Di pagi hari
Sehun sudah berada di ruang bacanya salah satu pelayannya datang memberitahukan bahwa ia kedatangan tamu penting, di lihat dari tampilan sang tamu Sehun merasa asing dan tidak mengenal orang tersebut,dan orang itu mengenalkan dirinya sebagai utusan dari yang mulia kaisar datang untuk memberi undangan khusus pada Sehun.
Awalnya Sehun cukup waspada dan merasa curiga tapi setelah melihat stempel asli yang ia kenali tertempel di undangan tersebut, barulah pesan penting itu bisa ia terima, Sehun mengikuti utusan kerajaan tanpa rasa cemas lagi ia pun pergi dengan kereta kuda kerajaan tanpa di dampingi siapapun karena pesan kaisar, Sehun hanya di undang sendiri dan tidak boleh membawa orang lain.
Liu sebelumnya merasa cemas dan khawatir tidak bisa ikut untuk melindungi tuan mudanya,tapi Sehun memberi penjelasan singkat ia tidak perlu merasa cemas karena ke amanannya di jamin oleh Raja dan sepertinya tidak ada yang berniat buruk padanya saat ini Liu pun percaya bahwa tuan mudanya akan baik-baik saja nanti dan pulang dengan selamat.
***
Jiyeon di ikuti Xixi pagi itu datang membawa teh dan kudapan seperti biasa, dengan rasa bingungnya ia penasaran tidak mendapati Sehun yang biasanya sudah duduk di kursi kerjanya di ruang baca ini tapi sekarang hanya ada Liu.
"Di mana Sehun Liu? Kenapa sedari tadi aku tidak melihatnya di manapun.. apa dia pergi ke pabrik?"
"A..aku baru saja akan memberi tahu anda nona, ada seorang utusan dari kerajaan mengundang tuan muda ke istana"
"A... utusan kerajaan pagi-pagi begini..?apa... mungkin itu ayah ku ?!"terka Jiyeon
"Kalau begitu teh ini untuk mu saja Liu.. minumlah"lanjut Jiyeon mendekat ke meja
"A..tapi ~ "ragu Liu masih pada posisi duduknya
"Apa kau tidak suka teh? Ya sudah aku berikan pada~ "
"Tidak nona saya suka teh nona, terimakasih banyak nona"dengan cepat Liu beranjak mengambil nampan teh itu dari Jiyeon dengan wajah senangnya,sebelumnya ia bukan bermaksud menolak hanya saja ia merasa sungkan meminum teh yang sebelumnya di buat khusus untuk tuan mudanya tapi karena Jiyeon yang menawarkannya sendiri Liu pun sangat menerimanya dengan senang hati
"Hn"Jiyeon mengangguk singkat setelahnya beranjak pergi kini menuju meja bacanya sendiri bersama Xixi terlihat memilih buku di sana
nampan yang diatasnya terdapat poci berisi teh dan cemilan yang biasanya di santap tuan mudanya di letakkan ke atas meja, setelahnya ia menuang teh itu dan menyesapnya,Liu suka harum dan rasa teh bunga buatan Jiyeon yang akhir-akhir ini sering ia cicipi, sebab tak jarang Sehun membagi teh buatan nona mudanya itu padanya dan Liu juga suka teh lemon yang sering di sajikan Jiyeon.
Saat ini Liu hanya sendirian di ruang baca untuk mengerjakan tugasnya yang diberikan Sehun.
Beberapa jam akhirnya Liu telah selesai dengan pekerjaannya ia bisa bersantai sekarang,teh dan kudapan sudah lama habis.
Liu saat ini makin di timpa rasa bersalah pada nona mudanya, ia belum sempat meminta maaf secara langsung maupun tidak langsung ia agak ragu untuk melakukan hal itu meski rasa bersalahnya ini membuat hidupnya tidak tenang.
"Baiklah Liu..sepertinya ini saat yang tepat untuk minta maaf pada nona Jiyeon"gumam liu pada diri sendiri di ruangan sunyi itu.
***
Di istana
Sehun sebelumnya di pertemukan langsung dengan kaisar dan kini ia berada sebuah ruangan khusus untuk mengganti busananya dengan busana yang terkesan sangat formal dan mewah, Sehun benar-benar di buat bingung dengan semua ini.
Kaisar sendiri yang datang dan memberikan perintah agar Sehun mengganti busana yang ia pakai sebelumnya tentu Sehun patuh dengan titah Raja yang begitu ia hormati, banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya saat ini dengan maksud dan tujuan Kaisarnya.
Kini Sehun mengikuti bawahan kaisar menuju ke sebuah ruangan, setelah sampai dan masuk ke ruangan bernuansa emas itu Sehun kembali terkejut mendapati beberapa orang yang mengenakan pakaian sama persis dengannya duduk di kursi mewah masing-masing.
semuanya adalah para pria yang tidak ia kenal, Sehun menduga orang-orang berwajah asing untuknya itu adalah para bangsawan kerajaan di negerinya,ini benar-benar membingungkannya mengapa ia di bawa ke pertemuan yang tampaknya sangat penting seperti ini.
Sehun memberi hormat dengan sopan pada kaisar yang duduk di kursi kebesarannya,
"Duduklah Bangsawan Sehun" ujar kaisar dengan suara menggema di ruangan luas itu
Sehun tertuju pada satu-satunya kursi mewah yang kosong yang memang di peruntukan untuknya ia saat ini masih bungkam dan bingung.
***
"Nona mau tehnya lagi?"
"Tidak Xixi berikan kuenya saja"
"Ini nona"Xixi memberikan kotak makanan berisi kue manis
Saat ini mereka berdua tengah duduk santai di atas tikar di bawah pohon rindang di dekat bibir sungai, mereka juga sebelumnya sudah menyiapkan teh dan kue untuk menemani piknik kecil mereka, tempat yang ia singgahi ini tak jauh dari kediaman Oh
Jiyeon membaca sembari menikmati udara segar dan bersih suara aliran air membuatnya merasa begitu tenang dan damai tempatnya ini benar-benar cocok untuk di jadikan tempat membaca,Jiyeon akhir-akhir ini memang sering datang ke tempat ini untuk mengisi waktu kosongnya.
Dan menjadi tempat untuk menjauhi keberadaan Sehun, Jiyeon sedang mencoba untuk berhenti menggangu dan membuat Sehun kesal lagi, sebagai rasa terimakasihnya pada sang suami
karena telah membantunya dengan menerima orang-orangnya menjadi pekerja di pabrik, Jiyeon senang dengan tindakan benar suaminya saat itu.
Note : (Jiyeon tidak tahu jika Zhang telah wafat sampai detik ini)
Inilah sebabnya Jiyeon jadi jarang menemui Sehun agar tidak membuat Suaminya kesal bahkan Jiyeon tidak lagi memanggil Sehun dengan panggilan 'Suami ku' karena yang Jiyeon tahu suaminya itu tidak senang jika mendengar Jiyeon memanggilnya dengan sebutan itu, maka panggilan itu hanya akan keluar dari bibirnya di saat ia berada di sekitar keluarga mertuanya atau saat ia merasa marah dengan Sehun saja.
Xixi kini mengalihkan pandangannya dari buku bacaannya melihat pada seseorang yang tiba-tiba datang berjalan ke arah mereka yaitu,
'Liu'
yang terlihat membawa jerami ikan Xixi mengernyit heran.
