Chereads / Giza Cinta Dalam Perbedaan / Chapter 5 - Tahap ke dua

Chapter 5 - Tahap ke dua

" kamu masih ngambek hanya karna aku gak ngasih tahu kalau aku dan Sehyun tetanggaan. udah dong Za ngambeknya. dari kemarin lho kamu nyuekin aku." bujuk Giza. Sebenarnya Eza hanya pura-pura ngambek saja dan nyuekin Giza. Tapi lama-kelamaan Eza kasihan melihat tampang memelas Giza yang mohon agar Eza gak marah lagi dan mau bicara dengannya.

" jadi sekarang jelasin"

" jelasin apa lagi Za, kan udah dijelasin kemarin" kata Giza memelas.

Namun Eza gak mau kalah juga. Dia tetap pasang muka acuhnya. Eza yakin jika Giza masih menyembunyikan sesuatu dari Eza. Eza dan Giza berteman cukup lama jadi Eza tahu apa saja yang terjadi di Giza.

" ahhhh iya ok aku cerita" kata Giza mengalah.

" awalnya aku juga gak tahu kalau Sehyun itu tinggal didepan rumah. aku pun tahunya juga waktu diajak tante Natasya buat main kerumah itu. Dan aku aku baru tahu setelah itu kalau rumah itu adalah rumahnya."

cerita singkat Giza.

" sejak kapan"

" iya sejak hari itu Sehyun masuk sekolah"

"jadi udah berminggu-minggu dong . trus lo gak mau cerita gitu ke gue. apa harus marah dulu baru cerita"

" aww kan kamu juga gak nanyak Za, masak iya aku langsung cerita dulu gitu."

" ada lagi yang lo sembunyiin dari gue"

" apaan... gak lah. kamu tuh ya kenapa sih perkara sepele gini saja ngambeknya seharian. lo naksir sama Sehyun. trus si samuel dikemanain. mentang-mentang lagi LDRan. awas ya aku aduin ke sam lho.." balas Giza.

" ye... siapa juga yang mau nglirik Sehyun. Gue bikin Sam move on dari lo tuh susahnya minta ampun. trus udah jadi hak paten mau aku tukerin gitu sama produk impor gak semudah itu markonah" canda Eza.

" trus kenapa coba"

" buat nyomblangin lo "

" ha... aku sama Sehyun wkwkwkwk"

" ngapain ketawa"

" Za lo tuh lucu. kan lo tahu aku gak mau pacaran dulu dan aku juga gak kepikiran buat jatuh cinta. apalagi kalau pacaran sama Sehyun gak ada feeling apapun"

" lo yakin gak suka sama Sehyun" selidik Eza.

Giza pun hanya membuang muka agar Eza berhenti kepo dengan kehidupan percintaannya.

" trus sampai kapan lo kayak gini. sampai kapan lo terus mengabaikan orang-orang yang sayang sama lu"

" maksudnya"

" feelingku Sehyun sepertinya ada rasa ke Lo Giz"

Giza pun mulai tertawa lagi. Giza tertawa dengan fikiran aneh sahabatnya itu.

" Za , gimana bisa Sehyun suka sama aku kita saja gak pernah ngobrol berdua. Inget kemarin dia nabrak kita masak iya orang suka kayak gitu. jangan ngada-ngada kamu"

" feeling seorang Kahyang Fahreza Ayu itu gaj mungkin salah. Gue yakin kalau Sehyun afa Something ke lo Giz"

Giza hanya terdiam mendengar ucapan sahabat karibnya itu. Bukannya Giza gak ingin pacaran atau gak mau membuka diri. Tapi Giza terlalu takut untuk disakiti oleh orang yang dia percayai. Rasanya begitu sakit dan hancur jika membatangkan itu sampai terulang kembali.

" gue pernah bilang cinta itu seperti pisau tumpul. Seolah-olah terlihat tidak tajam tapi jika tergores akan berdarah juga"

" jika menurutmu cinta seperti sebuah pisau tumpul tapi bagiku cinta itu seperti kehodupan. Bagaimana cinta itu tergantung cara kita melihat cinta itu Giz. Sama halnya kehidupan kita gak akan tahu dan gak bakal tahu seperti apa kehidupan kita jika kita tidak menjalaninya seperti halnya cinta, lo gak akan tahu seperti apa cinta jika lo sendiri gak mau memulainya"

" sejak kamu pacaran sama Samuel kamu banyak berubah Za, kamu semakin dewasa" kata Giza memuji cara berfikir Eza.

" Giz saatnya lo untuk berubah. Lo semakin jadi orang lain sekarang. Lo gak seperti Giza yang gue kenal. Aku tahu rasa sakit dan trauma yang kamu punya dalam sebuah hubungan tidak mungkin bisa hilang atau sembuh jika kamu tak mencoba untuk berdamai dengan rasa sakit itu" kata Eza lagi.

Giza tetap saja terdiam sambil menundukkan wahahnya. Giza gak ingin Eza melihatnya menangis saat itu. Apa yang dikatakan Eza ada benarnya. Sejak perceraian kedua orang tuanya Giza menyembunyikan dirinya sendiri. Giza menjadikan dirinya kuat dan tegar walau sebenernya dia sangat rapuh dan hancur. Tak ada yang bisa menjadi tumpuan di hidupnya. Orang yang bisa dipercaya cuma Eza namun saat itu Giza gak mau terlalu membebani Eza dengan masalahnya. Akhirnya Giza menjadikan dirinya untuk menjadi pribadi yang kuat . Dia mendinginkan hatinya agar tidak mudah percaya dengan orang baru dikehidupannya. Giza menjadi orang lain untuk menutupi kerapuhan yang dia alami.

" jangan lo tahan menangislah. gue disini sama lo" kata Eza menenangkan sahabatnya itu. Dan Giza tak kuasa menahan tangisnya. Giza pun memeluk sahabat karibnya itu. Rasanya dia mulai lelah menjadi orang yang pura-pura kuat Giza juga butuh sandaran juga. Rasanya terlalu berat. Saat itu Sehyun ternyata ada di balik tembok koridor sekolah tempat Giza dan Eza duduk bersama.

Walau tak semuanya paham apa yang dibicarakan oleh kedua perempuan yang menjadi teman sekelasnya itu tapi Sehyun cukup mengerti apa yang terjadi. Untuk menjaga privasi mereka Sehyun pun meninggalkan tempat itu dan menuju kelasnya.

" aku lelah Za"

" istirahatlah kakau lo capek"

" aku , aku ingin kembali"

" kembalilah Giz... gue ada disini buat ngebantuin lo pulang"

" dibalik sikap ganjen dan ceplas-ceplos yang kamu punya ternyata kamu sangat dewasa Za"

" lo kemana saja baru tahu , ini yang bikin Samuel berpaling dari lo dan pindah ke gue" kata Eza disertai tawanya yang renyah.

Setelah menceritakan semua je Eza perasaan Giza pun mulai sedikit tenang. Beban yang dia pikul sendirian sedikit terasa lebih ringan.

" yuk masuk kelas nanti di angkut bu Ana ke ruang kesiswaan" kata Eza lagi.

" emang udah masuk Za"

" udah dari tadi" jawab Eza singkat dan mereka berdua pun kembali kekelas mereka.