giza terguncang pa"

" maksud kamu. Jangan ngomong gitu. Kita gak lakuin salah juga"

" iya kita tahu. kita bertemu dan kenal sampai menikah setelah perceraian papa sama mamanya Giza. Tapi kita menikah terlalu terburu-buru saat itu. Harusnya kita kasih waktu Giza untuk melewati dan menerima semua tapi kita, yang kita lakuin saat itu melakukan apa yang kita mau tanpa memikirkan perasaan Giza saat itu."

" papa sadar gak selama ini Giza menjadi pribadi yang pendiam, cuek dan penyendiri. Dia membangun benteng dia sendiri untuk melindungi dirinya sendiri. papa adalah papanya apakah papa gak merasakan perubahan itu" kata natasya sambil meletakkan nasi goreng didepan suaminya itu.

Papanya Giza hanya terdiam mendengar penuturan dari Istrinya itu. Papanya Giza pun merasakan perubahan itu yang terjadi di diri Giza. Cuma saat itu Papanya lebih fokus untuk mempeebaiki semua. Dan ingin balas dendam dengan rasa sakitnya. Kalau saja saat itu Natasta tidak hadir di hidup Beni entahlah apa yang terjadi dengan papanya Giza. Natasya mengajarkan Beni keiklasan menghadapi cobaan yang digariskan untuknya. Pertemuan dan perkenalan Beni dan Natasya cukup singkat sekitar 7 bulan sampai akhirnya Beni menikah dengan Natasya. Sejak perceraian dan menikah kembali Beni sedikit cuek dengan Giza tanpa Beni sadari Giza berubah menhadi gadis berhati es. Bahkan saat papanya meminta izin menikah lagipun Giza tak memberi respon yang pasti. Giza tak tahu harus melakukan apa.

Di dalam kamar Giza hanya mampu menangis sambil memeluk bantal kesayangannya. ada rongga besar dihatinya dan itu terasa sangat sakit. Melihat papa mamanya bercerai di usia yang begitu muda belum mendengar kabar perselingkuhan mamanya dan hamil anak dari hasil perselingkuhan tersebut membuat Giza terguncang. Belum luka itu sembuh menerima kenyataan bahwa orang yang menjadi tumpuannya akan menikah kembali dengan orang yang umurnya gak jauh beda dengan umur Giza saat itu. Rasanya Giza mengalami jatuh yang sangat dalam. Giza tidak bisa memberitahukan alrm tanda bahaya dirinya ke orang terdekatnya dan memilih menyembunyikan lukanya sendiri.

Giza menyadari kesalahan dari mamanya yang menghianati keluarga sedangkan melihat papanya bahagia seperti menjadi kewajiban bagi Giza sebagai seorang anak. Tapi tak ada yang menyadari jika korban keegoisan mereka adalah Giza.

Setelah mendengar perkataan Natasya atas bujuk rayu Natasya pula akhirnya Beni membulatkan dirinya untuk berbicara berdua denan anak semata wayangnta itu.

" papa boleh masuk" kata Beni saat melihat pintu kamar Giza terbuka. Setelah mendengar perkataan Natasya Beni sadar jika sejak perceraian itu Beni melampiaskan dirinya kedalam pekerjaan dan mengabaikan Giza. Giza hanya diam sambil menghapus jejak air mata di pipi lembutnya. Beni menyadari itu. Hatinya beitu terenyuh melihat diam-diam Giza terluka tanpa meminta bantuannya sebagai seorang Ayah untuk berada di sisinya.

" kamu menangis sayang" kata Beni lagi sambil membelai pipi anak semata wayangnya. Sudah cukup lama Beni tak menyentuh Giza seperti itu. Beni memperhatikan anak gadisnya. Waktu telah berlalu sangat cepat. Beni tak menyadari perubahan yang terjadi dari Giza kecil yang sering manja kepadanya berubah menjadi Giza yang penuh dengan luka keegoisan orang tuanya.

" papa minta maaf telah mengabaikanmu selama ini. Maafkan keegoisan papa. Papa hanya memikirkan luka hati papa , papa lupa jika kamu yang paling terluka saat itu. maafkan papa nak. maafkan papa" kata Beni sambil menangis didepan Giza. Giza tak kuasa menahan kesedihannya dia pun memeluk orang yang paling berharga dalam hidupnya.

" papa gak salah keadaan yang mempermainkan kita"

" kamu gak benci papa nak"

Giza hanya menggeleng dalam pelukan hangat papanya. sudah lama sekali Giza tidak merasakan kehangatan pelukan dari sang papa dan sekarang Giza bisa merasakannya kembali.

" papa akan memperbaiki semua ya. papa akan memulai lagi dan papa akan selalu ada buat Giza"

" papa janji"

" janji" kata Beni mantap. Mendengar itu perasaan Giza mulai nyaman kembali.

