Chereads / SEBUAH RASA CINTA / Chapter 3 - 4.penasaran

Chapter 3 - 4.penasaran

tingtong.....

"aku pulang" kataku sambil meletakan tas di sebuah sofa "lohhh kok baru pulang nak" kata ibuku membawakan sepotong kuwe coklat "iya tuh tadi kata pak yanto mobilnya mogok" kataku sambil memakan kuwe coklat "besok hari minggu aku mau ke luar sebentar mau lihat lihat bandung boleh ngak mah" pintaku pada mamaku "emmmm gimana yaaa" "ayolah mahh plis kali ini aja" kataku sambil memohon mohon menunjukan ekspresi agar di ijinkan mamaku "bolehdeh tapi sampe jam 4 sore yaaa" kata mamaku dengan nada yang halus "yeee mama cantik deh baik makacih" kataku meninggal kan mamaku yang sedang makan kuwe

aku berlali di kamar rasanya kamar ini telah berubah derastis "emmmmmmmmm" aku berfikir besok aku berangkat sama siapa yaaa apa aku ajak temen aja ohh elsa tapi kan aku belom minta nomer teleponya "ahhh bodoh amat besok aku mau keliling bandung" kataku sambil memainkan jam di tangan ku

malam harinya di rumahku ada acara makan makan banyak orang di sana satu kampung di undang aku raggu bertemu orang baru katamamaku aku harus dandan cantik agar terlihat mempesona siapa tau nanti ada cowok cakep tapi aku tak mau aku hanya dandan biasa biasa aja

tak tak tak tak tak aku menuruni anak tangga satu persatu banyak orang yang melihatku lalu setelah aku turun "ha-halo semua" kataku terbata bata "wahhh ini anak mu" kata salah satu perempuan paruh baya pada ibuku "iya ini anak ku" kata mamaku dengan senyum lebar

"wahhh cantiknyaaa" kata perempuan paruh baya itu "halo tante halo semua nama saya aurel salam kenal " kataku agak ketakutan "wahhh maaf telat " kata salah satu laki laki paruh baya bersama istrinya dan satu anak nya

"ehhhh pak prefa ayo masuk" kata ayah ku memintanya masuk "ehhh bu sindiy ayo masuk"

pinta ibuku pada wanita paruh baya itu dan ini anaknya bukanya ini laki laki brengsek yang di sekolahku yaaaaa tiba tiba dia menatap ku aku juga menatapnya padangan kami tertuju

"ummmmm" desahanya lalu perggi duduk di sebelah ke dua orang tuanya "apaan sih" bisik ku agar tidak terdengar

"ehhh ini anak mu yaaa" kata ibuku pada wanita itu aku duduk di sebelah kakak perempuan ku agak sedikit jauh dari mama dan papaku namun aku masih bisa mendengar perkataan mereka "iyaaa ini anak ku rayen ini tante naila temen mama waktu kecil" kaya wanita itu ohhh jadi namanya rayen ngak cocok ama orangnya tuhhh seharusnya namanya sibrengsek "halo tante namasaya rayen mahedra panggil saja rayen" katanya sambil menyodorkan tanggan "wahhhhh udah sopan ganteng laggi ohhh iya mereka berdua anak saya aurel dan hera" kata mamaku sambil melihat kita dari kejauhan "hah tuh cewek anaknya tante naila ngak cocok amat beda ama sifat nyaaa ihh anak pungut kalik yaa" bisik rayen dalam hati

"wahhhh cocok tuh cantik ama ganteng" kata wanita itu yaaa aku masih bisa agak mendengar perkataan mereka "wahh iya nih" kata ibuku sambil tertawa semoga aja aku ngak di jodohkan ama tuh siluman ular

"maaf bun tante tapi saya tidak ingin pacaran"

tolak rayen dengan agak keras

"wahhhh rel ada yang malu malu tuh" kakakku bisik bisik dengan ku "apaan sih kak jijik" kataku mendesah "ihhh tapi ganteng loo kalo kakak yang akan di jodohin kakak mau" kata kakak ku kegirangan "yaudah sana sama dia gw ngak mau tuhhh ambil aja" kataku tenang

"ehhhh gw kan juga dah punya pacar" kata kakak ku agak sedih

"itumah kecil putusin ada kak arhan" kataku dengan bisik bisik

"paan sih main putus putus ngak boleh ini udah cinta sejati relll kamu mana ngerti kan ngak pernah jatuh cinta" kata kakak ku mengejek

"ehhh gini gini gw juga laku kok" kataku laggi dan laggi

dan sebaliknya yang terjadi pada rayen

"hah iya bunda ngerti ngak akan kok bunda ngak akan jodoh jodohin kamu kalo kamu nurut mama" kata bunda rayen

"terserah mama aku mau keluar dulu cari udara segar" kata rayen meninggal kan kedua orang tuanya "ehhg dia perggi emm kesempatan" kataku dalam hati

"ehhh mo kemana" kata kakakku

"bentar nanti kita ngomong laggi" kataku sambil berlari "ehhh rayen" teriak ku memangil rayen "ohhh dan berani manggil nama guwe" katanya sambil berbalik badan menatap ku "berani dong looi harus minta maaf dulu ama guwe gara gara lo guwe tadi paggi di hukum lari lapangan tauk ngak" kataku agak kasar padanya "ohhh bodo amat"

katanya dengan santai "looo harus minta maaf dong" kataku menarik lengan nyaa "ohhhhh maaf udah kan beres" katanya sambil meminta maaf ngak iklas "looo ngak iklas banget sih" kataku dengan tangan di dada "udah lah gw mau pulang kalo loo mau teriak teriak ngak jelas gpp guwe biarin" katanya meninggalkan aku "ohhh terserahh" dengan aku yang kesan menikirkan dia yang keterlaluan yang ngak pernah merasa bersalah aku naik anak tangga menuju kamar ku dan ku banting pintu kamar ku aku penasaran seperti apa sih sikapnya ahhh bodo

BRUAKKK

semua orang kaget dan apa yang terjadi aku sebal sampai ketiduran di kasur kuuu.