Hayy guyss :) gw up ni awokwok,siapa ni yang tangen sama ceyita ini (~‾▿‾)~
___________________________________________
Malam ini begitu sepi dan hening, tidak ada interaksi dari keduanya di dalam kamar luas itu, mereka hanya sibuk dengan urusan masing-masing,Ya masih ada tumpukan bantal di tengah ranjang sebagai pembatas.
Malampun berlalu berganti pagi yang dingin
~~~
Siangnya di tempat pencucian baju kediaman OH
Jiyeon memandang nanar pada baju yang ia genggam dengan kedua tangannya
ia kembali pergi mengecek bajunya yang sudah berulang kali di cuci tapi tetap saja noda tinta itu tidak hilang,
bajunya itu benar-benar tidak bisa di tolong lagi meski ia menyuruh beberapa pelayan rumah menyucianya terus-menerus, baju yang ia cuci itu adalah salah satu baju pemberian ibunya, ia jadi tidak bisa memakai baju kesayangannya lagi semua karena ulah Sehun suaminya,tinta permanent benar-benar membuatnya frustasi kini
"Heng..tampaknya baju ini akan ku buat kerajinan tangan saja, dasar Sehun sial*n"umpatnya kesal masih mengangkat baju bernoda tinta di hadapan wajahnya yang terlihat sedih dan kesal bersamaan
dengan raut putus asa ia menurunkan bajunya, maniknya malah mendapati Sehun yang tengah berjalan di seberang sana, tak jauh dari posisinya berdiri saat ini, Sehun juga terlihat memandang Jiyeon dengan ekspresi datarnya dari kejauhan,
raut wajah Jiyeon berubah seketika melihat Sehun yang berjalan dengan angkuhnya sembari menautkan kedua tangan dibelakang tubuhnya, terlihat di ekori beberapa pekerjanya yang membawa beberapa kotak kayu, jiyeon bisa melihat Sehun memandanginya dari sana,
Mengetahui di perhatikan Sehun, Jiyeon sigap menyembunyikan baju bernoda tinta di balik tubuhnya mencoba menyembunyikan hasil dari kejahilan suaminya itu, Jiyeon memberikan sorot mata permusuhan pada Sehun sembari mengatup bibirnya erat menahan geram di tempat
Terlihat sangat jelas dari kejauhan dengan sembari terus melangkah Sehun membalas tatapan tajam jiyeon dengan menyunggingkan senyum sinisnya seolah meledeknya(smirk khas Sehun), senyum dan maniknya yang tajam itu mengerlingkan kepuasan, seolah tahu apa yang telah menimpa jiyeon saat ini,
setelahnya Sehun memalingkan wajahnya berlalu pergi bersama para pekerjanya
meski Sehun sudah hilang dari pandangan, Jiyeon masih mengeluarkan ekspresi kesal dan marahnya, Ia bisa menangkap bagaimana ekspresi yang Sehun keluarkan tadi saat melewatinya,
"aish.. sial ,kau Sehun!"desis jiyeon geram di tempat mengeratkan genggamannya pada baju bernoda tinta
Seringai angkuh yang Sehun keluarkan tadi benar-benar terlihat sangat amat menyebalkan di mata Jiyeon,membuat Jiyeon makin berapi-api, ingin sekali ia mengejar Sehun untuk mencakar habis wajah yang penuh keangkuhan itu
tapi niatnya kini tidak ingin membesar-besarkan masalah lagi, ia sudah malas berhadapan dengan orang semenyebalkan suaminya pria dingin yang minim ekspresi,
Jiyeon akan coba berusaha untuk mendiaminya atau menjauhkan diri dari Sehun sepertinya adalah solusi yang tepat saat ini,karena bisa di bilang jiyeon cukup berpengalaman menghadapi orang seperti Sehun
sikap angkuh Sehun padanya terlihat seperti Canxu ayahnya, bahkan hampir tak jauh beda,seseorang yang dingin,ketus memandangnya penuh kebencian,ya jiyeon sangat malas dan begitu muak bila berhadapan orang semacam itu,
Ia akui dirinya sendiri terkadang juga dingin dan ketus pada seseorang,tapi ia bersikap demikian hanya pada orang yang tidak dekat dengannya atau terhadap orang yang tidak ia sukai,lain hal jika orang itu baik dan menghargainya maka jiyeon akan bersikap manis dan membalas lebih kebaikan yang mereka beri
jika saja keluarga Sehun tidak bersikap baik atau tidak menerimanya saat ini mungkin saja Jiyeon akan bertindak di luar nalar hanya untuk membuat perhitungan berat pada Sehun yang menjengkelkan,
tapi keluarga Sehun begitu menerimanya dan sangat menyayanginya dengan tulus jadi ia tidak akan melakukan tindakan yang membuat keluarga OH terbebani atau membuat mereka khawatir pada putra bungsu mereka yang kini telah di percayakan padanya untuk menjadi pendamping hidupnya hingga maut memisahkan,
di pikiran jiyeon saat ini adalah
mungkin ia akan hanya cepat mati dengan terus menahan emosi yang bisa meledak setiap kali melihat Sehun, ia tidak yakin bisa terus hidup sebagai pendamping Sehun.
entahlah ia selalu punya firasat buruk akan hal itu,karena dia dan Sehun tidak bersahabat, sama sekali tidak memiliki hubungan yang baik, jangan harap terlihat saling mencintai seperti pasangan pada umumnya,bahkan jiyeon bisa merasakan ia dan sehun selalu bermusuhan dan saling membenci.
ia tidak ingin menambah masalah dalam hidupnya, Jiyeon hanya ingin hidup tenang,bebas menikmati ke hidupnya berbahagia dengan orang terkasih dan mewujudkan beberapa mimpi kecilnya sekarang
jika di perhatikan Sehun tidak akan bertindak menyebalkan bila tak di ganggu itulah opininya, yang harus ia lakukan adalah mencoba bersabar dan bertahan menghadapi kenyataan untuk hidup bersama pria paling dingin dan senyebalkan Sehun
*
Di lain tempat
Terlihat Sehun masih mengulas senyum di wajah tampannya, melihat Jiyeon kesal tadi benar-benar suatu hiburan baginya di siang hari ini, Sehun bisa melihat baju yang di genggam jiyeon berwarna aneh itu pasti hasil dari pembalasannya saat itu
'kena kau rasakan itu tch!!'batin Sehun sembari menyunggingkan senyumnya
Jiyeon berada di tempat pencucian baju Sehun bisa menebak bahwa jiyeon terlihat berusaha mencuci bajunya
'hal sia-sia' pikiranya,
ia merasa sangat senang bisa membalas dan melihat jiyeon di sana dengan raut wajah seperti tadi,benar-benar memberi suatu kepuasan sendiri pada batinnya dan ia berharap istrinya itu mendapat pelajaran agar tidak berani macam-macam lagi dengannya.
ia terus melangkah dengan senyum yang belum hilang dari wajahnya, bisa di bilang senyumnya saat ini adalah senyuman terlama yang pernah Sehun keluarkan di seumur hidupnya, jika saja ada yang melihat ekspresinya saat ini mungkin orang akan berpikir dan menduga ia sedang mendapatkan keuntungan besar dari bisnisnya.
( ̄︶ ̄)
***
Sudah dua hari ini terlewati Jiyeon menjauhi keberadaan Sehun,berusaha menganggap Sehun tidak terlihat di matanya, begitupun sebaliknya, keduanya bungkam dan saling mendiami satu sama lain, Seperti pasangan suami istri yang sedang bertengkar
Pasutri itu terlihat tidak berinteraksi sama sekali, bahkan di saat tidur Jiyeon ikut menambahkan jumlah bantal di tengah ranjang sebagai pembatas agar menghalangi pandangannya dari Sehun
Jiyeon bahkan tidak pernah lagi terlihat pergi ke ruang baca, mereka semakin berjarak dan berjauhan, keduanya memang berniat tidak ingin saling mengganggu dan mengusik
Berusaha sebisa mungkin untuk tidak berbicara meski terkadang ada hal penting yang harus di bicarakan seperti saat Yinok memberikan pesan penting pada Jiyeon yang hanya untuk di sampaikan pada Sehun dan tidak boleh di ketahui orang lain selain dirinya dan Sehun, tapi merasa tidak ingin melihat wajah sang suami Jiyeon memaksa dan memerintahkan xixi yang memberikan pesan penting itu,
dengan seribu keraguan dan takut, xixi akhirnya terpaksa melakukannya karena mendapat desakan dan paksaan dari nona mudanya, Xixipun memberikan pesan itu pada Sehun tuan mudanya dan untunglah tidak menimbulkan masalah apapun
Begitulah beberapa hari ini terlalui,mereka hanya terus selalu sibuk dengan urusan masing-masing.
*
Di hari yang cerah dan cukup dingin di pinggir Kota
Jiyeon dan xixi kini menuju sebuah bangunan sederhana di pinggir kota di ekori beberapa orang yang membawa tumpukan buku yang masih terikat rapi baru di beli, mereka masuk begitu saja ke bangunan yang terlihat tidak terlalu luas itu.
Di dalamnya terdapat beberapa orang berbeda jender dan usia,duduk di hadapan meja baca,baju yang mereka pakai begitu sederhana dan beberapa terlihat berpenampilan dengan pakaian kumuh dan kotor.
