Chereads / Moon For Selecia / Chapter 7 - Perpus

Chapter 7 - Perpus

Hari ini matahari bersinar terang dan sangat menghangatkan bagi semua manusia di muka bumi ini, perlahan Aster membuka matanya saat seorang maid membangunkan Aster dari tidur lelapnya.

Aster berjalan perlahan menuju kamar mandi di kamarnya, dengan perasaan yang mungkin sedikit bersemangat.

^SMA 12 Jaya Sakti

Pagi ini selecia melewati koridor dengan raut wajah yang murung, dan mungkin raut wajah nya tidak dapat di gambarkan setiap orang yang melihat nya.

Selecia terlihat senang, namun sedih, jadi raut wajah nya sangat tidak pasti.

Selecia menenteng tas nya di tangan nya, dan ini hal yang tidak biasa bagi selecia, Seolah olah dia memang mempunyai masalah tersendiri.

"Sel!"

seseorang memanggil selecia dari belakang, selecia menoleh ke arah orang itu dan kemudian dia menyapanya.

"Hai Edlen" ujar selecia.

Selecia masih dalam raut wajah nya yang tak dapat di jelaskan, Edlen yang melihat selecia seperti itu pun mengajak nya berbicara lebih di taman dekat sekolah.

"Masuk masih ada 10 menit lagi, lo sama gw datang nya kecepatan, mau nongkrong di taman dulu nggak?" Edlen melihat jam nya lalu berganti melihat selecia yang kini sudah menatapnya.

Selecia menggeleng dan tersenyum semu pada Edlen, selecia hanya membutuhkan waktu sendiri untuk dirinya.

"nggak ed, makasih, gw mau langsung ke kelas aja" Ucap selecia yang kemudian berlalu begitu saja.

Dikelas, Selecia menaruh tas nya dan menyilangkan tangan nya di atas meja lalu meletakkan kepala nya pada tangan nya, hari ini selecia benar benar tidak sehat, entah mengapa perkataan bunda selecia selalu saja terngiang ngiang di kepala nya.

Keadaan kelas yang sepi membuat selecia sedikit tenang dan memikirkan masalah nya, selecia melepas ikat rambut nya yang berwarna hitam lalu sedikit menyisirkan rambut nya menggunakan tangan nya.

selecia menundukkan Kepala nya agar lebih mudah menggapai rambut rambut kecil di tengkuk leher nya, namun saat selecia menegakkan Kepala nya, terlihat Mei yang sedang memakan permen karet sudah berada tepat di depan nya kini.

"Astaga!!"

Selecia menjerit dan memegangi jantung nya yang berdegup sangat kencang akibat terkejut dengan kehadiran Mei yang sangat tiba tiba.

"lo ngapain masih di kelas cia?" Tanya Mei dengan tatapan polos nya.

Selecia tidak menjawab sama sekali, ia justru menjitak kepala Mei yang membuat nya merasa kesakitan.

"apa apaan dah, lo main jitak aya! lo tau nggak, rasa nya ntuh sakit" rengek Mei seraya memegangi jidat nya.

"lagian lo tiba tiba datang ngagetin gw! kan gw nya jadi kaget" selecia kini membalas ucapan Mei seraya menatap tajam ke arah Mei

"nama nya juga ngagetin! ya pasti kaget lah! masa gw ngagetin lo nya takut!"

Mei sedikit tertawa saat melihat wajah selecia memerah karena menahan marah.

"udah jan marah, sekarang ke lab aja yuk, kita di suruh belajar ke lab, tas lo bawa juga ke sana"

Mei membawa tas selecia dengan paksa, lalu selecia hanya menganggukkan kepala nya dan mengikuti Mei menuju lab.

Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Aster yang sedang menundukkan kepala nya lalu menegakkan nya lagi seraya menyisir rambut nya menggunakan jari jari tangan nya.

Saat selecia benar benar berpapasan dengan Aster, Aster menunjukkan wajah yang nampak seperti orang ragu ragu, Aster ingin memanggil selecia namun keadaan koridor terlalu ramai, Aster takut kejadian kemarin akan terjadi lagi, dan Aster pun mengurungkan niat nya untuk memanggil selecia.

- Di lab

Sekarang selecia sedang duduk tepat di tempat yang menjadi favorit nya bila di lab, yaitu tepat di pojok barisan ke 3 secara memanjang, itu adalah tempat yang paling nyaman bagi selecia.

Selecia membuka buku fisika nya dan belajar beberapa materi yang kemungkinan akan di bahas hari ini, selecia juga berlatih soal soal agar ia lebih mengerti dan paham.

di sela sela belajar nya, selecia masih memikirkan kata kata bunda nya semalam, selecia masih perlu berfikir ulang, apakah ia akan bekerja atau tidak.

Namun, selecia benar benar membutuhkan pekerjaan ini, dia sudah berniat untuk membantu bunda nya, dia ingin meringankan beban bundanya.

- Jam istirahat

Sekarang selecia sudah merapikan buku bukunya dan memasukan bukunya ke dalam tas nya, sekarang di lab tinggal selecia seorang diri, Hana dan Mei sudah ke kantin lebih dahulu karena meraka ingin membeli sesuatu, sedangkan selecia? dia hanya berdiam diri seraya menatap ke arah beberapa bahan kimia di lab itu, lalu dia pun melamun.

"Selecia? kamu tidak keluar nak?"

Seorang guru berhasil menyadarkan selecia dari lamunan nya, selecia sontak menoleh ke arah guru yang sudah menunggunya di ambang pintu.

"i-iya pak, ini saya mau keluar"

Selecia pun beranjak dari duduk nya dan keluar dari lab, dengan tujuan ingin ke perpus hari ini.

Selecia ingin mencari beberapa majalah lagi yang memaparkan tentang lamaran pekerjaan, mungkin saja akan ada pekerjaan yang lebih ringan dan tentunya bunda nya akan setuju, namun saat sampai di kantin, selecia kembali berfikir.

"Pekerjaan yang gw dapat itu udah termasuk mudah, apa ada pekerjaan yang lebih mudah dari pada seorang barista?" ujar nya.

Selecia kemudian mulai menelusuri setiap lorong buku perpus yang ada di sana, dan selecia mengambil sebuah buku tentang karakter seseorang.

seperti biasa, selecia akan duduk di pojokan perpus untuk menghindari keramaian di perpus, namun saat sudah sampai di pojok, ia di kagetkan dengan sosok Aster yang sudah berada di pojokkan dan sedang membaca buku.

"Hai, selecia"

Aster menyapanya dengan tatapan yang tak pernah mau ia palingkan dari sosok selecia yang sudah berada di depan nya.