Chereads / Hidden Soul / Chapter 4 - SEBELUM MENJALANKAN MISI MOS

Chapter 4 - SEBELUM MENJALANKAN MISI MOS

"kukuruyuuukk...". Suara kokokkan ayam yang sangat nyaring terdengar.

Jam menunjukkan pukul 06:30

Cahaya matahari masuk menembus kaca jendela kamar Isamu.

Perlahan, Isamu membuka matanya. karena, wajahnya mulai terasa panas akibat sinar matahari yang menyorot wajahnya.

"Hoaam.." Ujarnya menguap menyambut pagi ini.

Isamu menoleh ke arah Ken yang tidur di samping ranjangnya.

(Saat sedang tidur saja kau terlihat sangat konyol) Ucap Isamu dalam hati, sambil tersenyum perlahan tanpa suara, melihat posisi Ken yang sedang tidur sangatlah motah dan tidak bisa teratur.

Isamu menyingkirkan selimutnya.

Kemudian, ia turun dari ranjang dan berjalan perlahan kearah kamar mandinya.

Lalu, ia membersihkan dirinya di dalam kamar mandi.

~~~

Setelah selesai cuci muka dan sikat gigi, Isamu keluar dari kamarnya, meninggalkan Ken (yang masih tertidur pulas) menuju ke dapur Apartemen untuk membuat sarapan.

Isamu berdiri di hadapan meja khusus untuk memasak.

"Apa yang bisa ku masak?" Tanyanya pada diri sendiri.

Isamu melihat isi lemari es, memeriksa bahan masakan yang bisa dimasak dan dijadikan menu sarapan untuk mereka.

Hampir seluruh sayuran dan bumbu ia keluarkan dari lemari es.

Tanpa banyak bicara, ia memakai celemek dan menyiapkan peralatan untuk memasak.

(Takk.. Takk.. Takk..) Suara pisau mengiris di atas talenan.

(Plentang.. Plentung.. Swaang.. Sweeng) Suara sodet beradu dengan penggorengan.

Di dapur mengeluarkan suara yang sangat berisik.

Keringat Isamu mengucur di wajahnya karena pertempurannya dengan alat-alat untuk memasak.

"Isamu.. apa yang kau lakukan?" Tanya Ken, masuk ke dapur sambil mengucak mata, dengan badan yang masih lesu karena bangun tidur.

"Apa aku membangunkan mu, karena berisik?" Tanya Isamu berdiri menghadap Ken dengan memegang sodet.

"Ya, kau sangat berisik. Kau membuat ku kehilangan mimpi indah" Ujar Ken menguap berdiri di hadapan meja.

"Hehe.. maaf Ken" Ucap Isamu nyengir.

Ken melihat di atas meja yang sudah tersaji makanan.

"Uwaaaah Isamu.. ini Sushi, ada Onigiri juga, ada Sukiyaki dan juga Udon. Apa kau yang membuatnya?" Tanya Ken dengan mata melotot melihat makanan di atas meja, air liur Ken bertumpahan dari mulutnya.

"Hehe.." Isamu merasa malu.

"Uhmmm.. Kau hebat! Sejak kapan kau bisa memasak?" Tanya Ken dengan mata berbinar menatap Isamu.

"Sejak tadi" Ujar Isamu dengan tampang yang bodoh.

"Bodoh!" Ujar Ken dengan ekspresi yang malas.

"Hah? Bukankah aku tidak salah menjawab?" Tanya Isamu bingung dengan reaksi Ken yang memberikan raut wajah malas.

"Sudahlah! Aku tidak ingin bicara denganmu. Kau begitu menjengkelkan" Ujar Ken.

"Memang benar sejak tadi" Jawab Isamu dengan ekspresi serius.

"Iya Isamu Iyaaaaaaaaaaa. Rasanya ingin ku lempar wajahmu dengan lumpur. Aku bertanya dengan serius, kau menjawab dengan bercanda," Ujar Ken dengan ekspresi yang sangat gemas kepada Isamu.

"Tapi memang begitu nyatanya, aku baru saja bisa memasak tadi. Itupun di bantu oleh resep makanan yang ada di internet."

"Apakah rasanya enak?" Tanya Ken pada Isamu.

"Mana ku tahu, aku belum mencicipinya."

"Ya Tuhan, ini adalah masakan Isamu yang pertama kali. Tolong beri aku nyawa cadangan untuk mencicipinya" Ujar Ken dengan gerakan telapak tangan memohon, sambil melihat ke atas langit-langit rumah.

"Mengapa kau meminta nyawa cadangan?" Tanya Isamu heran.

"Tentu saja. Jadi, jika aku mati keracunan setelah memakan masakan mu ini. Aku masih memiliki satu nyawa lagi untuk bisa hidup kembali" Jawab Ken dengan ekspresi bercanda.

"Dasar brengsek! Kau pikir aku menaruh racun di makanan ini?"

