Chereads / Moon For Selecia / Chapter 9 - Edlen : Aster

Chapter 9 - Edlen : Aster

Kembali ke selecia dan Edlen, mereka sekarang berada di mobil yang sama dan menuju cafe paman Edlen sekaligus tempat selecia bekerja sekarang.

Dari awal mengenal Edlen, selecia hanya mengetahui nama panggilan nya saja dan tidak ingin bertanya nama panjangnya, karena menurut selecia itu terlalu privasi untuk di tanyakan.

Sekarang mereka sudah sampai di cafe milik paman Edlen, di sana juga sudah terlihat beberapa Barista lain nya yang sudah bekerja, dan dengan hangat paman Edlen menyambut mereka berdua lalu mengirim selecia masuk ke dalam ruangan khusus pekerja, sedangkan Edlen dan paman nya masih berbicara di luar.

"Gimana keadaan Aster?" Tanya paman nya.

Edlen hanya mampu mengaduk - adukkan coffee nya dan menatap ke bawah saat di tanya mengenal Aster.

Tenyata Edlen dan Aster merupakan saudara dekat, ayah Edlen adalah kaka dari ayah Aster, Edlen dan Aster hanya berbeda 2 bulan, hubungan mereka pun bisa di bilang tidak terlalu baik.

Edlen tau, selama ini Aster anak yang pendiam dan pemurung akibat ulah kedua orang tuanya yang membuat Aster merasa tertekan dengan keadaan nya. Aster kaya, namun dia tidak bahagia.

Keluarga Edlen termasuk keluarga yang harmonis, dan sangat berbeda dengan keluarga Aster.

"Entahlah paman, sikap nya masih saja sama, dia tidak berubah" ujar Edlen.

Paman Edlen hanya dapat menghela nafas panjang, selama ini paman Edlen sekaligus paman Aster, selalu berusaha membujuk Aster agar mau tinggal bersama nya dan meninggalkan orang tuanya untuk beberapa saat sampai Aster benar benar tenang.

"Paman khawatir sama mental Aster" ujarnya seraya menundukkan wajahnya dan saling menautkan tangan nya.

Setelah kejadian Selecia dan Aster di perpustakaan tadi, ada sedikit rasa cemburu yang timbul lagi di benak seorang Edlen, entahlah apa yang sedang ia rasakan dan pikirkan, seolah olah Edlen tidak mau selecia bersama dengan Aster, namun dengan cepat Edlen menyadarkan dirinya.

"Sekarang paman ingin mengecek selecia di dalam, kau tunggu--" ucapan paman nya terhenti sebentar, karena ada seseorang yang memanggilnya dari kejauhan.

"Pak Prata?"

Seseorang itu menghampiri paman nya yang diketahui bernama Prata.

Yang menghampiri pak prata ternyata adalah seorang perempuan yang diketahui anak dari pak prata, ia sengaja menyebutkan nama asli ayahnya agar ayahnya cepat menoleh ke arah nya.

Setelah melihat putri nya datang menghampiri nya, Pak prata tak mampu menyembunyikan senyuman gembira nya saat melihat putri nya yang berjalan ke arah nya.

"Ayah! kenapa sih kalo Key panggil itu suka nggak nyaut? giliran pake nama baru nyaut" decak sebal gadis itu saat sudah sampai di tempat ayahnya berdiri sekarang, Nama gadis itu adalah key, lebih tepatnya Keyzha.

"Aduh sayang, maaf ya, soalnya kan yang di panggil ayah di dunia ini ada banyak, nanti kalo ada orang yang manggil ayah terus ternyata bukan kamu, kan ayah malu" ucap pak prata seraya tertawa lepas melihat wajah lucu gadis nya itu.

"Ekhem, gw di lupain nih?"

Edlen Berdeham saat ia merasa kehadiran nya tidak di tanggapi oleh Keyzha saat ini.

"Ouhh, ada abang botak di sini"

Keyzha sedikit bergurau dengan menyebut Edlen sebagai abang botak, karena saat mereka masih kecil, mereka sangatlah dekat bahkan sampai sekarang, dan julukan itu di buat oleh Keyzha sendiri untuk Edlen.

"Ishh! di katain botak mulu sih! udah numbuh ni rambut gw" Edlen berdecak sebal, namun Keyzha hanya menanggapinya dengan tertawa lepas.

"Edlen, Key, kalian di sini dulu ya, ayah mau liat pegawai baru ayah, sekalian ngasih tugas ke dia" ucap pak prata.

"eh? pegawai baru? kakak kakak SMA ya?" tanya Keyzha yang penasaran saat ayahnya memberitahu Keyzha bahwa ia akan melihat pegawai barunya.

Belum sempat ayahnya menjawab, Edlen sudah menjawab nya terlebih dahulu.

"Iya, dia temen gw, cakep banget, baik lagi, pokoknya istri-able banget" ucap Edlen dengan sedikit terkekeh kecil.

Dan di ketahui ternyata Keyzha masih kelas 2 SMP sekarang, dan sebentar lagi ia akan naik ke kelas 3 SMP.

"Yaudah ya, ayah mau liat dulu pegawai barunya, kamu di sini sama kak Edlen"

Ucap ayah Keyzha yang di tanggapi dengan anggukan oleh Keyzha.

Ayahnya meninggalkan Keyzha berdua dengan Edlen di luar yang sekarang tengah sibuk berkutik dengan handphone di tangan nya, dan tiba tiba Keyzha menanyakan sesuatu pada Edlen.

"Ouh ya bang, Kak Aster mana?" tanya Keyzha.

Edlen yang masih berkutik dengan handphone nya hanya menjawab ketus pertanyaan yang Keyzha lontarkan.

"palingan di rumahnya" ucap Edlen yang kemudian kembali berkutik dengan handphone nya.

lalu sesaat kemudian, terjadi lagi dialog antar mereka berdua.

"kenapa nggak ke sini?"

"Mungkin nggak boleh sama orang tuanya"

"kak Aster teman kakak pegawai baru itu juga?"

Edlen menjawab nya dengan anggukan dan langsung kembali fokus lagi ke arah handphone nya.

"ouh iya bang, kok kalo Keyzha liat liat nih ya, bang Edlen sama kak Aster itu lagi marahan ya?"

ucapan Keyzha tersebut sukses membuat Edlen tak berkutik dan hanya memandangi layar handphone nya saja.

"Kalo emang benar marahan, jangan lama lama dong, kasihan kak Aster nya juga"

kini Edlen melihat ke arah Keyzha yang seolah sedang menceramahi nya.

"stt, anak kecil nggak boleh ikut campur, okey?" ujar Edlen.

"Ishh abang! Keyzha bukan anak kecil! "

kini gantian Keyzha yang berdecak kesal, namun Edlen hanya membalasnya dengan senyuman dan kembali fokus lagi ke arah handphone nya, lalu Keyzha melipat kedua tangan nya di dada tanda bahwa ia sekarang sedang marah.