"Kenapa dia ke sini?!"gumam xixi melihat liu
Jiyeon hanya menoleh sebentar melihat ke datangan Liu setelahnya kembali fokus pada bukunya
"Apa Sehun sudah kembali?!"ujar Jiyeon pada Liu

"Belum nona.."jawab Liu, Jiyeon mengangguk dan kembali pada bukunya
"Apa yang kau lakukan di sini Liu?!"tanya Xixi
"Mau menangkap ikan"jawab Liu sembari menggulung kedua lengan bajunya
"Memangnya di sungai ini ada ikannya?!"ujar Xixi
"Tentu saja ada.."Liu berjalan ke tepian sungai yang dangkal
"Kau mau menangkap ikan hanya dengan jerami itu..?,dan sepertinya jerami itu bukan untuk menangkap ikan tapi untuk tempat ikan yang sudah kau tangkap nanti"heran Xixi
"Aku bisa mendapatkan ikan tanpa pancing atau pun alat lainnya...,aku bisa menangkap ikan hanya dengan kedua tangan ku saja karena ikan di sungai ini lumayan banyak dan mudah di tangkap"jelas Liu yakin
"Heh..benarkah?!,aku tidak yakin"Xixi memandang ragu
"Lihat saja nanti.. sudah lama aku tidak mencari ikan di sini"Liu berjalan perlahan masuk ke dalam sungai dan membungkukkan tubuhnya ke dua tangannya ia masukkan ke dalam air
"Ikan di sini lumayan banyak, aku dan tuan muda dulu sering menangkap dan membakar ikan di tempat ini,bisa di bilang ini tempat bermain kami saat kami kecil dulu"curhat Liu entah pada siapa ia beberapa kali memandangi Xixi dan Jiyeon bergantian
Xixi terlihat memperhatikan sedangkan Jiyeon maniknya terus berpusat pada buku yang ia baca sepertinya tidak perduli dengan apa yang Liu lakukan atau pun pemuda itu ceritakan.
Sebenarnya ada niat lain di balik ke datang liu ke sungai ini niat sebenarnya bukan untuk menangkap ikan itu hanya alasannya saja
"Lihat... aku mendapatkannya!"girang Liu di tangannya terdapat ikan yang terus menggeliat berusaha untuk lepas liu menegakkan tubuhnya sekarang
Xixi membulatkan maniknya
Kini Liu malah dengan sengaja melepaskan ikan itu begitu saja
"Kenapa di lepas?!"tanya Xixi heran di tempat saat melihatnya
"Terlalu mudah menangkapnya, nanti juga aku akan mendapatkannya lagi"sombong liu
"Wah wah..kau bisa sombong juga rupanya liu !"ujar Jiyeon yang kini sepertinya tertarik dengan apa yang di kerjakan liu
"Bukan sombong nona tapi memang kenyataannya menangkap ikan di sungai ini sangat mudah dan aku ingin mendapatkan ikan yang lebih besar dari yang tadi"jelasnya sembari cengengesan
Xixi kini terlihat tidak fokus lagi membaca fokusnya jadi teralihkan dengan apa yang di kerjakan Liu di sungai yang mengalir itu.
"Lihat ini..aku dapat ikan lebih besar dari yang tadikan Oho.ho.ho !!"tunjuk Liu pada kedua wanita yang duduk cantik di atas tikar
"WOH benar.. mantap pu jiwa ikan itu besar,kau menangkapnya hanya dengan tangan saja, kau hebat liu!!"puji Jiyeon
Liu tersenyum malu-malu mendengar pujian dari nona mudanya mengatakan ia 'hebat'.
"Tentu saja nona ..kkkkk!"Liu tersenyum bangga sembari berjalan ke darat dengan ikan tangkapannya yang bergerak-gerak
Xixi hanya diam memperhatikan
"Anda suka ikan bakar nona?!"tanya Liu tiba-tiba
"Hm..?"sahut Jiyeon
"Apa anda suka ikan bakar ?"ulang Liu pada Jiyeon
"Lumayan suka"singkat Jiyeon pandangannya masih pada buku yang ia baca
"Kalau begitu aku akan menangkapkan ikan untuk anda"
"Tidak perlu Liu..Em.. tapi mungkin Xixi mau!"kini Jiyeon memandang Xixi
"Apa..tidak..nona aku tidak mau "Sahut Xixi terkejut dengan apa yang di katakan nona mudanya tadi
Liu kini mengalihkan pembicaraan
"Kau sudah membaca buku itu sampai bagian mana nona?!" Tanya Liu sembari memasukkan ikan segar yang masih hidup ke dalam jerami maniknya memandang Jiyeon yang ia perhatikan membaca buku seruling bambu yang ia pinjamkan
"Em...halaman 30 di bagian sang putri berniat kabur dengan pengawalnya, aku.. benci penasehatnya ayah putri, benar-benar sangat licik.. pandai sekali menghasut ayah putri agar pengawalnya di hukum mati egh..! jika aku bertemu orang seperti penasehatnya ini akan ku beri pelajaran dia agar diam.."ujar Jiyeon dengan raut wajah yang serius.
Liu tersenyum melihat ekspresi Jiyeon saat menjelaskan, dan beberapa detik kemudian ia terlihat menghilangkan senyumannya kini mendekat dengan manik mengerjap menundukkan pandangannya.
Xixi terheran-heran dengan tingkah Liu saat ini 'Ada apa dengannya !???,'
"Em..nona.. ada yang ingin aku katakan pada anda!"ujar liu tiba-tiba dengan pandangan yang tertunduk
"Hm.. ?!???"Jiyeon penasaran dan menoleh kembali pada keberadaan Liu
Liu semakin mendekat pada Jiyeon yang sedang duduk di atas tikar bersama Xixi
"Aku sudah mempersiapkan diri untuk menerima semua hukuman apa pun yang akan nona berikan padaku asal nona memafkan aku saat ini,Nona muda maafkan aku !!!"tiba-tiba Liu menekuk lututnya di atas tanah yang di penuhi batuan kecil itu tangannya memohon ampun dengan wajah menunduk rautnya terlihat merasa bersalah.
"Aku salah besar pada nona aku pantas di hukum nona!!"jelas Liu

Jiyeon yang mendengar semua itu mengernyit heran dan terlihat bingung ia tidak mengerti dengan perkataan Liu saat ini.
"Apa maksudmu Liu salah apa?,aku merasa kau tidak melakukan apapun padaku tapi..kenapa kau~?!"
"Sebelumya.. aku...aku ...pernah menilai buruk tentang anda nona ,aku bersalah nona!!" Liu semakin menunduk dengan raut sedih
Jiyeon wajahnya masih terlihat bingung terus menyimak
"Berfikiran buruk bagaimana?"
"Aku.. aku..pernah berfikir anda itu wanita licik dan orang yang jahat ...maafkan aku nona!,aku benar-benar menyesalinya aku sungguh minta maaf aku sampai tidak bisa tidur karena rasa bersalah ku ini pada anda..."Liu terlihat benar-benar menyesal dan ia berkata jujur sekarang
Liu mengakui ia adalah orang yang suka sembarangan berbicara dan sembarangan beropini tapi ia termasuk orang yang sangat bertanggung jawab dengan tindakan kata-katanya maupun pemikirannya ia merasa begitu bersalah sekarang karena ia telah salah menilai Jiyeon sebelumnya.