Bisa terlihat seorang gadis mungil cantik nan imut, sedang menjelaskan di depan papan tulis beberapa huruf yang ia tulis sebelumnya, semua orang yang ada di ruangan itu menyimak dengan serius terlihat beberapa kali mengangguk paham,
Jiyeon yang melihat tempat itu di penuhi banyak orang merasa sangat senang dan bahagia,
menyadari kedatangan Jiyeon yang kini berada di depan pintu gadis mungil yang sebelumnya masih menjelaskan langsung terpekik senang dengan kehadiran jiyeon di sana dengan senyum cerahnya menghampiri jiyeon
"Yak.. Jiyeon!!"girangnya
Orang yang berada di sana kini mengalihkan pandangannya dari papan tulis pada sosok Jiyeon yang cukup mereka kenali sebagai salah satu pendiri tempat yang mereka singgahi kini, dan ada beberapa orang baru yang tidak mengenali siapa jiyeon dan mereka terpesona dengan kecantikan dan keanggunan yang jiyeon miliki.
tempat yang saat ini di kunjungi Jiyeon adalah tempat yang sudah lama ia bangun dengan uang tabungannya,
tempat untuk beberapa orang yang sebelumnya kurang beruntung karena buta huruf atau tidak bisa membaca, tapi memiliki minat besar dalam membaca dan menulis,
Sekolah baca geratis untuk rakyat kecil.
Jiyeon membuat tempat itu karena merasa iba pada para budak,pelayan di rumahnya sebelumnya, dan banyaknya orang di daerahnya yang tidak bisa membaca dan hampir seluruhnya dari kalangan kecil atau rakyat miskin yang tidak mampu menyekolahkan anak mereka karena tidak memiliki biaya lebih.
dan Jiyeon sedih mendengar itu, terlebih lagi banyak dari mereka lebih memilih memperkerjakan anak mereka di usia sangat dini, sungguh di sayangkan
Jiyeon berpikir itulah sebabnya rakyat kecil di Negerinya itu tidak pernah terlihat berkurang jumlahnya, karena kurangnya ilmu pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk menghasilkan pundi-pundi uang.
padahal banyak yang bisa di pelajari dari buku termasuknya cara membuat kerajinan tangan yang bisa memiliki nilai jual yang bisa membantu masalah ekonomi mereka.
Jiyeon yang di dukung jieun sahabat karibnya tanpa pamrih dan sebisa mungkin membantu para rakyat kecil dengan membangun sekolah baca geratis itu mereka terus mencoba menyadarkan masyarakat betapa pentingnya bisa membaca dan menulis yang akan sangat berguna untuk mereka kelak
Dan tentu sekolah geratis itu begitu di terima dan di sambut antusias warga dan masyarakat sekitar, mereka sangat senang dengan keperdulian Jiyeon dan Jieun pada rakyat kecil seperti mereka.
Jiyeon juga membangun atau menyediakan perpustakaan geratis untuk mereka yang gemar membaca, Jiyeon Sangat senang perpustakaannya selalu terlihat ramai di kunjungi meski musim dingin sedang berlangsung
dan kini Jiyeon tengah berbincang hangat dengan Jieun membahas perkembangan dan apa saja yang yang mesti di perbaiki dari tempat itu,sembari berjalan menikmati cuaca dingin

(Lee Jieun salah satu sahabat karib jiyeon cantik, pintar,baik hati dan energik sedikit lugu dan apa adanya terlahir sebagai rakyat biasa memiliki cita-cita yang sama dengan Jiyeon,ia menganggap jiyeon adiknya)
"Aku tidak menyangka di cuaca seperti ini, ternyata banyak juga yang berkunjung"
Ucap Jiyeon sembari melangkahkan kakinya pelan
"Yah begitulah... Jika ini bukan musim dingin mungkin pengunjungnya bisa lebih banyak lagi" balas jieun dengan senyum cerahnya menatap langit kelabu,
seperkian detik kemudian jieun memandangi wajah Jiyeon yang ada di sampingnya dengan pandangan bahagia
"Wah..jiyeon kau semakin cantik saja setelah menikah,beritahu aku..pengantin baru.., apa kau datang ke sini ingin memberiku kabar gembira ?!,katakan.. aku sedang memiliki keponakan sekarang bukan ?!,kau sedang mengandung benarkan?" jieun melebarkan senyumnya sembari menunjuk-nunjuk pipi Jiyeon dengan jarinya
Jiyeon menatap aneh sahabatnya yang lebih pendek darinya dengan tatapan heran ia menghentikan langkahnya
"Yak..jieun...aku kesini hanya ingin melihat keadaan sekolah,menambah jumlah buku dan penghangat ruangan, pikiran mu ini !, Aku masih terlalu muda untuk memiliki seorang anak !"jawabnya ketusnya sambil menggeleng pelan
"Hah.. terlalu muda apanya.. kau tahu! banyak di usia mu saat ini yang menggendong anaknya setelah menikah jadi wajar aku berpikir seperti itu" jieun mempout bibirnya
"Sebaiknya kau pikirkan dirimu sendiri.. segera cari pasangan dan segeralah menikah agar kau tahu kehidupan setelah menikah itu bukan hanya cepat mendapatkan anak saja "keluh Jiyeon di tempat
"Yak..apa kau sekarang meledek ku? Aku mudah saja mendapatkan pasangan hanya saja belum ada yang menarik perhatian ku"jieun membalikkan tubuhnya memandang Jiyeon di belakangnya dengan berkacak pinggang
"Dasar kau ini,sama saja dengan xixi aku tidak terlalu mengerti pria seperti apa yang bisa menaklukan hati kalian"ledek jiyeon memicingkan matanya sambil tersenyum
"Selera ku itu sangat tinggi.. aku tidak akan sembarangan memilih pendamping hidup, tapi bagaimana rasanya,malam pertama?"tanya jieun dengan raut nakalnya
"Apa maksud mu?"Jiyeon malas menanggapi
"E... Kau malu ya untuk menceritakan padaku"
"Aku tidak mengerti"kilah jiyeon
"Tch ...sok polos kau pasti tahu maksud ku,apakah malam pertama itu sesakit yang di ceritakan orang-orang atau begitu manis seperti yang di tuliskan di buku?"
"Belum ada malam pertama untukku aku masih suci"ketus Jiyeon
"Yak ..benarkah? Aku tidak yakin "jieun menyipitkan matanya
Ia ragu tapi melihat ekspresi Jiyeon kini ia mulai goyah
"Benarkah sulit di percaya kalian belum melakukannya bagaimana dengan berciuman?"
"Yak jieun kecilkan suaramu"keluh Jiyeon tanganya sampai ia angkat seolah ingin mengetuk kepala sahabatnya
"Apa kalian belum~"manik Jieun membulat
"Aku datang bukan untuk membahas pikiran kotormu itu" Jiyeon bergeleng pelan, benar-benar pikiran sahabatnya ini
"Hanya saja sulit di percaya suamimu tampan kau cantik bahkan tidak ada yang kurang dari kalian berdua bagaimana bisa kalian belum berbuat apapun..,jika benar belum terjadi apapun berarti antara kau atau suamimu ada yang tidak normal?"Jieun memang pernah sekali melihat sosok Sehun,saat berkesempatan menghadiri pesta pernikahan sahabatnya itu,
ia terpukau melihat ketampanan suami sahabatnya,menurut Jieun Sehun sangat pantas dan cocok bersanding dengan Jiyeon yang cantik,manis,pintar dan baik hati dan dilihat ketampanan Sehun bisa di kategorikan di atas rata-rata pria tampan menurut pandangannya,bahkan terlihat sempurna bagi jieun,
dan Jieun berani bersumpah pesta pernikahan yang ia hadiri saat itu adalah pesta paling meriah,megah dan mewah bukan hanya untuknya tapi juga untuk para tamu yang di penuhi bangsawan kaya yang menghadiri pesta, buktinya jieun tak sengaja mendengar pembincangan mereka yang terus memuji-muji pesta pernikahan jiyeon dan Sehun saat itu,
bahkan pesta pernikahan sahabatnya berlangsung begitu meriah hingga berhari-hari lamanya bukan hanya itu,di luar pestapun para penduduk sekitar kediaman OH di manjakan dan di sediakan beberapa tenda makanan khas geratis untuk rakyat kecil selama pesta berlangsung,
Jieun begitu terkagum pada kehidupan Jiyeon, sahabatnya itu begitu beruntung sampai pernah membuatnya merasa iri, dan kini ia sangat bahagia dan bersyukur atas apa yang di dapatkan sahabat terbaiknya doanya untuk Jiyeon terkabulkan, impian sahabatnya yang ingin menikah dengan pangeran tampan benar-benar telah menjadi nyata
"Ya..ampunn Jieun pikiran mu ini,tentu saja aku normal"keluh Jiyeon
"Berarti ..suami mu"
"ahahaha "Jiyeon tekekeh dengan ucapan jieun yang terlalu ceplas-ceplos,seperkian detik kemudian Jiyeon terdiam ia terlihat berpikir apa yang di katakan sahabatnya itu mungkin ada benarnya
"Woh..(kini jieun tersentak,ia menunjukkan wajah Jiyeon)apa sekarang kau baru menyadarinya? kau harus bertindak jiyeon jika apa yang ku katakan itu benar,kau harus menyadarkannya segera"yakin jieun
"Yak..itu tidak mungkin ...! dia itu pria normal aku yakin"
"Kau yakin..?Jadi kau berbohong padaku kau pasti sudah melakukannya kan"
"Ji....eun...!!"geram Jiyeon
