Semakin hari Peyvitta semakin tersiksa dengan pikirannya sendiri. Peyvitta kembali ke sifat dirinya yang dulu lagi.
Peyvitta terus-terusan memikirkan masalah ini dalam pemikiran yang ganda. Di mana yang satu memilih untuk melepaskan Devian dengan ikhlas dan yang satu adalah sebaliknya.
Di mana dirinya melarang Peyvitta untuk melepaskan hal itu, karena dengan dirinya melepaskan Devian, maka dirinya akan kembali merasakan yang namanya sendirian.
"Mau kapan lo menceritakan hal itu?" tanya Reynard.
Peyvitta langsung melirik ke arah dari mana suara itu berasal. Peyvitta melirik ke arah di mana Reynard sekarang tengah berdiri.
Reynard duduk di samping Peyvitta. Akhir-akhir ini Reynard kembali menemani Peyvitta di saat Peyvitta tengah menyendiri sambil memikirkan masalah itu.
"Gue bingung Rey, makin hari masalah itu seperti makin besar. Gue makin lama makin frustrasi gara-gara masalah itu, huah!"
Apa yang sudah Peyvitta ucapkan memang benar. Semakin hari dirinya semakin merasa frustrasi, karena semakin hari ada saja hal yang membuat dirinya kembali memikirkan hal itu.
"Dan sampai sekarang lo masih mau memendam masalah itu sendirian?" tanya Reynard.
Sampai sekarang Peyvitta memang belum menceritakan hal itu pada Reynard. Reynard hanya bisa menemani Peyvitta.
Peyvitta menatap Reynard. Peyvitta kali ini tidak menatap Reynard dengan tatapan yang serius, kali ini Peyvitta terlihat seperti orang yang tengah bersedih.
"Gue rasa akan lebih baik jika lo membagi masalah lo, setidaknya membagi cerita tentang masalah yang sedang lo hadapi akan mengurangi sedikit beban pikiran yang lo punya."
Reynard kali ini bersikap seolah dirinya begitu bijak. Reynard berbicara dengan kata yang terdengar cukup baik di telinga Peyvitta.
Peyvitta sudah sejak 5 hari yang lalu ingin menceritakan hal ini pada Reynard, tapi sampai saat ini Peyvitta masih memendam hal itu.
"Sekitar satu minggu lagi kelas 12 sudah kelulusan," ucap Reynard.
Reynard mengingatkan hal ini pada Peyvitta, karena Reynard tidak mau kalau sampai Peyvitta telat menyelesaikan masalah ini.
Peyvitta terdiam. Peyvitta memikirkan hal itu. Sebentar lagi kelulusan, berarti sebentar lagi dirinya harus benar-benar menyelesaikan masalah ini.
Tiba-tiba sebuah bulir air mata keluar membasahi pipi Peyvitta. Air mata itu keluar bukan karena sedih, tapi karena Peyvitta sudah merasa tidak sanggup menahan hal itu.
Reynard melirik ke arah Peyvitta, karena barusan Reynard mendengar seseorang teringhak.
Lagi-lagi gue melihat lo kembali meneteskan air mata.
Reynard bergumam sebentar dalam hatinya saat baru saja dirinya melihat ada sebuah bulir air mata yang jatuh dari pelupuk mata Peyvitta.
"Jangan nangis, lo jelek." Reynard berucap seperti itu setelah dirinya mengusap air mata yang baru saja jatuh itu dengan punggung jarinya.
Peyvitta memperhatikan detail wajah Reynard. Kalimat yang baru saja Reynard ucapkan terasa begitu membekas di hatinya.
Bekas yang tersisa bukanlah sebuah rasa sakit, tapi ada sebuah rasa yang kembali timbul saat dirinya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Reynard.
Bayangan masa lalunya kembali muncul. Reynard pernah mengucapkan kalimat itu pada saat dirinya tengah menangis, karena merasa begitu sedih.
Lo dari dulu gak pernah berubah Rey.
Peyvitta mengucapkan kalimat itu dalam hatinya. Reynard memang pernah mengeluarkan kalimat itu di masa lalu.
Peyvitta bingung sama sikap Reynard, kenapa sampai saat ini Reynard masih terus bersikap baik padanya, padahal sudah beberapa kali Peyvitta mencoba untuk menjauh dari Reynard.
Reynard juga sudah tahu kalau Peyvitta sudah beberapa kali mencoba untuk menjauh darinya, bahkan beberapa kali Peyvitta sengaja menghindarinya.
Peyvitta masih ingat akan semua hal itu, apalagi di saat dirinya lebih memilih orang lain di depan dirinya sendiri.
