Chereads / THE BRILLIANT DIAMOND DYNASTY (OH SEHUN) / Chapter 18 - Chapter 17 "HATI EMAS"

Chapter 18 - Chapter 17 "HATI EMAS"

Yo..Yo.. what's up guys..(~‾▿‾)~

Gw lagi dengerin dua lagu dari [ YOUNHA FT RM BTS : winter flower] and [CHAI : oh my angle ] lagunya enak , nyayat-nyayat jiwa gitu.. awokwok cocok kayaknya untuk chapter ini mesti kagak Tao artinya :'), happy reading lah pokoknya sorry jika menemukan typos

___________________________________________

Malam hari di kamar

Sehun yang tengah berkutat dengan buku kerjanya melirik pada kedatangan Jiyeon yang baru saja masuk ke dalam kamar di perhatikannya gerak gerik istrinya,maniknya benar-benar tidak lepas memandangi Jiyeon terlihat saat ini gadis jelita itu sedang melemaskan kedua tangannya.

"Hah..pegal juga seharian menulis!"gumaman Jiyeon yang di dengar Sehun, banyak buku yang ia salin tentu ia akan kelelahan, dan sekarang Jiyeon mengambil selimutnya dalam lemari sepertinya berniat ingin tidur.

Kilas balik ingatan Sehun

Sehun mengunjungi pabrik lebih awal saat itu untuk memeriksa kinerja orang-orang baru yang di bawa Jiyeon, dan yang di dapatnya ia melihat kegigihan dan kesungguhan Taehyung,Jimin dan teman-temannya untuk berkerja mereka bekerja dengan baik dan ulet,tampaknya dugaan buruknya mengenai orang-orang yang di bawa Istrinya itu salah.

ke sepuluh orang itu bekerja dengan sangat baik dan serius melebihi harapannya salah satu bawahan kepercayaannya yang mengawasi kerja merekapun selalu memuji kerja bagus dari teahyung dan kawan-kawannya mereka benar-benar niat bekerja.

Saat itu Taehyung dan Jimin di panggil ke ruangan Sehun dan kini mereka berdua sudah duduk di kursi yang di sediakan di hadapan Liu dan Sehun.

Taehyung dan Jimin terlihat gugup karena di panggil bos besar mereka yang terlihat begitu dingin dan misterius tampaknya jika marah pasti akan menelan mereka hidup-hidup.

"Taehyung.. jimin bagaimana kalian bisa mengenal istriku?!"tanpa basa-basi Sehun langsung bertanya inti dari tujuannya memanggil Taehyung dan Jimin yaitu mencari tahu mengapa mereka dan ke 30 orang kemarin bisa mengenal Jiyeon.

Taehyung dan Jimin sedikit terkejut dengan pertanyaan bos mudanya itu, ya mengapa bos besarnya bertanya pada mereka mengapa tidak langsung saja bertanya pada Istrinya,mereka cukup ragu untuk menceritakan karena itu sama saja mengingatkan mereka pada kehidupan sebelumnya yang ingin mereka lupakan Taehyung dan Jimin bertukar pandangan.

"Tuan biar aku yang bertanya pada mereka!"ujar Liu pada Sehun

"Aku Liu pengawal pribadi tuan Sehun,Kalian tidak perlu gugup begitu,seperti yang bos kalian bilang kalian di panggil bukan untuk membicarakan pekerjaan!"

"Tapi tuan Sehun ingin tahu bagaimana kalian bisa mengenal nona Jiyeon karena kami begitu penasaran dari mana nona Jiyeon bisa membawa orang-orang rajin seperti kalian?!"jelas Liu dengan senyumnya, Liu memang pandai memancing agar kedua orang di depannya ini mau bicara dengan sedikit menyanjung mereka

"Ceritanya cukup panjang tuan!"ujar Taehyung

"Ceritakan semuanya!"sahut Sehun

"Saat itu aku dan Jimin...."

Taehyung dan Jimin bergantian menceritakan awal mula pertemuannya dengan Jiyeon dari masalah di perpustakaan, hingga kedua pemuda itu sering berkunjung ke sekolah baca yang Jiyeon dirikan.

Sehun dan Liu sempat terkejut mendengar Jiyeon mendirikan sekolah baca geratis,tapi Sehun dan Liu lebih memilih mendengar dan menyimak lebih lanjut tidak ada gurat kebohongan dari Taehyung dan Jimin yang Sehun liat saat mereka bercerita.

sampai pada Taehyung menceritakan mengembalikan buku yang di pinjamnya setelah benar-benar menepati janjinya mengembalikan buku ternyata Jiyeon diam-diam menyuruh jungkook penjaga perpustakaan mencari tahu tentang adik Taehyung yang katanya sakit untuk di bantu mereka.

Jungkook diam-diam menyelidiki dan mendapatkan kebenaran tentang adik Taehyung yang sakit dan ternyata bukan adiknya saja yang sakit seperti itu hampir semua anak budak keluarga Zhang terkena penyakit yang sama.

(Jeon Jungkook Salah satu bawahan Jiyeon kenalan Jieun cukup ahli bela diri,di tugaskan menjaga perpustakaan dan membantu Jieun mengurus perpustakaan dan sekolah)

Jungkook semakin tertarik untuk mencaritahu tentang para budak keluarga Zhang ternyata ia mendapatkan fakta mengejutkan, Zhang memperlakukan budaknya begitu semena-mena mereka terus di paksa bekerja tanpa mendapatkan fasilitas kehidupan yang layak.

tubuh mereka seluruhnya terlihat begitu mengenaskan kurus kering seperti mayat hidup, bagaimana tidak mereka hanya mendapatkan jatah makan satu hari satu kali makan hanya dengan satu umbi saja sungguh tidak manusiawi.

tak urung Zhang terkadang menghukum budaknya dengan hukuman berat seperti memotong tangan atau jari mereka dan kadang tak segan-segan menghukum mati para budaknya jika para budaknya berniat kabur ataupun mereka melakukan kesalahan, Zhang yang kejam hanya tahu memperkerjakan budaknya dan tak jarang melecehkan budak wanita.

Taehyung salah satu anak budak keluarga Zhang memiliki adik laki-laki yang terus pertambahan usianya, penyakit adiknya semakin bertambah buruk di tambah ia juga kurang gizi, karena tidak pernah mendapat pengobatan dan asupan makanan yang baik.

"Di seumur hidup adikku biasanya hanya bisa menangis karena sakitnya,untuk pertama kalinya aku dapat merasakan dia begitu bahagia saat aku memperlihatkannya gambar hewan dari buku perpustakaan dia tertawa dan tak ku sangka itu tawa pertama dan terakhirnya, adikku tidak bisa bertahan ia meninggal dunia dalam keadaan yang mengenaskan dengan tubuh keringnya aku ingin mengubur adikku dengan layak,tapi.."

Ada kilatan amarah pada sorot mata Taehyung saat menyebutkan nama mantan tuannya dengan namanya saja

" Zhang menolak permohonan ku menganggap adikku sebagai wabah penyakit berbahaya dan menular, jadi ia menyuruh beberapa orang untuk membuang tubuh adikku ke laut, mereka bahkan membawa mayat adikku dengan tidak manusiawi!"

Hati Liu bergetar ia mencoba tenang mendengar cerita Taehyung, Jimin yang ada di lokasi kejadian cerita maniknya terlihat tergenang air mata, sedangkan Sehun masih dengan wajah datarnya menyimak dengan serius.

"Aku memberontak, tetap memeluk mayat adikku mereka terus memukulku dan ibuku membabi buta, aku sekarat, Jimin saat itu juga datang menolongku ia juga terkena imbasnya, semua budak dan pelayan keluarga Zhang di suruh melihat kami di pukuli untuk menjadi contoh ke biadapannya jika yang lain ikut memberontak, aku benar-benar sekarat sembari memeluk mayat adikku, sedangkan ibuku ia tidak mampu bertahan ia tewas di tempat !"terlihat Taehyung mengepal kedua tangannya kuat di atas pahanya seperti menahan sesuatu dengan mata merahnya.

Sehun yang mendengar semua cerita Taehyung tentang Zhang benar-benar merasa geram sampai tangannya mengepal kuat masih dengan wajah datarnya.