di saat tengah berbincang mereka mendengar kegaduhan dari arah perpustakaan, di banjiri rasa penasaran mereka melangkahkan kaki ke dalam perpustakaan yang kini terlihat ramai di kerumuni
"KAU BENAR-BENAR TIDAK TAHU DI UNTUNG!!KAMI SUDAH SANGAT BAIK MEMBERIKAN KALIAN BUKU BACAAN GERATIS DAN KALIAN MALAH MENCURINYA!!"berang seorang pemuda yang terlihat berkacak pinggang dengan raut marah
"Benar-benar keterlaluan kalian berdua,nasib baik ada yang mau memberi kesempatan kita bisa membaca buku-buku ini secara cuma-cuma"ujar seorang penonton dari kerumunan
"Sudah habisi saja mereka berdua ini!"ujar salah seorang yang lain mengompori, tempat itu bertambah gaduh kini
"maaf..maafkan saya, saya tidak berniat mencurinya tuan,saya hanya meminjamnya~"ujar seorang pemuda yang di tuduh mencuri buku
"OMONG KOSONG!!,PERGILAH DAN JANGAN PERNAH KEMBALI LAGI,JIKA AKU MELIHAT KALIAN BERDUA DI SEKITAR SINI LAGI! AKAN KU PATAHKAN TANGAN KALIAN!!"kecam pemuda yang tampaknya bekerja sebagai penjaga buku perpustakaan itu
"tidak tuan maafkan kami, sungguh kami tidak berniat mencurinya..tuan kami hanya ingin meminjamnya semalam saja.. dan akan mengembalikannya setelahnya kumohon tuan,dan jangan larang kami untuk datang kami mohon kami bersumpah tidak akan melakukan ini lagi~"pinta pemuda lusuh itu memohon dengan raut sedih
"Yak.. Jungkook?!,ada apa? kenapa kau teriak-teriak dan marah-marah seperti itu,dan kenapa kalian semua berkumpul di sini!?"eluh jieun yang baru datang bersama jiyeon
"Kakak aku mendapati mereka mencuri buku di perpustakaan ini, mereka menyembunyikannya di balik baju mereka, pasti berniat akan menjual buku itu"jelas Jungkook pada jieun
"Apa..?!,wah..kalian ini keterlaluan sekali,tidakkah kami terlalu baik pada kalian selama ini~"terlihat kini jiuen mulai terpancing emosi mendengar penjelasan jongkook,
sudah baik hati mereka di beri fasilitas dengan banyaknya buku bacaan mahal dan geratis tapi malah kedua orang miskin itu berniat mencurinya itulah pikiran jieun saat ini
"Tidak tuan, nona sungguh aku tidak beraniat demikian"kilah pemuda lusuh itu ia terus mengibas-ngibas tangannya ke udara dengan raut wajah sedih
"Sudah ketahuan mencuri tidak mau mengaku!"ucap seorang lainnya yang masih menonton di tengah kerumunan
"Apa yang kalian lakukan di sini bukannya MEMBACA malah BERKERUMUN di sini , Sudah PERGI SANA !"usir Jieun garang membuat siapa saja begitu takut dan menuruti perintahnya Jiyeon ia memang sudah tahu sifat galak jieun kalau sahabatnya itu terusik,ya meskipun tubuh sahabatnya itu kecil tapi suaranya sangat besar dan cukup untuk merusak gendang telinga dengan omelannya ia memang terkenal dengan sebutan si kecil cabe rawit,
"ini masalah kami kalian jangan ikut campur pergi sana ,jam membaca di tutup siang ini!"pekik jiuen kembali pada semua orang yang berkerumun di sana mengusir mereka keluar.
tempat itupun menyisakan jiyeon,jieun,Jungkook yang sedang mengintrogasi kedua pemuda yang di duga mencuri buku
Mendapati jieun yang ikut marah teman Pemuda lusuh yang pakaiannya hampir sama lusuhnya itu membuka suara
"Tunggu nona temanku , benar-benar tidak berniat mencurinya kami sebelumnya sudah bilang pada tuan ini(menunjuk Jungkook ) untuk meminjam buku itu satu hari saja tapi tuan ini tidak membiarkan kami meminjamkan buku ini untuk di bawa kerumah jadi kami berniat membawanya diam-diam dan akan mengembalikannya lagi besok pagi"jelas pemuda lusuh yang lebih pendek itu
Dan pemuda satunya mengangguk meyakinkan mereka
Jiyeon terus memperhatikan dan menyimak apa yang terjadi di hadapan matanya
"aku ingin melihat buku apa yang mereka sembunyikan tadi?"ujar Jiyeon dengan raut tenangnya pada jieun
Jieun memberikan buku yang tidak terlalu tebal itu pada Jiyeon
Saat membuka lembaran halaman itu terlihat buku itu adalah buku bergambar dengan keterangan nama-nama hewan
"Kalian bisa membaca?"ucap Jiyeon dengan nada dingin dan raut wajah yang tak kalah dingin pada kedua pemuda itu
Kedua pemuda itu bahkan merinding melihat ekspresi yang di tampilkan Jiyeon meski cantik mereka merasa wanita di hadapan mereka adalah orang yang berbahaya
"Bi..bisa nona" gugup kedua pemuda itu
"Mereka berdua sering mengikuti kelas membaca aku sering melihat mereka di sini"jelas jungkook kini
"Siapa nama kalian?"tanya jiyeon kembali sembari memandang kedua pemuda yang tertunduk itu
"Aku.. Taehyung nona"
"Aku..aku Ji..jimin"sembari menelan ludah gugup
"Di usia seperti ini kalian membaca buku seperti ini,dan jika kalian berniat ingin mendapatkan untung dari menjual buku kenapa kalian mencurinya hanya satu?, kupikir buku ini tidak terlalu menguntungkan jika di jual,katakan dengan jujur apa niat kalian yang sebenarnya kenapa kalian mau membawa buku ini, kenapa tidak di baca di sini saja?"ucapan jiyeon di benarkan oleh jieun ,iapun mengangguk
Kedua pemuda itu saling melirik dan berpandangan
"KALIAN TIDAK DENGAR ?JAWAB DENGAN JUJUR!"bentak Jungkook kembali
Membuat jieun di sebelahnya terkejut menyentuh letak jantungnya
"em..itu..Buku itu ingin ku tunjukan pada adikku yang sekarang menginjak umur 7 tahun terbaring sakit di rumah~"jelas Taehyung
"Hah..alasan~"Jungkook menggeram tak percaya
"Lanjutkan ceritamu"pangkas Jiyeon
jiuen menyikut perut Jungkook kuat, memberi kode agar Jungkook diam saat ini, membuat pemuda itu sedikit meringis tidak senang menatap jieun sembari mengelus perutnya yang sakit
"Selama ini ..a ku hanya bisa menceritakan nama-nama hewan dari buku itu,adikku belum pernah lihat secara langsung gambar hewan pada buku itu, jadi aku berniat membawa buku itu pada adikku dia pasti akan senang jika aku membacakan dan memperlihatkan semua gambaran hewan lucu yang ada di dalam buku itu "lanjut Taehyung
"Sungguh nona kami berjanji akan mengembalikan buku itu,kami bersumpah kalian bisa mendatangi kami di kediaman Zhang aku salah satu budak kediaman mereka,dia juga "jelas jimin
"Kenapa tidak membawa adikmu itu ke tempat ini saat dia sembuh?"ucap Jiyeon
"Benar kenapa ~auh.."saat Jungkook kembali bersuara jieun memijak kuat kaki Jungkook dan memberinya tatapan tajam
"Diamlah Jungkook!" desis jieun
"Itu..itu karena adikku tidak akan bisa sembuh, itulah yang di katakan tabib ia memiliki penyakit aneh, perutnya terus saja membesar dan membengkak membuatnya sulit duduk apalagi untuk berjalan dan jika aku membawanya kesini dia pasti akan jadi tontonan orang, aku tidak ingin itu terjadi, adikku selalu tertarik dan tersenyum setiap kali aku menceritakannya tentang nama-nama hewan yang belum ia ketahui pada buku itu,jadi aku berniat menunjukannya agar aku bisa membuatnya tersenyum dan bahagia~"Taehyung belum usai bercerita tapi Jiyeon memotong ceritanya
"Cukup"pangkas Jiyeon
"Benarkah itu?"gumam jiuen kini terlihat iba
"Aku mengatakan kebenaran" taehyung berwajah sendu kini
Jiyeon dan Jieun berlirikan
"Baiklah,kalian bisa membawa buku itu, seminggu lagi kalian harus mengembalikan buku itu"jelas Jiyeon
Jieun ikut memberi ketegasan
"Jangan sampai kalian tidak kembali membawa buku itu, karena kerugian akan menimpa kalian sendiri,akan di pastikan kalian berdua tidak akan masuk ke tempat ini apa lagi membaca buku-buku yang ada di sini lagi untuk selamanya"
"Ya..nona aku berjanji jika kami ingkar maka aku bersumpah di timpa kelaparan itulah sumpah ku" ucap taehyung yakin
"Tidak perlu bersumpah, cukup pegang janji kalian dan yang kalian harus lakukan perlihatkan buku itu pada adikmu setelahnya kembalikan buku itu ketempat ini lagi,mengerti!"ucap Jiyeon tenang
"Ya mengerti nona"wajah taehyung berubah cerah ia tersenyum senang menampilkan gigi putihnya.
"Kau yakin satu buku itu cukup untuk adikmu?"tanya jiyeon pada Taehyung
"Ya nona hanya ini yang aku butuhkan "ucap Taehyung dengan cengiran bahagia menatap Jiyeon
Setelahnya Taehyung dan Jimin berterima kasih dan sangat senang di izinkan meminjam buku itu,mereka bergegas pergi membawa buku yang tadi sempat menjadi permasalahan
Orang-orang yang sebelumnya di usir ternyata masih menyimak dari luar ruangan, mereka menguping dan mengintip kejadian hingga selesai, banyak yang terkagum karena jieun dan Jiyeon berbesar hati mendengarkan kedua pemuda tadi dan melepaskan mereka.
