Hester pun diizinkan masuk kedalam rumah masih dengan diawasi oleh Jennie. Dia masih tidak tahu dengan jati diri Jennie maupun Hugi.
Hester lalu berbicara dengan isyarat lagi sambil dibantu Hugi sebagai penterjemah.
"Terima kasih sudah memberikanku makanan. Ini adalah makanan paling enak yang pernah kumakan."
"Kamu bisa menambahnya lagi kalau kamu suka, Hester." kata Jennie.
Skylar mengambil beberapa pakaian dari kamarnya, setelah dirasa cukup ia pun keluar dan mengampiri Hester sambil tak lupa membawakan sekotak p3k.
"Hester, kami ada pakaian untuk kamu pakai nanti. Setidaknya setelah makan kamu harus membersihkan tubuhmu dahulu baru aku akan mengobati lukamu." kata Jennie yang diangguki dengan tersenyum oleh Hester.
Setelah hampir 15 menit menunggu Hester makan, Jennie memintanya untuk tidak langsung pergi mandi. Ia justru memberikan obat merah pada beberapa memar yang seolah seperti baru didapatkan itu.
Sambil memainkan ponselnya dengan menonton video kucing-kucing viral dan lucu di sosial media, Luca pun datang dengan mengeong mengampiri Skylar. Luca seperti seseorang yang memberitahukan Skylar bahwa, untuk apa kamu tertawa lucu hanya dengan melihat kucing milik orang lain, sedang aku disini nyata dan kamu bisa bermain bersamaku, Skylar.
Melihat hal itu, Hester tersenyum girang saat mendengar kucing itu mengeong yang seakan tengah mengomel.
"Hester, apa kamu menyukai kucing?"
Hester mengangguk antusias.
"Luca, beri salam padanya." kata Skylar yang padahal hanya bercanda karena dia rasa kucing itu masih belum lama mengenalnya jadi kemungkinan mengerti dan menurut pada perintahnya itu masih dalam kemungkinan 1%. Tapi bercandaannya itu berhasil dipatahkan dengan Luca yang berdiri dengan kedua kakinya sambil mengeong dengan sangat keras.
"Woah!" Skylar takjub sampai menutup mulutnya dengan tangan.
"Kucing ini cerdas sekali, Skylar." kata Hugi seolah dalam perkataannya ia menaruh curiga kalau Skylar telah meletakan chip kecerdasan buatan pada kucing tersebut.
Skylar menangkap sinyal kecurigaan itu dan ia pun menggeleng khidmat menyatakan bahwa ia sama sekali tidak me remake ulang kucing itu atau membuat dia menjadi kucing robot. Tidak sama sekali --masih belum. Kucing itu murni berbuat sesuai nalurinya.
"Aku akan pergi untuk membersihkan diri. Boleh aku menyentuh kucing itu? Dia sangat lucu sekali dengan bulu tebalnya." kata Hugi yang menterjemahkan isyarat Hester.
Luca yang seolah mengerti itu berjalan mendekati Hester. Kemudian duduk menghadap Hester yang sudah mengusap kepalanya dengan lembut.
Setelah itu Hester pun pergi ke kamar mandi ditemani oleh Jennie.
"Kamu tahu apa yang kurasakan sekarang, Hugi?" tanya Skylar ketika Hester sudah menghilang dari dapur.
"Tidak tahu pasti namun yang kulihat dari semburat di wajahmu, aku pikir kamu menyenangi keberadaan Hester." kata Hugi sambil membiarkan tangannya dimainkan oleh Luca.
"Ya, kamu benar. Aku merasa seperti aku memiliki sesuatu yang baru. Apa begini ya rasanya memiliki teman manusia?" tanya Skylar dengan senyuman di wajahnya.
"Mungkin saja. Karena selama ini kamu jarang keluar rumah dan sering bersama kami para robotmu."
"Apa kita biarkan saja dia tinggal disini?"
"Jangan cepat mengambil keputusan, Skylar. Kita tidak tahu siapa dia sebenarnya. Hanya karena perasaanmu yang dibuat senang oleh keberadaanya dalam waktu sesingkat itu kamu bisa bebas membuat orang masuk ke duniamu." kata Hugi.
"Lalu apa yang sebaiknya aku lakukan?"
"Berikan dia tempat tinggal sementara tapi bukan rumah ini."
"Bagaimana caranya? Aku tidak punya rumah selain disini."
"Kamu bisa meretas dokumen kepemilikan kamar apartemen di gedung yang tidak jauh dari rumah ini."
"Bukankah itu sudah masuk dalam hal kriminal, Hugi? Aku tidak mau. Berikan solusi yang lain."