Chereads / Hidden Soul / Chapter 2 - Kegiatan Akhir Mos

Chapter 2 - Kegiatan Akhir Mos

Mereka sampai di sekolah..

Isamu dan Ken berbaris di lapangan bersama murid-murid lainnya untuk mengikuti kegiatan MOS terakhir.

"Baiklah, untuk para peserta MOS. Ini adalah hari terakhir kegiatan MOS sebelum kalian semua aktiv belajar di SMA ELITE HIGH SCHOOL." Ujar Ketua OSIS (Akio)

"Kegiatan MOS kali ini adalah, mewawancarai para pekerja dari berbagai tempat di kota Vallen.

Seperti Rumah Sakit, Kantor Pos, Kantor Polisi dan lainnya. Didokumentasikan menjadi sebuah video. Sebelum kalian menjalani misi ini, semua para peserta harus membuat kelompok yang terdiri dari 4 orang. Agar, kalian bisa lebih mengutamakan kerja sama. Silahkan, kalian pilih anggota untuk membuat kelompok." Ujar Ketua Osis, mengarahkan semua peserta didik.

Semua peserta sibuk mengumpulkan anggota dan membuat kelompok.

"Huaaah, lebih baik kita berdua saja. Benarkan Isamu?" Ujar Ken, memegang kepalanya bagian belakang dengan ke dua tangannya.

"Hemm.." Sahut Isamu.

"Lagipula, tidak akan ada yang mau satu kelompok dengan kita. Benarkan Isamu?"

"Aku tidak peduli" Sahut Isamu dengan dingin.

Ken hanya cengengesan, melihat sikap Isamu yang seperti biasanya.

"Hey.. Sepertinya, kalian hanya berdua. Bolehkah kami berkelompok dengan kalian?" Ujar dua orang siswi yang datang secara tiba-tiba menghampiri Isamu dan Ken.

"Eh? Apa kalian bercanda?" Tanya Ken, yang terkejut melihat dua orang siswi itu.

"Kami bersungguh, kami ingin berkelompok dengan kalian. Namaku Chika" Ujar dari salah satu siswi itu mengulurkan tangan di depan Isamu, bermaksud untuk berjabat tangan.

Seorang remaja cantik, yang memiliki tinggi badan 165cm, dan berat badan 45kg. Berambut panjang berwarna marun pekat dan ikal, bermata bulat berwarna coklat, bulu matanya lentik, hidungnya mancung, bibir tipis dan berkulit putih halus. Bernama (CHIKA MINORI)

Isamu hanya melihat ke arah tangan Chika yang diulurkan di hadapannya. Isamu tetap bersikap dingin, tak peduli pada sekitar.

Suasana menjadi tegang, Ken yang melihat situasi itu, mengeluarkan keringat di wajahnya.

Ken telah mengetahui, bahwa Isamu tidak akan membalas uluran tangan Chika untuk berjabat tangan.

"Kaoru Ken! Namaku Ken" Ujar Ken, mengambil tangan Chika yang diulurkan di hadapan Isamu. Namun, tak dibalas untuk berjabat tangan oleh Isamu.

Ken hanya berusaha mencairkan suasana, agar Chika tidak merasa kecewa dengan sikap dinginnya Isamu.

"Ah.. Salam kenal Ken" Ujar Chika, canggung pada suasana itu.

Ken melepaskan jabatan tangannya perlahan.

"Dan ini adalah temanku, Masahiko Isamu. Dia berbeda dari yang lain, sikapnya agak pendiam." Ujar Ken, memperkenalkan Isamu kepada Chika.

"Hey, Ken dan Isamu. Namaku, NANA RIE. Senang mengenal kalian." Ujar siswi lainnya, mengulurkan tangan pada Ken.

Seorang remaja wanita yang imut. Memiliki tinggi badan 164cm dan berat badan 45kg. Berambut panjang berwarna hitam dan lurus, bermata indah berwarna hitam dengan memakai kacamata, hidung setengah mancung, bibirnya tipis dan berkulit putih. Bernama (NANA RIE)

"Hey, senang mengenalmu Rie. Kau terlihat begitu imut Rie." Ujar Ken, membalas jabatan tangan Rie dengan sedikit menggodanya.

"Jadi bagaimana? Apakah aku dan Rie boleh satu kelompok dengan kalian?" Tanya Chika.

"Tentu saja boleh! Ini pertama kalinya, ada yang mau satu kelompok dengan kita. Benarkan Isamu?" Ujar Ken, dengan sangat bersemangat. Ken memukul bahu Isamu, seperti mengisyaratkan sesuatu.

Isamu terdorong dan hampir terjatuh, karena pukulan di bahu dari Ken. Isamu terkejut dan menatap Ken.

Lalu, ia menegakkan tubuhnya kembali.