"Zhang berniat memenggal kepalaku dan kepala jimin dan... di saat itulah .. Nona Jiyeon datang bersama teman-temannya menyelamatkanku yang hampir tewas di tangan Zhang !"

Kini Jimin yang membuka suara

"Setelahnya nona Jiyeon dan Zhang terlihat bernegosiasi, Kami tidak tahu pembicaraan apa yang di bicarakan nona Jiyeon pada Zhang lelaki licik berhidung belang aku benar-benar khawatir Nona Jiyeon akan di ganggunya, tapi syukurnya tuan Zhang tidak berani mengganggu nona Jiyeon karena dia anak salah satu menteri berpengaruh !"

Taehyung melanjutkan ceritanya

"Ku dengar Zhang tidak akan berani menyentuh atau mengganggu keluarga petinggi kerajaan, Nona Jiyeon membeli ku yang sekarat, ibu dan adikku yang telah wafat bukan hanya keluargaku.. tapi juga Jimin dan seluruh budak keluarga Zhang !"

Liu dan Sehun begitu terkejut mendengar hal itu, tapi Sehun pandai menyembunyikan keterkejutannya.

"Jumlah kami tidak sedikit tuan..seluruhnya empat puluh orang kami budak lemah berpenyakitan, benar-benar terlihat tidak berguna sama sekali dan di antara kami banyak anak-anak dengan sakit yang sama seperti adikku"

"Kudengar Zhang menjual kami dengan harga yang tidak murah pada istri anda, sepertinya nona Jiyeon cukup tahu orang seperti Zhang itu ia tidak akan melepaskan kami sampai kami mati di tangannya sendiri,  dia orang gila yang kejam, ku dengar nona Jiyeon sedikit mengancam Zhang kami tidak tahu ancaman apa yang di berikan nona Jiyeon pada Zhang sampai ia akhirnya mau menjual seluruh budaknya pada nona Jiyeon "

Taehyung bercerita sambil terisak mencoba tegar tangannya terlihat terkepal kuat dengan mata memerah menahan air matanya agar tidak keluar, Jimin terlihat sudah menagis dalam diam.

Taehyung masih melanjutkan ceritanya

"Kami benar-benar terbebas dari Zhang,bukan hanya itu budak yang di beli nona muda juga di bebaskan tidak lagi terikat dengan siapapun termasuknya dengan nona Jiyeon kami benar-benar tidak lagi menjadi budak ..dan..nona Jiyeon mau menampung kami sampai kami mendapatkan pekerjaan"

Sungguh hati Liu mencelos mendengar cerita Taehyung ia benar-benar tertegun.

"Tapi saat itu setelah mengubur jenazah ibu dan adikku ... aku berniat mengakhiri hidupku tch.."ujar Taehyung dingin dengan sekilas senyum miringnya

Liu membuka mulutnya terkejut mendengar itu, Sehun menampilkan wajah seriusnya dengan alis tebalnya yang bertaut sekarang.

"Dan nona Jiyeon mengetahui niatku, ia berkata padaku bahwa saat ini aku masih budaknya.. karena surat kebebasanku masih ia pegang"Taehyung tersenyum sekarang dengan maniknya yang basah sedari tadi ia bercerita dengan menundukkan pandangannya.

"Aku tidak di izinkan untuk mengakhiri hidup ku .. karena aku masih budaknya aku hanya boleh mati di tangannya.. itu kata nona Jiyeon, tch.. padahal tanpa seizinnya pun tentu aku bisa mengakhiri hidup ku sendirikan..kkk!"Taehyung bercerita sembari terkekeh sekarang karena merasa lucu pada perintah jiyeon saat itu

"Nona Jiyeon mengatakan aku bisa mengakhiri hidup sesuka hati ku bila aku terbebas dari ke perbudakan nona Jiyeon,  dan kebebasan ku bisa di dapatkan bila di rasanya aku memiliki keluarga baru dan hidup bahagia.."Taehyung terus bercerita masih dengan senyumnya yang tulus satu tetes air mata jatuh begitu saja dari maniknya.

( Taehyung pemuda yatim piatu yang di selamatkan Jiyeon dan sekarang menjadi salah satu budak Jiyeon)

"Aku tahu di balik kata-kata tegas nona Jiyeon saat itu ia hanya mencoba menyelamatkan ku, tapi ia benar... surat perbudakan sama seperti perjanjian aku terikat janji dengan nona Jiyeon, dia juga mengatakan aku pasti bisa memegang janjiku, sama seperti saat aku berjanji mengembalikan buku di perpustakaan ia percaya aku tidak akan mengecewakan kepercayaannya ..."

"Dan dia benar aku tidak akan mencoba lagi bunuh diri "yakin Taehyung menghapus sekilas air matanya dengan punggung tangannya

Raut wajah Sehun berubah dari yang serius dengan alis bertautannya kini kembali beraut datar, hatinya melongos mendengar semua ini, dalam benaknya bertanya-tanya benarkah Jiyeon melakukan semua itu dan mengatakan itu masih sulit ia percaya!.

Kini Jimin yang membuka suara

"Istri anda begitu luar biasa kebaikannya tuan..., nona Jiyeon benar-benar seperti malaikat ia begitu perduli dengan orang-orang seperti kami..,setelah kami terbebas ia masih memperhatikan kami ia masih saja membantu kami mencari pekerjaan dan tempat tinggal yang layak agar kami bisa menyambung hidup ...tanpa ada nona Jiyeon dan anda!, kami mungkin tidak akan merasakan rasanya makan enak dan bekerja enak seperti ini"Jimin mengatakannya dengan antusias

Jimin berdiri dari duduknya ia membungkuk di hadapan Sehun sembari terus bertutur

"Terima kasih telah menerima kami..,dan terimakasih bersedia menampung budak seperti kami tuan.., banyak yang menolak kami untuk bekerja karena fisik kami,kami begitu merepotkan nona Jiyeon dan anda hikss!"kini Jimin terdengar terisak masih pada posisinya membungkuk.

"Hikss bisa terbebas dari Zhang saja sebuah anugerah terindah sebuah kebahagiaan yang luar biasa, kalian benar-benar menyelamatkan kami terima kasih tuan.. terimakasih!!" dengan air matanya yang mengalir

"Duduklah..tidak perlu berterimakasih padaku aku tidak melakukan apapun!"ujar Sehun pada Jimin

Sehun antara percaya dan tidak percaya melihat dan mendengar semua cerita ke dua pemuda di hadapannya ini tentang Jiyeon, ia akan mencari kebenarannya terlebih dahulu.

Taehyung memandang Jimin, yang terisak pilu patuh dan duduk kembali, setelahnya memandang Sehun dan Liu, ia memiliki firasat bahwa Sehun sepertinya tidak mengetahui mengenai cerita tentang Istrinya yang menyelamatkan budak keluarga Zhang.

Taehyung melanjutkan kata-katanya

"Saat itu nona Jiyeon berpesan pada kami, kami tidak boleh mengecewakan anda karena kami orang yang beruntung yang mendapatkan pekerjaan di pabrik anda, kami akan berkerja giat tuan dan sebisa mungkin tidak akan mengecewakan anda tuan bos demi nona Jiyeon!"ujar Taehyung berani menatap manik Sehun sekarang

Sehun hatinya terasa berat seperti ada yang menekan dadanya mendengar itu,jadi saat itu Jiyeon berbincang dengan ke sepuluh orang itu untuk memberi mereka saran dan arahan yang baik, sungguh Sehun merasa bersalah karena pernah menuduh Jiyeon merancanakan hal Jahat padanya saat itu.

"Tuan bos aku belum bisa membalas kebaikan istri anda sekarang jadi karena itu.. kurasa kau tidak perlu membayar gajiku, aku akan bekerja sampai kau tidak lagi membutuhkan ku ,meski itu di seumur hidupku!"lanjut Taehyung mantap.

Liu tercengang dengan cairan bening menggenang di pelupuk matanya ia terharu mendengar cerita Taehyung dan Jimin,Liu tahu Sehun tidak akan mungkin tidak membayar kerja keras para pekerjanya.

