Chereads / Moon For Selecia / Chapter 3 - Virlano Na-Aster.

Chapter 3 - Virlano Na-Aster.

"tolong berikan tuan muda jalan" ucap bodyguard yang sedang bersama lelaki yang kini tengah menuruni mobil nya seraya menenteng tas nya di tangan nya.

Semua siswi yang melihat lelaki itu pun terpesona dengan wajah tampan nya.

"Apa setampan itu kah dia?" monolog selecia yang sedari tadi tidak dapat melihat jelas ke arah lelaki itu, karena posisi nya memang benar benar di kerumuni oleh para siswi siswi di sekolah ini.

"Ehh, gw jadi penasaran, gw belum liat mukanya, liat yuk!" Hana mengajak selecia untuk melihat ke arah lelaki itu, namun selecia menolak nya.

"Itu nggak penting, mending ke kelas aja yuk, taro tas abis itu ke perpus" Ujar selecia pada hana.

"Yahh, tapi kan gw--" ucapan hana terpotong saat melihat Mei yang tiba tiba saja datang ke arah mereka dengan tatapan wajah yang memerah.

"Astaga Mei? lo kenapa? alergi? muka lo kok ampe merah?"

Hana memegang pipi Mei yang sudah memerah dengan tatapan Mei yang tak dapat di gambarkan dengan kata kata.

"Bukan gobvlok! gw nge-fly, lo tau kan apa itu nge-fly? kalo lo nggak tau, berarti lo boong!" ujar Mei pada hana yang sedang memegangi pipinya, lalu hana melepaskan nya.

"Gw kirain lo alergi, ya maap" jawab hana.

"btw Mei, lo udah liat cowok yang di depan itu belum? penasaran gw" ucap hana seraya berjinjit guna melihat cowok yang sedang di kerumbuni oleh para siswi di sekolah ini.

"Tau lah! gw tuh abis liat dia, makanya gw nge-fly, lo belum liat ya?" Mei menanyakan nya pada hana yang sedari tadi masih saja menjinjit.

"Iya belum, gw penasaran, liat yuk" Ajak Hana pada Mei, karena selecia tidak mau melihat lelaki itu, makanya hana berinisiatif untuk mengajak Mei saja.

"Kuy lah! lo mau ikut nggak cia?"

Mei bertanya pada selecia yang sedari tadi hanya bersikap acuh tah acuh pada lelaki itu.

Kemudian selecia menggeleng, lalu Mei dan hana pun pamit untuk melihat lelaki itu, cia hanya dapat menangguk dan meng-iyakan teman teman nya.

Cia berbalik arah menuju kelas nya, jujur saja, cia memang penasaran dengan lelaki yang di depan itu, tapi rasa penasaran itu hanya dia pendam, karena melihat kedua teman nya yang tampak exited dengan kehadiran lelaki itu.

Selecia terus berjalan, hingga akhirnya di sampai di kelas nya, namun sudah dapat di tebak bahwa kelas nya itu kosong, hanya ada beberapa siswa yang tengah membaca di bangku nya masing masing.

"Loh, Lo sendirian cia? tumben"

Seorang siswa berucap pada selecia yang tengah menaruh tas nya di bangku nya.

"iya, hana sama Mei lagi ngeliat siswa pindahin sih katanya" jawab selecia seraya mengeluarkan pulpen dari tempat pensil nya.

"Oalah, si Aster"

siswa di sebelah selecia bergumam begitu saja dan menyebutkan nama seseorang.

"Aster? siapa?"

Selecia penasaran, lantaran dia belum pernah mendengar ada orang yang bernama Aster di sekolah nya ini.

"Virlano Na-Aster, itu anak yang baru pindah, dia pindah dari sekolah swasta kesini, karena dia pindah rumah" ujar siswa tersebut.

Selecia hanya mengangguk tanda bahwa ia mengerti.

Terlihat dari penampilan Aster, dia adalah anak dari golongan bangsawan, dia saja sampai di antar sekolah menggunakan mobil lengkap dengan supir nya dan bahkan ada bodyguard nya.

Setelah selecia mengambil pulpen nya, ia berpamitan ingin menuju ke perpus, karena ada sesuatu yang sedang ia cari saat ini.

"Gw ke perpus dulu ya, nanti kalo hana dan Mei nyariin, bilang aja gw ada di perpus" ucap selecia.

Siswa siswa itu pun hanya mengangguk dan mengacungkan ibu jari nya tanda bahwa mereka meng-iyakan perkataan selecia.

Di sepanjang perjalanan menuju perpus, selecia selalu saja mendengar para siswi yang memuji ketampanan seorang Aster, bahkan sampai ada yang meminta tanda tangan nya.

"Apa si Aster itu artis ya?" Selecia bermonolog pada dirinya lagi, bahkan kali ini ia menanyakan soal Aster pada dirinya sendiri.

Setelah sampai di pintu perpus, selecia di cegat oleh seorang siswa yang berbeda kelas dengan nya, selecia yang bingung pun langsung bertanya.

"Loh? ada apa?"

Siswa itu hanya diam dan menarik tangan selecia menuju ruang kepala sekolah, dan setelah sampai di depan ruangan nya, siswa itu langsung berbicara.

"Lo di panggil sama pak kepsek" ujar siswa itu.

"untuk?"

"Gw juga nggak tau, mending lo masuk aja, siapa tau penting, gw pamit ya"

selecia hanya meng-iyakan perkataan siswa tersebut dan karena sadar ia belum mengucapkan terimakasih, maka selecia memanggilnya.

"Edlen! Makasih banyak ya" teriak Selecia.

Ya, nama siswa yang mengantar selecia menuju ruangan kepala sekolah, dia bernama Edlen.

Edlen hanya tersenyum penuh arti lalu Edlen melanjutkan jalan nya menuju ruang kelas nya yang lumayan jauh dari ruangan kepala sekolah.

Tok Tok Tok

"Permisi pak"

Dengan sopan selecia mengetuk pintu ruangan kepala sekolah dan mengucapkan salam, dan tak la kemudian seorang guru membuka kan pintu untuk selecia.

Selecia menunduk tanda dia mengucapkan Terima kasih pada guru tersebut.

Selecia melihat seorang siswa yang sedang duduk bersama dengan kepala sekolah, tas nya mirip sekali dengan anak yang baru saja masuk itu.

"Selecia, sini nak" panggil pak kepala sekolah.

Selecia kemudian menghampiri kepala sekolah dan menyalimi tangan pak kepala sekolah.

"Kenalkan, ini murid baru di sekolah kita, tolong bawa dia ke ruang kelas nya ya, ruang kelas nya berada di samping kelas mu" ujar kepala sekolah.

Dan benar saja, lelaki itu pun berdiri lalu menatap Selecia dengan tatapan penuh arti seraya tersenyum ke arah nya, sungguh hal yang memabukkan, tak heran mengapa hana dan Mei sampai di buat mabuk kepayang oleh nya.

Kulitnya yang kuning langsat, dan perpaduan rambut dengan otot lengan nya menambah kesan tersendiri dalam dirinya.

"Hai, nama gw Virlano Na-Aster"

Deg!.