Seperti yang dikatakan Jennie, terdapat dua orang berpenampilan seperti preman tengah berdiri di depan pagar, tapi sesaat kemudian beberapa orang dengan penampilan serupa layaknya gengster tengah turun satu persatu dari belakan truk dan menyebar di area sekitar rumah.
"Apa yang mereka lakukan disini?" tanya Skylar sambil mengintip lewat jendela.
"Sepertinya mereka menemukan titik keberadaanku." terjemah Hugi pada Hester yang ikut berdiri disamping Skylar.
"Sial, bagaimana bisa?"
Dar! Dar! Dar!
Suara pintu yang digedor.
"Jennie, sembunyikan dia!" kata Skylar dan Jennie langsung menarik Hester untuk bersamanya.
"Kamu mau menghadapinya sendiri, Skylar? Sepertinya mereka bukan jenis orang yang bisa diajak berdiskusi." kata Hugi.
"Tenang, aku sudah menempatkan seratus robot sniper berukuran sangat kecil mengelilingi rumah ini. Semuanya sudah kelengkapi dengan peluru yang bisa membuat orang pingsan selama 8 jam hanya dengan sekali tembak. Tapi jika terkena duakali maka orang itu akan tewas." kata Skylar dengan wajah serius.
"Kamu seniat itu menyiapkannya hanya untuk Hester?"
"Tidak, sebenarnya aku menyiapkan itu hanya untuk melindungi diriku dan kalian. Tapi karena keberadaan Hester membuatku jadi menambahkannya sedikit lebih banyak dari biasanya."
"Apa yang membuatmu menolongnya selebih keras ini? Kita baru saja mengenal dan bertemu dengannya. Bisa saja dia orang jahat yang sedang melarikan diri?"
Skylar menggeleng dengan pasti.
"Tidak, Hugi. Dia benar-benar seorang korban dari kasus kekerasan. Aku sudah memastikannya melalui portal pencarian yang ada di mataku. Aku juga sempat meretas cctv tempat ia berada sebelum lari ke rumah kita. Dia benar-benar disiksa disana dan nyaris tidak diberi makan."
Gedebrak!!!
Pintu rumah Skylar terlepas dan jatuh ke lantai.
"Hei! Apa yang kalian lakukan pada rumah kami!?" bentak Hugi pada sekumpulan orang jelek yang tiba-tiba masuk rumah begitu saja.
"Kalian pasti menyembunyikan anak it--"belum sempat orang itu menyelesaikan ucapannya, beberapa robot Skylar sudah menembaknya hingga satu persatu-satu orang jelek itu berjatuhan kemudian disusul dengan beberapa orang yang ada diluar. Tidak ada peluru yang melesat. Kini semuanya sudah terbantai dalam keadaan pingsan secara bersamaan.
"Sial, padahal aku masih mau membiarkan kalian. Tapi karena kalian membuat pintuku rusak makanya aku kesal." kata Skylar sambil menendang sedikit kepala orang yang tadi seenaknya bicara setelah merusak pintu rumahnya.
"Kita apakan mereka sekarang, Skylar?"
"Panggil Hester dan buat dia bersaksi atas apa yang sudah dilakukan mereka dihadapan polisi." kata Skylar.
Setelah hampir satu setengah jam menyusun mereka didepan truk Skylar pun menelpon polisi dan tak berapa lama kemudian polisi datang.
"Mereka adalah sekumpulan napi yang lepas sejak beberapa tahun lalu. Kamu hebat sekali, Nak, bisa menangkap mereka sekaligus." ujar salah satu kapten dari polisi itu pada Skylar.
Skylar hanya mengangguk tanpa suara.
Polisi itu memandang kagum pada Skylar ---meski ia saat ini sedang menggunakan hodi dengan tudung kepala kebesaran serta masker--- dan kemudian mengacungkan kedua jempolnya.
"Eeeh, Hester, kamu tidak perlu bersaksi karena mereka sudah dipastikan orang yang memiliki banyak sekali catatan kriminalnya. Hiduplah dengan baik kalian berdua, ya. Kakak beradik harus hidup rukun, bukan? Kalau begitu saya pamit untuk membawa mereka."
Skylar hanya mengangguk dan orang-orang itu pun diangkut dengan truk mereka yang dikemudikan oleh polisi.
"Kalau dipikir-pikir perkataan pak polisi tadi ada benarnya juga. Walau, yah, diluar dari dia yang tidak tahu sama sekali bagaimana wajahmu, Skylar." kata Hugi sambil mengusap dagunya. Sikapnya saat ini seolah menolak kalau dia itu adalah robot.
"Apanya?"
"Kalian berdua mirip. Mungkin kalau luka lebam diwajah Hester menghilang kalian bisa dikatakan hampir seperti anak kembar." kali ini Jennie ikut berkomentar.
"Tunggu, aku penasaran dengan satu hal." kata Skylar.
"Hester itu sebenarnya laki-laki atau perempuan? Jika dia perempuan kenapa dadanya sangat rata dan jika dia laki-laki kenapa aku tidak menemukan jakun di lehernya?"