Liu yang tersentuh dan percaya dengan cerita mereka tentang nona mudanya,ia mengetahui salah satu kebaikan nona mudanya dan mampu membuat Liu menyesal pernah berpikiran buruk tentang Jiyeon.

Karena sebelum mendengar semua ini dari mulut Taehyung dan Jimin Liu lebih dahulu mendengar cerita kebaikan nona mudanya dari para pelayan dan budak di kediaman keluarga Oh kebaikan nona mudanya yang mengajari mereka membaca, tapi Liu belum sempat menceritakan hal itu pada Sehun mungkin inilah saat yang tepat menceritakannya pada tuan mudanya tentang salah satu lagi kebaikan lain yang Istrinya perbuat.

Sehun raut wajahnya masih sama datar dengan perasannya bercampur aduk sekarang.

Kilas balik berakhir

Mendengar cerita Taehyung bahwa Jiyeon membeli seluruh budak Zhang dengan harga yang tinggi, mengingatkannya tentang peti uang milik Jiyeon di bawah ranjang yang kosong, ya darimana lagi jiyeon mendapatkan uang sebanyak itu untuk membeli 40 budak kalau bukan dari peti harta di bawah ranjangnya, pertanyaan Sehun tentang peti harta Jiyeon akhirnya terjawab.

Sehun benar-benar tidak menyangka sama sekali jadi selama ini perasangka buruk tentang Jiyeon yang memfoya-foyakan uangnya adalah salah besar, gadis tengilnya ternyata mempergunakan uangnya untuk menolong orang yang benar-benar membutuhkan.

Selama ini Sehun mengenal sosok istrinya sebagai gadis jahil yang licik,tidak bisa berbuat baik, banyak bersandiwara dan terlihat tidak memiliki waktu untuk memikirkan orang lain,juga pandai menghabiskan uang untuk berfoya dan sangat ahli membuatnya kesal, dan hatinya kini berkali-kali tertampar kuat Sehun begitu menyesal pernah menilai Jiyeon buruk sebelumnya.

Belum lagi salah satu cerita istrinya yang ternyata membangun sekolah dan perpustakaan geratis untuk masyarakat luas yang kurang mampu.

saat itu ia di temani Liu diam-diam mengunjungi sekolah yang di katakan milik Jiyeon beberapa hari lalu untuk mencari kebenaran tentang cerita Taehyung.

kilas balik kejadian

Sehun saat itu telah sampai pada sekolah baca yang katanya milik istrinya, terlihat beberapa orang banyak berkunjung dan begitu memenuhi sudut ruangan karena saking penuhnya beberapa dari mereka tidak mendapatkan meja tulis,begitu serius memperhatikan seorang yang menjelaskan huruf di papan tulis yang ada di depan mereka.

Sampai Sehun beralih ke perpustakaan, berbagai macam buku pelajaran ada di sana sepertinya cukup lengkap hanya saja lebih banyak judul buku bertema kerajinan tangan dan bercocok tanam,tempat yang ia kunjungi saat ini terlihat cukup ramai dengan beberapa aktivitas membaca pastinya,Sehun bisa melihat beberapa dari mereka terdengar mengeja bacaan Sepertinya baru bisa membaca.

Dan seperti biasa Sehun hanya akan acuh mengabaikan banyak pasang mata dari orang-orang yang ada di sana yang terus memandanginya tanpa berkedip begitu mengagumi ketampanannya.

bisa didengarnya bisik-bisik kaum hawa yang terdengar membicarakannya, sudah jadi makanan sehai-hari menjadi pusat perhatian di setiap mengunjungi tempat ramai dan baru, padahal yang ia lakukan hanya berjalan menelusuri dan memperhatikan setiap sudut ruangan perpustakaan dengan diamnya.

'Sederhana'

Adalah kesan pertama saat masuk ke tempat ini, tidak terlalu luas tapi cukup nyaman dan sangat rapi,tentu hanya ada buku yang tersusun rapi di rak, Sehun mendapati lilin wangi di ruangan itu mirip sekali dengan lilin yang biasa di taruh Istrinya di ruang baca dan beberapa ruangan yang ada di kediamannya.

Sehun langsung teringat dengan Jiyeon Istrinya, sembari terus memandangi lilin di tempat itu sampai sebuah senyuman hangat terukir di wajah tampannya.

"Wo..anda suami Jiyeon kan?!"seruan Jieun tiba-tiba membuat pemuda jangkung itu membuyarkan lamunannya senyumnya pun luntur dengan cepat,ia menoleh pada gadis pendek yang tidak di kenalnya datang menyebut nama orang yang di lamunkannya tadi.

Lee Jieun gampang mengingat wajah seseorang khususnya pria tampan meski hanya satu kali bertemu,dan wajah Sehun termasuk di antaranya yang ia kenal sebagai suami sahabatnya.

"Hem..apa kau tidak ingat aku..?!,aku yang waktu itu datang ke pesta pernikahan mu ahaha..ha,aku sahabat Jiyeon namaku Lee jiuen kau sehun kan ..oh Sehun suami Jiyeon aku pasti tidak salah?!" Ujarnya begitu semangat dengan senyum ramah

Sehun hanya mengangguk singkat

"Hm..!"

"Ahaha sudah ku duga tapi..di mana Jiyeon?!,kenapa aku tidak melihatnya?!" Jieun mengedarkan pandangannya

"Ini pertama kalinya kau datang ke sinikan?!,ayo ikut aku ke ruang tamu akan ku siapkan minuman !"Jieun berujar dengan senyumnya menunjukan Sehun jalan agar mengikutinya Sehun mengikuti gadis mungil itu

"Kau pasti tidak nyaman ya.. banyak mata jahat yang memandangi mu sedari tadi...kkkk..tapi di mana si Jiyeon itu..?! kenapa Suami tampannya ini di biarkan sendirian~!"ujar Jieun di sepanjang jalan sembari terus menunjukan jalan di depan Sehun pada salah satu ruangan yang ia bilang ruang tamu

Melihat Sehun mengikuti Jieun membuat beberapa wanita yang mengincarnya tadi terlihat iri dan bertanya-tanya.

Sehun akhirnya tengah duduk di kursi yang di sediakan Jieun di sebuah ruangan khusus tamu penting setelah mempersilahkan Sehun duduk gadis itu pergi dari ruangan dan terlihat berbicara dengan seorang pemuda bermata bulat di luar ruangan yaitu Jungkook.

Beberapa saat kemudian Jieun datang membawa teh

"Minumlah selagi hangat!,aku tidak menyangka kedatangan tamu penting tapi ngomong-ngomong di mana Jiyeon kenapa dari tadi aku cari dia tidak ada di sekitar sini?!"ujar Jieun

"Aku datang sendiri"singkat Sehun datar sembari maniknya terus menyusuri setiap sudut ruangan itu dengan ekor matanya

"A..begitu ..!Eh..?! tapi kenapa kau datang sendiri.. ?Jiyeon baik-baik saja kan..?!!"jieun terlihat cemas kini ikut duduk di salah satu kursi jati

"Dia baik..,dia mungkin ..di rumah saat ini!"jelas Sehun tidak yakin saat ini Jiyeon di rumah atau tidak

"Hah.. syukurlah ..tapi apa yang membuatmu kemari apa Jiyeon yang menyuruhmu~"belum Jieun melanjutkan perkataannya Sehun sudah lebih dulu bertanya

"Siapa sebenarnya pemilik perpustakaan dan sekolah ini?!"tanya Sehun yang ingin memastikan langsung

"Kau ..apa tidak tahu?"seru Jieun tersenyum sekarang,di lihatnya wajah Sehun yang duduk di hadapannya dan tampaknya lelaki itu benar-benar tidak tahu membuatnya menghilangkan senyumnya

"Benar-benar tidak tahu..ya?aneh sekali jadi dia tidak mengatakan padamu tentang sekolahnya ini kkkkk dia itu.., tentu saja istrimu yang pertama kali membangun sekolah dan perpustakaan ini,ya .. pemiliknya adalah Istrimu Jiyeon!"jelas Jieun dengan senyumnya

Sehun raut wajahnya masih datar,tapi dalam hatinya ia kembali tak menyangka, ternyata benar apa yang di katakan Taehyung bawahannya tentang sekolah yang di bangun Jiyeon ini, ia tertohok maniknya menunduk sekarang terlihat berpikir tapi Jieun melanjutkan kata-katanya.