" boleh papa tanya sesuatu" kata Beni sambil mengelus rambut Giza.

" iya pa"

" Giza benci tante Natasya" tanya Beni hati-hati. Giza terdiam sejenak dan memandangi wajah papanya.

" papa cinta tante natasya" kata Giza

" iya , natasya mengubah arah pandang tentang hidup"

" Giza gak benci tante Natasya kok"

" lalu kenapa Giza gak pernah sekalipun manggil Natasya dengan mama"

" Giza takut dengan kata mama"

" Giza benci mama"

" gak tahu"

" Giza kangen mama" kata Beni. Perkataan Beni membuat Giza terdiam kembali. Pikirannya telah berlayar jauh untuk mencari puing - puing memori mamanya. Entah apa yang dirasakan Giza saat papanya bertanya tentang mamanya. Giza lupa dengan sosok wanita yang telah melahirkannya. Sudah sejak lama Giza tidak bertemu dengan Mamanya. Mungkin sebelum prahara keluarganya terjadi. Dulu mamanya bukan tipikal wanita matre dan royal. Kehidupan Giza saat kecil jauh dari kata mapan. Hanya berkecukupan. Papanya dulu seorang pegawai kantor biasa dan mamanya sebagai ibu rumah tangga biasa yang mengurus suami dan anak. Walau tidak kaya namun keluarga itu penuh dengan cinta dan bahagia.

Sampai pada masa papanya diangkat menjadi direktor oprasional ditempat dia bekerja. Kegidupan Giza pun berubah 180° berbeda. Sejak memasuki smp Giza menjadi OKB. Kehidupan sederhananya berubah mewah. Memiliki fasilitas yang dulu gak pernah dia rasakan apalagi membatangkan saja gak. Berangkat sekolah selalu diantar jemput supir. Mamanya pun tak pernah lagi menyiapkan makanan bahkan kebutuhan dirinya dan papanya semua diurusi sama pembantu rumahnya bernama bi surti. Mamanya selalu beraktivitas diluar dari pagi sampai malam. Sejak itu mama dan papanya sering berantem.

menginjak Smp kelas 3 perusahaan tempat papanya kerja mengalami kebangkrutan alhasil papanya pun kena PHK dari kantor. Dan itu menjadi puncak prahara keharmonisan keluarga Giza. Giza berfikir saat itu setelah ayahnya tidak lagi menjadi direktor kehidupan lama keluarganya akan kembali namun kenyataan tidak semanis harapan. Mamanya yang sudah sering bergelimbang harta tidak bisa hidup tanpa sebuah kemewahan dan akhirnya memilih jalan pintas dan berakhir dengan sebuah perselingkuhan bahkan Mamanya hamil dengan selingkuhannya yang tenyata rekan bisnis papanya sewaktu masih kerja sebagai direktor diperusahaan lama papanya.

Setelah perselingkuhan mama Giza terbongkar Papanya selalu sibuk dengan dunia kerja sampai melupakan keberadaan Giza. Giza tahu hal itu dikarenaka rasa sakit hati papanya yang dibalaskan dalam kesibukan. Sampai papanya pun membuat perusahaan sendiri dan sukses sampai sekarang.

" kenapa diam " suara Beni yang lembut membuat Giza kembali kedalam dunia nyatanya.

" gak apa-apa. jangan tanya soal mama pa, Giza gak ingin membuka luka lama"

" baiklah, papa gak mau kamu sedih lagi. papa gak akan bertanya tentang mama kamu. Tapi , bisakah Giza menerima Tante natasya sebagai mama kamu sekarang"

" Giza emang gak benci tante natasya, Giza menerima kok sekarang tante natasya adalah istri papa dan bearti juga mama Giza. Tapi, maaf pa Giza punya alasan tersendiri kenapa gak manggil Tante natasya, Mama. Giza mibta waktu pa" kata Giza menjelaskan.

" baiklah papa ngerti"

Setelah itu Beni meninggalkan kamar putrinya dan tak lupa memberikan ciuman kening tanda sayangnya untuk Giza.

Sesampai diluar Beni pun memeluk tubuh istrinya Natasya yang sedari tadi menunggunya di luar kamar sambil menahan air matanya.

" kau benar kita yang salah. kita harus memperbaiki semua. tunggu sampai Giza mau menerima kamu seutuhnya. Kamu wanita baik Tasya.Suatu saat Giza pasti melihat ketulusan mu"

" kira berjuang bersama sayang" kata Natasya sambil memeluk erat suaminya.

Natasya pun berharap hari itu tiba , hari dimana Giza akan memanggilnta mama. Hari dimana dia bisa menjadi ibu dari gadis yang dia anggap seperti putrinya itu.