"Apa kau bilang?! kurang ajar sekali kau Liu berani-beraninya kau mengatakan itu pada nona muda ku,nona.. potong saja lidahnya!!"Xixi yang malah terlihat marah dengan pengakuan Liu sekarang
Jiyeon wajahnya berubah eksperi saat ini
"Ada apa dengan mu Liu?, kenapa bisa kau menyesali pikiranmu itu hem? "
"Apa..?!,nona maafkan aku aku terima semua hukuman ku!,tentu saja saya menyesal karena selama ini yang saya duga tentang anda tidaklah benar~"ucap Liu dengan wajah malu-malu
"Dugaan tentang aku wanita licik dan jahat begitu?!"tanya Jiyeon dengan nada tenang
"Ae..i..iya nona dan bahkan aku pernah berfikir anda adalah seorang....(memelankan suaranya)penyihir...,maafkan aku nona maafkan aku aku pantas di hukum padahal anda adalah orang yang sangat baik yang pernah saya temui!"Liu menunduk dengan raut begitu menyesal
"Benar-benar kau Liu keterlaluan!!"berang xixi sampai berdiri dari duduknya berkacak pinggang
"Pffft kkkk...!!"Jiyeon malah terkekeh kini menampilkan barisan gigi indahnya mendengar penuturan Liu,Xixi terheran menoleh pada Jiyeon yang tertawa, Liu pun ikut menoleh pada Jiyeon.
'habislah kau liu'
dalam hati Liu dengan wajah pasrahnya Liu berpikir sepertinya saat ini Jiyeon mengeluarkan ekspresi marahnya ia berfikir kekehan Jiyeon adalah kemarahan terbesarnya entah bagaimana nasibnya nanti.
"Aku benar-benar merasa bersalah nona berikanlah hukuman pada ku nona asal kau bisa memaafkan ku..."mohon Liu masih pada posisinya
"Ikat saja tangan dan kakinya nona.. lalu kita hanyutkan dia ke sungai ini!"usul Xixi
"Kkkkk...Untuk apa Xixi dia sudah mau jujur dan minta maaf untuk apa menghukumnya"ujar Jiyeon
"Apa nona ?!,jangan katakan bahwa nona memaafkannya..."seru Xixi
Liu terkejut dan kini memberanikan diri memandang Jiyeon
"Baru kali ini ada orang yang jujur seperti ini dan mau di hukum kkkkk!"jelas Jiyeon sembari terkekeh
Liu Kembali menunduk
"Nona beri dia hukuman dia pantas mendapatkannya,ini sama saja dia menghina anda nona aku tidak terima jika dia tidak di beri hukuman atas kesalahannya"
"Be..benar nona aku pantas di hukum" gugup Liu
"Lagi pula kau tahukan Xixi dia bukan orang pertama yang menilai ku seperti itu,tapi... dia orang pertama yang berterus terang dan merasa bersalah dan juga pertama kalinya aku mendengar seseorang mengira aku penyihir ahahahaha"Jiyeon tertawa lepas sekarang
"Kurang ajar kau Liu kau berfikir nona mudaku penyihir eghh,akan ku habisi kau!!!"berang Xixi
"AHAHAHAHA! Sudah ..Xixi kkkkk tidak perlu marah seperti itu"Jiyeon membuat langkah Xixi terhenti yang sebelumnya mau menyerang Liu
"Jika nona ku benar-benar penyihir aku akan meminta nona mudaku menyihir mu sekarang menjadi ulat agar aku bisa menginjak mu dan menjadikan mu santapan untuk para ikan di sungai ini!!"seru Xixi dengan raut dan nada marahnya
"AHAHAHAHA Kenapa menjadi ulat?!,Liu lebih cocok jadi ikan saat ini kkkk lalu kita bakar dan kita makan bersama-sama pffft"canda Jiyeon
Liu hanya terdiam pasrah dengan rasa bersalahnya menyimak semuanya agaknya seram membayangkan akan di bakar dan di santap.
"Ahaha memangnya penyihir itu benar-benar ada ya? Kkkk..bukannya itu hanya cerita dongeng ahaha ,lucu sekali kau ini liu kkkkk"heran Jiyeon
Liu mengerjap masih dengan raut penuh penyesalan
"Ma..maafkan aku nona hukumlah aku nona?!" Liu begitu memelas
"Yaya...ya..aku me maafkan mu sudahlah lagi pula kenapa kau bisa menyesali itu memangnya apa yang membuat mu bisa begitu menyesal berpikir seperti itu ha?"
Nonanya ini sedikit membuatnya bingung bukannya memberi hukuman malah sedari tadi terus bertanya mengapa ia bisa merasa menyesal,kan membuatnya semakin malu, alasan ia menyesal sangat banyak, ia cukup tertampar dengan kebaikan yang nona mudanya lakukan selama ini membuatnya sampai menyesal pernah berpikir buruk tentangnya.
Kesalahan terbesarnya adalah menyebarkan rumor yang tidak benar pada Irene menuduh Jiyeon licik dan berbahaya orang yang mesti di hindari padahal nona mudanya itu orang yang baik dan pemaaf sungguh memikirkan semua ini membuat Liu semakin di timpa rasa bersalah dan penyesalan bahkan ia merasa tidak pantas mendapatkan maaf.
"Jawab lah!!"Sungut Xixi
"Itu karena... karena kebaikan anda ..anda adalah orang paling baik yang pernah saya temui setelah keluarga Oh..,anda mengajari Chedol..dan para pelayan di rumah ini membaca dan juga telah~"
"A...jadi karena itu..!"pangkas Jiyeon
Jiyeon melanjutkan kata-katanya
"Kau berpikir aku orang baik hanya karena aku mengajari mereka membaca...?! berlebihan kau ini!, tidak perlu menyesal menganggap aku ini licik dan jahat karena aku terkadang begitu ..!" Jiyeon menaikan alisnya
Liu kembali mengernyit bertambah bingung
"Tapi anda tidak seperti itu nona.. anda adalah orang baik Nona ~"
"Ya.. bisa di bilang aku bukan termasuk orang jahat tapi juga tidak bisa di sebut sebagai orang baik..."jelas Jiyeon
"Anda itu orang baik nona..!"kini giliran Xixi yang menyahut
"Sudahlah..lagi pula intinya tidak masalah buat ku di nilai seperti itu..aku malah suka di nilai sebagai orang jahat dan licik itu bagus!!!" Ucap Jiyeon mengangguk yakin
"E...bagus anda bilang ..?!,anda suka orang berpikiran begitu tentang anda?!!!"bingung Liu dengan wajah lugunya
"Hm..ya jadi orang tidak akan berani macam-macam denganku, karena aku terlihat begitu, kalian lihat banyak orang tidak berani mencari masalah dengan seseorang yang terlihat jahat dan licik benarkan?! Jadi sudahlah lupakan semuanya jangan di besar-besarkan seperti ini"jelas Jiyeon sembari memandang liu.