Sehun terus menyimak cerita Jieun tentang sekolah yang di bangun Jiyeon

"A..tiga tahun yang lalu.. tepatnya!, awalnya sekolah ini hanyalah tempat usang dan tak terpakai tapi Jiyeon membelinya untungnya dengan harga murah dan mengubahnya menjadi sekolah seperti sekarang dan aku ikut membantunya mengurus sekolahnya ini bersama yang lain~!"

Jieun terlihat menceritakan panjang lebar sejarah jiyeon membangun sekolah geratisnya ini dengan keringat dan perjuangannya yang di bantu Jieun untuk menyadarkan masyarakat benar-benar tidaklah mudah.

Sampai kesabaran dan niat baik Jiyeon dan Jieun akhirnya berujung manis, begitu di terima masyarakat yang akhirnya sadar,mereka berbondong-bondong untuk belajar di sekolah yang mereka bangun dan mereka yang sudah pintar dengan tulus tanpa paksaan mau membantu Jiyeon untuk membangun perpustakaan yang sekarang juga berdiri.

Jieun berkata ikut menambahkan uang pribadinya pada pembangunan perpustakaan dengan kekehannya, Jieun memang suka bercerita masa lalunya dengan Jiyeon pada orang lain ia sampai menceritakan pertemuannya pertama kali dengan Jiyeon, Tepatnya 7 tahun yang lalu di saat usianya 13 tahun.

Jieun menceritakan pertemuannya dengan Jiyeon saat ia sedang mencuri mangga di kediaman bangsawan pelit,Jieun bilang ia terpaksa mencuri karena ia lapar, di tempat itu memang sering di adakan perkumpulan para putri bangsawan untuk berlatih menyulam.

Jieun merasa Jiyeon berbeda dari para putri bangsawan lainnya, karena putri-putri bangsawan yang ada di sana biasanya akan meneriaki Jieun dan melemparnya dengan kerikil ketika ia terpergok mencuri, tapi Jiyeon hanya memperhatikan sebentar dirinya yang ada di atas pohon dan setelahnya ia terlihat tidak perduli membiarkan Jieun melancarkan aksinya mengambil buah mangga.

Jieun hampir setiap hari datang untuk mencuri mangga dari atas pohon Jieun memperhatikan diam-diam para putri-putri bangsawan ia merasa iri dengan putri-putri yang hidup enak itu, terlihat begitu asik bermain dan bercanda gurau dengan yang lain tapi Jieun heran dengan salah satu dari mereka, yaitu Jiyeon terlihat menyendiri dan tidak punya teman.

Jieun tanpa sengaja mendengar pembicaraan beberapa putri tentang Jiyeon dari atas pohon bahwa Jiyeon gadis menakutkan dengan mata tajamnya sikapnya yang dingin, ketus dan terlihat angkuh jadi tidak ada yang mau mendekat dan berteman dengannya.

Jieun menaruh iba pada gadis pendiam itu Jiyeon, ia bisa melihat Jiyeon kerap kali memandangi teman-teman seusianya yang bermain di sana dengan pandangan iri sama sepertinya, Jiyeon begitu penyendiri hanya asik membaca bukunya di bawah pohon saat teman-temannya yang lain asik bermain bersama.

Jieun sengaja menjatuhkan mangga yang di petiknya ke tanah, berniat memberikannya pada Jiyeon yang tak jauh dari keberadaannya.

"Untuk mu..,cobalah rasanya enak!"ujar Jieun

Jiyeon menoleh ia mengumut mangga itu dan menyodorkannya pada Jieun

"Untuk mu saja,aku tidak sudi makan mangga curian!,apa kau sangat miskin sampai setiap hari harus mencuri mangga?!"ujar Jiyeon kecil ketus

Jieun kesal saat mendengar Jiyeon mengatakan itu padanya padahal sebelumnya ia mau berniat baik berbagi mangga yang di petiknya tapi ia malah terhina,

"Aku tidak setiap hari datang! Lagi pula aku hanya lapar, aku ..bukan orang miskin!!,kalau buah-buah ini tidak ku makan, pasti hanya akan berakhir jatuh ke tanah dan busuk.. bangsawan seperti kalian memang sukanya buang-buang makanan enak,kau tidak tahu apa-apa tentang ku!"sungut Jieun dengan cerewetnya

"Intinya miskin dengan kelaparan hampir sama tidak ada bedanya !,dan aku selalu mendapati mu setiap hari berada di pohon ini!"jelas Jiyeon

"Terserah mu saja,pantas kau tidak punya teman !"Jieun masih menikmati mangganya sedikit meledek, gadis berusia 13 tahun itu mengupas kulit mangga dengan giginya dan setelahnya ia kupas dengan tangan dan memakan mangga itu dengan hikmat

melihat Jieun kecil makan mangga dengan lahap membuat gadis 12 tahun ini terlihat tergiur untuk mencicipi mangga yang ada di tangannya tapi ia tidak bisa mengupas mangga tanpa pisau

"Kupaskan mangga ini untuk ku!"titah Jiyeon pada Jieun menyodorkan mangga yang ia pegang

"Kau bilang tidak mau makan mangga curian~!"

"Dari pada mangganya berakhir busuk lebih baik di makan kan!"sahut Jiyeon

"Aku tidak mau turun ke bawah nanti kau pasti akan menjebak ku biar aku di tangkap penjagakan!"curiga Jieun

Jiyeon menunduk ia terlihat begitu memperhatikan mangga di tangannya.

"Ini !!mangga ini bisa di kupas dengan tangan.. tangkap !!"Seru Jieun dari atas pohon yang rindang melemparkan mangga baru pada Jiyeon

Jiyeon berhasil menangkap mangga itu menarik kulit mangga yang merekah untuk di kupas saat menggigit buah berwarna jingga itu wajah Jiyeon mengernyit tidak suka.

"Bagaimana mangga curian lebih enakkan!"ujar Jieun percaya diri

"Ini mangga asam..,apa perutmu tidak sakit makan, makanan asam seperti ini setiap hari?!"aneh Jiyeon

Jieun hanya diam tidak menanggapi kata-kata Jiyeon ia masih terus melanjutkan menikmati mangganya.

"Tunggu di sana ya.. jangan pergi dulu!"seru Jiyeon pada Jieun selanjutnya pergi entah kemana

Jiyeon kembali datang membawa kotak bekal, menunjukan bekalnya pada gadis di atas pohon, di tawarkan bekal lezat itu untuk membaginya dengan jieun,jieun tentu senang ia langsung turun dari pohon,iapun makan bersama Jiyeon tidak ada yang menyadari selama itu mereka berdua selalu makan siang bersama setiap hari di tempat sepi dan dari situlah Jieun bertambah dekat dengan Jiyeon.

Jieun mengatakan kata-kata sahabatnya itu memang terkadang ketus dan pedas dan banyak orang yang salah paham hanya dengan melihat manik tajam yang di miliki Jiyeon, padahal Ia gadis periang,baik hati, begitu manis, lucu dan berhati lembut.

Sejak sering makan bersama mereka menjadi teman baik, tak jarang Jiyeon mengajak Jieun ke rumahnya diam-diam dan memperkenalkannya dengan Xixi dan Tyuzu.

Jieun hanya tinggal berdua dengan ayahnya yang jarang pulang kerumah,Jiyeon beberapa kali sering berkunjung ke rumah kecil Jieun, dan memergoki Jieun di marahi dan pukuli ayahnya yang pemabuk,dan pada suatu kejadian tak diinginkan terjadi.

Saat itu Jiyeon berniat berkunjung kerumah Jieun untuk bermain seperti biasa,ia tidak sengaja melihat Ayah Jieun yaitu pak Lee membawa paksa anaknya ke tempat asing yang di penuhi orang-orang dewasa yaitu tempat bordil,Jiyeon diam-diam mengikuti pak lee dan Jieun sampai ke sana.

