Skylar memiliki kemampuan yang tidak bisa ditemukan dengan mudah oleh kebanyakan orang diluar sana. Skylar pandai menari, terutama hip-hop dengan gaya yang swag, ia juga bisa memainkan keybord piano, gitar, drum dan dj pad, selain itu ia juga pandai menggambar, menyanyi dan kabarnya ia akan menambah sesuatu yang baru lagi untuk mengasah kemampuannya. Ia melakukannya bukan karena disuruh atau sebuah tuntutan, ia melakukan semuanya sesuai apa yang hatinya inginkan. Sama sekali tidak ada atas dasar keterpaksaan. Makanya ia sama sekali tidak merasa terbebani. Namun ada satu hal yang membuat nama Skylar dikenal, ia membuat komik dan dibayar untuk menjadi penambah tabungannya. Meski ia mendapatkan uang yang sangat berlebih dari peninggalan orangtuanya, tapi Skylar berpikir uang itu pasti akan habisa jika terus ia gunakan untuk kebutuhan setiap harinya. Makanya ia membuat salah satu hasil kreatifas tangannya itu menjadi sumber uang demi menambah tabungannya. Itu juga nanti bisa ia gunakan untuk membeli keperluan peralatan robotnya yang baru.
Kemarin, setelah Skylar selesai memasang kerangka yang dibuat hampir dua minggu itu, ia mengistirahatkan diri dengan membuka sosial media yang dia miliki. Hampir seluruh aplikasi dia punya, tapi tentu saja menggunakan akun palsu atau yang lebih mirip seperti akun yang tidak pernah digunakan karena ia tidak mau seseorang mengenali dirinya. Selagi asik menjelajahi sosial medianya, skylar tertarik pada sebuah aplikasi yang memiliki musik didalamnya. Hal itu lalu digunakan Skylar untuk merekam dirinya. Tapi, tetap saja ia tidak akan membuat dirinya terlihat. Ia membuat lalu menyimpan untuk dilihat dirinya sendiri.
Hari ini pun sama. Skylar kembali melakukan sesuatu dengan aplikasi itu. Karena ia sudah bisa menari sejak orangtuanya masih ada, Skylar mampu menciptakan gerakannya sendiri. Dan itu menyesuaikan dengan nada lagu yang diputar pada aplikasi tersebut. Selagi ia menari, Hugi datang sembari meletakan botol minum di bangku di depan Skylar yang sedang menari dengan ponsel yang dipegang oleh tangan robot ciptaannya.
"Gerakanmu sangat keren, Skylar. Apa kamu akan menunjukkannya pada semua orang?" tanya robot berkepala Brown itu karena Skylar memasangkan kepala Brown Line pada robot tersebut.
"Tidak mau. Aku masih ingin menikmatinya untukku sendiri." kata Skylar sambil mengambil botol minum yang tadi dibawakan Hugi.
"Percayalah, semua orang diluar sana akan terpukau ketika melihat sosok manusia nyaris sempurna sepertimu sungguh pernah ada di bumi." kata Hugi mengomentari.
"Hugi, darimana kamu belajar bicara begitu? Perasaan aku tidak pernah memasukan kalimat itu dalam programmu."
"Dia pasti menonton televisi lagi." Brown menyahut dengan wajahnya yang datar.
"Pantas saja. Tontonlah sebanyak mungkin agar kalian benar-benar terdengar seperti manusia." kata Skylar lagi.
Ia tidak merasa khawatir karena robotnya sudah ia pasangkan program untuk memblokir kata-kata kasar dari berbagai bahasa. Itu ia lakukan karena Skylar sendiri sangat membenci kata-kata kasar itu. Sebisa mungkin saat ia kesal apalagi kalau sedang PMS ia akan menahan diri untuk tidak berucap kasar agar robotnya tidak rusak.
Setelah berisitirahat sebentar, Skylar kembali melanjutkan kesenangan barunya itu.
Kira-kira ada hampir sepuluh robot yang berhasil Skylar ciptakan untuk menjadi teman dalam rumahnya yang kini tak lagi sepi. Robot-robotnya akan terdengar seperti manusia yang sedang mengobrol. Orang yang tidak tahu pasti bakal mengira Skylar tinggal dengan banyak orang di rumahnya.
"Skylar, kanvas lukismu tersisa satu lembar. Apa kamu akan keluar untuk membelinya?"tanya satu robot lagi padanya.
"Ya, aku akan keluar nanti sehabis selesai aku mandi. Hugi, tolong bereskan, ya." pintanya pada Hugi yang siap sedia membereskan walau sebenarnya tak perlu ada yang dibereskan karena Skylar tidak benar-benar membuat rumahnya yang kecil ini berantakan. Ya, normalnya rumah ini memang terlihat seperti rumah kecil, namun di bagian ruang bawah tanahnya sangatlah lebih besar dua atau bahkan tiga kali lipatnya rumah tersebut.
Skylar pun keluar dari bawah mejanya. Hampir 2 hari ia berada didalam sana. Ia lalu pergi ke kamar mandi dan setelah selesai dengan rutinitasnya itu, ia pun keluar untuk membeli kanvas.