"A-Ah iya, nama gw Se-Selecia"
Selecia menjabat tangan Aster yang sempat mengulurkan tangan nya dan berniat untuk berjabat tangan, selecia menjabat tangan Aster dengan kepala yang menunduk kebawah karena merasa malu, setelah itu mereka berdua pun menyusuri koridor sekolah.
Tentu saja saat mereka menyusuri koridor sekolah semua siswi menatap tajam ke arah selecia yang sedari tadi hanya menunduk ke bawah dan berjalan di depan Aster karena selecia lah yang di tunjuk untuk mengantarkan Aster menuju kelas nya.
Setelah sampai di kelas nya, selecia kemudian pamit pada Aster, karena dia harus segera kembali ke kelasnya.
"Gw pamit ya, semoga betah"
Setelah itu selecia langsung kembali ke kelas nya dengan masih di iringi tatapan tajam yang di berikan oleh para siswi.
- Di kelas
"Woi Cia! Gw nyariin lo!" Hana yang sedang duduk di atas meja selecia kemudian turun dan langsung menghampiri selecia yang masih berada di daun pintu.
"Gw juga nyariin lo! dari mana aja sih?" Mei berdecak kesal seraya bertolak pinggang pada Selecia yang saat itu masih saja menundukkan kepalanya.
Tanpa menjawab pertanyaan yang di lontarkan Mei, selecia langsung masuk ke dalam kelas dan duduk tepat di bangku nya seraya menundukkan Kepala nya dengan tatapan yang tidak enak.
"Kenapa sih? ada masalah?" Kali ini Mei bertanya lagi, memang selecia anak yang sangat tertutup, mereka berdua harus ekstra sabar bila menanyakan sesuatu pada selecia, entah akan di respon atau tidak, mereka harus siap.
"Nggak kok,"
Selecia menjawab pertanyaan itu dengan senyuman sendunya.
Selecia masih kepikiran tentang bunda nya, kira kira pekerjaan apakah yang akan cocok untuk nya dan tentunya saja harus menghasilkan uang yang lumayan banyak juga.
"udah, kalian duduk aja di bangku kalian, nanti kalo guru masuk gimana?" Selecia berniat untuk memberi tahu teman nya bahwa mereka harus kembali ke tempat duduk masing masing.
"hmmm, yaudah gw sama hana balik ke tempat duduk dulu, kalo ada masalah lo bisa cerita sama gw dan hana ya" Mei mengelus punggung selecia perlahan, lalu hana dan Mei duduk di bangku nya masing masing.
- Istirahat.
Semua siswa dan siswi sudah keluar dari kelas mereka, termasuk juga selecia yang sekarang sedang berada di perpustakaan dan mencari beberapa Majalah untuk di baca sebagai sumber nya untuk mencari pekerjaan.
Selecia menyusuri lorong demi lorong dan akhirnya dia memilih 2 buku yang menurut nya menarik untuk dia baca, dan pastinya ada berita tentang lowongan pekerjaan, selecia pun mulai duduk di pojok ruangan perpustakaan, karena dia tidak ingin berbaur lebih dengan yang lainnya.
Selecia mulai membuka satu per satu majalah tersebut, dan memang benar, di sana tertera beberapa cafe dan perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan, namun entahlah untuk sekarang lowongan itu masih berlaku atau tidak.
Selecia menulis nomor cafe dan perusahaan itu di sebuah kertas yang sudah ia bawa dari kelas tadi.
Bruk.
Suara seperti pintu perpustakaan yang di dobrak terjatuh sukses membuat selecia dan murid murid lain nya penasaran, selecia mengintip dari salah satu lorong yang ada di perpustakaan itu, dan dia melihat,
Aster.
Aster terus saja di kerumuni oleh para siswi siswi di sekolah ini, bahkan sampai Aster masuk ke perpustakaan pun mereka tetap saja mengikuti Aster, dan pasti nya dengan motif agar terus dapat melihat Aster.
Selecia tidak mau ambil pusing tentang masalah ini, dia hanya ingin fokus membaca Majalah yang sedang berada di tangannya, setelah selesai membaca Majalah tersebut, selecia berniat untuk mencari lagi beberapa Majalah yang sama sama terdapat lowongan pekerjaan di sana.
Di depan, semua siswi akhirnya di marahi oleh guru guru yang menjaga perpustakaan, karena tindakan mereka ini sudah terlewat batas dan bahkan dapat membuat Aster merasa tidak nyaman di buat mereka, Aster mengangguk tanda bahwa memang dia tidak nyaman dengan para siswi siswi ini, akhirnya mereka pun keluar dari perpustakaan tersebut.
Selecia yang sempat mendengar itu pun hanya bisa menggelengkan kepala nya dan lanjut mencari beberapa Majalah untuk ia baca lagi, saat sudah mendapatkan nya, selecia kembali duduk di pojokan perpustakaan.
Namun, sekarang selecia duduk tidak sendiri, ada Aster yang menemani nya, Aster hampir saja kehabisan nafas karena berlari menghindari kerumunan siswi.
Aster memejamkan matanya dan menikmati suasana sunyi di pojok ruangan perpustakaan, selecia yang tau dengan keadaan Aster pun segera berpindah tempat dan membiarkan Aster di sana untuk sementara waktu.
"Tunggu,"
Aster menahan tangan selecia, karena Aster tau bahwa ini awalnya adalah tempat selecia duduk dan membaca bukunya.
"Lo di sini aja, jangan kemana mana" ucap Aster pada selecia.
Selecia menelan ludah nya gugup, lalu melepaskan genggaman Aster tadi.
"l-lo aja yang di sini, gw bisa cari tempat lain kok, lo istirahat aja" Jawab selecia.
Aster kemudian membuka matanya, terlihat matanya yang indah dengan bola mata berwarna coklat muda yang sangatlah mempesona bagi siapapun termasuk selecia saat ini.
Aster kemudian berdiri dan memegang pundak selecia dengan satu tangan nya, selecia yang kaget hanya dapat menahan nafasnya saat badan Aster mendekat padanya, dan itu sukses membuat jantung selecia berdegup kencang.
"Makasih"
Aster hanya mengucapkan kata itu, setelah itu ia berjalan keluar dari perpustakaan dan meninggalkan selecia yang masih terpaku dengan jantung yang terus saja berdegup kencang tiada henti.