Chereads / Empu / Chapter 4 - Bagian 4 : Sindarta 3

Chapter 4 - Bagian 4 : Sindarta 3

"Kresk... kresk... kresk," suara langkah kaki menyisir kesunyian malam hutan Beji.

"Apa sudah siap semuanya?"

"Semua sudah siap tinggal menunggu kehadiran bala bantuan beserta ketua Dirga saja."

"Baiklah kita segera menuju tempat pertemuan yang telah disepakati saja, kita jaga daerah sekitarnya sambil menunggu ketua sampai."

"Siap!"

Sementara itu di padepokan Senja.

"Semua sudah siap?" tanya Dirga.

"Siap ketua!" jawab murid - muridnya yang akan ikut penelusuran malam ini.

"Panggil Durpa kemari!" perintah si Dirga.

Tak berapa lama.

"Ada apa ayah memanggilku? Belum puaskah menampar pipiku? Atau mau menghajarku sekarang didepan murid - murid padepokan lusuh ini," ujar Durpa.

"Cih, dasar anak kurang ajar," jawab Dirga memerah.

"Kali ini kubiarkan kau Durpa! Masih banyak yang harus ayah lakukan malam ini," ujar Dirga.

"Dengarkan baik - baik perintah ayah. Malam ini jagalah padepokan ini, karena ayah dan murid - murid senior padepokan akan berangkat menelusuri reruntuhan Sindarta malam ini," ujar Dirga.

"Cih, kenapa tidak ayah suruh murid - murid kesayangan ayah yang menjaganya? Aku kan tak pernah belajar ilmu kanuragan, bagaimana bisa aku menjaga padepokan ini?" jawab Durpa mengejek.

"Durpa... Durpa. Kau benar - benar menguji kesabaranku," jawab Dirga menahan emosi.

"Tenang saja kau tidak akan sendirian menjaga padepokan ini, akan kusisakan beberapa murid senior untuk membantumu menjaga padepokan ini," ujar Dirga.

"Apa untungnya buatku menjaga padepokan lusuh ini?" jawab Durpa.

"Baik, baiklah akan kuberikan hadiah kepadamu jika berhasil dalam tugasmu ini. Akan kubebaskan kau membawa wanita - wanita jalangmu itu kedalam padepokan," jawab Dirga.

"Benarkah ayah?" jawab Durpa kegirangan.

"Kau selesaikan dulu tugas dariku ini!" jawab Dirga.

"Siap ayah, akan Durpa laksanakan. Ha... ha... ha," jawab Durpa.

"Sekarang kita berangkat!" ujar Dirga.

"Siap!" jawab murid - muridnya lantang.

Rombongan Dirga akhirnya berangkat menuju tempat pertemuan yang telah disepakati untuk bertemu dengan rombongan sebelumnya. Keberangkatan merekan dengan jumlah yang tidak sedikit menimbulkan kecurigaan di tengah warga dan padepokan - padepokan lainnya. Namun Dirga telah memperhitungkannya, meskipun mereka akan menimbulkan keributan padepokan lain pun akan bingung dan tak akan sempat menebak apa yang akan mereka lakukan apalagi mempersiapkan diri untuk ikut serta dalam penelusuran reruntuhan ini. Meskipun esoknya sudah pasti reruntuhan Sindarta akan menjadi rahasia publik, setidaknya padepokan Senja sudah mengantongi benda - benda terbaik yang dapat ditemukan di reruntuhan itu.

Sementara itu di suatu padepokan.

"Ha... ha... ha. Dirga kau memang licik sekali, kalau aku tidak mendapatkan berita dari Buto Kalimoto mungkin aku tidak akan bisa ikut bersenang - senang denganmu. Ha... ha... ha."

Sesampainya rombongan Dirga di tempat yang telah disepakati.

"Kenapa sepi sekali di sini?" ujar Yudha.

"Ada yang tidak beres sepertinya," ujar Dirga.

"Siapkan senjata kalian jangan sampai lengah!" ujar Dirga.

"Clang... clang... clang!" Suara pedang dan tombak mulai disiapkan oleh para murid.

"Ha... ha... ha. Selamat malam Dirga, kenapa kau tidak mengundangku untuk ikut bersenang - senang malam ini?"

"Buto! Buto Kalimoto!" teriak Dirga.

"Tarian murid - murid seniormu sungguh menakjubkan hingga aku tak kuasa membunuh mereka. Ha... ha... ha," ujar Buto Kalimoto.

"Bajingan kau Buto!" jawab Dirga.

Tiba - tiba muncul beberapa bayangan mendekat.

"Dirga... kenapa kau tidak mengundangku malam ini?"

"Sudah lama kita tidak berkumpul seperti ini. Ha... ha... ha."

"Hmmm. Sepertinya aku belum terlambat."

"Senopati Aji... Dewi Lasmini... Ruro Ponco," gumam Dirga.

"Sialan bagaimana bisa mereka mengetahui rencanaku?" gumam Dirga.

"Selamat malam saudara dan saudariku, bukannya aku tidak mau mengundang kalian. Tapi aku tak sempat mengundang kalian, saat aku temukan reruntuhan ini sudah terobrak - abrik jadi aku percepat penelusuran reruntuhan ini. Pastinya jika aku menemukan sesuatu akan ku bagi dengan kalian juga," jawab Dirga.

"Ha... ha... ha. Kau kira kami ini anak kecil, jika bukan karena kerendahan hati saudara Buto kami tak akan ikut bersenang - senang denganmu," ujar Senopati Aji.

"Benar sekali kata Senopati Aji," timpal Dewi Lasmini.