"Nona kau yakin meminjamkan buku itu pada mereka,aku ragu pasti buku itu tidak akan kembali lagi banyak penipu seperti mereka"ujar Jungkook yang kini melipat kedua tangannya di depan dada
Jieun yang menyahut
"Aku malah berharap begitu Jungkook aku berharap cerita itu bohong ,sedih sekali mendengar cerita tadi cukup menakutkan,aku memang pernah mendengar adanya penyakit seperti itu tapi aku benar-benar tidak bisa membayangkan kalau sampai di timpa pada anak kecil"Ucapnya dengan mengernyit sedih
"Perlukah aku mengikuti mereka?" Inisiatif jungkook
Jiyeon mencegah niat Jungkook saat ini
"Tidak sekarang,kau harus mengikuti mereka di saat mereka benar-benar mengembalikan buku itu nanti"jelasnya
"Hah... terserah anda saja nona"ucap Jungkook masih menaruh keraguan dan curiga pada kedua pemuda tadi.
***
Di kota
Setelah urusannya di sekolah dan perpustakaan usai jiyeon membawa jieun yang di temani Jungkook ke kota,mengajak mereka melihat parade yang sedang berlangsung
"Wah...ramai sekali, benar-benar menakjubkan lihat itu Jiyeon!"ujar jieun senang
Jiyeon begitu suka dengan adanya parade,dia sangat begitu antusias dengan parade di kota yang menampilkan akrobat,seni,dan tarian yang memanjakan juga menyegarkan mata.
sorak soray rakyat yang memenuhi pinggir jalan dengan senyum dan tawa cerah mereka,suasana ramai dan di liputi kebahagiaan jiyeon suka suasana ini,acara tahunan yang selalu di adakan di kotanya pesta rakyat memasuki pertengahan musim dingin untuk menyambut musim semi di kotanya
Di hiruk pikuk parade yang sedang berlangsung Jiyeon tanpa sengaja melihat sosok yang ia kenali
'Sehun' yang tak jauh darinya,
Maniknya membulat ia tidak salah melihat, sosok pria itu benar-benar Sehun, Jiyeon melihat dengan jelas Sehun sedang menggandeng tangan seorang wanita yang menutupi wajahnya dengan cadar sutra menerobos keramaian di sana,yang tak jauh dari keberadaannya saat ini
Mungkin Sehun tidak menyadari keberadaan Jiyeon karena ia mengenakan topi dengan penutup kain,
Jiyeon yang di banjiri rasa penasaran yang besar pada sosok wanita yang di gandeng Sehun berniat mengikuti suaminya itu
Jiyeon sudah tidak fokus dengan parade yang berlangsung ia melangkahkan kakinya meninggalkan keramaian membuat jieun dan xixi heran
"Jiyeon mau kemana?"tanya jieun
"Kita berpisah di sini jieun aku lupa aku ada kepentingan yang harus segera di urus"bohong Jiyeon pada jieun
"Baiklah, hati-hati ya dan terimakasih dengan tambahan buku juga penghangat ruangan yang kau beri"
Jiuen dan Jiyeon berpelukan setelahnya mereka berpisah jiyeon meninggalkan jieun yang bersama Jungkook
Langkah kaki Jiyeon begitu tergesa-gesa
"Nona ada apa?"tanya xixi terus mengekori jiyeon xixi merasa nonanya terlihat sangat terburu-buru sekarang seperti mengejar sesuatu
"Xixi ayo cepat ikuti aku"
Jiyeon segera melebarkan langkah kakinya mengikuti Sehun, ia rela ikut berdesak-desakan melewati keramaian ia jadi tidak tertarik lagi dengan parade yang sedang berlangsung ia lebih tertarik dengan wajah wanita yang di duga kekasih Sehun
'kena kau Oh Sehun,siapa wanita itu?' ujarnya dalam hati terus melangkah
Sosok Sehun semakin terlihat jauh tapi ia masih bisa melihat dari kejauhan Sehun dengan wanita yang di gandengnya sebelumnya itu masuk ke dalam sebuah tempat
Jiyeon tidak bisa melewati jalan yang sebelumnya di lewati Sehun dan kekasihnya karena terlalu padat, Ia kini terpaksa memutar arah ia berhasil menemukan jalan sepi, karena terburu-buru dan tanpa sengaja ia sampai menabrak pelan tubuh seseorang tapi berhasil menyibak kain penutup topinya
"Nona Jiyeon "sapa pria itu karena melihat wajah Jiyeon di balik topinya
"Tuan Yunxi maafkan aku,aku sedang terburu-buru~"ujar Jiyeon berniat pergi
Sebelum jiyeon melanjutkan kata-katanya Yunxi berhamburan memeluknya
"Aku merindukan mu nona Jiyeon"tuturnya dengan seringai
"NONA!"pekik xixi terkejut dengan apa yang di lakukan yunxi
Jiyeon menendang keras tulang kering kaki Yunxi Membuat topi yang di kenakan jiyeon jatuh ke tanah bersalju
Yunxi terpekik sakit
"Berani-beraninya!"pekik Jiyeon marah
"Aku ...au..merindukan wajah cantik mu itu nona Jiyeon"Yunxi mengelus kakinya tapi tubuhnya terlihat gontai dan cara bicaranya terdengar seperti orang mabuk terlihat juga dari sorot matanya
Yunxi kembali mencoba mendekati dan memeluk jiyeon tapi Xixi berhasil menghalangi niat Yunxi,
Yunxi yang setengah sadar merasa terganggu dan terhalangi saat ini membuatnya marah dan menampar keras wajah xixi, berhasil membuat xixi terjatuh ke tanah
"Sialan kau.. PELAYAN RENDAHAN!"pekik Yunxi marah berdiri dengan gontai dan kacau
Jiyeon naik phitam melihat Yunxi berani menampar xixi ia bergerak maju dengan kepalan yang di siapkan tapi punggung tegap seseorang tiba-tiba datang menghalanginya ,
Bughh!!
Satu bogem mentahpun mendarat dengan keras di wajah Yunxi, satu pukulan dari pemuda jangkung itu membuat Yunxi terkapar di tanah seketika kehilangan kesadarannya dengan darah segar mengalir di hidungnya
"Xixi !,sialan si brengsek itu, berani-beraninya dia melukai mu"
Marah jiyeon kini membantu xixi berdiri
"Aku baik-baik saja nona"ujar xixi
"Tidak akan ku biarkan si bodoh ini! , beraninya dia memukul xixi ku"ucapnya geram pada Yunxi yang pingsan
"Dia mabuk nona, dia juga sudah pingsan sekarang"ujar pemuda jangkung yang memukul Yunxi tadi adalah Chanyeol dan di belakangnya adalah pengawal pribadinya Tao
"Xixi kemarilah pukul wajahnya dengan keras" Jiyeon mendudukkan tubuh yunxi yang lemas yang sudah tak sadarkan diri
"Cepat xixi sebelum pelayan setianya mencarinya"lanjutnya
"Tidak nona aku tidak berani"xixi ragu dan takut
"cepatlah xixi dia pantas mendapatkannya,cepatlah"desak Jiyeon
Chanyeol terus memperhatikan jiyeon memaksa xixi untuk memukul Yunxi yang menurutnya tingkah Jiyeon sedikit lucu
"Tidak nona"xixi terus menggeleng
"Hah... kau ini!"jiyeon kembali melepaskan tubuh yunxi dengan kasar kemudian dia beberapa kali menampar wajah Yunxi dengan kuat
Plakk
"ini untuk xixi"
Plakkk
"dan ini karena kau telah berani menyentuhku sialan!" Ujarnya wajah Yunxi benar-benar merah dengan bercak gamparan di ke dua pipinya
"Bisa-bisanya dia mabuk di siang hari, aku benar-benar tidak habis pikir"gumam Jiyeon kesal,kini ia memandang Chanyeol yang terus tersenyum padanya dan di belakangnya terdapat salah seorang yang jiyeon duga pengawalnya berwajah dingin ikut menatapnya
"terimakasih tuan telah membuatnya pingsan, sebenarnya anda tidak harus melakukan itu tadi, saya bisa memberinya pelajaran sendiri" sembari membersihkan topinya dan memakainya kembali
"Em benarkah?" Chanyeol tersenyum ragu mendengar ucapan jiyeon yang begitu percaya diri
Jiyeon terlihat membenarkan kain penutup topinya
"Ayo xixi " Jiyeon dan xixi melanjutkan perjalanan mereka
"Hey nona.. hanya ucapan terimakasih,tidak ada hadiah?"ujar Chanyeol kini mengejar jiyeon
"Apakah anda tau hukum negeri ini!,jika memukul seorang bangsawan tanpa alasan maka nyawa saya akan terancam saya bisa di hukum ~"jelas Chanyeol masih mengikuti
"Tidak ada yang meminta bantuan pada anda,anda melakukan pukulan itu dengan niat anda sendiri"tutur jiyeon dingin masih dengan terus melangkah
"Ahahaha benar juga,tapi saya berniat menolong anda~"ujar Chanyeol jujur
"Kalau begitu harusnya anda tidak perlu mengharapkan imbalan,dan pergilah jangan ikuti kami saat ini" ketus Jiyeon
Chanyeol terlihat memperlambat langkahnya kini,dengan merapatkan bibirnya menahan senyumnya memandang punggung jiyeon
"Tuan apa aku perlu menghentikan nona itu?"ujar Tao
"Heh..tidak perlu Tao,dia itu benar-benar sangat menarik kkkk.."kekehnya kini berjalan santai masih memandang Jiyeon yang kini terlihat jauh
*
Jiyeon sudah berada di hadapan sebuah bangunan yang sebelumnya ia lihat di masuki Sehun dan kekasihnya,
Saat Jiyeon melangkahkan kakinya berniat masuk beberapa pria berwajah menakutkan mencegahnya
"Maaf nona tunjukan suratnya"
Ujar seorang pria berwajah seram
"Apa..?surat apa?"Jiyeon Bingung di tempat
"anda tidak punya surat izin masuk?anda harus membeli surat izin dulu sebelum bisa masuk ke tempat ini"jelas pria itu
"Apa..? tempat apa ini kenapa harus pakai surat?" Masih dengan kebingungannya
"Hah..Pergilah nona,kami terlalu sibuk untuk menjelaskan pada anda ini bukan tempat sembarangan,ini tempat di mana para orang kaya berada,pergilah"usir pria itu
Jiyeon hanya bisa mengerjabkan matanya,ia tidak terima di pandang rendah dan sepertinya tampilannya saat ini cukup rapi tidak terlihat seperti seorang yang sederhana apalagi terlihat miskin
"Berani sekali kalian nona ku ini,anak dari mentr~"protes xixi marah pada para penjaga itu meski sedikit merasa takut tapi ia tidak terima nonanya terdengar di hina
"Xixi tenang lah "pangkas Jiyeon
Jiyeon tidak terima di pandang rendah, Jiyeon juga tidak terlihat takut sama sekali pada beberapa pria berwajah seram layaknya seperti perompak itu.
