Chereads / LOSING YOU / Chapter 26 - LOSING YOU - Jangan Hujanan

Chapter 26 - LOSING YOU - Jangan Hujanan

Di dalam kamar bernuansa hitam putih ini ada seorang cowok yang sekarang sedang mengganti celana jeans yang semula panjangnya setara dengan lutut menjadi dengan menggunakan celana jeans panjang berwarna hitam.

Cowok membuka lemari pakaian yang berisikan khusus baju-baju dan lainnya. Intinya khusus atasan, baik itu kaos, outwear, hoodie, jaket, dan lain-lain.

Cowok itu terdiam sejenak sambil melihat-lihat pakaian yang ada di sini, sampai akhirnya dia teringat sesuatu dan langsung mengambil sebuah hoodie berwarna hitam yang langsung dia gunakan.

Cowok itu mengambil kunci motornya. Setelah itu dirinya langsung melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamarnya dan langsung berjalan menuruni anak tangga ini satu persatu.

"Sayang kamu mau ke mana?" tanya seorang wanita yang sekarang tengah menggunakan setelan tidur dan tengah duduk santai di sofa sambil menonton sebuah televisi bersama dengan seorang laki-laki di sampingnya.

"Rey mau ke Apartemen Peyvitta," jawab Reynard dengan begitu jujur.

Ya, cowok yang tadi buru-buru mengganti pakaiannya adalah Reynard. Reynard terburu-buru sebab dia teringat akan Peyvitta yang semula sudah berencana untuk kembali menyakiti dirinya.

"Mau apa kamu malam-malam ke Apartemen perempuan?" tanya laki-laki yang duduk di samping perempuan yang tak lain adalah Mamahnya Reynard yang tak lain adalah Papahnya Reynard.

"Papah pikir Rey mau berbuat apa?" tanya balik Reynard.

"Sudah larut malam, kenapa tidak besok?" tanya Gilang. Gilang merasa kalau masih banyak waktu untuk anaknya datang ke Apartemen Peyvitta, tidak perlu malam ini.

"Iya Rey, sekarang sudah malam. Besok aja ya, lagian mungkin Peyvitta juga akan istirahat kalau sekarang." Airin kembali berbicara dan mencoba untuk membujuk anaknya agar tidak pergi malam ini.

Airin melakukan hal ini, sebab dirinya tidak mau kalau suaminya atau dengan kata lain Papah dari anaknya marah sebab kelakuan anaknya yang malam-malam seperti ini akan datang ke Apartemen perempuan.

"Enggak Mah, karena kalau Rey gak ke sana Peyvitta tidak akan bisa tidur."

Reynard tidak mungkin akan mengganggu Peyvitta yang akan tertidur, justru sebab Peyvitta yang sedang tidak baik-baik saja, makanya dirinya memutuskan untuk datang ke Apartemen Peyvitta.

"Peyvitta kenapa?" tanya Airin dengan ekspresi yang terlihat sedikit khawatir.

"Sedang ada masalah, kalau ingin tahu masalahnya dan hal lainnya yang membuat Rey ingin ke Apartemennya sekarang itu apa besok Rey ceritakan semuanya, tapi untuk sekarang Rey mau ke sana."

Reynard mencoba untuk mempercepat pembahasan dengan orang tuanya, sebab Reynard tidak mau kalau Peyvitta sampai terlanjur menyakiti dirinya, karena dirinya yang datang terlalu lama.

"Ya sudah sekarang kamu boleh pergi ke sana, tapi hati-hati ya." Airin tidak mau kalau sampai ada sesuatu yang terjadi pada Peyvitta kalau memang Peyvitta sedang memiliki masalah.

"Iya Mah," jawab Reynard. Reynard merasa cukup lega akan hal ini.

"Kayaknya sekarang mau ujan ya? Kamu bawa mobil ya keluarnya, kalau bawa motor takutnya ujan. Udah malam gak boleh ujanan, nanti kamu sakit. Mamah gak mau," ucap Airin.

"Iya Mah, nanti Rey naik mobil." Reynard tidak mau berdebat lebih lama lagi, apalagi cuma masalah mobil dan juga motor yang akan dia gunakan.

"Iya," jawab Airin.

Reynard hendak melangkahkan kakinya kembali ke kamar, sebab semula dirinya membawa sebuah kunci motor, sedangkan sekarang dia akan menggunakan mobil, maka dia harus mengambil kunci mobilnya terlebih dahulu.

"Kamu mau ke mana?" tanya Gilang.

"Rey mau ambil kunci mobil," jawab Reynard.

"Kunci mobil kamu ada di dalam mobil," ujar Gilang, semula dirinya melihat kalau mobil Reynard kacanya tidak tertutup dan kunci mobilnya masih menggantung di dalam.

