Setelah pertemuan itu dengan Sehyun hari-hari Giza selalu bermula dengan kata kebetulan. Setelah kebetulan menolong Giza dari orang mesum dan kebetulan juga menjadi teman sekelas plus sebangku sekarang kebetulan lagi mereka adalah tetanggaan. Hal ini pun baru Giza ketahui setelah Natasya ibu tiri Giza mengajaknya untuk berkunjung kerumah tetangga barunya yang terletak di depan rumahnya. Rumah bergaya klasik modern yang bada du depan rumah Giza adalah rumah Sehyun.
" tante mau kemana?" tanya Giza saat setelah mendapati ibu tirinya sedang memasukkan kue ke kotak. Giza memang masih belum bisa menerima keberadaan Natasya sebagai ibu pengganti untuknya. Dulunya Natasya adalah seketaris papanya dan setelah perceraian orang tuanya papanya Giza menikah lagi dengan Natasya. Walau menjadi ibu tiri Natasya sangat menyayangi anak tirinya tersebut.
" ini tante mau bawa kue ini ketetangga baru depan rumah. mumpung kamu dirumah temenin tante yuk berkunjung ke tetangga baru" ajak Natasya.
Giza menyadari sosok Natasya dan Ibunya dulu sangatlah berbeda. Bagaikan Langit dan bumi. Natasya adalah wanita muda yang memilih untuk menjadikan dirinya ibu rumah tangga biasa. Bahkan Natasya pun keluar dari pekerjaannya demi mengurus suami dan seorang anak gadis. Sedangkan dulu Ibunya Giza pada awalnya adalah ibu rumah tangga namun karena lingkungan dan perubahan dalam hidupnya menjadikan Ibu Guza menjadi wanita sosialita yang gak bisa lepas dari kata mewah. Rasa sayang Natasya masih belum bisa membuka hati Giza untuk menerimanya sebagai seorang Ibu. Badai yang telah menghancurkan keutuhan keluarganya membuatnya menutup diri dari orang baru yang muncul di kehidupannya.
" gak ah tan... Giza dirumah saja"
" kok gitu gak enak kan sambil kenalan juga. denger-denger anaknya tetangga baru itu cowok kali saja kamu bisa nambah temen jangan dirumah mulu"
" kan udah ada Eza sama Samuel udah cukup"
" Giz ...membiarkan orang baru masuk dihidup kita gak ada salahnya juga" ada kata yang tersirat dalam ucapan Natasya saat itu. Kata yang menyiratkan untuk menerima dia juga untuk menjadi ibunya. Mendengar ucapan Natasya Giza hanya bisa diam. Giza tak membenci ibu sambungnya itu namun dia belum bisa menerima kehadiran Natasya yang dulu sudah dia anggap seperti kakaknya untuk dirinya pasca orang tuanya berpisah. Dan siapa sangka orang yang menjadi tempat keluh kesahnya saat itu sekarang berubah menjadi ibunya. Peralihan yang begitu cepat itu yang belum bisa diterima oleh Giza. Sedangkan Ibunya sendiri sejak menikah lagi dan memiliki seorang anak dari pria selingkuhannya belum pernah sekalipun menemui Giza atau memberi kabar kepadanya.
" baiklah Giza ikut , tapi jangan lama-lama. Tante tahu Giza gak suka main ketempat baru" akhirnya Giza pun mulai mengalah. Senyum merekah terlihat menghiasi bibir indah Natasya. Melihat itu Giza cukup senang bisa membuat orang yang dianggap kajsk untuk dirinya tersenyum. Selama ini Giza telah memberi banyak beban ke Natasya. "Sekali-kali memberinya kesenangan gak akan menjadi dosa"
Dan mereka pun mulai pergi menuju rumah tetangga baru itu.
Setelah memasuki pekarangan rumah yang nampak asri tanpa diduga jantung Giza berdegub. Giza sendiri heran dengan debaran tak biasa yang terjadi padadirinya. Giza hanya mampu memegangi dadanya agar debaran itu agar segera berhenti. Giza dan Natasya pun berada didepan pintu rumah yang bergaya klasik modern itu. Setelah menekan bel mereka pun menunggu sang punya rumah membukakan pintu. Jantung Giza pun tetap berdebar bahkan debarannya semakin keras.
" kamu sakit Giz?" tanya Natasya khawatir karena sejak tadi Natasya melihat Giza selalu memegangi dadanya. Giza pun menggeleng dan berusaha agar terlihat normal dan baik-baik saja.
Akhirnya tak butuh waktu lama pintu pun terbuka dan keluar seorang wanita cantik sekisaran umur 30 an keluar dan tersenyum ramah.