Lo kenapa masih bersikap baik sama gue?
Reynard mengukirkan sebuah senyumannya yang terlihat begitu manis sekarang. Reynard sengaja melakukan hal itu. Reynard tersenyum, karena ingin membuat Peyvitta ikut tersenyum agar Peyvitta tidak terus menangis seperti sekarang.
Tujuan dari Reynard mengukirkan senyumannya sekarang gagal, karena Peyvitta malah kembali meneteskan air matanya. Peyvitta merasa tidak enak sama Reynard, kenapa Reynard terus-terusan bersikap baik kepada dirinya?
"Hey kenapa malah nangis lagi?" tanya Reynard. Reynard bertanya dengan nada yang terdengar dengan penuh kelembutan.
Nada lembut yang sudah Reynard keluarkan sekarang malah membuat air mata yang semula menggenang di pelupuk mata Peyvitta menjadi tumpah.
Peyvitta sekarang sudah benar-benar menangis. Peyvitta sudah tidak bisa lagi menahan air mata yang ada di pelupuk matanya lebih lama lagi.
Reynard sekarang merasa bingung. Reynard tidak tahu harus melakukan hal apa, karena tidak mungkin jika Reynard kembali mengusap air mata itu.
Kenapa tidak mungkin? Karena itu semua akan sia-sia.
Peyvitta sekarang sedang benar-benar menangis. Kalau Reynard mengusap air matanya, maka pipi Peyvitta akan kembali basah dibasahi oleh air mata yang baru saja turun.
Reynard menarik kepala Peyvitta dengan perlahan ke bahunya. Reynard menyandarkan Peyvitta tepat di bahunya.
Peyvitta sekarang masih tetap menangis, tapi tidak terlalu teringhak. Hatinya merasa sedikit tenang saat sekarang dirinya tengah bersandar di bahu Reynard.
Bahu lo terasa begitu nyaman untuk gue jadikan sebagai tempat bersandar.
Apa yang Peyvitta katakan dalam hatinya memang apa yang sedang dia rasakan sekarang.
Peyvitta merasa sedikit jauh lebih tenang saat sekarang dirinya tengah bersandar di bahu milik Reynard.
Beberapa waktu berlalu, Peyvitta kembali membenarkan posisi duduknya. Peyvitta sekarang sudah tidak lagi menangis.
Peyvitta mengusap air mata yang masih terasa lengket di kedua pipinya. Peyvitta benar-benar mengusap sisa air mata yang masih menempel di pipi dan juga bawah matanya.
"Makasih," ucap Peyvitta. Peyvitta tiba-tiba berucap seperti itu setelah dirinya mengusap sisa air matanya.
"Untuk apa?" tanya Reynard datar.
Reynard tidak merasa telah memberikan Peyvitta sesuatu bahkan Reynard juga tidak melakukan sesuatu, tapi kenapa Peyvitta mengucapkan makasih?
Sebuah lengkungan tertarik dan terbentuklah sebuah senyuman di bibir Peyvitta. "Bahunya terasa begitu nyaman untuk dijadikan tempat bersandar." Peyvitta mengatakan apa yang semula dia rasakan saat sedang bersandar di bahu Reynard.
Reynard menganggukkan kepalnya. "Sama-sama," jawab Reynard.
Reynard merapikan rambut Peyvitta yang terlihat sedikit berantakan. Kelembutan yang ada di dalam diri Reynard kembali keluar.
Peyvitta sekarang tengah memperhatikan detail wajah orang yang sekarang sedang merapikan rambutnya.
Tap
Selesai merapikan rambut Peyvitta, tatapan mata Reynard sekarang bertemu dengan tatapan mata Peyvitta.
Mereka terlihat begitu serius saat sedang bertatapan sekarang. Mereka terlihat seperti sedang menyalurkan sesuatu.
Mata mereka seperti sedang berbicara. Berbicara mengungkapkan apa yang mungkin kesulitan untuk mulut mereka ucapkan.
Lo gak pernah berubah Rey, bahkan apa yang gue rasakan saat sedang bertatapan dengan mata dingin lo rasanya masih sama.
Ternyata apa yang hati gue rasakan tidak berubah, meski dia sudah tahu kalau hati lo sekarang sudah ada pemiliknya.
Sepertinya Peyvitta dan juga Reynard masih mempunyai perasaan yang mungkin oleh keduanya terus-terusan dipendam atau bahkan mungkin sudah berusaha untuk mereka lupakan.
Dengan Peyvitta yang masih mempunyai rasa pada Reynard, akankah hal ini menjadi salah satu hal yang membuat Peyvitta bisa dengan mudah melepaskan Devian?