"Terserah!" Ujar Isamu, dengan sangat dingin dan perlahan melangkah pergi menjauh untuk mengambil minuman yang ada di tepi lapangan.

"Hehe maafkan dia ya, Isamu memang seperti itu. Tapi sebenarnya, dia adalah orang yang baik," Ujar Ken kepada Chika dan Rie, sambil menggaruk kepala dan nyengir.

"Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Chika, yang memandangi Isamu dari belakang.

"Percayalah, dia baik-baik saja. Hanya saja sikapnya yang sangat dingin, tidak pernah bisa hilang darinya." Jawab Ken.

"Isamu sedikit terlihat aneh, tidak seperti Ken, yang periang dan ceria" Ujar Rie dengan mata berbinar.

"A-ah apakah begitu?" Tanya Ken, malu-malu kucing dengan wajah yang memerah.

Kemudian, sambil menunggu Isamu kembali, mereka bertiga berbincang untuk saling mengenal dan menjadi kelompok yang memiliki kerja sama yang cukup baik, agar mereka dapat menjadi kelompok yang unggul. Perlahan Isamu melangkah kembali pada kelompoknya.

"Baiklah, semua sudah memiliki kelompok, dan masing-masing ketua dari kelompok kalian harap maju ke depan, untuk mengambil 4 gulungan kertas yang ada di kotak ini. Di dalam gulungan kertas itu terdapat petunjuk dan menentukan tempat yang akan kalian kunjungi untuk diwawancarai." Ujar Ketua Osis Akio.

9 orang ketua, dari masing-masing kelompok sudah berada di depan.

"Isamu, bagaimana jika kau yang menjadi ketua kelompok kita?" Tanya Chika mengusulkan.

"I-itu bagus! Ayo Isamu. Majulah ke depan!" Ujar Ken mendorong punggung Isamu agar maju ke depan. Isamu menoleh ke belakang, melihat ke arah Ken dengan ekspresi wajah yang bingung.

"Kami mendukungmu Isamu!" Ujar Rie dari belakang Isamu.

Isamu tidak bisa menolak, karena dirinya telah didorong oleh Ken hingga hampir maju ke depan.

Isamu merasa sangat gugup,

tapi ia tak punya pilihan lain.

Lalu, ia perlahan melangkahkan kakinya menuju ke hadapan Ketua Osis, bersama ketua kelompok lainnya.

Isamu sambil menelan ludah, berusaha menenangkan rasa gugupnya.

Semua ketua kelompok sudah maju ke depan dan sudah mengambil 4 gulungan kertas yang disediakan oleh anggota Osis.

Setelah itu, para ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing.

Begitupun dengan Isamu, ia berjalan perlahan kembali pada kelompoknya.

"Bagaimana Isamu? Tempat mana yang akan kita kunjungi untuk diwawancarai?" Tanya Chika dengan lemah lembut menghampiri Isamu.

"Biar aku yang membuka gulungan-gulungan itu," Ujar Ken mengambil gulungan-gulungan kertas kecil itu dari tangan Isamu.

Ken membuka gulungan itu satu-persatu.

"Tempat pertama yang akan kita kunjungi adalah Kedai Kopi LUO. Di manakah ini?" Ujar Ken, memberitahu tulisan yang ada di dalam gulungan itu, dan bertanya pada yang lain, setelah membaca gulungan pertama itu.

"Aku tahu. Kedai kopi itu, ada di Distrik 2. Tidak terlalu jauh dari sekolah ini" Ujar Rie.

Semua merasa senang, karena tempat dari gulungan pertama telah diketahui lokasinya oleh Rie.

"Baiklah, tempat kedua adalah Kantor Informasi KENKAI pusat Kota," Ujar Ken. Yang lain hanya mengangguk, karena tempat itu sangat familiar dan mudah ditemukan oleh semua orang.

"Tempat ketiga adalah RUMAH SAKIT UTAMA Distrik 6" Ujar Ken membaca gulungan ketiga.

Saat itu Isamu merasa sedikit terkejut, karena Rumah Sakit itu adalah tempat Ibunya bekerja. Isamu tidak menyangka akan mengunjungi tempat Ibunya bekerja untuk misi MOS.

"Bukankah itu Rumah sakit tempat Bibi bekerja? Benarkan Isamu?" Tanya Ken kepada Isamu.

"Ya" Sahut Isamu.

"Kita bisa meminta bantuan Bibi, atau kita wawancarai Bibi saja. Bagaimana menurutmu Isamu?" Tanya Ken dengan polosnya.

"Terserah kau saja!" Sahut Isamu yang begitu dingin, namun sedikit merasa cemas.

Ken pun lanjut membuka gulungan terakhir..

"Baiklah, tempat terakhir adalah ... PE-RU-SA-HA-AN MO-E-GI.. !" Ujar Ken yang terkejut membacanya.