"aku juga orang kaya!,ini aku punya uang di muka, berapa harga suratnya? akan ku bayar dua kali lipat"ujarnya sembari mengeluarkan semua uangnya angkuh
"Kami tidak menjual suratnya,lagi pula tidak akan bisa membelinya sekarang kau bisa kembali besok acaranya sudah berlangsung saat ini " kini ekspresi para penjaga itu berubah lebih menakutkan tapi Jiyeon tidak goyah ia bersikeras masuk
"Acara apa ?aku tidak perduli dengan acaranya sekarang aku hanya ingin masuk, ini ambil uang ini"Jiyeon terus memaksa masuk membuat para penjaga mulai marah
"NONA KUTAKAN TIDAK BISA!"bentak salah satu penjaga seram itu
"Nona..!"pekik xixi takut sampai berlindung di balik tubuh Jiyeon sedangkan jiyeon tidak goyah dan tidak terlihat takut sama sekali dengan gertakan penjaga
"Kau sepertinya ingin sekali masuk ke tempat ini"Chanyeol datang dan berujar demikian pada Jiyeon
"Hah... kau masih saja mengikuti kami" balas Jiyeon sembari memutar bola matanya malas
"Aku tidak mengikuti mu, tujuanku adalah tempat ini"melangkahkan kakinya begitu saja ke dalam tanpa di cegah siapapun padahal Chanyeol yang di ekori Tao masuk tanpa surat dan uang
Membuat Jiyeon dan xixi heran di tempat
Para penjaga pintu itupun terlihat membungkuk ke arah Chanyeol
"Hey..kenapa kalian tidak menghalangi mereka, mereka jugakan tidak punya surat?"keluh Jiyeon heran dan tak terima
"Dia itu tuan kami,dia juga pemilik tempat ini hanya mentri chanyeol yang bebas masuk tanpa surat"jelas penjaga itu
"Apa?!Mentri!?" Kaget jiyeon
Chanyeol menghentikan langkahnya untuk masuk,ia kini berdiri di ambang pintu kembar yang terbuka itu,ia menoleh pada Jiyeon yang masih di cegah penjaganya
senyum manisnya semakin mengembang melihat ekspresi Jiyeon di sana kini ia kembali mendekat pada keberadaan Jiyeon
"Aha..ha.ha wajahmu terlihat lucu nona Jiyeon"ucap Chanyeol terkekeh kini
"Kau..kau tau namaku?"Jiyeon membulatkan maniknya terkejut
"Dia orang yang pernah kita temui sebelumnya,nona jika tidak salah di kedai judi setelah menemui tuan yunxi saat itu, saat anda menang judi..anda ingat?"bisik xixi di telinga Jiyeon
"Woh..iya aku ingat sekarang!"pekik Jiyeon sembari menunjuk Chanyeol dengan jarinya
"Ya ..setelah sekian lama,kita kembali bertemu kau sudah mengingat ku~ "ujar Channyeol menampilkan lesung pipinya
"Wah..itu bagus Jika kau pemilik tempat ini,aku akan membeli surat izinnya langsung padamu"senang Jiyeon
"Mengingat kau selalu sangat ketus dan dingin padaku, mungkinkah aku menjual surat masuk padamu nona?"ujar Chanyeol sembari membuka angkuh kipas yang di genggamnya pandangannya berpaling dari wajah Jiyeon dengan seringai sombong
'sial'
jiyeon mengatup erat bibirnya dan memejamkan matanya benar selama pertemuannya dengan Chanyeol jiyeon begitu ketus dan bersikap menyebalkan,dan pasti Chanyeol saat ini berniat membalas perilakunya tadi kelihatannya akan sulit masuk kedalam untuk melihat wajah kekasih Sehun.
"Aku memang seperti ini pada semua orang tuan"ucap Jiyeon
"Benarkah? sepertinya sifat dan sikap yang kau tunjukan itu hanya topeng saja,tidak terlihat alami sama sekali" memandang Jiyeon kini
"Jangan sok tau tuan dan biarkan aku masuk aku akan membayar anda dua kali lipat"tawar Jiyeon
"Tidak bisa~"
"Tiga kali lipat!"
"Aku tidak~"Chanyeol terus terdengar menolak
"Empat kali lipat? "Jiyeon terdengar bersemangat menawar
"Woh.. tunggu nona aku tidak tertarik dengan uangmu nona Jiyeon!"
Jiyeon mengerjap lucu mendengar penuturan Chanyeol
"Hah..memangnya tempat apa ini ,kenapa mau masuk saja susah sekali padahal akukan berniat membayar bahkan empat kali lipat!" Keluh Jiyeon frustasi kini
"Aku tidak bilang kau tidak bisa masuk ketempat ini,aku hanya bilang tidak membutuhkan uangmu itu"
Jiyeon kembali mengerjab bingung,apa maksud pemuda jangkung di hadapannya itu
"Anda bisa masuk,tanpa bayar asalkan... anda selalu berada di samping ku saat anda berada di dalam sana"Chanyeol memberi syarat yang terdengar aneh bagi Jiyeon membuatnya lama berpikir dan mencerna kata-kata pria jangkung di hadapannya
"Apa?Niat ku pergi ke dalam adalah mencari seseorang,bukan untuk menemani Anda tuan~"protes Jiyeon kini setelah usai berpikir
"Saya hanya berniat mengawasi anda..em.. jika anda berniat mencari seseorang di sana itu berarti anda akan berkeliling di sana bukan?,dan saya tidak akan mengijinkan orang asing seenaknya menyusuri tempat saya tanpa pengawasan,jika anda keberatan,sayapun tidak akan mengijinkan anda masuk kedalam sana "berbicara sembari berkipas pelan memalingkan wajahnya dari Jiyeon,
padahal itu hanya akal-akalan Chanyeol saja ia memang sudah tertarik dengan Jiyeon, sepertinya dewa membukakan jalan untuknya saat ini agar bisa lebih dekat dan mengenal wanita yang kini menjadi incarannya
Dalam pikiran Jiyeon kenapa ia harus repot-repot melakukan semua ini?,tapi rasa penasaran begitu besar menghampirinya untuk mengetahui siapa wanita yang di cintai Sehun saat ini.
Ya tanpa berpikir lagi jiyeon menyetujuinya
"Terserah saja, yang penting anda harus membiarkan saya masuk sekarang"ucapnya
Xixi masih tidak mengerti kenapa nonanya begitu ingin masuk ketempat yang sekarang berada di hadapannya dan siapa orang yang di cari nona mudanya saat ini itulah dalam benaknya ia hanya pasrah mengikuti nona mudanya saat ini.
"Em.. baiklah Silahkan" Chanyeol membukakan jalan salah satu tangannya seolah menyambutnya, kini mempersilahkan jiyeon masuk terlebih dahulu
Jiyeon tidak perduli di awasi dengan orang asing, yang terpenting adalah menemukan Sehun dengan kekasihnya itu,
*
Kini Jiyeon dan xixi sudah berada di dalam bangunan mewah bercorak emas dan berbagai aksen kayu jati dan guci raksasa
,Jiyeon dapat melihat beberapa wanita maupun pria tengah melenggak-lenggokkan kakinya anggun di sebuah altar dengan baju dan tampilan yang indah ,semua orang yang ada di sana tertuju pada peragaan busana itu, ternyata sebuah acara lelang dan jual beli beberapa produk.
Pandangan Chanyeol tak lepas dari sosok Jiyeon yang berjalan di hadapannya ia terus memandangi gadis cantik yang berjalan menyusuri tempatnya itu dengan tergesa-gesa,
dan Jiyeon sudah tidak mengenakan topi berpergiannya tentu Chanyeol tidak akan mengizinkan jiyeon menutupi wajah cantiknya di dalam tempat mewahnya itu.
Bahkan saat Jiyeon membuka topinya dengan jarak yang cukup dekat Chanyeol begitu memperhatikan jiyeon dan ia berani bersumpah maniknya tak dapat lepas dari wanita cantik itu,wajah Jiyeon terpahat sempurna dengan hidung tegas dan bibir Cherrynya,
belum lagi manik bening Jiyeon yang bisa menghanyutkan siapa saja yang bertatapan dengannya, Chanyeol semakin bersemangat untuk mengambil hati wanita berkulit cerah itu.