Paman lee Ayah Jieun tidak sanggup membayar hutang di tempat itu ia menukar anaknya sendiri untuk di jual, Jiyeon yang mengetahui sahabatnya di jual,dengan berani mencoba menyelamatkannya dengan menyusup berpura-pura menjadi pelayan di rumah bordil tempat sahabatnya itu di sekap, setelah mendapati Jieun yang di kurung di dalam sebuah ruangan Jiyeon berhasil membawa kabur Jieun dari sana tanpa ada yang menyadari.

Dan berakhirlah dia selamat bebas menjalani hidupnya sampai sekarang dengan tenang dan bahagia, Jieun menjadi gadis mandiri dan ia mengatakan sangat beruntung punya sahabat seperti Jiyeon dan tanpa Jiyeon mungkin ia tidak akan bisa hidup seperti sekarang menjadi berguna untuk orang banyak.

Jieun juga mengatakan memiliki cita-cita dan mimpi yang sama dengan Jiyeon yaitu membuat semua orang bisa menggunakan keterampilan mereka dari membaca dan menulis.

"Cita-cita dan mimpi kami benar-benar sama..kkkk salah satunya juga ingin menikah dengan pangeran tampan ..ahahaha!"

Jieun terlalu bersemangat bercerita sampai tidak menyadari ucapannya ia terkekeh senang

Di lihatnya tiba-tiba raut muka Sehun berubah melihat alis Sehun tiba-tiba menukik tajam, membuat Jieun langsung terheran dan bertanya-tanya.

'perasaan tidak ada yang salah dengan ucapan ku?, tapi.. mengapa eksperinya seperti itu..?!'batin Jieun dengan sisa kekehannya.

Jieun pun peka dengan cepat berujar

"A...ahaha...tentu saja kau adalah pangeran bagi Jiyeon Sehun...!,aku tidak pernah melihat wujud pangeran tapi kurasa tak jauh berbeda darimu sungguh aku tidak berbohong"jujur Jieun meyakinkan

Sehun hanya berdehem dengan ekspresi yang kembali di buat tenang dalam benaknya

'Tentu saja!'batinnya

Jieun melanjutkan

"Jadi bisa di bilang cita-cita dan impian Jiyeon benar-benar telah terwujud sekarang ahaha!"dengan senyum lebar Jieun mencoba menenangkan pikiran Suami sahabatnya itu yang sepertinya tadi sempat salah paham dengan ucapannya

di sepanjang pertemuannya dengan Sehun

Jieun merasa hanya dia sedari tadi yang banyak bercerita dan Jieun senang dengan kedatangan Sehun yang ingin banyak tahu tentang Istrinya.

Kilas balik kejadian berakhir

Ternyata ia sama sekali tidak mengenal Jiyeon selama ini,mendengar cerita tentang istri bingalnya dari beberapa orang yang ia temui membuat Sehun bisa sedikit tahu tentang Jiyeon sekarang.

Tidak mungkin rasa kemanusiaan mahluk pengganggunya itu hanya cerita rekayasa, karena semua cerita baik tentangnya memiliki bukti nyata yang kuat,salah satunya sekolah yang di bangun Jiyeon memang sudah ada sebelum ia di jodohkan ia tahu cerita sekolah geratis itu tapi tidak tahu pendiri sekaligus pemiliknya adalah Jiyeon.

Runtuh sudah dinding pertahanan yang Sehun bangun di hatinya untuk menepis dan tidak mau menerima cerita baik tentang Jiyeon sebelumnya,dan kali ini sungguh ia tidak bisa lagi menyangkal kebenaran tentang istri jahillnya itu bahwa Jiyeon gadis berhati emas, sekarang ia bisa menerima kebenaran tentang Jiyeon dengan segala kebaikan yang di lakukannya.

Seperti apa Jiyeon sebenarnya ia masih bertanya-tanya mungkinkah Jiyeon menerima perjodohannya dulu karena kelembutan hatinya mungkinkah ia iba pada Chedol yang Jiyeon kira dirinya karena selalu di tolak para putri, pikirannya kacau sekarang.

Jika benar semua kesimpulannya ini berarti ia sudah sangat bersalah pada Jiyeon karena menuduh yang tidak-tidak pada gadis itu,ia bahkan belum pernah minta maaf pada Jiyeon mempermainkannya di saat perjodohan.

Sehun merasa banyak melakukan kesalahan pada Jiyeon, belum lagi ia telah memanfaatkan Jiyeon dari pernikahan ini agar terbebas dari desakan orang tuanya dan bahkan berniat menyingkirkannya setelah tidak lagi di butuhkan,pikirannya saat ini jadi terus berputar-putar tentang Jiyeon beberapa hari ini,sepertinya niatnya untuk menyingkirkan Jiyeon akan berbeda cerita sekarang.

Lagi dan lagi Sehun mendapati cerita tentang Jiyeon di luar perkiraannya sampai tidak ada celah untuk mengelak,saat sebelumnya Liu menceritakan pekerja di kediamannya yang di ajari membaca oleh Jiyeon bahkan dengan mata kepalanya sendiri Sehun pernah mendapati Jiyeon di kebunnya berkumpul dengan para pekerjanya saat itu,dan waktu itupun Sehun masih berfikiran buruk tentang Jiyeon bahwa semua yang di lakukannya hanyalah sandiwaranya.

Membangun sekolah,menyelamatkan banyak orang,membantu mereka dengan lapang dada,mengajari orang membaca sungguh banyak sekali kebaikan yang di lakukan Jiyeon yang tidak di ketahui Sehun sebelumnya dan Jiyeon tidak pernah mengumbar-umbar kebaikan yang di lakukannya selama ini pada orang lain termasuk dirinya.

Sehun di temani Liu Sebelumnya pernah mengikuti Jiyeon pergi dengan Xixi mengenakan pakaian samaran mereka dan dua wanita itu terlihat berjualan di pasar, dari kejauhan Sehun bisa melihat Jiyeon begitu semangatnya menjual buku-buku salinannya,bahkan mampu membuat senyum Sehun mengembang saat itu.

Dan sekarang Sehun akhirnya sangat menyesal pernah menolak mentah-mentah beberapa pekerja yang Jiyeon tawarkan padanya, padahal merekalah yang begitu membutuhkan pekerjaan untuk melanjutkan hidup,sebelumnya Sehun tidak yakin dengan fisik dan tampilan mereka yang tidak memungkinkan untuk bekerja, tapi karena Istrinya 'Jiyeon' sepertinya semua bisa di bicarakan baik-baik sekarang.

Di balik Jiyeon yang menyebalkan,ternyata begitu banyak kebaikan yang di lakukan Istri bebalnya itu selama ini, sampai benar-benar mampu membuat hati Sehun terketuk dan bergetar, Sehun akan coba bersikap baik dengan Jiyeon mungkin ia akan tulus bersikap manis padanya nanti itulah niatnya sekarang.

Sehun banyak belajar sekarang dari Jiyeon bahwa ia tidak boleh lagi menilai orang hanya dari tampilan luarnya saja, karena kita tidak pernah tahu isi hati manusia yang sesungguhnya.

Sehun masih memandangi Jiyeon yang terlihat menyusun dan menumpuk bantal di tengah ranjang seperti biasa untuk mebatasi tempat tidur mereka.