"Mungkin saja, karena kau memiliki dendam tersembunyi kepadaku! Hahaha" Ken tertawa dengan ekspresi yang sangat jahat.

"Ayo kita cicipi," Ujar Ken.

"Bagaimana kalau kau duluan?" Ucap Isamu yang jadi ragu pada masakannya sendiri.

Mereka berdua saling bertatap mata dan mengeluarkan keringat. Menelan ludah sambil melihat makanan yang dimasak oleh Isamu.

Ekspresi keduanya sangatlah lucu dan menggemaskan.

"B-baiklah, aku akan mencicipinya" Ujar Ken.

"Semangat Ken! Pergilah mencicipinya" Ujar Isamu yang mendorong Ken semakin dekat dengan makanan itu.

"Jangan mendorong ku brengsek! Kau membuat keberanian ku menciut" Ujar Ken dengan wajah ketakutan.

"Hehe" Isamu tertawa dengan ekspresi sangat bodoh.

Ken mengambil sendok secara perlahan untuk mencicipi makanan itu.

Sesendok dari salah satu makanan itu, yaitu masakan Sukiyaki akan dimasukan ke dalam mulutnya.

Ekspresinya sangat meragu.

Secara perlahan Ken meletakkan makanan yang ada di atas sendok itu pada lidahnya. kemudian, ia mengunyahnya dan menelannya secara perlahan.

Tiba-tiba..

(Bruukkk..).

Ken terjatuh ke lantai dengan mata terpejam.

"Ken..." Isamu teriak menghampiri Ken yang tergeletak di lantai.

Ken tidak memberikan respon apapun. Kala itu Isamu sangat panik dan segera mengeluarkan ponsel dari sakunya.

Saat ia hendak ingin menelpon ambulan..

"Jangan telepon ambulan" Ucap Ken perlahan yang kepalanya tertopang pada lengan Isamu.

Telapak tangan Ken memegang pergelangan tangan Isamu yang memegang ponsel.

Tampang Ken yang tadinya seperti tidak sadarkan diri, tiba-tiba berubah seperti orang yang sedang menahan tawa.

"Apa kau baik-baik saja Ken?" Tanya Isamu dengan rasa cemas.

"Y-ya.. Tolong ambilkan aku Sukiyaki yang tadi aku cicipi" Ujar Ken dengan ekspresi yang lemas.

"Sudah Ken, jangan kau paksakan hanya untuk menghargai ku yang telah susah payah membuatnya" Ucap Isamu dengan raut wajah bersedih.

"Ce-cepat ambilkan itu sekarang!" Ujar Ken memaksa Isamu.

Isamu merasa sangat bingung, tak ada pilihan lain. Ia pun mengambil masakan Sukiyaki di atas meja dan memberikannya pada Ken.

Tiba-tiba Ken bangun dari lantai dengan semangat dan merampas piring Sukiyaki itu dengan sangat cepat dari tangan Isamu.

Seketika Isamu sangat heran, melihat Ken yang dari tergeletak seperti orang keracunan, tiba-tiba bangun dengan sangat bersemangat dan langsung merampas piring Sukiyaki dari tangannya.

"Isamu, ini milikku! Kau tidak boleh memakannya!" Ujar Ken yang kala itu langsung menyendok Sukiyaki dan memakannya dengan sangat lahap.

"Kau tidak jadi keracunan?" Tanya Isamu heran.

"Oh iya, tadi aku sedang keracunan ya? Aktingku bagus kan? Tapi kau merusaknya dengan ingin menelpon ambulan" Ujar Ken tertawa pada Isamu.

Rupanya Ken hanya berpura-pura seperti orang keracunan.

"Dasar brengsek! Kau membuat ku panik setengah mati" Ujar Isamu.

"Sungguh Isamu. Masakan mu sangat lezat" Ujar Ken dengan mata yang berbinar dan memberikan tampang yang sangat konyol.

Isamu tersenyum melihat tingkah Ken yang tidak terkendali itu, saat melahap Sukiyaki buatannya.

"Baiklah, aku akan mencoba yang lainnya" Ujar Ken setelah menghabiskan satu piring Sukiyaki.

Ken langsung berdiri dari lantai, menatap makanan lain di atas meja dengan tatapan seperti orang yang sangat kelaparan.

Isamu sangat merasa senang, ia memindahkan piring Sukiyaki yang telah habis di makan oleh Ken ke atas meja.

"Ken, makanlah secara perlahan!" Ujar Isamu sambil tertawa.

"Kau harus mencoba masakan mu yang enak ini Isamu!" Ujar Ken yang saat itu mulutnya telah di penuhi oleh makanan. Bahkan ke dua telapak tangan Ken penuh dengan Onigiri.

Isamu duduk di samping Ken. Lalu, mereka makan bersama-sama di meja itu menghabiskan makanan yang dimasak oleh Isamu.