Jiyeon terus menyusuri bangunan mewah milik Mentri muda yang tengah mengadakan acara lelang busana dan produk kecantikan,bersama xixi dan chanyeol yang terus setia mengikutinya,
Jiyeon cukup tertarik dengan acara besar tersebut,tempat itu memang benar ramai di penuhi orang-orang,
Hanya saja tamu dan orang-orang yang memenuhi gedung itu adalah orang-orang dari kelas atas atau para bangsawan dan penjabat,terlihat jelas dari gaya berbusana dan tingkah mereka,
mereka duduk teratur di kursi lengkap dengan meja bundar yang sudah tersedia hidangan lezat,dan di layani dengan pelayanan yang baik,sudah pasti acara ini di buat khusus untuk kalangan atas di kotanya dan jiyeon baru mengetahui sekarang ada tempat seperti ini.
Terlihat beberapa orang yang mereka lewati menyapa sopan chanyeol dan beberapa di antaranya memberi salam dengan hormat
Jiyeon kini percaya bahwa pemuda tampan di sampingnya itu benar-benar orang penting,lebih tepatnya Mentri muda yang di sebutkan pengawal berwajah seram tadi.
Cukup lelah mencari keberadaan Sehun dan kekasih wanitanya itu di tempat seluas ini, terdapat 3 lantai, sudah pasti sangat lelah menyusurinya membuat Jiyeon harus naik turun tangga dan hasilnya ia tidak menemukan orang yang di carinya membuatnya cukup kesal.
Chanyeol yang melihat raut wajah Jiyeon yang menekuk membuatnya penasaran
"Kau tidak ingin menjelaskan ciri-ciri orang yang kau cari?,aku.. jadi curiga kau hanya penasaran dengan tempatku.. "ujarnya
Jiyeon yang masih menekuk wajahnya memandang Chanyeol yang lebih tinggi darinya dengan raut wajah kesal, Chanyeol gemas melihat ekspresi lucu Jiyeon
"Aku akui tempat mu ini cukup menarik tuan, tapi aku sama sekali tidak bermaksud apapun aku benar-benar mencari seseorang,dan aku tidak bisa memberi tahukannya padamu ciri-ciri orang yang kucari,kau tidak mengerti aku ingin mengikutinya secara diam-diam nanti juga kalau dia ku temukan pasti kau akan melihatnya dia orang seperti apa"jelasnya dingin dan malas
Xixi yang menyimak di samping jiyeon cukup penasaran tapi ia lebih memilih bungkam dan terus mengikuti nona mudanya itu.
"Yang anda cari wanita atau pria?"Chanyeol kembali bertanya
Jiyeon tidak menjawab pandangannya masih ia edarkan di tempat itu sembari melangkahkah tak bersemangat
"Teman, saudara atau...kekasih ?"Chanyeol terus memberondong jiyeon dengan pertanyaan
Jiyeon memutar bola matanya setelahnya menatap Chanyeol di sampingnya dan kini menghentikan langkahnya
"Bukan urusan anda!" Ketusnya
"Em.. biar ku tebak dia pasti kekasihmu..,apa anda menangkapnya berselingkuh dan masuk ke tempat ku ini dan ~"goda Chanyeol
Jiyeon menyipitkan matanya menatap tajam Chanyeol ia memotong kata-kata pria berlesung pipi itu,
Xixi yang mendengar itu membolakan matanya 'apa itu benar?apa yang di cari nona muda adalah tuan Sehun?'
"dia temanku.. lagi pula bukan urusan anda dia kekasihku atau temanku,ataupun nenek dan kakek ku sekalipun!,"dengan nada malasnya membalas tebakan Chanyeol
Ucapan Jiyeon membuat lesung pipi Chanyeol semakin terlihat jelas karena ia semakin melebarkan senyumnya pemuda ini berpendapat gadis cantik di sampingnya sangat lucu
entah mengapa kata-kata Channyeol mengganggu Jiyeon, tidak masalah Sehun bersama kekasihnya karena Jiyeon tidak tertarik pada Sehun meski Sehun sudah menjadi suaminya,
Tapi mendengar kata selingkuh dari bibir pria yang menemaninya ini membuat kuping Jiyeon memanas dan merasa sedikit tak rela mendengarnya,seolah Jiyeon mencari Sehun karena ia sedang cemburu,
'yang benar saja itu tidak mungkin', ia bertambah kesal karena kenyataannya jiyeon benar-benar sedang di selingkuhi sekarang.
dan entah mengapa Jiyeon dengan bodohnya sampai rela cekcok dengan para penjaga berwajah seram dan berakhir bersama pemuda jangkung di sampingnya,rela menyusuri tempat yang di kelilingi tangga,hanya untuk menangkap basah Sehun yang berselingkuh,
'Ayolah aku hanya penasaran dengan rupa wanita yang berhasil membuat orang sedingin Sehun jatuh hati,apakah ia sangat cantik? '
ya Jiyeon berakhir di sini hanya karena penasaran dengan rupa kekasih Sehun saja bukan karena ia cemburu.itu yakinnya
"Jangan kesal begitu..aku hanya berniat membantumu,jika benar kekasihmu berselingkuh aku akan dengan senang hati membantumu melupakannya"ucap Chanyeol enteng penuh percaya diri
"Hah..tempatmu ini terlalu luas,kakiku sampai pegal sulit mencarinya di sini.. dan tampaknya aku kehilangan dia,dia pasti sudah pergi, terimakasih telah memberiku izin mengelilingi tempat ini"Jiyeon malas menanggapi kata-kata
Chanyeol Sebelumnya
ia mengeluarkan beberapa ikat uang perak dan ia sodorkan pada pemuda jangkung itu
"Ini kurasa uang ini lebih dari cukup untuk membayar masuk ke tempat andakan"lanjutnya
Chanyeol mengangkat alisnya raut wajahnya terlihat tidak senang kini
"Apa..!,aku sudah bilang tidak membutuhkan uangmu nona"
"Aku juga tidak ingin masuk dengan geratis..sudahlah terima saja,jika tidak mau berikan pada pekerjamu"bantah Jiyeon memaksa Chanyeol menerima uangnya,ia meraih tangan Chanyeol dan memaksa Chanyeol menggenggam uang peraknya yang jumlahnya tidak sedikit
"Urusanku sudah usai,sekali lagi terimakasih ,sampai jumpa tuan Mentri"Jiyeon menunduk memberi hormat setelahnya ia beranjak pergi masih dengan wajah dinginnya di ikuti xixi keluar dari tempat itu
Beberapa detik Chanyeol memandangi uang perak di tangannya ia ikut beranjak dari tempatnya dan ia menarik tangan jiyeon seenaknya dengan salah satu tangannya
"Ayo ikut dengan ku!"ujarnya bersemangat
"E...?!"tentu membuat Jiyeon terkejut, sembarangan saja pemuda ini menarik tangannya padahal mereka tidak terlalu dekat dan baru juga kenal,jika saja pemuda itu tidak membantunya tadi ia pasti sudah berakhir menampar lelaki yang sekarang ini masih menggenggam tangannya begitu erat sampai sulit di lepaskan
Xixi yang melihat itu hanya bisa mengikuti dari belakang,ia cukup bingung harus berbuat apa, karena Chanyeol menurutnya pemuda yang baik dan iapun memang menaruh harapan agar nonanya itu punya kekasih seperti Chanyeol
"Hey tuan ..mau kau bawa ke mana aku?"keluh Jiyeon dengan nada marah
"Kita akan habiskan uangmu ini"
"Apa maksud anda?"tanya Jiyeon yang masih berusaha melepaskan genggaman pria yang menarik tangannya
"Sudah ikuti saja"ucapnya tenang,memandang Jiyeon yang terus menatapnya penuh pertanyaan dan gurat cemas,
"Tenanglah aku bukan pria jahat..,aku tidak akan macam-macam padamu, itu jika kau mau menurut"Chanyeol melebarkan senyumnya fokus memandang kedepan
Tapi Jiyeon masih berusaha melepaskan genggaman tangan Chanyeol
"Tidak perlu menggandeng tangan ku jugakan"keluh Jiyeon
Kini chanyeol dan jiyeon yang di ekori xixi berakhir pada sebuah kedai cemilan di kota
"Oh tuan Chanyeol kau datang,sudah lama aku tidak melihat mu aku cukup merindukan anda "sambut pria paruh baya itu pada Chanyeol dari cara bicaranya tadi jiyeon tahu Chanyeol pasti sering berkunjung di tempat ini,
Paman itu melihat Jiyeon dengan senyum cerahnya
"Siapa nona muda yang cantik ini,apa dia kekasih anda?"
Jiyeon bungkam tapi memberikan tatapan tajamnya pada pria paruh baya itu, membuat yang di tatap cukup terkejut dan tersenyum canggung
chanyeol yang melihat hanya bisa tersenyum lebar,
"Dia temanku paman, dia galak jangan mengganggunya"ujar Chanyeol
Mendapat tatapan menusuk dari Jiyeon
"Sebenarnya untuk apa kau membawaku ke tempat ini,aku masih ada urusan aku, pamit "Jiyeon berhasil melepaskan genggaman tangan Chanyeol tapi buru-buru
Chanyeol kembali meraih dan menarik tangan Jiyeon dengan cepat
"Tunggu sebentar"tahannya
'sembarangan saja menggenggam tangan ku' heran Jiyeon dalam hati,
Tapi hati kecilnya cukup senang dengan apa yang di lakukan Chanyeol belum ada laki-laki yang pernah menggenggam tangannya seperti sekarang.