"Bagaimana mungkin kita bisa mewawancarainya? Perusahaan itu terlalu ketat, tidak ada orang luar yang bisa masuk selain pekerja di perusahaan itu!" Ujar Rie yang sangat terkejut dan memberitahu dengan jelas.

"Kau benar, Rie." Ujar Ken dengan ekspresi yang sangat menakutkan.

"Akan ku pikirkan caranya, Papaku bekerja di sana" Ujar Chika meyakinkan perbincangan yang penuh keraguan di antara mereka.

"Bagus kalau begitu. Kelihatannya, semua bisa kita selesaikan" Ujar Ken dengan wajah bersemangat dan percaya diri.

Setelah mereka selesai membaca gulungan-gulungan kertas itu...

"Baiklah, kalian sudah membaca gulungan-gulungan itu kan?

Jadi, kalian semua sudah mengetahui tempat yang akan kalian tuju.

Misi ini dimulai esok hari, dan diberikan waktu 8 hari untuk menyelesaikannya.

Jika kelompok kalian berhasil menyelesaikannya.

Maka, kelompok kalian berhak mendapatkan hadiah dari anggota Osis dan sebuah penghargaan" Ujar Ketua Osis memberitahukan.

"Lalu, bagaimana jika kami semua dapat menyelesaikan misi ini? Apa kalian memiliki cukup hadiah untuk diberikan pada kami semua?" Ujar dari seseorang yang ada pada salah satu kelompok lain.

"Apa kalian pikir, misi ini begitu sangat mudah? Jangan terlalu menyombongkan diri! Karena tidak semua kelompok, bisa menyelesaikannya tepat waktu!" Ujar Ketua Osis Akio dengan lantang.

"Seperti tahun kemarin. Seluruh kelompok tidak dapat menyelesaikan misi ini, karena tempat yang dikunjungi tidak menerima untuk diwawancarai." Ujar Ketua Osis dengan tegas.

"Lalu, jika tidak berhasil menyelesaikan misi ini. Apakah akan ada konsekuensinya?" Tanya Chika kepada Ketua Osis dengan sangat lantang.

"Pertanyaan yang sangat bagus! Bagi anggota yang tidak berhasil, akan ada konsekuensinya, dan kalian akan mengetahuinya saat batas waktu yang diberikan untuk misi ini telah habis," Ujar Ketua Osis.

"Baiklah. Saya rasa semua sudah jelas. Kalian boleh pulang ke rumah masing-masing sekarang dan mempersiapkan diri untuk menjalankan tugas yang dimulai dari besok. Sampai bertemu 8 hari lagi!!" Ujar Ketua Osis Akio.

Setelah selesai memberi pengarahan, anggota Osis langsung meninggalkan lapangan itu.

Semua peserta MOS pun mulai bubar.

"Lalu, untuk menjalankan misi ini, besok kita akan bertemu di mana dan jam berapa?" Tanya Rie.

"Berikan nomer ponsel kalian berdua, akan ku beritahu nanti, setelah aku berdiskusi dengan Isamu" Ujar Ken dengan sangat ramah.

Chika dan Rie pun memberikan nomer ponsel mereka kepada Ken.

"Ngomong-ngomong, kalian berdua tinggal di mana?" Tanya Ken.

"Aku dan Chika tinggal di sebuah Apartemen dekat dengan pusat kota" Jawab Rie.

"Kalian tinggal di satu gedung Apartemen?" Tanya Ken.

"Iya benar, kita tinggal di satu gedung Apartemen. Hanya saja di lantai yang berbeda." Sahut Chika.

"Wah sama seperti aku dan Isamu si manusia purba ini. Kami juga tinggal di satu gedung Apartemen. Namun, di lantai yang berbeda," Ujar Ken.

Mendengar ada kata-kata yang diucapkan Ken dengan sedikit mengejek Isamu, Chika dan Rie tertawa kecil.

Isamu mendengar perbincangan mereka.

"Ayo Ken" Ujar Isamu dengan sangat dingin.

"B-baiklah Isamu, maafkan aku. Aku cuma bercanda" Ucap Ken merayu Isamu dengan kelakuan bodohnya.

"Kalau begitu, kami juga akan pulang. Jangan lupa menghubungi kami ya untuk menjalankan misi besok. Sampai jumpa, Isamu, Ken." Ujar Chika berpamitan dengan melambaikan tangan dan melangkah meninggalkan mereka secara perlahan.

"Sampai jumpa, Isamu yang dingin seperti es. Sampai jumpa, Ken yang hangat seperti matahari." Ujar Rie kepada mereka berdua sambil menyusul langkah kaki Chika.

"Tunggu pesan dari kami ya. Sampai jumpa" Ujar Ken dengan melambaikan tangan pada Chika dan Rie yang sudah meninggal mereka.