"Benar sih... nona tapi kan..!"Liu menggaruk lehernya yang tak gatal ia merasa apa yang di katakan nona mudanya itu ada yang kurang pas di benaknya
"Tapi menuduhku sebagai seorang penyihir ahaha ..itu konyol sekali Liu..pemikiran yang lucu kau ini ada-ada saja tapi.. bagus juga ya di panggil dengan 'penyihir J ' kkkkk tidak buruk Kkkk!"Jiyeon kembali terkekeh
"Tidak nona..tidak, bukan maksud ku menuduh anda seorang penyihir, aku bisa berfikir seperti itu .. karena anda bisa membuat perubahan pada tuan Sehun saat itu ..."sahut Liu
"Berubah bagaimana?!,memangnya sikap Sehun seperti apa sebelumnya?apa sikap menyebalkannya yang dingin itu sebenarnya hanya sandiwara?!"tanya Jiyeon mengerjap
"A...bukan itu nona hanya saja sikap tuan Sehun beberapa kali terlihat aneh aku...aku sulit menjelaskannya~"Liu menggaruk lehernya yang tak gatal dia jadi bingung sendiri untuk menjelaskan
"Dia itu memang aneh kan ...?! pertama kali melihatnya saja aku merasa di orang yang sangat aneh mengapa.. bisa ada orang semenyebalkan dia!!" jelas Jiyeon
"Haiss sudahlah kenapa kita jadi membahas orang menyebalkan itu..,membuat suasana hatiku jadi tidak enak sekarang"Jiyeon mengibaskan tangannya
Sekarang Liu yang mengerjap,
"Kau buat mata ku sakit Liu...sudah bangunlah dari batu-batuan itu.. !"lanjut Jiyeon
"Apa anda..sudah memaafkan aku nona?!"tanya Liu dengan wajah lugunya
"Hm.."Jiyeon mengangguk singkat
Sebelumnya Liu memang sudah mempersiapkan diri untuk menerima kemarahan Jiyeon dan menerima apapun hukuman yang akan di berikan nona mudanya ini.
tapi lagi-lagi tebakannya kembali salah membuat jantungnya malah makin lebih berdebar sekarang dari sebelum ia ingin mengakui kesalahannya pada Jiyeon.
Liu jadi semakin merasa bersalah dan tak enak hati,nona mudanya ini benar-benar orang yang baik,berhati lapang dan juga sangat unik.
"Tidak ..!!nona beri dia hukuman nona?!"Xixi yang tidak terima sekarang
"Sudahlah lupakan..semua ini"sahut Jiyeon dengan wajah malasnya
"Kau beruntung Liu ..!!, nona muda ku hatinya terbuat dari emas jadi mudah memaafkan mu,tapi aku benar-benar tidak bisa memaafkan mu Liu bay karena telah menghina nona mudaku!!!"berang Xixi
"Tapi.. kan aku sudah sangat menyesalinya~"bela Liu untuk dirinya sendiri dengan wajah memelas
"Woh Xixi kau berlebihan..sudahlah lupakan dia sudah terlihat begitu menyesal bukan ,sudah Xixi berhenti marahnya..ini bukan suatu masalah jangan di besar-besarkan seperti ini..!"Ujar Jiyeon pada Xixi
"Aku benar-benar kesal padanya nona,kenapa anda memaafkannya begitu saja,KAU!(kini melototi Liu ) tenggelamkan diri saja sana di sungai ini jika benar-benar merasa bersalah pada apa yang telah kau pikirkan itu !!!"ucap Xixi sembari berkacak pinggang
"Xixi benar... baiklah aku akan menenggelamkan diri ku"ujar Liu mengangguk
Kini ia berdiri dari duduknya
"Maafkan atas segala kesalahan ku nona ... selamat tinggal nona,aku titipkan tuan muda ku pada anda... tolong jaga tuan muda, dia terkadang memang begitu pendiam dan sulit di tebak dan mungkin sedikit menyebalkan tapi dia itu pemuda yang bersih,lugu dan baik hati,harap maklumi setiap perilakunya dan semoga dengan kematianku nanti anda benar-benar bisa memaafkan ku"Liu terlihat dan terdengar seperti orang yang putus asa dan serius ingin menghanyutkan dirinya.
Kini ia berjalan ke tepian sungai dan terus ia melangkah ke tengah-tengah sungai yang lebih dalam dan arusnya terlihat cukup deras tanpa ragu.
"Dia pasti sedang bersandiwara nona..jangan percaya" ucap Xixi tanpa menoleh maniknya terus memandangi Liu di sana ucapan xixi terdengar tenang tapi tidak dengan wajahnya yang terlihat cemas.
"Tapi sepertinya dia serius ingin menenggelamkan dirinya Xixi"Alis Jiyeon menukik tajam ikut memandangi Liu yang terus berjalan di sana
Xixi mengerjap cemas dengan apa yang di lakukan Liu saat ini, dan Liu memang serius untuk menghanyutkan dirinya ke sungai Jiyeon memang sudah memaafkannya tapi itu semakin membuatnya tidak bisa memaafkan dirinya sendiri sekarang ia begitu di timpa rasa bersalah yang besar ia kecewa pada dirinya sendiri ia merasa ialah orang jahatnya di sini,bagaimana nanti ia menjelaskan pada Irene bahwa tuduhan tentang Jiyeon salah besar ia malu.
"Hey Liu..!!"seru Jiyeon
Jiyeon menggaruk lehernya yang tak gatal
"Kau berlebihan sekali Liu.. !!!, Jika kau mati akan ada yang sangat menangisi mu nanti..,Sehun ! dia pasti akan sangat kehilangan mu diakan tidak punya teman selain dirimu...lalu apa yang harus kami katakan jika Sehun pulang dan bertanya tentang mu dan kenapa kau harus sampai seperti ini...kau ini aneh sekali!!!"Seru Jiyeon terheran-heran.
Xixi mengangguk membenarkan perkataan Jiyeon,
Liu yang mendengar menghentikan langkahnya, dalamnya sungai sudah sebatas pinggangnya saat ini,Liu menundukkan wajahnya menoleh pada Jiyeon di sana
"Sudahlah.. kau malah membuatku marah sekarang !!!, kau mengganggu acara membacaku saat ini..!! Jangan kekanakan.. ini bukan masalah serius sampai kau harus berpura-pura bunuh diri !!buang waktu saja.. aku kan sudah memaafkan mu !"seru Jiyeon dengan alis menukik tajam
"Aku tidak sedang berpura-pura nona aku serius!!"seru liu
"Ya ya ya...sudahlah mau itu sungguhan ataupun berpura-pura aku tidak perduli!! (Mengibaskan tangannya ke udara dengan wajah malasnya)yang pastinya jika kau sampai hanyut sungguhan sekarang, Sehun pasti akan mencari mu dan akan bertanya pada kami aku benar-benar tidak akan memaafkan mu meskipun kau mati nanti, karena kau akan merepotkan kami jika harus menjelaskan sebab kematian mu karena apa.!!!"seru Jiyeon kesal
"hah... kasian.. mana masaih muda.. ada-ada saja.."gumam Jiyeon setelahnya mendesah kesal ia pun kembali duduk dan membaca bukunya mengabaikan Liu di sana, tampaknya kali ini nona mudanya itu benar-benar kesal sekarang
Sedangkan Xixi merasa cemas ia terlihat menyesal dengan ucapannya tadi menyuruh Liu menghanyutkan diri
"Benar jangan merepotkan kami.. dengan tingkah anehmu itu kembalilah ke daratan dasar ANEH!!"seru Xixi masih memandangi Liu
"Sudah-sudah abaikan dia Xixi duduk lah jangan cemaskan, dia pasti tidak akan melakukannya !"ucap Jiyeon setengah berbisik pada Xixi
"Aku tidak mencemaskannya nona..hanya saja dia bisa merepotkan kita nanti"kilah Xixi
Jiyeon mengedikkan bahunya singkat maniknya kini kembali pada buku
Liu mengurungkan niatnya ia kembali ke air dangkal terlihat berpikir dengan wajah tertunduk lesu ia berfikir benar apa yang di katakan nona mudanya mungkin ia terlalu berlebihan sekarang tapi ia benar-benar merasa bersalah.
tapi dengan mati juga tidak akan bisa menghilangkan rasa bersalahnya, belum lagi tuan mudanya pasti akan begitu kehilangannya ia juga harus menjelaskan pada Irene bahwa Jiyeon bukanlah orang yang licik dan berbahaya.