" oh selamat sore, maaf menggagu. kami datang berkunjung rumah kami ada didepan situ" kata Natasya menunjuk rumah minimalis bergaya modern yang terletak diseberang rumah itu.
" ohh begitu mari silahkan masuk" wanita itupun mempersilahkan giza dan natasya untuk masuk kedalam rumah dan mempersilahkan duduk. Hiza cukup kagum dengan gaya dan ornamen di dalam rumah wanita tersebut.Gayanya rumah yang sering minimalis namun terkesan mewah dengan lampu kristal yang bergelantung manja di ruang tamu. Seperti rumah-rumah yang sering Giza lihat didalam drama korea.Rumah-rumah para caebol dalam sebuah drama romance atau rumah pata CEO muda yang tampan dan menawan.
" dan ini ada kue buatan saya sendiri. Semoga suka yah" natasya pun memberikan kotak kue yang sedari tadi natasya bawa dan di berikan ke wanita tersebut yang bernama Hana.
" oh terimakasih banyak. saya akan menikmatinya."
sepanjang obrolan antara Natasya dan Hana Giza banyak diam dan sesekali tersenyum apabila ada sesuatu lucu yang Giza dengar dari pembicaraan mereka. Giza tak begitu memahami obrolan para ibu-ibu muda. Obrolan mereka masoh seputar masakan, belanja, hal yang mereka madak dirumah sampai anak.
" ohhh kalau boleh tahu adiknya sekolah dimana?" tanya Hana. Natasya terkejut dengan pertanyaan yang terlontar dari Hana. Natasya pun melirik Giza dan melihat reaksi Giza saat dikira adik dari Natasya. Gak heran Kalau banyak yang mengira kalau mereka kakak beradik. Sejujurnya mereka memang lebih pantas dibilang kakak beradik dibanding dengan ibu dan anak. Karena umur mereka terpaut tak beitu jauh. Giza yang saat ini berusia 17 tahun sedangkan Natasya baru menginjak usia 25 tahun.
" ini anak saya " kata Natasya sambil tersenyum. Perkataan Natasya menjadikan tamparan untuk Giza karena sampai detik ini Giza belum bisa menerima dia sebagai ibunya. Bahkan Natasya tak pernah berhenti mengenslkan Giza adalah ansknya ke sahabat nya atau orang-orang sekitar komplek rumah.
" ohhh maafkan saya, saya pikir ini adiknya. anda masih terlihat sangat muda saya pikir anda belum menikah. Ngomong-ngomon anak anda seusia anak saya. maafkan saya"
" tidak apa-apa? Saya sudah terbiasa dikira adik kakak. Karena mungkin jarak umur kami yang tak begitu jauh. Dan lagi kami bukan ibu dan anak kandung. Ini namanya Giza anak tiri saya." kata Natasya menjelasjan. Giza hanya tersenyum manis.
" cantik anaknya seusia anak saya" kata Hana lagi.
" Dan ya panggil saja Natasya jangan terlalu formal kita kan tetanggaan sekarang biar semakin akrab gitu."
" ohh baiklah saya panggil jeng juga kalau begitu. Maklum lah saya lama di korea jadi kalau ketemu orang baru terbiasa berbahasa formal" jelas Hana.
Giza mulai berdebar kembali saat Hana mengatakan korea. Pikiran Giza mulai tertuju ke cowok cuek anak baru di kelasnya.Giza mulai meyakinkan pikirannya kalau kali ini gak akan ada yang namanya kebetulan lagi.
" ohhh jeng hana asli korea ya"
" bukan suami yang asli Korea saya asli Indonesia cuma waktu dulu kerja di taruh di kantor di Korea eh ketemu suami dan menikah. akhirnya menetap disana. baru satu minggu ini balik ke Indonesia karena suami pindah tugas disini" jelas Hana.
" oh ya... Jeng Hana bilang kalau anaknya seusia Giza ya , kalau boleh tahu sekolah dimana?" tanya Natasya.
" eomma...." Belum sempat dijawab oleh Hana suara ngebass seorang cowok lewat terdengar dan lewat gendang telinga Giza dan sontak membuat Giza terkejut. Suara yang familiar ditelinganya. Giza bahkan tak berani melihat kearah sumber suara tersebut. Giza tak berani melihat kenyataan kalau sekarang Giza mengalami situasi kebetulan yang sama. Walau hamya suara namun membuat jantung Giza hampir keluar. Dan Natasyapun menyadari kegelisahan Giza saat itu.