~~~

Setengah jam kemudian..

"Tak ku sangka masakan pertamamu sangat enak" Ujar Ken, yang kala itu bersandar pada kursi, sambil mengelus perutnya yang sudah buncit.

"Akan ku buatkan lagi lain kali" Ujar Isamu.

Mereka berdua pun berbincang hal yang tidak penting..

Jam telah menunjukan pukul 08:30..

~~~

"Ken segeralah mandi dan bersiap! Kita akan terlambat" Ujar Isamu setelah melihat jam dinding.

Saat itu Ken masih bersandar pada kursi sambil mengorek-ngorek giginya dengan tusuk gigi.

"Memangnya jam berapa sekarang?" Tanya Ken tanpa rasa panik.

"08:30" Sahut Isamu.

"Jam berapa kita akan bertemu dengan Chika dan Rie?" Tanya Ken yang masih santai.

"Jam 09:00" Ujar Isamu menegaskan Ken.

"Oh.." Jawab Ken dengan sangat santai dan membuang muka.

(Krik krik) Suasana jadi garing.

"Apa?!" Ujar Ken, yang tiba-tiba mengagetkan, saat menyadari jika mereka hanya memiliki waktu 30 menit untuk bersiap dan berangkat ke Distrik 5 yang jauhnya 7 kilo meter dari Apartemen mereka.

"Mengapa kau tidak memberitahu ku Isamu!" Ujar Ken bangun dari kursi menghampiri dan berdiri di hadapan Isamu. Kemudian memegang erat ke dua bahu Isamu dan menggoyang-goyangkannya maju mundur hingga kepala Isamu menjadi ikut terguncang maju mundur.

"Bodo amat!" Ujar Isamu di depan wajah Ken saat kepalanya sudah berhenti dari guncangan.

"Bagaimana ini Isamu, kita tidak akan tepat waktu" Ujar Ken yang panik dan mondar-mandir di hadapan Isamu.

"Dari pada kau mondar mandir seperti itu, lebih baik kau segera mandi dan bersiap untuk berangkat!" Ujar Isamu.

"Iya kau benar! Kau sudah mandi?" Tanya Ken.

"Belum"

"Bodoh! Ayo segera mandi!" Ujar Ken.

"Oh iya, aku lupa kalau aku juga belum mandi!" Ujar Isamu yang ikut panik saat menyadari bahwa dirinya juga belum mandi.

"Bagaimana ini? Apa kita mandi berdua saja biar cepat selesai?" Tanya Ken mengusulkan ide.

"Tidak! Tidak! Tidak! Aku tidak ingin diperkosa oleh ular berbulu milikmu" Ujar Isamu menggelengkan kepala dan menjauhi Ken dengan rasa jijik.

"Kurang ajar! Kau pikir aku tertarik pada ular berbulumu yang kecil itu?!" Ujar Ken.

"Apa kau bilang? Kecil? Memang kau sudah pernah melihatnya?" Tanya Isamu memegangi senjata miliknya yang dibungkus oleh celana.

"Tidak, aku hanya menebaknya. Hahaha" Ujar Ken tertawa sangat girang.

"Sudahlah, pembahasan kita semakin ngawur. Sekarang sudah lewat 5 menit. Kita membuang waktu" Ujar Isamu.

"Lalu kita harus bagaimana sekarang? Pasti dua gadis imut itu menunggu kita. Kasihan sekali mereka" Ujar Ken.

Isamu mengambil handuk dari jemuran kemudian melemparkan satu handuk pada Ken.

Ken menangkap Handuk itu.

"Kau mandi di kamar mandi yang ada di kamarku. Aku akan mandi di kamar mandi yang ada di kamar Ibuku" Ujar Isamu.

Mereka berdua pun segera bergegas pergi ke kamar mandi dan segera bersiap untuk berangkat.