Dalam benak Jiyeon
'pengawal Sehun ini ternyata lebih aneh dari tuan mudanya begitu berlebihan dan benar-benar sangat mengganggu ku sekarang..' Jiyeon menggeleng singkat mencoba kembali fokus membaca.
"A.. karena anda telah memaafkan ku sebagai ganti dari hukuman ku,aku akan membuatkan ikan bakar yang paling lezat selama yang anda inginkan nona aku akan siap membuatnya kapanpun yang anda mau bagaimana??!!"seru Liu sembari mendekat ke tepian
"Aku tidak terlalu suka ikan bakar..."jawab Jiyeon datar dengan wajah malasnya
"Tapi anda pasti akan suka dengan ikan bakar buatan ku nona!, aku jamin setelah mencicipinya nanti anda pasti akan ketagihan!"yakin Liu
"Terserah padamu saja...jangan ganggu aku lagi ..aku ingin membaca sekarang!"ketus Jiyeon dingin dan tak perduli, Jiyeon meng iyakan saja agar Liu tak lagi mengganggunya saat ini
"Siap nona...!!"Liu tersenyum lebar
"Dia ini benar-benar orang yang aneh!"gumam Xixi menggelengkan kepalanya untuk Liu ,Xixi kembali duduk dan membuka buku bacaannya
Sudah sejam lebih Liu berada di air untuk menangkap ikan sampai Jiyeon mengusaikan kegiatan membacanyapun Liu belum juga usai menangkap ikan.
Jiyeon terlihat membawa dua buku dan Xixi membawa gulungan tikar kecil yang sebelumnya mereka pakai membawa keranjang kue kini bersamaan memperhatikan Liu yang masih asik berusaha menangkap ikan di sungai, padahal jeraminya hampir penuh dengan ikan hasil tangkapannya.
"Mau sebanyak apa kau menangkap ikan ?!,
Kau tidak kedinginan apa sedari tadi berada di air?!!"seru Xixi pada Liu
"Ku rasa ikan di sungai ini sudah habis, karena semua ikannya telah berada di jerami mu Liu..!"kini Jiyeon ikut membuka suaranya
Liu menoleh pada keberadaan kedua wanita yang berdiri memperhatikannya dari bibir sungai mendengar ucapan Jiyeon Liu tersenyum
"Aku tidak mungkin bisa menghabiskan semua ikan yang ada di sungai ini nona kkkk,ikan bakarnya nanti mau ku bagi juga pada yang lain termasuknya tuan muda, tuan Sehun tidak akan cukup makan satu ikan bakar buatan ku..."jelas Liu sembari tercengir lebar
"Bisa-bisa kau akan benar-benar menjadi manusia ikan Liu karena terlalu lama berendam di air..sudahi menangkap ikannya nanti Xixi jadi semakin cemas.."ujar Jiyeon sembarangan dengan wajahnya yang tanpa ekspresi
Xixi yang mendengar apa yang di ucapkan nona mudanya membuatnya tersentak ia mengerjab dengan pipi memerah menoleh pada Jiyeon dengan cepat.
"ke..kenapa aku yang cemas ..nona,?! aku tidak mungkin cemas padanya aku.. bahkan berharap dia hanyut terbawa arus sungai ini tadi!"gugup Xixi berkilah ia tidak terima bahwa ia merasa cemas pada Liu.

Liu mendengar ucapan Xixi tapi hanya menganggapnya angin lalu ia tak perduli dan tak ambil hati.
Jiyeon menahan getaran di bibirnya melihat sikap pelayan cantiknya ini, ia ingin tertawa dengan sikap Xixi padahal terlihat jelas sebelumnya Xixi cemas melihat Liu berniat menghanyutkan diri ke sungai, Jiyeon sangat mengenal Xixi dan sepertinya pelayan cantiknya ini benar-benar telah menaruh hati pada pemuda yang menjadi pengawal Sehun,hanya saja ia tidak ingin mengakuinya.
Liu masih mengembangkan senyumnya
"Anda ini ada-ada saja nona aku tidak akan mungkin bisa menjadi manusia ikan hanya karena terlalu lama berada di air kkkk,ya.. kurasa ikan-ikan itu cukup untuk pesta ikan bakar hari ini" Liu berjalan ke daratan sekarang

Ia mengangkat jerami yang sudah di penuhi ikan hasil tangkapannya yang masih hidup itu,cipratan air dari kibasan ekor ikan-ikan itu menghujani dua wanita yang ada di dekatnya Jiyeon dan Xixi.
Xixi melindungi wajahnya dengan salah satu tangannya sedangkan Jiyeon protes sembari menghindar
"Woh..woh jauhkan ikan itu dari buku ini..!,airnya bisa merusak buku ini nanti!!"
cemas Jiyeon pada buku seruling bambu yang ia bawa mengelap buliran air di buku itu dengan telaten dan sangat berhati-hati padahal wajahnya juga terkena cipratan air tapi ia lebih perduli dengan buku bacaannya.
Liu segera menjauhkan jerami yang di penuhi ikan itu setelah mendengar keluhan Jiyeon
"Maaf nona..maaf !"Liu tanpa sadar malah tersenyum melihat apa yang Jiyeon cemaskan dan lakukan saat ini
'Buku saja begitu di jaga apalagi penulisnya kkkkk,Nona muda.. tolong jangan seperti ini kau terlihat sangat manis !' senang Liu dalam hati jantungnya makin terasa berdebar
Kini mereka bertiga berjalan pulang bersama untuk kembali ke kediaman Oh,Liu berjalan di belakang ke dua wanita berbeda status itu sekarang.
Diam-diam ia perhatikan Jiyeon dari belakang, dan sebenarnya sudah lama Liu terpikat pada Jiyeon, saat nona mudanya itu memperkenalkan dirinya sebagai pengawal pribadi Tyuzu,dan di saat itulah ia mulai tertarik dan menaruh hati pada wanita cantik yang kini sudah menjadi nona mudanya {di Chapter 4}.
Ibarat memetik bunga yang belum mekar itulah kisah cinta Liu sebelumnya mengetahui wanita yang di incarannya ternyata bukanlah seorang pengawal melainkan seorang putri dari mentri yang akan di jodohkan dengan tuan mudanya sendiri, ia sadar derajat dan kastanya jauh berbeda dari Jiyeon, Liu sadar siapa dirinya dan kedudukannya ia tahu perasaan apa yang telah menimpanya saat itu perasaan suka yang salah, rasa sukanya mau tidak mau harus dapat di hilangkan dan Liu bersyukur saat itu rasa tertariknya hanyalah sementara.
Tapi setelah kembali bertemu di acara perjamuan makan siang saat Jiyeon makan bersama Chedol Jiyeon memuji dirinya karena wajahnya yang Jiyeon sebut tampan, kata-kata Jiyeon bisa Liu cerna saat itu, sepertinya nona mudanya terdengar memiliki niat menjalin hubungan perselingkuhan dengannya.
mendengar dan memikirkan hal itu dulu membuat Liu tidak bisa tidur beberapa hari karena terus memikirkan Jiyeon,baru kali itu ia mendengar dan melihat seorang wanita yang begitu berani dan berterus terang dan baru kali itu juga dia merasakan jantungnya begitu berdebar karena seorang wanita {di chapter 5}.