"Jiyeon"panggil Sehun pelan

Jiyeon tidak menoleh ia masih sibuk merapikan tempat tidurnya itu Sehun tahu gadis itu pura-pura tidak mendengar panggilannya

"Aku butuh tambahan orang untuk bekerja di pabrik baru..,em.. apakah orang-orang kenalan mu.. yang kurus-kurus itu masih butuh pekerjaan ?!"ujar Sehun pada Istrinya yang berniat membaringkan tubuhnya

"Apa..??!!!!!"dengan cepat Jiyeon menoleh pada Sehun karena mendengar butuh pekerja,dan segera ia turun dari ranjang mendekat pada Sehun dengan wajah lugunya, untuk mendengar lebih jelas ucapan sang suami

"Kau bilang kau butuh tambahan pekerja Sehun?!"tanyanya dengan manik bulat

"Hm....ya..!"angguk Sehun menatap wajah sang istri

Jiyeon menepuk tangannya sekali, setelahnya semangat berujar

"Tentu Sehun..!,mereka masih butuh pekerjaan..em ..bahkan mereka sangat..sangat butuh pekerjaan,kau tahu..mereka sulit mendapatkan pekerjaan di luar jadi mereka pasti tidak akan menolak bekerja di tempatmu!!"Jiyeon begitu bersemangat dengan mata berbinar kini duduk di kursi samping Sehun

"Ya ..suruh mereka semua menemui ku besok siang di pabrik,aku menerima mereka semua !!"jelasnya masih dengan nada tenang dan wajah yang cerah

"Benarkah itu Sehun?!kau serius ?!,kau akan menerima mereka semua kau tidak mengigaukan ?!,kau sedang dalam keadaan sadarkan?! Kau tidak akan mengubah pikiran mu kan Sehun?!"Jiyeon hanya mencari kepastian dan menghujani Sehun dengan banyaknya pertanyaan

"Hm..aku serius,dan aku tidak akan menarik kata-kata ku kali ini!"jawab Sehun yakin dan kembali mengangguk pelan kepalanya

"Wow..Sehun..!,baiklah..akan ku beri tahu mereka!"Jiyeon terlihat begitu antusias dan bersemangat wajahnya begitu terlihat cerah tiba-tiba beranjak dari duduknya sedikit berlari ke pintu kamar

"Kau mau kemana?!"tanya Sehun heran karena Jiyeon berlari ke arah pintu

"Memberi tahu mereka!"sahut Jiyeon yang sudah membuka pintu dengan cengirannya

"Malam-malam begini ..?!!,dan apa rumah mereka dekat dengan rumah kita?!"Sehun kembali terheran sekarang dengan tingkah tak terduga Jiyeon

"A...iya ini sudah tengah malam ya ampun mereka pasti sudah tidur..ya ampun kkkk"Jiyeon cengengesan menggaruk kepalanya yang tak gatal ia terlalu bersemangat ingin memberi berita gembira ia kembali menutup pintu kamar dan menguncinya

Sehun menahan getaran di bibirnya untuk tidak terkekeh karena reaksi Jiyeon barusan begitu lucu pikirnya, ia hanya bisa bergeleng kepala,dan satu hal lagi yang Sehun tahu tentang Jiyeon saat ini, jika gadis itu merasa senang ia akan bertindak di luar kendalinya sendiri seperti tadi, Jiyeon terlihat begitu senang sampai lupa tempat dan waktu bagaimana jika Sehun tidak menghentikannya tadi.

"Bilang pada orang-orang mu itu jika mereka membutuhkan tempat tinggal aku bisa menyediakanya di dekat pabrik,dan sepertinya mereka juga membutuhkan pemulihan berat badan"jelas Sehun

Jiyeon mendekat dengan cepat dan kembali duduk di kursi samping Sehun dengan cengirannya

"Sehun..kau serius?!"

"Hm..!"Sehun kembali mengangguk

"A.. aku hampir lupa kau tidak suka jika aku mencubit pipimu ...kkkk hampir saja!"Jiyeon menarik tangannya yang hampir menyentuh pipi Suaminya karena begitu merasa senang dengan apa yang di katakannya,tapi urung ia lakukan karena bisa membuat Sehun marah nantinya karena Sehun selalu tidak suka jika ia menyentuh pipi suaminya ini.

'tidak jiy lakukan saja, tidak apa aku menunggu ...'batin Sehun memandangi Jiyeon penuh harap malah menunggu pipinya untuk di cubit

"Apa kau butuh bantuan dengan pekerjaan mu ini..?,mungkin aku bisa membantu sekarang agar pekerjaan mu cepat selesai"Jiyeon berniat baik untuk membantu

Sehun tahu Jiyeon lelah karena sebelumnya menyalin banyak buku.

"Tidak ...tidur lah,ini sudah larut malam,pekerjaan ku juga sudah hampir selesai "tolak Sehun pelan dengan senyum yang akhirnya lolos tanpa di sadarinya sendiri, ada rasa sedikit kecewa di hatinya karena Istrinya sudah mengurungkan niatnya untuk menyentuh pipinya

Jiyeon mengangguk dan beranjak untuk pergi tidur

"Gunakan saja uang yang ada dalam peti jiy,habis juga tidak apa-apa.., tidak masalah buatku, aku memang memiliki kewajiban untuk menafkahimu" ujar Sehun tanpa menoleh pada Jiyeon

Jiyeon mengerjab dan sekarang menoleh kembali pada sang suami yang terlihat fokus pada lembar kerjanya dalam benaknya kenapa tiba-tiba Sehun membahas uang dalam peti?.

"Em..sudah ku bilang uang dalam peti itu tidak habis tumpukan uang itu..ku simpan di tempat aman.. dan..dan pastinya aku gunakan uang itu jika aku membutuhkannya, aku tidur duluan ya.. karena besok aku harus bangun pagi,selamat malam Sehun..!"ucapnya sembari membaringkan tubuhnya pada ranjang

Sehun merapikan kertas dan buku-buku kerjanya di meja pria berhidung mancung itu menghelakan nafasnya sepertinya Jiyeon tidak mau jujur padanya dan benar-benar tidak mau menceritakan apa yang telah di lakukannya sebelumnya, tampaknya Sehun akan berpura-pura tidak tahu saja sampai Jiyeon jujur padanya.

*

Malam ini begitu tenang

Sehun sudah berbaring di ranjang ia masih belum terlelap memandang langit-langit kamarnya dengan pikiran-pikirannya untuk gadis yang berbaring di sampingnya ia merasa bersalah pada Jiyeon.

selama ini ia berfikir Jiyeon adalah gadis keras kepala yang hanya bisa membuat masalah,licik,dan pandai menghabiskan uang ,dia gadis yang terlihat keras di luar angkuh dan ketus tapi hatinya benar-benar lembut dan juga gadis yang berani,Sehun baru menyadarinya.

Sepertinya ia mulai cukup dekat dengan Jiyeon,jika saja ia tidak mencari tahu sebelumnya mungkin ia tidak akan mendapat kebenaran tentang banyaknya kebaikan yang istrinya itu lakukan selama ini,Sehun sama sekali tak terpikir jiyeon dapat melakukannya.

"Jiy...!"panggil Sehun melihat tangan dan kaki Jiyeon memeluk tumpukan bantal pembatas dari tempatnya

Sehun sedikit bangkit sekarang ia mendekatkan kepalanya pada tumpukan bantal itu untuk melihat Jiyeon.

"Jiy.. Jiyeon.."panggil Sehun pelan Jiyeon tidak bergeming saat Sehun cukup ragu memanggilnya karena hanya untuk memastikan Jiyeon sudah benar-benar tertidur atau belum dan ternyata ia sudah sangat pulas masuk ke alam mimpi

Sehun menyingkirkan anak rambut di kening Jiyeon dengan jarinya,kini dapat melihat wajah gadis jelita itu dari samping setelahnya ia menarik kembali tangannya di perhatikan wajah istrinya yang terlihat begitu damai dan nyaman tertidur menyudut pada tumpukan bantal di tengah ranjang yang menghadap ke arahnya.

Sehun menjatuhkan dagunya pada tumpukan batal pembatas masih memperhatikan wajah Jiyeon yang tertidur pulas setelahnya berujar

"Maafkan aku.. karena pernah berprasangka buruk padamu jiy..aku akui sekarang aku begitu menyesal karena berpikiran buruk tentang mu sebelumnya.."

Kini raut wajahnya sedikit berubah

"Tapi itu..karena kau itu benar-benar sulit di tebak, keras kepala dan sulit di beri tahu!, juga kau selalu mencari masalah padaku,dan selalu mengganggu ku benar-benar membuatku kesal..berhentilah membuatku kesal agar aku tidak lagi salah paham padamu!"curahnya mengernyit

Hening cukup lama hanya terdengar nafas lembut Jiyeon yang teratur di sana dan sekarang Sehun menghelakan nafasnya.

"Hem...maafkan aku Jiyeon.. atas semua kesalahanku padamu"gumam Sehun memandangi Jiyeon yang terlelap

Setelah membenarkan selimut gadis itu Sehun kembali membaringkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya di atas bantal miliknya.

