Chereads / NEARLY / Chapter 7 - TUJUH

Chapter 7 - TUJUH

Skylar saat ini tengah berada di klinik animal yang mana disana juga terdapat beberapa jenis hewan tidak berpemilik yang menunggu untuk di adopsi. Skylar disitu tidak sendirian, ia ditemani Jennie dan Hugi. Tadinya ia hanya ingin pergi berdua dengan Hugi saja, tapi Jennie merengek minta ikut karena ingin tahu bagaimana dunia manusia di luar. Jadilah mereka bertiga sekarang berpencar melihat-lihat binatang yang berada dalam kandang dan ada juga yang berkeliaran di klinik tanpa diikat karena sepertinya mereka jinak dan dipercaya untuk tidak bisa kabur. Beberapa diantaranya ada kucing, anjing dan kelinci. Ada juga reftil seperti iguana tapi ia tidak mau berjalan kesana kemari dan lebih suka bersembunyi di bawah bangku atau meja.

Skylar masih melihat-lihat untuk mencari hewan mana yang akan menarik perhatiannya. Semuanya terlihat lucu, imut dan menggemaskan. Skylar jadi bingung mau pilih yang mana.

"Bagaimana jika kita bawa itu saja?" tanya Jennie menunjuk binatang yang sontak membuat tangan Skylar merinding dan bulu kuduknya meremang.

"Skylar, dia hewan bukan hantu." kata Jennie lagi.

"Ya, tapi aku takut dengan ular. Jangan yang itu, ya." kata Skylar sambil menggosok-gosokan tangannya.

"Sayang sekali, padahal itu sangat menggemaskan." ucap Jennie sangat pelan.

"Omong-omong dimana Hugi?" tanya Skylar sambil melihat kesekitar.

"Mataku menangkap sinyalnya kalau dia sedang berada disana sekarang." jawab Jennie dan Skylar mengikuti petunjuk Jennie. Kemudian benar saja ada Hugi di sana yang berdiri di depan sebuah akuarium berisi ikan yang lumayan besar.

"Sebenarnya ini klinik atau pasar hewan, ya? Kenapa banyak sekali jenisnya." tanya Skylar entah pada siapa.

"Hugi!" panggil Jennie dan Hugi pun menoleh.

"Aku mau yang ini." kata Hugi memunculkan mata berbintang pada Skylar.

"Kalau ikan aku tidak masalah. Ambilah jika kamu mau itu."

"Kenapa Hugi dituruti sedangkan aku tidak? Ini tidak adil, Skylar." Jennie memprotes.

"Pilihanmu terlalu menyeramkan, Jennie. Aku tidak mau menanggung resiko kalau... sewaktu waktu dia bisa saja masuk ke ruang kontrol." kata Skylar dengan bisikan lirih diakhir kalimatnya.

Jennie terdiam lalu mengangguk membenarkan ucapan Skylar.

"Aku masih ingin hidup. Baiklah mari kita cari yang lain saja kalau begitu." kata Jennie dengan berjalan lagi mencari binatang yang mungkin akan disukai Skylar.

Skylar terpaku sesaat mendengar kata hidup yang barusaja dikatakan Jennie. Tidak tahu kenapa rasanya ada yang aneh pada hati Skylar begitu mendengar satu kata itu saja.

"Ayo, Skylar." kata Hugi dengan menyentuh punggung Skylar dan menyadarkannya kembali dari perasaan tidak enaknya.

Hampir 2 jam mereka melihat-lihat, tapi Skylar masih belum dapat menentukan pilihannya.

"Dokter, kucing ini saya temukan dalam got. Menurut orang sekitar dia sudah beberapa bulan terjebak  disana tapi tidak ada seorang pun yang bisa mengeluarkannya." kata seseorang yang masuk dengan menggendong seekor anak kucing berwarna putih tapi terlihat sangat kotor oleh lumpur. Keadaannya sangat memprihatinkan.

Skylar memperhatikan kucing tersebut yang kini sudah dalam penanganan dokter.

"Kamu mau itu?" tanya Jennie ketika menyadari tatapan Skylar tidak lepas dari kucing tersebut.

Skylar hanya mengangguk sambil terus memperhatikan.

Setelah dua jam menunggu kucing itu selesai diurus, Skylar akhirnya diperbolehkan mendekati kucing tersebut. Keadaannya sangat sehat walau mata kucing tersebut tidak dapat melihat dengan jelas.

"Saya boleh mengadopsinya?" tanya Skylar pada dokter sekaligus pemilik dari klinik tersebut.

"Apa alasan kamu ingin mengadopsi kucing ini? Ia baru ditemukan beberapa jam yang lalu dan dia masih kucing liar, belum jinak." kata dokter tersebut.

"Saya tahu itu karena saya juga lihat dia datang dari awal kesini tadi. Saya menyukainya. Saya janji akan merawatnya dengan baik." kata Skylar.

"Kamu boleh mengadopsinya tapi biarkan dia dirawat beberapa hari dulu disini. Kamu bisa menengoknya sembari menunggunya benar-benar pulih." Skylar hanya mengangguk antusias.