Xixi bahkan hanya menyimak 'apakah pantas membiarkan nona bersama tuan ini?'
"Ya yang itu juga,berapa semuanya paman?"ucapnya pada paman penjual
"20 keping perak tuan"
"Ini "di sela kegiatannya ia masih setia menggenggam tangan Jiyeon
'oh ..ya ampun kenapa dia masih tidak melepaskan tangan ku'jiyeon terus memperhatikan tangan Chanyeol yang menggenggam tangannya dengan erat,dan kini maniknya menelusuri Chanyeol yang sedang memilih beberapa manisan untuk di masukan ke dalam kantong kain yang di siapkan paman penjual
'tampan juga,tampaknya ia lebih tinggi dari Sehun '
"Bawa ini!" Titah Chanyeol pada Jiyeon membuat lamunannya buyar, terlihat Chanyeol menyodorkan kipas dan bungkusan manisan pada Jiyeon
"Apa ?"gumamnya sembari memandang bingung pada Chanyeol
"Aku kesusahan jika harus membawa sebanyak ini"keluh Chanyeol pada Jiyeon
"Kalau begitu lepaskan tanganku!"ketusnya mengalihkan pandangannya
"Tidak nanti kau pasti akan pergi"ucapan Chanyeol membuat pipi Jiyeon bersemu terdengar seperti pemuda berlesung pipi itu takut dengan kepergiannya
"Apa..?!"gumamnya Jiyeon kembali
"Sudah bawa saja"
Chanyeol mendesak Jiyeon membawa bungkusan manisan dan kipas miliknya dan entah mengapa jiyeon menuruti Chanyeol kali ini, ia memegang kipas dan bungkusan gula-gula itu dengan satu tangannya dan bahkan sekarang ia tidak memberontak lagi
"Tuan uang ini terlalu banyak "jelas paman itu
"Ambil saja lebihnya paman"
"Tidak bisa ini terlalu banyak, ini ambil lagi manisan ini" kembali menyodorkan bungkusan manisan pada Chanyeol tapi tangan Chanyeol sudah penuh.
"Biar aku yang membawanya"inisiatif xixi
Setelahnya Chanyeol membawa jiyeon
Ke sebuah pemukiman yang tak jauh dari tempat mereka membeli cemilan, ia masih terus menggenggam pergelangan tangan Jiyeon bahkan seperti urung melepasnya,
di sana terdapat tanah lapang, banyak anak kecil dan pemuda pemudi rakyat biasa sedang bermain sepak bola,hanya saja bolanya terlihat dengan kobaran api,di mainkan oleh orang dewasa dan remaja, banyak yang menyaksikan permainan seru itu, anak-anak juga turut main di lapangan luas itu,jiyeon pertama kali melihat tempat ramai ini
Jiyeon suka suasana ramai yang terlihat sederhana,udara saat itu dingin tapi entah kenapa hatinya saat ini menghangat melihat kebahagiaan yang terlihat dari semua orang
"Hey..yixan!"pekik chanyeol entah pada siapa, Seorang anak kini berlari menghampirinya
"Kakak..!"pekiknya senang anak kecil itu begitu lucu dengan pipi gembilnya yang memerah menghadap Chanyeol
"Panggil semua temanmu aku membawakan banyak manisan untuk kalian"ucap Chanyeol bersemangat
"Wah asik..Hey.. teman-teman Kaka Yeol membawakan kita manisan!"pekiknya pada teman-temanya yang tak jauh darinya
anak-anak berhamburan menyerbu mendekati Chanyeol, Jiyeon dan juga xixi
Chanyeol melepaskan genggamannya pada lengan Jiyeon, kini ia sibuk membagikan manisan,juga gula-gula yang ia keluarkan dari kantong memberikannya pada anak-anak itu
"Aku kak..aku belum dapat"
"Tenang kalian pasti akan kebagian"
"Kakak aku kak!"pekik seorang bocah pada Jiyeon, Jiyeon pun memberikannya dengan rata agar semuanya dapat kebagian
"Terimakasih kakak yeol!"ucap gerombolan anak-anak itu bersamaan pada Chanyeol
"Ya berterimakasih lah pada Kaka cantik ini dia yang membelikan kalian semua ini"ujar Chanyeol menunjuk Jiyeon membuat Jiyeon membulatkan matanya
"A..tidak ini usulnya "jiyeon menggelengkan kepalanya sembari tersenyum memandang gerombolan bocah di depannya
"Terimakasih Kaka cantik"ucap gerombolan bocah itu untuk Jiyeon
"A..iya "Jiyeon tersenyum canggung ia sedikit gugup,ia menggaruk lehernya yang tak gatal,
Setelahnya mereka duduk bersama di depan teras rumah panggung sederhana dengan para bocah yang menikmati makanan mereka sembari menonton pertandingan bola api di hadapannya
Jiyeon mengeluarkan senyum manisnya saat memperhatikan anak-anak di depannya begitu bahagia hanya karena sebuah makanan ringan
Chanyeol makin melebarkan senyumnya, mendapati jiyeon yang suka dengan tempat dan suasana saat ini,jika wanita bangsawan lainnya akan menolak untuk ikut duduk dan berkerumun dengan anak-anak dari rakyat biasa tapi Jiyeon berbeda dari kebanyakan wanita yang ia kenal sebelumnya.jiyeon bahkan terlihat nyaman dan senang.
"Senyummu sangat indah,aku suka melihatnya"ucap Chanyeol menatap Jiyeon
Jiyeon cukup terkejut mendengar perkataan chanyeol ia menatap Chanyeol dan kemudian memandang sekitarnya tidak ingin besar kepala mungkin perkataannya pemuda di sampingnya tadi di tujukan untuk orang lain,
Chanyeol kembali melebarkan senyumnya sampai barisan giginya terlihat,ia mengalihkan pandangannya sembari berucap
"Tentu saja yang ku maksud adalah dirimu nona Jiyeon kau semakin cantik dengan senyummu itu"
Jiyeon sampai membulatkan maniknya, untuk pertama kalinya ia mendengar seorang pemuda memujinya,dan ia mengatakan suka tadi
'woh..' hatinya berbunga
ya bisa di bilang senyum Jiyeon memang jarang diperlihatkan jika bersama orang asing,
senyumnya jiyeon sudah menghilang di tukarnya dengan ekspresi datar saat Chanyeol memuji senyumnya tadi, jiyeon memalingkan wajahnya yang memanas dengan pipinya yang memerah saat ini,
'woh ya ampun apa yang di katakannya tadi,apa dia coba menggodaku..ayolah kendalikan dirimu Jiyeon jangan terpikat pada pemuda dengan mulut manis sepertinya'
Chanyeol yang melihat Jiyeon sedang salah tingkah membuatnya semakin gemas dengan eksperi jiyeon saat ini ,
ia tidak ingin membuat wanita yang duduk di sampingnya itu tidak nyaman jadi ia berniat tidak mengeluarkan kata-kata yang terdengar manis lagi Chanyeol tahu jiyeon mungkin berpikir ia mencoba merayu jiyeon padahal ia hanya berkata jujur
Kini chanyeol memfokuskan pandangannya ke depan masih dengan senyum dan lesung pipi yang menghiasi wajahnya jiyeon beberapa kali melirik chanyeol di sampingnya
"Tangkap bolanya ..bagus sekali!"pekik chanyeol sembari menepuk tangannya
'Apakah dia selalu tersenyum,berhentilah tersenyum,lihat lesung pipinya itu sial dia sangat manis,wah Jiyeon apa yang kau pikirkan' Jiyeon beberapa kali mencuri pandang dan kembali memalingkan wajahnya dari Chanyeol
Jiyeon terus mengubah arah pandangnya ke arah lain sembari menggaruk lehernya yang tak gatal
Ada perasaan aneh yang menimpanya saat ini
**
Sore hari
Di depan bangunan mewah Chanyeol
Tao memberikan topi Jiyeon pada Chanyeol dan chanyeol memberikan topi itu pada Jiyeon
"di mana tempat tinggal mu biar aku mengantar mu nona"terus memandangi Jiyeon di hadapannya
"Tidak perlu sebaiknya kita berpisah di sini saja"ucap Jiyeon pada Chanyeol sembari mengenakan topinya
"Baiklah sampai jumpa tuan Mentri,sekali lagi terimakasih untuk semuanya"lanjutnya
Chanyeol mengangguk singkat masih dengan senyumnya
"Baiklah ku harap kau berkunjung lagi ke tempatku ini,pintuku selalu terbuka untuk mu,dan aku akan mentraktir mu jika kau kembali datang"
"Terimakasih atas niat baikmu tuan,tapi itu terlalu berlebihan untuk orang yang baru anda kenal"Jiyeon terlihat ragu sepertinya ia tidak berniat untuk datang lagi
"Bukankah kita sudah berteman,jadi tidak masalah bukan kalau aku mentraktir temanku"ujarnya
Jiyeon mengerjabkan maniknya kini
"Jika kita bertemu lagi kau tidak boleh menolak jika aku mentraktir mu"paksanya
"Aku~"
"Ku anggap kau setuju"ucapnya enteng
"Terserah anda saja tuan,sekali lagi terimakasih saya undur diri"
Jiyeon langsung beranjak dari tempat itu dan meninggalkan Chanyeol yang masih memandanginya
Di perjalanan xixi terus memandangi nonanya banyak pertanyaan bermunculan di kepalanya
"Nona sebenarnya aku penasaran dengan orang yang anda cari~"
Belum xixi usai berbicara jiyeon sudah memotongnya
"Jangan sampai kau menceritakan ini pada orang lain ya xixi,Lupakan kalau kita pernah ke sana dan lupakan kalau kita bertemu dengan Mentri tadi kau paham?"