Isamu tak banyak berkata-kata dan langsung melangkah perlahan meninggalkan lapangan tanpa berpamitan dengan Chika dan Rie.

"Hooii laki-laki keparat.. Tunggu aku!" Teriak Ken dari belakang, berlari menyusul Isamu yang meninggalkannya.

Ken pun berhasil menyusul Isamu dan berjalan di samping Isamu dengan terengah-engah karena berlari..

"Huh-hah.. Kau sangat menyebalkan!" Ujar Ken dengan nafas yang engos-engosan di samping Isamu.

"Kau sangat lambat" Sahut Isamu.

"Hey Isamu, ini pertama kalinya ada orang yang mau berkelompok dengan kita. Benarkan Isamu?" Tanya Ken.

"Lalu?" Tanya Isamu tanpa ekspresi di wajahnya.

"Apakah kau tidak merasa ini menyenangkan?" Tanya Ken.

"Biasa saja,"

"Sepertinya kau sudah mati ya?" Tanya Ken, berjalan mundur di hadapan Isamu dengan mata melotot memandang Isamu.

"Apa maksudmu?"

"Ya, sepertinya kau sudah mati! Makanya kau tidak merasa sedikit senang seperti aku. Aku merasa sangat senang!!" Ujar Ken sambil merentangkan ke dua tangannya dan menunjukkan ekspresi yang bahagia.

"Aku hanya tidak peduli. Cepat turunkan ke dua tanganmu! Ketekmu sangat bau!" Ujar Isamu menutup hidungnya dengan Ibu jari dan jari telunjuknya.

"Ah, apa ketek ku sebau itu?" Tanya Ken sambil mencium ketek-keteknya.

"Sangat bau!" Ujar Isamu.

"Baiklah akan ku turunkan" Ujar Ken, sambil menurunkan ke dua tangannya dan memasukan ke dalam saku celananya. Ken pun memutar badannya dan kembali berjalan di samping Isamu.

"Tidakkah kau melihat Rie dan Chika? Mereka sangat cantik dan juga imut. Beruntungnya aku bertemu dengan mereka dan satu kelompok dengan mereka" Ucap Ken.

"Aku tidak ingin membahas hal yang tidak penting, Ken." Ujar Isamu.

"Baiklah. Bagaimana jika lebih baik kau menggendongku!" Ujar Ken yang tiba-tiba menangkring di punggung Isamu.

"Hey monyet turunlah dari badanku!" Ujar Isamu terkejut dan hampir jatuh karena Ken tiba-tiba melompat dan nemplok di punggungnya.

"Aku adalah monyet, dan kau adalah bapaknya monyet. Jadi aku ingin digendong oleh bapak monyet! Ayolah bapak monyet, aku sangat lelah. Sekali ini saja menggendongku. Apa kau tidak kasihan padaku?" Ujar Ken merayu dan menggosok pipinya pada punggung Isamu.

Saat itu, Isamu tersenyum melihat kelakuan Ken. Isamu tak punya pilihan lain, ia pun membiarkan Ken tetap menangkring di punggungnya dan perlahan Ken memejamkan mata. Kemudian, Ken menyandarkan kepalanya pada bahu Isamu. Isamu melanjutkan langkahnya sambil menggendong Ken menuju Apartemen.

"Ken.." Isamu memanggil Ken yang hampir tertidur digendongannya.

"Ada apa?" Tanya Ken lesu karena mengantuk.

"Apakah kau mau menemaniku malam ini? Dan menginap di Apartemenku"

"Tentu saja aku mau!" Ujar Ken yang tiba-tiba mengangkat kepalanya dari sandaran bahu Isamu dengan semangat.

"Terima kasih!" Ujar Isamu tersenyum.

"Memangnya bibi tidak pulang malam ini?" Tanya Ken.

Isamu hanya mengangguk.

Ken turun dari punggung Isamu dan berjalan di samping Isamu.

"Aku akan menemanimu! Aku baru ingat kau juga berhutang menceritakan apa yang terjadi denganmu kepadaku! Ayo kita cepat pulang, aku tidak sabar untuk mengacak-ngacak kamarmu. Main playstation, minum teh, lalu kita menyusun rencana untuk misi besok dan kita bisa menonton film hingga larut malam! Bukankah itu bagus?" Ujar Ken yang sangat riang.

"Baiklah, terserah kau saja" Ujar Isamu yang tersenyum lebar melihat tingkah Ken yang sangat girang.

Ken terus membahas apa yang ingin dilakukannya bersama Isamu di rumah Isamu tanpa henti, Ken juga terus melakukan hal-hal konyol kepada Isamu..

Namun, mereka juga sambil melanjutkan langkah kaki mereka untuk pulang ke rumah..

Bersambung ...