" ohh popo kamu sudah pulang" kata Hana kepada pemuda yang sedang memakai kaos basket tanpa lengan dan memegang bola basket di tangan kirinya. Dari pakaiannya terlihat pemuda itu habis bermain bola basket. Otot lengannya yang nampak membuat pemuda tersebut terkesan seksi dan macho. Urat nadinya terlihat menonjol kepermukaan kulit membuat dia terkesan seksi.
" eomma ... ge elium - eulo noleul buleuji ma ( jangan panggil dengan nama itu)" kata pemuda tersebut dengan bahasa koreanya. Dan Hana hanya bisa tersenyum dengan ketidak setujuannya dengan nama panggilan tersebut. Hana melihat anak nya sangat lucu saat dia sedang ngambek dan itu membuat Hana senang menggodanya. Pemuda tersebut pun belum menyadari jika ada Giza yang duduk disampingnya sambil y
menahan detak jantungnya agar tak terdengar kepenjuru ruangan.
" ini anak saya namanya Sehyun biasa dipanggil popo sih." kata Hana menggoda lagi. Mendengar nama kramatnya diucapkan lagi Sehyun pun melotot tanda ketidaksukaannya yang membuat Hana tertawa.
" ummmm gwiyeobda"
Giza semakin gelisah. Rasanya Giza ingin menghilang dari tempat itu juga.
" ohhh anaknyanya tampan yah ..." kata Natasya.
Sehyun pun bow ( menunduk) ke arah Natasya dan Sehyun pun melihat Giza yang sedang duduk disamping Ibunya itu.
" kamu ngapain kesini" Sehyun pun mulai menyadari kehadiran Giza. Baik Hana dan Natasya hanya bisa bingung dan saling tatap -tatapan dan bergantian melihati mereka berdua. Sejak seminggu yang lalu setelah pindah ke Indonesia Sehyun sama sekali tidak pernah mau berbicara bahasa indonesia tapi baru kali ini dia mendengar Sehyun berbicara bahasa indonesia untuk bertanya ke Giza dan itu membuat Hana tersenyum penuh arti.
Giza mulai malu-malu menatap
Sehyun yang berdiri didepannya. Sesaat Giza mulai terpana denga postur tubuh Sehyun yang memperlihatkan otot lengannya yang kekar dengan urat nadi tangannya yang menonjol.
" kalian saling kenal" tanya Natasya mulai penasaran.
" kita satu kelas" jawab Giza malu
" kebetulan sekali yah. syukurlah kalau kalian saling kenal. jadi Sehyun punya temen di sini." kata Hana senang.
" tolong jaga Sehyun untuk tante ya" kaya Hana ke Giza. Mendengar kata-kata Hana, Giza semakin memerah dan detak jantungnya semakin keras. Giza gak tahu harus bagaimana menutupi debaran yang dia rasakan.
" kamu belum jawab ngapain kesini" kata Sehyun lagi dengan nada agak tinggi.
" nganterin kue ke tetangga baru. tante Giza pamit maaf Giza ada janji sama Eza buat ngerjain tugas" kata Giza permisi.
Sebelum bisa keluar dari rumah tersebut tangan Giza dihadang oleh tangan Sehyun yang kekar. Membuat Giza tak bisa melangkahkan kakinya dan rona wajah Giza mulai bersemu kembali.
" ada tugas kok aku gak tahu"
" iyalah kamu kan baru masuk hari ini. ini tugas minggu kemarin. udah aku pergi selamat sore" kata giza melarikan diri. Giza gak bisa memikirkan apa yang akan terjadi jika dia tetap berada disini. Mungkin bisa hadi Giza terkena serangan hantung akibat jantungnya berdebar cukup keras.
Sesampainya di depan rumah Giza mulai mengatur nafas dan detang jantungnya agar jantungnya kembali normal. Butuh beberapa kali Giza untuk mengatur pernafasannya. "kebetulan apa ini. dari nolongin di bis jadi teman sekelas dan sekarang tetanggaan. dan kenapa aku juga jadi aneh. Gak biasanya aku gak bisa mengontrol diriku." kata giza. Setelah mengeluarkan unek-uneknya Giza pun mulai berjalan menuju rumahnya dan menuju kamarnya. Setelah sampai rumah , Giza langsung menuju kamar tercintanya. Giza pun mulai merebahkan tubuhnya dan berjalan kealam mimpi.
Berharap hari ini adalah sebuah mimpi. Giza mulai takut dengan dirinya dan Sehyun. Cowok itusedikit demi sedikit membuat benteng pertahanan Giza melemah. Atau mungkin Sehyun akan membawa musim semi untuk dirinya. Entahlah Giza hanya ingin melupakan hari ini dan mencharger dirinya untuk besok.