Sehun masih terus memandangi jari lentik Jiyeon di tumpukan bantal yang gadis itu peluk, Sehun memiringkan arah tidurnya ke samping menghadap jari Jiyeon.

"Hah..pegal juga seharian menulis!"-jiyeon

ingatan Sehun saat Jiyeon bekerja keras menyalin buku untuk mendapatkan uang demi membantu para budak yang terbebas dari bangsawan kejam.

Sungguh hati Sehun tersentuh,belum lagi Jiyeon tidak pernah mengeluh pada siapapun dan ia selalu menyemangati orang-orang di sekitarnya meski dengan kata-kata pedasnya, Sehun tersenyum mengingat ketulusan Jiyeon dan kebaikan-kebaikan Istrinya yang perduli pada orang lain.

Sehun mengulurkan salah satu tangannya dan menyentuhkan telapak tangannya pada punggung tangan Jiyeon yang lembut sedikit mengelus punggung tangan mulus Istrinya kini ia memejamkan mata.

Nyaman yang ia rasakan dan kini Sehun ikut tertidur pulas dengan memeluk tumpukan pembatas bantal sembari menggenggam tangan Jiyeon ,posisi mereka berhadap-hadapan meski terhalang tumpukan bantal di ranjang.

{Aw..sweet dreams hunji :)}

***

Pagi-pagi sekali Jiyeon yang di temani Xixi membawa Taehyung, Jimin dan teman-temannya datang ke penampungan orang-orang yang di selamatkan.

Semua orang berkumpul di tempat itu termasuknya Taehyung, Jimin dan ke 10 orang lainnya membawa belanjaan mereka.

"Cepat sedikan api.. kita akan makan besar pagi ini !"Jiyeon yang tiba-tiba datang berseru demikian

"Nona ini banyak sekali?!"mereka terkejut dengan banyaknya belanjaan yang di bawa Taehyung, Jimin dan teman-temannya.

"Nona..maaf tapi bukannya kita harus berhemat"sahut yang lainnya pada Jiyeon

"Untuk hari ini kita berpesta !!"tutur Jiyeon dengan senyum

"Pesta.. untuk apa nona?!"

"Untuk kalian..!,pesta karena kalian semua di terima bekerja di pabrik suamiku..Aha..ha..ha..!"Jiyeon tertawa lepas kini berkacak pinggang

"Tapi nona.. bukannya kami sudah di tolak sebelumnya.. kenapa anda mengatakan kami semua di terima bekerja?!"tanya mereka tak percaya

"Suamiku bilang ia masih butuh pekerja dan kalian semua sudah di terimanya,tidak perlu lagi memikirkan uang sewa, karena kalian semua akan mendapatkan tempat tinggal geratis dekat pabrik dan juga pengobatan untuk yang sakit secara geratis!"jelas Jiyeon penuh semangat sembari mengedipkan satu maniknya cepat(wink Jiyeon) dengan senyum manisnya.

"Be..be..benarkah nona?!"

"Tentu saja aku serius..aku tahu kalian pasti tidak akan percaya siang nanti kalian semua temui suamiku jadi pagi ini mari makan banyak!!"

"Oh..dewa...!!"histeris mereka bersyukur

Tiba-tiba semua orang-orang itu menangis tersedu-sedu karena terharu

Jiyeon seketika berubah eksperi senyumnya luntur saling berpandangan dengan Xixi merasa bingung

"Ada apa..?! kenapa kalian menangis..apa ..kalian tidak Senang mendengar ini?!??"tanya Jiyeon wajahnya terlihat sangat bingung

"Nona..hikss.. kami tidak tahu lagi harus mengatakan apa pada anda hue..hiks..hiks!"tutur salah satu wanita paruh baya menangis tersedu-sedu

"Anda sangat banyak membantu kami nona terimakasih NONA hue..hikss hikss!!"sahut yang lain, Tiba-tiba mereka serempak berhamburan bersujud di kaki Jiyeon dan Xixi.

Jiyeon dan Xixi terkejut mendapati itu

"Woh..apa ini bangun..bangunlah..berlebihan sekali bangun aku bilang..!"ujar Jiyeon keberatan ia mensejajarkan tubuhnya untuk membuat mereka bangkit dan berdiri kembali

"Woh..ya ampun..Jangan seperti ini..jangan lagi bersujud seperti itu.. aku benar-benar tidak suka!"seru Jiyeon dengan wajah tidak sukanya

"Buktikan kalian tidak mengecewakan aku dan suamiku nanti saat kalian sudah bekerja,jaga kesehatan dan bekerjalah dengan sungguh-sungguh dan jangan mengeluh.. ingat untuk selalu makan banyak mengerti!!"lanjutnya

Di lihatnya orang-orang itu masih menangis tersedu-sedu, Jiyeon tidak tahan melihat mereka menangis.

"Terimakasih dewa..terimakasih nona.. terimakasih..hikss nona,aku benar-benar bersyukur dewa mengirimkan orang-orang baik seperti anda hikss!"masih mereka mengucapkan terimakasih sembari menangis

"Sudahlah..berhenti mengatakan itu.. jangan menangis ongh..mari kita memasak dan makan banyak!!,daging di keranjang harus segera di masak ayo bersama-sama kita masak makanan enak hari ini ayo..ayo!"ujar Jiyeon mengalihkan mereka agar berhenti menangis ia juga sedang mencoba tidak terbawa suasana saat ini,berusaha untuk tidak ikut menangis

"Oh sial..kalian..berhentilah menangis!"gumamnya manik Jiyeon kini terlihat berlinang matanya memanas

terlihat Xixi di sana juga sudah menangis dalam diam karena terharu

"Aku harus ke kamar kecil sekarang!"setelah berujar Jiyeon segera berlari dari sana meninggalkan perkumpulan orang-orang di sana

Taehyung terlihat tidak menangis ia tegar dan menepuk-nepuk punggung Jimin yang ikut menangis haru.

Di tempat sepi

"Hikss..hikss..kenapa mereka menangis..hikss!, hikss buat sedih saja..hikss kasihan mereka..hikss...sampai seperti itu..hikss!"tuturnya sembari tersedu-sedu ia mengusap air matanya berkali-kali dengan punggung tangannya tapi air matanya itu tidak berhenti keluar membasahi wajahnya.

Jiyeon hanya beralasan pergi ke kamar kecil arahnya bahkan berbeda dan di sinilah ia berakhir di tempat sepi jauh dari keberadaan orang-orang agar tidak ada yang mengetahui ia menangis sekarang, ia tidak mau terlihat cengeng saat ini, ia harus tegar dan mencontohkan pada yang lain untuk selalu kuat dan tidak mudah menangis.

Ya meski ia sudah berusaha tegar tetap saja hatinya bergetar ia jadi emosional melihat orang-orang itu menangis seolah ikut merasakan apa yang mereka rasakan Jiyeon jadi ikut terharu dan berakhir menangis karena terbawa suasana melihat orang-orang di bantunya itu.

Tanpa di sadari ada dua orang pria di dekatnya terlihat menyembunyikan diri dari Jiyeon yaitu Sehun dan Liu,mereka berdua sejak awal mengikuti Jiyeon diam-diam pergi membawa kesepuluh orang yang di terimanya kerja dan berakhir menyaksikan dan menyimak semua yang terjadi di tempat itu.

Dan tiba-tiba Jiyeon berlari ke arah mereka,Sehun tidak ingin di ketahui bahwa ia mengikuti Jiyeon dan berakhirlah ia menyembunyikan dirinya di balik pohon besar.

dari posisi mereka di balik pohon saat ini Sehun membekap mulut Liu karena Liu menimbulkan suara karena saat ini ia tengah menangis tersedu-sedu ikut terharu dan emosional dengan semua kejadian yang di lihat dan di dengarnya tadi.

"Ya ampun diamlah ..liu..kenapa kau seperti ini !"bisik Sehun mengernyit heran sedikit marah dan membekap mulut Liu

"Hikss..hikss...nona Jiyeon tuan..hiks!"ujar Liu dengan tangisnya mencoba membuka bekapan tangan Sehun

"Liu..hentikan tangisanmu,nanti kita ketahuan"sungut Sehun berbisik kembali membekap mulut pengawalnya sedikit marah pada Liu mencoba membuat Liu tidak menimbulkan suara dan berhenti menangis

mimik wajah Sehun terlihat serius memperhatikan Jiyeon di sana yang sedang menangis tersedu-sedu, tak jauh dari keberadaanya di balik pohon.