Sebelumnya rasa suka itu dirasanya telah hilang karena menduga Jiyeon gadis licik berbahaya dengan banyaknya tipu muslihat yang bisa mengancam tuan mudanya,tidak pantas mendapat perhatian dari pemuda tampan sepertinya juga tidak pantas bersanding dengan tuan mudanya meski Jiyeon putri yang cantik.
dulu ia merasa Jiyeon seorang penggila harta karena saat itu Sehun menceritakan pada Liu bahwa Jiyeon menerima perjodohan karena imbalan besar yang akan di berikan Zhao tuan besarnya, Liu saat itu jadi yakin dengan opininya tentang Jiyeon bukanlah orang baik dan harus di waspadai.
Dan ternyata semua pikiran buruk itu kini tersingkirkan karena banyaknya perbuatan baik Jiyeon yang mampu membuat hati Liu begitu bergetar, kebaikan yang nona mudanya sembunyikan mampu membuat Liu begitu terkagum-kagum.
Menurutnya tidak masalah meskipun Jiyeon gadis penggila harta lagi pula wajar-wajar saja menurutnya Jiyeon suka kemewahan karena ia seorang putri dari mentri kaya yang terbiasa hidup enak bergelimang harta, Liu jarang mendengar ataupun menemui orang sebaik nona mudanya ini.
Liu merasa Jiyeon memang di luar terlihat dingin,tak berperasaan,kejam dan berbahaya tapi lihatlah hal baik yang di lakukan wanita cantik ini membuat orang tak bisa menduganya sampai tak mampu berkata-kata ataupun berhenti mengaguminya dengan kebaikan yang ia lakukan sebelumnya.
Pesona Jiyeon benar-benar semakin kuat di mata Liu nona mudanya itu juga memiliki hati yang lapang mau memaafkannya bahkan tidak memberikan hukuman apapun yang semakin membuat Liu terkagum Jiyeon malah suka di pandang sebagai 'orang jahat' sungguh wanita yang unik dan langka bisa punya pikiran seperti itu, Liu jadi senyum-senyum sendiri sekarang memikirkan nona mudanya yang ada di hadapannya ini.
Sekarang ia merasa rasa suka sebelumnya itu sepertinya kembali menimpa dirinya lagi, karena debaran jantungnya yang sedari tadi di rasanya belum juga hilang tapi ia harap ini hanyalah rasa suka sementara seperti sebelumnya.
mendapat maaf dari Jiyeon dan melihat senyuman manis nonanya yang cantik, membuat Liu begitu terpanah dan desiran di jantungnya semakin menjadi-jadi Liu berharap wanita yang menjadi jodohnya kelak bisa membuatnya merasakan debaran yang sama seperti ini nantinya dan ia berdoa semoga dewa menyisakan satu wanita seperti Jiyeon untuk di jadikannya istrinya Liu benar-benar berharap T_T dewa mengabulkan harapannya.
*
Sehun akhirnya kembali ke kediaman Oh dalam keadaan yang sangat baik dan utuh dengan pakaian yang ia pakai saat sebelum pergi,kereta kuda yang mengantarkannya pun kini sudah berlalu pergi dari kediamannya,ia baru kembali dari istana di sore hari.
Ia melangkah menuju paviliunnya dari jaraknya berdiri sekarang, terlihat asap mengepul dari arah tujuannya itu Sehun dengan rasa cemas mempercepat langkahnya ia jadi berfikiran yang tidak-tidak pada paviliunnya.
Setelah sesampainya di halaman paviliun ia dapat melihat Liu tampak mengipasi tungku yang di atasnya terdapat beberapa ikan yang sengaja di panggang, ternyata asap yang Sehun khawatirkan sebelumnya berasal dari panggangan ikan bukan karena kebakaran, kini ia tidak lagi cemas dan bisa melangkah dengan tenang mendekati Liu.
"Tuan muda ..!! kau sudah pulang!"cengir Liu melihat kedatangan Sehun ia menyambut sembari membalik ikan panggang di pembakaran
Sehun mendekat sembari mengedarkan pandangannya seperti mencari seseorang
"Tuan..semua pembukuan sudah ku kerjakan dan ada di atas meja anda"jelas liu
"Hm..!"Sehun mengangguk dan melihat ikan bakar yang hampir matang di atas tungku di depannya
"A....ya aku tadi menangkap banyak ikan di sungai sudah lama kita tidak makan ikan bakar"ujarnya dengan raut senang
"Liu ..liu..!! ini tambahkan bumbu ini..! rasanya jadi bertambah lezat!!"Jiyeon tiba-tiba datang berseru sembari membawa mangkuk berisi saus hitam dan melangkah cepat ke tempat Liu berada
"Rasa ikannya jadi tambah sedap, ini kecap dengan irisan bawang dan cabai,aku juga menambahkan saus kacang benar-benar cocok dengan ikan bakar ini!"jelas Jiyeon dengan wajah cerahnya
"Cobalah ini.. buka mulutmu!"Jiyeon menyumpitkan ikan bakar itu pada Liu tampaknya Jiyeon belum menyadari ke pulangan Sehun yang berdiri tepat di belakangnya
"Aa...apa nona ?!"Liu terkejut dengan apa yang di lakukan nona mudanya Liu mengerjab terlalu terkejut sampai otaknya beku sesaat ia bingung harus melakukan apa
"Ehem..!!"Sehun berdehem dengan alis tebal bertautan ada rasa kecewa entah itu karena Jiyeon tidak menyadari keberadaannya atau karena istrinya itu mau menyuapi Lelaki lain bahkan suaminya sendiri saja tidak pernah mendapatkan hal itu ya 'belum pernah di suapi istrinya'
Sehun mendekat dan meraih tangan Jiyeon ia tuntun dengan cepat tangan Jiyeon ke arahnya dan memasukan potongan ikan bakar yang berada di sumpit itu masuk kedalam mulutnya, membuat Jiyeon tersentak dan kaget di tempat.
"E..kau sudah pulang Sehun sejak kapan?!"
Sehun tidak menjawab istrinya ia hanya asik mengunyah
"Ae..Baru saja nona..tuan muda datang"itu Liu yang menjawab dengan gugupnya kembali ia alihkan fokusnya pada ikan bakarnya
"Bagaimana Sehun? rasanya luar biasa bukan?!"tanya Jiyeon pada Sehun yang masih sibuk mengunyah
"..... lumayan.."singkatnya dengan raut datar
Sehun kini mengambil sumpit yang ada di tangan Jiyeon ia juga mengambil piring dengan ikan bakar yang telah matang di tangan istrinya itu
"Itu..punyaku..biar aku ambilkan yang baru"protes Jiyeon tapi Sehun mengabaikan ucapan Jiyeon kini lelaki yang berstatus suaminya itu duduk di teras yang sudah di sediakan meja makan kecil Sehun menyumpit ikan bakar itu memilah dagingnya ia masukkan dalam saus kacang manis di mangkuk kecilnya kemudian melahapnya dengan hikmat.
"Nona duduk saja makan dengan tuan muda biar kami yang menyiapkan ikan-ikan ini..!"Ujar Xixi
"Baiklah..kalau sudah siap kalian makanlah bergantian,aku mau mengantarkan ikan bakar ini dulu untuk ibu dan ayah"jelasnya pada Liu dan Xixi
Sehun memperhatikan pemandangan di hadapannya sembari menikmati ikan bakarnya, sore ini cuaca dan suasananya benar-benar pas untuk menikmati ikan bakar sembari memandangi kolam teratai.
