Hester sedang mengaduk segelas coklat hangat ketika Jennie mengoleskan selai coklat ke roti tawar yang dipotong menjadi segitiga. Skylar dan Hugi masih diruang bawah sedang membuat peluru yang digunakan para robot sniper mereka kemarin. Sebenarnya masih belum habis, tapi Skylar ingin menambahkannya saja demi berjaga-jaga. Oh, ya, Hester masih belum tahu letak ruangan rahasia itu. Skylar masih belum mengizinkan ia untuk tahu lebih jauh. Seperti kata Hugi dan Jennie, Skylar harus lebih mengenal sosok Hester terlebih dahulu.
Setelah dirasa selesai karena sudah cukup banyak menghasilkan peluru, Hugi kemudian membawanya sebagian keluar rumah demi memasangkan peluru tersebut ke sniper yang ada di luar. Tentu saja ia tidak melewati jalur portal berbentuk cermin yang ada dibawah tangga itu, karena Hester pasti akan kebingungan melihatnya muncul dari sana. Makanya jauh sebelum hal itu terjadi, Skylar sudah membuatkan lorong yang langsung menuju area halaman belakang. Tentu saja yang membuat jalur itu adalah robot suruhannya.
Sesaat Skylar tengah memasukan pelurunya yang berbentuk bintang itu, Hester bertanya karena kemarin ia sempat melihat bagaimana sebuah benda yang terlihat seperti pajangan bisa menembak dengan sendirinya.
Hester mengampiri Skylar. Karena mengerti apa maksud Hester yang mengampirinya itu, Skylar kemudian langsung menjelaskan dan tentunya masih belum bilang kalau itu buatannya.
"Aku sedang memasukan peluru baru, Hester. Aku baru saja mendapatkan paketnya tadi. Asal kamu tahu, peluru ini sangat menolong sekaligus sangat berbahaya. Satu kali kamu mengenai ujungnya yang tajam ini, kamu akan pingsan selama 8 jam. Tapi jika kamu dua kali kena maka kamu akan mati."
Hester bergidik sesaat mendengar semua penjelaskan itu.
"Tidak usah khawatir, aku tidak akan menyalahgunakannya. Ini hanya kugunakan untuk menghadapi situasi darurat saja dan ... contohnya seperti kemarin."
Tampak sekali Hester mengembuskan napas leganya kemudian dia tersenyum pada Skylar.
"Hester, kamu sebaiknya merapikan rambutmu sekarang. Aku masih merasa ambigu saat melihatmu." kata Skylar lagi sesaat telah selesai memasukan peluru dan meletakan kembali robot berbentuk kotaknya.
"Katanya, jika rambutnya pendek itu akan membuat dia dalam bahaya." kata Hugi sesaat masuk dan turut duduk di meja makan.
"Bahaya seperti apa lagi? Aku pikir masalahmu sudah selesai kemarin. Apa ada yang aku lewatkan?" kata Skylar sembari diam-diam mencari rekaman kamera yang mungkin selama ini sudah merekam jejak Hester.
"Wajahku ketika berambut pendek akan mirip dengan ayahku. Ibuku akan menganggap bahwa aku adalah ayahku dan dia akan menghajarku habis-habisan jika melihatku."
"Tapi sekarang kamu berada di rumahku. Tidak akan ada yang menyakitimu disini Hester. Oh, ya, dimana ibumu tinggal? Biar aku yang akan---"
Hester mengangkat tangannya kemudian menyilang yang seperti ia menolak atau menentang dengan maksud Skylar.
"Jangan laporkan ibuku. Ia hanya seorang ibu biasa. Ia begitu karena ayahku bukan laki-laki yang baik."
"Aku boleh tahu apa yang membuat kamu diburu oleh para napi itu?"
Hester mengangguk.
"Satu dari mereka menolongku untuk keluar dari rumah, pada saat itu posisiku sedang dicambuk ibuku menggunakan rantai. Ia kemudian menarik tanganku dan ibuku langsung melemparkan rantai itu padaku tapi aku dilindungi hingga yang kena adalah dahi orang itu sampai menimbulkan luka robek. Aku dibawa lari sangat jauh sampai aku tidak menemukan ada rumah atau suatu perkampungan lagi. Ia membawaku ke sebuah bangunan tua yang sekitarnya hanya diliputi oleh tumbuhan semak belukar. Aku sangat takut waktu itu. Kemudian aku bertemu mereka semua. Awalnya mereka sangat baik padaku. Namun itu hanya di satu bulan pertama. Hari berikutnya mereka mulai... " Hester tidak lagi melanjutkan gerakan tangannya.
"Tidak apa-apa, Hester. Sudahi saja ceritamu kalau kamu merasa itu tidak perlu diceritakan. Aku akan coba untuk mengerti." kata Skylar pelan. Hester hanya memberikan isyarat kata maaf dan terima kasih.