"E..ya baiklah nona"patuh xixi ia kini terlihat urung membuka suara lagi

"Ayo kita harus segera pulang"Jiyeon menggembungkan pipinya ia mencoba menenangkan kekalutan di pikirannya entah perasaan apa yang ia rasakan sekarang ia merasa begitu tidak tenang saat ini
***
Kini Chanyeol sudah berada di dalam sebuah ruangan bersama Irene yang duduk di hadapannya
"Bagaimana kau ingin melanjutkan pekerjaan ini?"
"Aku hanya berjalan di altar dan tersenyum,lalu di bayar cukup mahal ini pekerjaan yang menggiurkan,tentu siapapun tidak akan menolak melakukan pekerjaan ini"ucap Irene dengan sopan
"Hem..sudah ku duga kau pasti akan menerima bekerja di sini,kita sama-sama menguntungkan,dan ku dengar semua perhiasan yang kau pakai tadi habis terjual aku cukup senang dengan itu,jadi selamat datang di dunia kerja ini nona Irene"Chanyeol melebarkan tangannya seolah menyambutnya dengan senyumannya yang tak pernah tertinggal
"Ya senang bisa bekerja dengan anda tuan Chanyeol"Irene ikut tersenyum
"Oh iya sebelumnya kau bilang Sehun ingin menemui ku tadi,tapi aku tidak melihatnya ataupun berjumpa dengannya"tanya Chanyeol kini telah menuangkan poci berisi teh dalam gelasnya
"Benar, tapi kurasa ia mengurungkan niatnya,ia hanya mengantarku setelahnya ia pergi, karena ada pekerjaan"
"Kurasa ia begitu mengkhawatirkan mu apa hubungan mu dengan Sehun sebenarnya? bukannya Sehun sudah menikah dengan putri Mentri park"kini chanyeol menatap Irene dengan menyipitkan matanya seolah menaruh curiga
"Hem .. anda tidak perlu tahu tentang hubungan kami yang pastinya kami sangat dekat"ujar Irene
"Aku memang tidak menghadiri pernikahan Sehun saat itu, jujur saja aku kurang dekat dengannya dia laki-laki yang tidak mudah di dekati dan sulit untuk di ajak berteman"Chanyeol menghirup aroma tehnya sebelum meneguknya
"Tuan es ku memang begitu, itu yang membuat ku nyaman dengannya,dia laki-laki yang paling menarik" jawab Irene sembari memikirkan Sehun ia mengulas senyumnya
"Hah..dan yang ku tahu mereka di jodohkan,menikah karena perjodohan apakah bisa saling mencintai? dan ku lihat Sehun itu hatinya begitu keras aku sedikit penasaran apa ia mencintai istrinya ataukah wanita lain?dan wanita seperti apa yang bisa memikat hati seorang Sehun?"Chanyeol memandangi Irene dan Irene hanya bungkam terlihat berpikir kini
Chanyeol mengulas senyumnya
Ya Chanyeol seorang menteri muda dan baru saja di nobatkan dan berkerja di istana kegiatannya cukup padat,sampai tidak bisa menghadiri pernikahan Sehun
ia hanya mengirimkan perwakilan,dan yang ia tahu saat ini Sehun menikah dengan putri park Canxu yaitu Tyuzu
***
Malam hari di kamar Irene
Irene memandangi wajahnya di cermin ia tidak bisa melupakan bagaimana Sehun menggenggam tangannya, melindunginya di keramaian, Irene terus mengelus salah satu punggung tangannya dan menyentuhkannya ke pipinya
"Tuan es ku"gumamnya tersenyum penuh kebahagiaan
Kilas balik kejadian
"Kau datang tuan es"Irene tersenyum cerah
"Em.." Sehun mengangguk,
Sehun datang untuk memastikan di mana Irene Bekerja nanti, padahal Sehun sudah menyiapkan pekerjaan yang baik untuknya tapi mendengar Irene di tawari pekerjaan oleh Chanyeol dan Irene langsung menerimanya membuat Sehun bergerak untuk mengawasinya saat ini
Sehun datang hanya untuk memastikan pekerjaan yang di tawarkan Chanyeol benar-benar pekerjaan yang baik atau tidak untuk wanita yang cukup dekat dengannya itu
"Jadi di mana kau berkerja?"tanya sehun
"Tempatnya tak jauh dari sini mari kita berangkat"Irene dengan semangat menujukan jalan
Setelah sampai di kota Liu,Sehun dan Irene mendapati jalanan di padati penduduk yang berkumpul memenuhi jalanan yang mau mereka lewati
"Tuan ada festival, jalanan cukup ramai saat ini,aku akan membukakan jalan untuk kalian"jelas Liu pada Sehun
"Baiklah Liu"balas sehun
Liu berjalan di depan Sehun melebarkan jalan,sedangkan Sehun dan Irene di belakangnya,seseorang tak sengaja menabrak tubuh Irene membuatnya hampir terjatuh untung saja Sehun berhasil meraih pergelangan tangan Irene membuatnya tidak jadi terjerembab di tengah keramaian
"Joohyun kau tidak apa-apa?"khawatir Sehun
Irene menggeleng"aku baik-baik saja"ucapnya
"Berpeganglah jangan sampai terlepas"Sehun menggenggam erat punggung tangan Irene
Semburat merah bersemu di pipi Irene tentu Ia dengan senang hati mematuhi kata-kata Sehun dan membalas genggaman erat jari -jemari Sehun
'tangannya besar sekali,sangat hangat dan lembut' Irene terus mengulas senyum di balik cadar sutranya ia begitu berbunga kini
"Tuan es,aku mencintaimu "gumam irene di tengah keramaian itu sembari menatap punggung tegap Sehun yang fokus membuka jalan, tentu Sehun tidak mendengarnya
*
Setelah sampai dan masuk ke dalam bangunan mewah itu
"Bagaimana penampilanku tuan es?"

Irene menunjukkan pakaian dan riasan yang ia gunakan pada Sehun
"Bagus" jawabnya mengangguk singkat dengan ekspresi tenang
"Joohyun aku tidak bisa berlama-lama di tempat ini,ada pekerjaan yang harus aku urus aku sudah menyuruh beberapa orang untuk menjaga dan mengawasi mu saat ini"jelas Sehun
"Baiklah tuan es terimakasih sudah mengantarku"
"Hn.."Sehun mengangguk setelahnya ia pergi dari tempat itu
"Hem.. tuan es aku mau mendengar kau memujiku "gumamnya mengeratkan bibirnya kini ia tersenyum hambar
Kilas balik berakhir
"Ya..mendengar semua cerita tentang mu dari orang lain membuat aku semakin yakin aku pasti bisa mendapatkan mu tuan esku"yakin Irene seperti berbicara pada pantulan bayangannya di cermin
***
Di kediaman oh
Malam hari Di Kamar
Masih terasa sunyi di kamar itu
Jiyeon yang usai mandi beranjak ke ranjang dan mendapati bingkisan berbalut sutra di atas ranjang itu,merasa bukan miliknya Jiyeon berniat memindahkannya dan ia letakkan di atas meja di dekat ranjangnya
"Itu untuk mu"jelas Sehun tenang kini membalik lembaran bukunya ia sedang duduk di kursi saat ini
Jiyeon mengernyit bingung ia cukup penasaran dengan isi bungkusan yang kini sudah ada di genggaman yang kata suaminya bahwa bungkusan itu untuknya dan
Setelah membukanya jiyeon mendapati sekotak pernak-pernik dan baju terlihat mahal
'apa ini,wah ..kenapa ia memberiku ini, tunggu...tampaknya aku kenal warna baju ini' Jiyeon mengingat tempat Chanyeol dan para model yang memakai baju dengan corak seperti baju yang ia genggam sekarang jiyeon menyipitkan matanya
'Benar bukan, ia habis dari tempat itu'sembari memandang Sehun dengan tatapan tajam dan penuh selidik
"Aku tidak biasa menggunakan perhiasan seperti ini,dan baju ini tampaknya tidak cocok untuk ku, kau berikan saja semua ini pada orang lain"ketusnya
"Hn.."singkatnya Sehun hanya mengangguk menanggapi Jiyeon
Sebenarnya banyak yang ingin Jiyeon katakan tapi ia urung mencari keributan dengan manusia dingin di hadapannya itu,
"Haiss..,benar kau pasti berada di sana bersama wanita itu,dan aku tidak salah lihat,dasar payah!"
ujarnya menatap tajam Sehun yang berkutat dengan bukunya
Sehun mendengar apa yang di ucapkan Jiyeon ia menoleh pada istrinya yang kini sudah membaringkan tubuhnya di atas ranjang menutupi tubuhnya dengan selimut
Sehun menautkan alisnya
'apa yang di bicarakannya tadi ?apa dia mengigau?, ada-ada saja dia ini' setelahnya Sehun kembali fokus pada bukunya kembali untuk mengabaikankan jiyeon yang menurutnya tidak penting.
Dan di ranjang Jiyeon terus berkutat dengan pikirannya, setelahnya ia terlelap
TBC
___________________________________________
Duh gak tau mau ngomong apa yang pastinya gua seneng banget bisa up,jiyi makin aktif,oppa Sehun makin ganteng dan gemoy,oppa cy makin kiyowo,anggap j ini untuk perayaan ultah oppa cy awokwok,:v untuk moment sweetnya hunji bakal soon pantengin j terus cerita gw ,makasih atas voment kalian begitu membuatku bertambah semangat semoga tahun ini akan menjadi tahun jiyi dan T-ARA Aamiin (~‾▿‾)~