"Ini teh lemon !"Jiyeon datang membawa nampan yang di atasnya terdapat poci berisi teh
"Bagaimana dengan ayahku..,ayahku baik-baik saja kan? tapi kenapa ia mengundang mu tiba-tiba ke istana? Apa ada masalah?"tanya Jiyeon ia ikut duduk setelah memberikan gelas kecil berisi teh pada suaminya
"Bukan ayahmu yang mengundangku,dan aku tidak sempat bertemu ayah tadi di istana"jawab Sehun
"Ha..apa ayah mertua?!"tanya Jiyeon lagi
Sehun menggeleng menandakan 'bukan'.
"Jadi siapa yang mengundang mu?"
"Yang mulia raja"enteng Sehun sembari menyesap tehnya
"Apa..yang mulia raja?!benarkah yang mulia yang mengundang tapi.. untuk apa?!"
Sehun tidak menjawab ia hanya memandangi raut wajah istrinya yang satu meja dengannya ini.
"A..jadi kau benar-benar sedekat itu ya dengan yang mulia raja...?!,woh... kau dapat undangan langsung dari yang mulia raja,yang mulia itu ternyata benar-benar kaisar yang murah hati..aku penggemar beratnya lain kali jika beliau mengundang mu lagi ajak aku ya..ehehe aku penasaran seperti apa wajah kaisar apa setampan yang ada di buku?!"dengan cerewetnya Jiyeon bicara
"Tidak tahu..!"singkat Sehun menjawab dengan wajah datarnya ia juga meletakkan gelas tehnya
"Tapi memangnya itu undangan apa membahas apa..ehem..kalau boleh tahu?!"tanya Jiyeon kembali tampaknya sangat penasaran
Sehun tidak menjawab ia malah mengalihkan pembicaraan
"Sudah makanlah.. sedari tadi kau banyak bertanya,apa kau tidak mau ikan bakarnya ..?sini berikan padaku jika tidak mau!"Sehun mengambil sumpitnya dan mengarahkannya menuju ikan bakar yang ada di piring Jiyeon
"Enak saja..aku belum sempat memakannya..tau!, lagi pula kau tadi sudah menghabiskan tiga ikan apa itu masih belum cukup untuk mu?!"protes Jiyeon sembari menepis sumpit Sehun dengan sumpitnya
"Biar ku bantu kau menghabiskannya"usul Sehun masih terus mencoba meraih ikan bakar milik Jiyeon
"Tidak-tidak ini milik ku !"Jiyeon terus menepis sumpit Sehun dan Sehun kini menghentikan aksinya
"Tapi apa..itu misi rahasia dari yang mulia..jika butuh bantuan aku juga bisa membantu mu.. !"lanjut Jiyeon berujar
Sehun kembali memandangi istrinya kedua manik itu saling beradu, Sehun menghelakan nafasnya sembari menundukkan pandangannya ia taruh kembali sumpitnya di atas meja.
"Bukan apapun tidak ada yang penting dari undangan tadi,itu hanya undangan untuk mengisi acara makan-makan bersama saja"bohong Sehun
"Em.. begitu.. ternyata kau ini memiliki perut karet ya .!,(Jiyeon mendelik tidak senang pada suaminya yang berada di hadapannya itu)di sana pasti kau sudah makan banyak dan di rumah menghabiskan 3 ikan,tapi sekarang masih mau merebut ikan bakar ku heh..dasar menyebalkan"Sungut Jiyeon iapun mulai menyumpit makannya dan melahap ikan bakar itu
Pandangan Sehun tak lepas memperhatikan istrinya yang tengah asik menyantap makanannya.
Sehun terlihat melamun dan memikirkan sesuatu sekarang ia melamunkan ucapan Raja yang ada kaitannya dengan Jiyeon istrinya.
***
Ke esokannya
Pagi itu
Sehun sudah mengenakan pakaiannya dengan rapi ia tidak sengaja menemukan buku yang tergeletak di lantai kamarnya bertuliskan 'Sinar Bulan Maha karya Park Jiyeon' itulah judul dari buku yang ia temukan.
Sehun bertambah penasaran dengan buku yang ia temukan ini,ia sedikit terkejut dengan nama penulisnya ternyata istrinya sendiri,Sehun berfikir mungkin ia bisa menemukan cerita kebaikan lainnya yang tidak ia ketahui tentang istrinya dari buku yang di tulisnya ini
Sehun duduk di tepi ranjang sembari membalik sampul buku berwarna merah terang dengan list emas itu,belum sempat membaca isinya,tiba-tiba ia di kejutkan dari seruan Jiyeon yang datang dari arah kamar mandi
"JANGAN DI BUKA..!!!"seru gadis berhidung mancung itu, ia usai mandi pagi dan sudah mengenakan busana rapi tapi rambut panjangnya masih tergerai dan belum di hias.
Sehun mengernyit, melihat gelagat istrinya,
Jiyeon melebarkan langkahnya bergegas mendekati Sehun dan berniat merebut buku yang ada di tangan suaminya itu tapi Sehun dengan cepat dan sigap menjauhkan buku yang ia genggam dari tangan Jiyeon sampai lelaki tinggi itu berdiri dari duduknya sekarang.
"Itu.. buku ku... kemarikan!"ujar Jiyeon dengan nada perintah
"Aku menemukannya .."singkat Sehun tenang sembari terus menjauhkan buku itu dari istrinya
"Ya..ya aku tahu jadi kembalikan buku itu ya..suamiku.."Jiyeon coba bertutur lembut
"hm..kau jadi penulis ya sekarang?!" tanya Sehun
"Kau membacanya?!!!"sungut Jiyeon pada Sehun bahkan sampai melototi suaminya itu
"Belum,aku baru mau membacannya"jelas Sehun
"TIDAK!!,Jangan berani-beraninya kau membaca buku ku!"berang Jiyeon
"Kemarikan buku itu!!"serunya kembali,kedua tangannya berusaha meraih buku miliknya yang di pegang suaminya
Raut wajah tampan Sehun berubah seketika dengan alisnya yang menukik tajam dalam hatinya,
'pelit sekali.. sepertinya ada yang di sembunyikannya dalam buku ini ..?aku yakin'matanya menyipit penuh selidik memandangi Jiyeon.
"Kembalikan buku itu...Suamiku..!!!"Jiyeon bertutur manja dengan raut manis mencoba cara halus mungkin Sehun akan memberikan bukunya tapi ternyata tidak.
Sehun cukup lama memperhatikan wajah Jiyeon setelahnya malah melewati istrinya begitu saja berlalu pergi dengan bukunya, lelaki bertubuh tegap itu membuka lembaran halaman pada buku berniat membacanya sembari berjalan.
"Sialan dia ini.."gumam Jiyeon kesal dan mengejar Sehun
"Berikan buku ku..!!"serunya lagi
Sehun terus menghindar dan Jiyeon terus berusaha merebut buku,sampai aksi kejar-kejaran dan rebut-rebutan buku itu berlangsung hingga ke halaman paviliun mereka, Jiyeon terus mengejar Sehun yang melebarkan langkahnya, agaknya Sehun terlihat mempermainkan Jiyeon yang lebih pendek darinya.
