Seseorang dengan memakai hodi yang menutupi kepalanya serta mengenakan masker tengah berdiri di depan pagar rumah Skylar. Gerak-geriknya cukup mencurigakan karena ini adalah pertama kalinya rumah Skylar dikunjungi oleh seseorang yang tidak dikenal.
"Aku akan pergi keluar dan mencari tahu siapa dia dan apa yang sedang dia lakukan pada rumah kita." kata Jennie yang sudah kembali ke mode dirinya.
"Ya. Pastikan dia bukan penyusup atau pun mata-mata."
Jennie tidak menjawab namun Skylar tetap mempercayakannya.
"Skylar, lihatlah orang ini." kata Hugi sembari menunjukan video seseorang yang sedang menari dengan lincahnya.
"Keren. Dia pasti sangat terkenal." komentar Skylar.
"Jika kamu mau kamu akan bisa seperti dirinya, bahkan lebih." ucap Hugi lagi seakan lupa dengan ucapannya yang kemarin dan sama sekali tidak membuatnya jera walau sudah dinonaktifkan selama seminggu.
Sementara itu di depan rumah.
"Hei, apa yang sedang kamu lakukan di depan rumah kami?" tegur Jennie dengan masih tidak membukakan pintu.
Orang itu tidak menjawab dan hanya melambai membuat Jennie bingung.
"Saya tanya apa yang sedang kamu kerjakan di depan pintu rumah kami?"
Orang itu masih hanya menggerak-gerakan tangannya saja.
"Nggak! Aku mau susul Jennie ke depan. Sepertinya ada orang mencurigakan berada di depan pintu rumah kita." kata Skylar dengan meninggalkan Hugi yang kalau bisa napas dia pasti akan menghela napas berat lagi kali ini.
"Jennie, siapa dia?" tanya Skylar sesaat berada beberapa meter dari tempat Jennie berdiri.
Jennie menoleh dengan wajah bingung, "Dia tidak menjawab, Skylar." adunya.
Skylar pun mengampiri untuk melihat lebih jelas siapa orang itu. Ia melihatnya melalu kaca kecil yang ada di bagian pintu.
"Hei, bisa kamu lepaskan masker dan tudung kepalamu itu!?" suruh Skylar dengan datar. Dan bukannya menjawab atau menggerakan tangannya seperti tadi, orang itu justru membeku dengan melihat lurus ke arah wajah Skylar tanpa berkedip yang membuat Skylar jadi melangkah mundur menjauhi kaca.
"Ada apa?" tanya Hugi yang kini berada di belakang Skylar.
"Orang itu aneh, Hugi." tunjuk Skylar sembari menyembunyikan dirinya ke belakang Hugi.
"Dia siapa, Jennie?"
"Tidak tahu. Dia tidak menjawab pertanyaan satupun."
"Hei, siapa kamu? Apa kepentinganmu kemari?"
Orang itu lagi-lagi hanya menggerakan tangannya saja.
"Bisa kamu lepas masker dan tudung hodimu itu? Kalau kamu mengatakan dengan penampilan seperti itu kamu justru terlihat seperti orang yang mencurigakan." kata Hugi lagi.
"Hugi, apa dia tidak bisa bicara?" tanya Skylar dibelakangnya dan diangguki oleh Hugi.
"Kamu mengerti bahasa isyarat, Hugi?" tanya Jennie.
"Ya, aku mempelajarinya."
Orang itu akhirnya mau melepaskan tudung kepala dan maskernya. Alangkah terkejutnya Skylar saat melihat wajah itu yang dipenuhi dengan luka dan memar hampir diseluruh wajah. Skylar lalu mendekat pada kaca pintu lagi tanpa mau benar-benar membukakan pintu untuknya. Hugi justru membuka pintunya dan mengampiri anak itu disusul oleh Jennie. Skylar masih berada di balik pintu.
"Dia bilang ia pergi dari rumah dan sekarang ia minta tolong untuk minta disembunyikan sementara disini." ucap Hugi menterjemahkan gerakan orang itu.
"Bagaimana, Jennie?" Skylar meminta pendapat pada Jennie untuk mengambil keputusan apa berikutnya.
"Ini sangat berbahaya untuknya dan akan terimbas untuk kita juga jika sampai mereka menemukan anak itu kemari."
"Benar juga."
"Tapi apa kamu tidak merasa kasihan dengannya, Skylar? Aku rasa sekarang dia sangat kelaparan. Setidaknya berilah dia makan serta obati lukanya. Setelah itu baru pikirkan langkah apa selanjutnya." ujar Hugi.
"Tunggu, namanya siapa?" tanya Jennie.
"Namanya Hester."