Lagi Sehun mengetahui sifat asli Jiyeon, Istrinya itu bukanlah orang berhati beku,tapi ia selalu saja ingin terlihat kuat dan tegar di hadapan orang-orang dan mencoba menyembunyikan kelembutan hatinya.

Ingin rasanya saat ini Sehun menghampiri Jiyeon dan membuatnya berhenti menangis.

Acara tangis-menangis akhirnya berhenti meski cukup lama, dan di akhiri dengan pesta makan besar, Jiyeon dan Xixi ikut membantu membagikan makanan sehat dan enak yang di masak mereka itu dengan rata pada semua orang yang ada di sana.

"Untuk makan banyak!"ujar Xixi pada mereka dengan senyum cerahnya

"Hidup MAKAN BANYAK!"seru pria paruh baya yang kekurangan satu tangannya sembari mengangkat sepotong daging yang ia sumpit

Seruan dari paman yang di sampingnya membuat Jimin tak habis pikir

"Yak..paman kenapa kau berteriak seperti itu tidak tahu malu?!"heran Jimin

(Jimin sahabat karib Taehyung yang senasib dengannya hanya saja Jimin bukan lagi budak dari siapapun ia sudah jadi rakyat biasa )

"Itu moto hidup kita Jimin!,nona Jiyeon yang memberikan kami moto itu,benarkan nona!"Jelas pria itu

"Benar ..moto hidup kalian harus makan banyak sekarang"ucap Jiyeon sembari tersenyum

"Apa..?"bingung Jimin yang baru tahu

"HIDUP MAKAN BANYAK !"seru yang lain dengan serempak dengan ceria terlihat tidak ada lagi beban dari raut wajah mereka saat ini mereka penuh suka cita, Jimin ikut tersenyum dan menyerukan moto itu kemudian melahap daging yang ada di mangkuknya dengan semangat.

Jiyeon tersenyum cerah melihat dan mendengar semua orang terlihat bahagia hari ini.

Taehyung memandangi Wajah Jiyeon dari kejauhan ia ikut tersenyum karena melihat senyuman indah yang terukir di wajah cantik wanita yang telah menyelamatkannya itu.

***

Di pabrik

Sehun benar-benar menepati janjinya ia menerima semua orang-orang yang di bawa Jiyeon dan memberi mereka tempat tinggal mereka juga sangat berterima kasih pada Sehun, Jiyeon turut senang.

mereka kembali menangis haru di sana tapi tidak berlangsung lama karena Sehun menyuruh mereka untuk berhenti menangis jika tidak mau langsung di pecat,ancaman Sehun tidak serius ia mengatakan itu hanya untuk membuat mereka berhenti menangis.

*

Di ruangan bos besar

"Terimakasih Sehun"ujar Jiyeon sembari membuka kain pembungkus kotak bekal di atas meja

"Untuk apa?!"jawab Sehun

"Karena menerima mereka bekerja di pabrik mu"ujarnya sembari tersenyum

"Mereka yang bekerja kenapa kau yang berterimakasih?!"balas Sehun tenang memandangi wajah jelita itu

"Itu..itu karena mereka begitu butuh pertolongan dan kau sudah menolong mereka Sehun kau terbaik !"Jiyeon mengacungkan jempolnya untuk Sehun tak lupa dengan senyumnya

"Hem aku lapar!"

Sehun mengalihkan pembicaraan dan arah pandangnya, entahlah ia merasa malu pada Jiyeon saat ini,Sehun merasa yang harusnya dapat pujian adalah dirinya, dan Sehun menerima orang-orang itu bekerja juga karena Jiyeon

"Ibu bilang kau sangat suka daging sapi,jadi aku sudah menyiapkan banyak daging panggang ini untuk mu,makanlah "Senyum itu belum luntur dari wajah Jiyeon,

setelah menyajikan makanan dan menuangkan air putih ke gelas seperti biasa Jiyeon beranjak dari meja Sehun berniat keluar ruangan, karena yang Jiyeon tahu Sehun tidak suka acara makannya di temani dirinya.

"Mau kemana?!"seru Sehun tiba-tiba,ia memandang Jiyeon yang mengarah ke pintu

Jiyeon menoleh

"Ke luar...bukannya kau mau makan?!"jawab Jiyeon

"Em....temani aku makan!"Sehun mengubah arah pandangannya pada makanan yang akan di sumpitnya

"Ha..?!"Bingung Jiyeon dalam hatinya tumbennya suaminya itu memintanya untuk menemani atau ia salah dengar?

"Maksudku ..bantu aku menghabiskan bekal ini,duduklah !"ujar Sehun kembali memandang Jiyeon

"O..Aku sudah makan!"singkatnya masih di ambang pintu, Sehun tahu istrinya itu sudah makan hanya saja ia mencari alasan agar Jiyeon menemaninya makan saat ini

"Ini terlalu banyak aku tidak akan bisa menghabiskan makanan sebanyak ini .. sendirian!"seru Sehun

"Bukannya kau suka daging harusnya kau senang karena aku membawakan banyak..?"sahut Jiyeon

"Sudah jangan banyak bicara duduklah!"Paksa Sehun menunjuk kursi kosong di hadapannya dengan sumpit

"Jika tidak habis tidak masalah.. itu terserah mu saja aku benar-benar sangat kenyang, aku pergi dulu selamat makan suamiku..!"Jiyeon tidak mengidahkan permintaan Sehun dan pergi begitu saja dari ruangan itu

Sehun mengerjapkan maniknya memandang pintu di tempat Jiyeon menghilang tadi, ia sedikit merasa kesal Jiyeon tidak mau menuruti kemauannya

"Dia... itu sulit sekali di perintah... padahal aku belum selesai bicara..hah..!"desah Sehun menggerutu sembari melanjutkan acara makannya ia melahap potongan daging besar,dan ternyata makanan pada kotak bekalnya berakhir bersih karena isinya ludes di makan ia sendiri.

***

Di beberapa hari ini

Sehun benar-benar menyelidiki bangsawan Zhang dan mengumpulkan bukti kebejatannya,ternyata sangat banyak bukti kejahatan yang ia lakukan di luar kasus semena-mena dengan perbudakan ia rupanya menyelundupkan uang palsu dan obat-obatan terlarang Sehun akhirnya melaporkan Zhang pada Tiannyu Kaka iparnya.

dengan bukti yang ada Zhang akhirnya di tangkap dan mendapat hukuman mati, dengan kesepakatan Sehun sebelumnyaTianyu benar-benar menyerahkan Zhang pada adik iparnya, rasa belas kasihan tidak pernah ada dalam kamus seorang Oh Sehun untuk orang seperti Zhang.

dan di sinilah Zhang di adili di tengah hutan dengan tangan terikatnya di hadapkan dengan para mantan budak yang sebelumnya di kumpulan Sehun untuk menyiksanya, termasuknya Jimin dan Taehyung yang begitu menaruh dendam pada Zhang.

Kejahatan yang sebelumnya di lakukan Zhang sudah mendapatkan jawaban akhir dari perbuatannya.

dendam dan kebencian begitu bersarang dari sorot mata para mantan budaknya itu Zhang terus memohon ampun dan histeris di penghujung kematiannya berakhirlah dia mati mengenaskan di tangan para mantan budaknya dengan beberapa anggota tubuh terpisah potongan-potonga tubuh itupun di buang ke laut.

Zang telah tamat.

TBC

Note : di chapter 15 dan 16 Sehun belum tahu apapun kebaikan Jiyeon sama sekali ya dan baru tahu di chapter ini

tokoh Zhang hanya fiksi tidak bermaksud menyinggung siapapun ya :)

___________________________________________

Arigato minasan untuk Vomentnya awokwok

(~‾▿‾)~

~(‾▿‾~)

Jangan lupa tersenyum hari ini dan bersyukur dengan apa yang kita punya :), Jangan pernah mengeluh untuk berbuat baik Aishiteru yo