"Oh, ya udah Rey mau pergi sekarang."

Reynard kemudian menyalami tangan Airin dan juga menyalami tangan Gilang bergantian. Gilang tidak melepaskan tangan anaknya, tapi dia malah menatap anaknya terlebih dahulu.

"Ada apa Pah?" tanya Reynard. Reynard merasa kalau ada sesuatu yang akan Papahnya ucapkan saat dirinya yang tidak melepaskan tangannya.

"Pulang sebelum hari berganti."

Gilang berucap seperti itu setelah dirinya melirik ke arah jam tangannya yang mana sekarang sedang menunjukkan pukul 8 lebih dan dia ingin kalau anaknya kembali sebelum hari berganti, karena dia merasa tidak ingin membiarkan anak laki-lakinya berlama-lama di Apartemen perempuan.

Reynard kemudian melirik ke arah jam yang melingkar di tangan kirinya. "Iya Pah," jawab Reynard. Reynard menyetujui apa yang sudah Papahnya katakan.

Gilang dengan santai menganggukkan kepalanya. Sebenarnya Gilang bukan semata-mata tidak ingin anak laki-lakinya terlalu lama di Apartemen perempuan apalagi waktu malam.

Gilang sekarang hanya ingin tahu saja apakah anak laki-lakinya akan menuruti apa yang sudah dia katakan atau malah membantahnya hanya karena seorang perempuan.

Reynard kemudian melangkahkan kakinya keluar dari Rumahnya dan langsung masuk ke dalam mobil. Reynard langsung melajukan mobilnya menjauh dari area Rumahnya dan langsung menuju ke arah Apartemen Peyvitta.

Reynard melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Reynard tidak bisa dengan santai melajukan mobilnya, sebab dirinya menjadi kepikiran terus menerus akan Peyvitta.

Reynard tidak mau kalau perempuan yang setahu dirinya sudah lama tidak melukai dirinya harus kembali melukai dirinya, sebab dia yang tidak bisa menahan dirinya atas sebuah rasa depresi yang dia rasakan sebab berbagai masalah yang dia miliki.

Peyvitta melirik ke arah jam yang menggantung di dinding. Peyvitta merasa kalau waktu berjalan dengan begitu lambat. Peyvitta merasa kalau waktu terlalu lama untuk mempertemukan dirinya dan juga Reynard.

"Rey, lo di mana?" tanya Peyvitta dengan mata yang sudah sangat berkaca-kaca.

Peyvitta sepertinya sudah sangat tidak kuat terus menahan berbagai rasa dan juga pikiran yang terus berkeliaran di dalam pikirannya yang kebanyakan adalah pemikiran yang terus memaksa dirinya untuk melampiaskan semua kebingungan dan juga pusing sebab memikirkan banyak hal menjadi kepada dirinya, dengan kata lain melukai dirinya.

Peyvitta dengan seketika langsung terdiam sambil berpikir dengan begitu serius saat mendengar begitu banyak rintikan air yang jatuh membasahi bumi.

Peyvitta berpikir dengan begitu serius sambil memikirkan apakah suara itu memang timbul karena hujan yang turun atau karena pikirannya yang semula takut kalau Reynard tidak jadi ke sini, sebab cuaca turun hujan.

Peyvitta mencoba bangkit dan kemudian melangkahkan kakinya ke arah jendela. Peyvitta terdiam saat melihat suasana di luar yang memang benar sedang turun hujan dengan begitu deras.

"Rey, apa lo memang gak akan ke sini?" tanya Peyvitta.

Peyvitta terus memperhatikan rintikan air yang turun dengan sebuah perasaan yang dia rasa semakin beterbangan tak tentu arah. Peyvitta dengan seketika langsung terdiam saat dirinya teringat akan sesuatu.

"Sekarang hujan turun dengan begitu deras, kalau dia semula sudah berniat untuk ke sini dan kehujanan di jalan bagaimana?" Peyvitta mendadak teringat akan hal ini.

"Daripada lo maksain ke sini dan hujanan, lebih baik lo diam di Rumah lo Rey. Gue gak mau kalau sama nantinya lo sakit, sebab berusaha untuk ada buat gue."

Peyvitta mendadak begitu memikirkan Reynard dan pikiran Peyvitta menjadi begitu fokus pada Reynard, padahal semula pikirannya sedang beterbangan tak tentu arah.

Sebenarnya Peyvitta itu masih menyimpan rasa atau tidak pada Reynard? Kalau Peyvitta tidak mempunyai rasa apa pun pada Reynard, tidak mungkin bukan kalau Peyvitta begitu khawatir akan keadaan Reynard?