~~~

15 menit kemudian..

Isamu telah selesai mandi dan memakai baju. Saat ia berdiri di depan cermin rias yang ada di kamar Ibunya, ia melihat sebuah bingkai foto yang terpampang foto keluarganya.

(Ayah, Ibu..) Ucapnya dalam hati memandangi bingkai foto itu.

Saat Isamu akan meletakkan bingkai foto itu pada tempatnya kembali, tiba-tiba terlihat selembar kertas di balik bingkai itu.

"Apa ini?" Tanyanya sambil mengambil kertas itu dan membukanya.

{Mayumi istriku yang tercinta.. Tolong lindungi anak kita dari takdirnya.. jangan biarkan ia...} Isamu sedang membacanya namun, terputus karena Ken berteriak dari ruangan di sampingnya yang berasal dari kamarnya.

"Isamu.. dimana kau? Kita sudah sangat terlambat" Teriak Ken memanggil.

"Iya Ken tunggu aku, aku akan segera keluar" Ujar Isamu yang saat itu langsung melepit dan menaruh kertas itu di atas meja rias milik Ibunya tanpa diletakkan pada tempat asalnya kembali.

Isamu keluar dari kamar milik Ibunya dan menemui Ken yang sudah turun ke ruang tamu.

"Sekarang sudah pukul 09:00, Kita sangat terlambat" Ujar Ken sambil memakai sepatu.

"Apa kau bisa mengendarai mobil?" Tanya Isamu.

"Hanya sedikit. Bukankah kau lebih lancar mengendarai mobil dari pada aku?" Ucap Ken.

"Ya sudah, kita naik mobil saja. Ayo cepat" Ujar Isamu.

Mereka pun keluar dari Apartemen, bergegas masuk ke dalam lift dan turun pada lift basement untuk mengambil mobil milik Isamu di parkiran.

~~~

Tanpa basa-basi dan candaan konyol yang sering dilakukan oleh mereka lagi, mereka langsung masuk ke dalam mobil Isamu dan bergegas pergi menuju Taman Kencana Distrik 5.

***

30menit kemudian..

"Astaga.. sekarang sudah pukul 09:35, mereka pasti sudah menunggu. Isamu tidak bisakah kau mengemudi lebih cepat lagi?" Ujar Ken yang melihat jam tangan.

"Bodoh! Lihatlah di depan sedang lampu merah. Jika aku paksa menjalankan mobilnya, kita akan menabrak mobil yang berhenti di depan" Ujar Isamu.

"Huaaaaaa, tabrak saja Isamu, tabrak saja." Ujar Ken merengek dan berkelakuan seperti anak kecil.

Tak lama kemudian lampu merah berganti menjadi lampu hijau dan mereka pun melanjutkan perjalanannya.

~~~

[Taman Kencana Distrik 5 berada setelah dua tikungan di depan] Terpampang sebuah plang yang ada tulisannya.

Tak memerlukan banyak waktu, mereka pun tiba di Taman Kencana.

Isamu memarkirkan mobilnya di parkiran Taman. Kemudian, ia mematikan mesin mobil, dan mencabut kunci mobilnya.

Isamu dan Ken turun dari mobil, menutup pintu mobil itu dan masuk ke dalam Taman Kencana itu untuk mencari Chika dan Rie.

"Kira-kira mereka menunggu di mana ya?" Tanya Ken.

"Mana ku tahu" Sahut Isamu.

Mereka malu untuk menelpon Chika dan Rie, karena mereka terlambat datang.

Kemudian, mereka berdua memilih berjalan perlahan mengelilingi Taman.

Tak lama kemudian di sebuah tempat bermain bagian ujung Taman, mereka berdua melihat Chika dan Rie yang sedang duduk di atas kursi ayunan Taman.

"Itu mereka" Ujar Isamu menunjuk ke arah Chika dan Rie yang sedang bermain ayunan.

"Di sana rupanya mereka, ayo Isamu" Ujar Ken.

(Saat tersenyum ia terlihat begitu manis). Ujar Isamu dalam hati sambil melihat, berjalan dan menghampiri Chika dan Rie.

Entah siapa yang dimaksud oleh Isamu pada kata-katanya itu.

"Hooii.. Rie.. Chika.." Ujar Ken melambaikan tangan dan memanggil mereka yang bermain ayunan dari kejauhan.

Chika dan Rie pun melihat ke arah Isamu dan Ken.

"Haaaaii, cepat ke sini..." Teriak Rie.

(Bersambung)