"Sehun jangan kekanak-kanakan kembalikan buku ku!!"kesal Jiyeon
"Biarkan aku membacanya dulu,nanti akan ku kembalikan setelah selesai membacanya!"jelas Sehun masih dengan nada tenangnya
"Tidak...tidak.. aku tidak mengizinkan mu membacanya.. jangan baca buku yang ini ku mohon ...kembalikan buku itu Sehun...hm.. !!?"rengek Jiyeon manja sembari menunjukan mata anak kucingnya agar Sehun luluh
Liu yang baru saja ingin menemui tuan mudanya kini terlihat menghentikan langkahnya memperhatikan kegaduhan dari dua pasangan suami istri di sana, begitupun Xixi yang baru saja datang untuk menata rambut nona mudanya.
dan beberapa pelayan yang sedang menyiram tanaman juga menyapu halaman di paviliun itu ikut memandangi kedua pasangan muda yang sekarang terlihat sedang kejar-kejaran di halaman luas itu.
Sehun benar-benar merasa penasaran dengan buku yang di tulis Jiyeon, mungkin ia akan menemukan curahan hati istrinya itu dalam buku ceritanya ini.
"Berikan padaku Sehun!!"Jiyeon benar-benar terlihat marah dan kesal sekarang
"Berhenti..!! menjauh dulu.. atau aku akan membaca buku ini keras-keras agar semua orang bisa mendengar..!!"perintah Sehun pada istrinya yang terlihat kesal
Jiyeon menurut tapi dengan gerakan tiba-tiba ia mencoba mengelabui Sehun, mencoba meraih bukunya sayangnya gerakannya kalah cepat dari Sehun.
"Wo... .kau selalu saja tidak mematuhi ku ku..cK..ck..ck..baiklah akan ku baca tulisan mu ini sekarang !"Sehun kini membuka buku itu asal dan sedikit membacanya
"Di bawah cahaya bulan di dalam ruangan sunyi senyap...?!" Sehun membaca sedikit paragraf yang ia buka asal halamannya dengan suara lantang sehingga di dengar semua orang yang ada di paviliun itu, ia membaca sembari mengangkat tinggi-tinggi buku itu untuk menghindarkannya dari Jiyeon.
Jiyeon terus mencoba meraih bukunya tapi buku itu terlalu tinggi untuk di jangkau, karena tubuh tinggi Sehun dengan tangan jenjangnya yang mengangkat tinggi-tinggi buku itu membuat Jiyeon sulit untuk bisa meraihnya, belum lagi suaminya ini terus menahan pergerakannya dengan mendorong kening mulusnya agar membuat jarak.
"Sehun berhenti .. berhenti!!"berang Jiyeon sembari terus mencoba meraih bukunya dan menghentikan Sehun membaca
"Pria itu melucuti baju sang wanita ...???" setelah membaca paragraf tadi Sehun memelankan suaranya alisnya kini menukik merasa ada yang aneh dari buku cerita ini dan ia berhenti bersuara terlihat berpikir sekarang.
"Cerita apa ini..!???"tanya pemuda berkulit putih itu entah pada siapa masih dengan mengernyit heran,salah satu tangannya masih menahan pergerakan Jiyeon
"SEHUN!!!"Jiyeon merasa sekarang kemarahannya sudah memuncak sampai ke ubun-ubun karena Sehun sudah membaca bukunya, dengan lantang pula.
Grep!!
"Aa...!" Sehun terpekik singkat sampai sedikit membuka mulutnya sekarang, Jiyeon tiba-tiba menarik rambut panjangnya yang sudah rapi itu, manik pemuda bermata tajam itu mengerjap ekspresinya seketika berubah datar memandang tidak senang istrinya yang sedang dalam mode menahan amarah,kepala Sehun terlihat sedikit miring ke samping karena tarikan kuat dari tangan Jiyeon.
"Apa yang kau lakukan?!"tanya Sehun dengan raut dan nada dinginnya ia terlihat tidak senang dengan apa yang di lakukan Jiyeon sekarang pada rambutnya
"Berikan buku itu..,atau akan ku tarik rambutmu sampai botak!!!"ancam Jiyeon bibirnya mengatup rapat, rahangnya mengeras dengan mata mengkilat marah ia terlihat tidak main-main sepertinya
"Oho.. berani sekali kau!, dimana sopan santun pada suami mu...ha..?! berani sekali kau melakukan ini padaku!!"nada bicara Sehun tenang tapi raut wajahnya terlihat kesal
"Hais...kau yang memulai duluan Bodoh!, makannya kembalikan buku ku sekarang..!!"mau tidak mau Jiyeon melepaskan jambakannya dari rambut panjang Sehun.
benar apa yang di lakukannya ini sangat tidak sopan pada pemuda yang sudah jadi suaminya hanya saja Sehun begitu menyebalkan dan membuatnya marah tidak mau mengembalikan bukunya jadilah ia bergerak menarik rambut Sehun karena terlalu sebal Sehun tidak juga mau mendengarnya.
Sehun kembali berdiri tegak dan berujar
"Apa itu..oho..kau kembali berani mengatai suamimu seperti itu oho...ho?!"Sehun mengeluarkan suara yang terdengar menyebalkan di telinga Jiyeon dengan ekspresi datar lelaki itu
"Berikan buku itu..kau benar-benar membuatku marah SEHUN!!!" Manik tajamnya tidak lepas mengintimidasi suaminya
"Menajuh dulu..!!atau akan ku baca keras-keras lagi buku mu ini..a..baiklah akan ku baca lagi cerita anehmu ini dengan keras!" Sehun terus mengancam
Jiyeonpun menurut dan menjauh
"Terserah mu saja !!!"Jiyeon terlihat melangkah pergi
"Ceh..cerita apa ini.. sebenarnya?!"Sehun membalikkan lembar halaman buku itu dan bergumam penuh tanda tanya
Syufft
Hup!!
Jiyeon dengan cepat berbalik dan ia berhasil menggenggam separuh buku yang ada di tangan Sehun dan terjadilah aksi tarik menarik di antara mereka berdua untuk memperebutkan buku itu.
"Berikan..!!"
"Tidak"
"Berikan Sehun!!!"
Sehun memberikan tatapan tajamnya
"Em.."menggeleng singkat
"Eghhhh..Sehun..be..rikan..buku..KU...!!"
Erang Jiyeon berusaha menarik buku itu sekuat tenaga begitupun Sehun yang tak mau kalah
Tapi kini buku itu malah terlepas dari tangan Jiyeon, Jiyeon seketika jatuh terduduk ke atas tanah sedangkan 'Sehun'
Tubuhnya kehilangan ke seimbangan ia mundur dengan cepat ke belakang ke arah kolam teratai dengan buku yang masih ia genggam.

"Woh..woh tuan muda...!!!"seru Liu ia ingin mendekat tapi tubuhnya kelu, melihat tuan mudanya berusaha menyeimbangkan badan di tepi kolam agar tidak terjatuh kedalamnya ternyata bukan hanya Liu tapi Xixi dan pelayan lain yang berada di sana juga tercengang sama seperti Liu.
Wushh..
Wush..
Sehun menggerak-gerakkan kedua tangannya cepat yang terlentang di udara, berusaha menyeimbangkan tubuhnya dan meraih sesuatu untuk menahannya agar tidak jatuh ke belakang,tapi usaha Sehun ternyata sia-sia dan ia tidak bertahan lama ia gagal menyeimbangkan tubuhnya dan seketika.
adegan Sehun terjatuh ke belakang menuju air kolam seolah melambat (slowmotion).
Dan suara seruan pelayan-pelayannya yang terkejut cemas menyerukan namanya juga ikut terdengar lambat di telinganya.
"TI...DAK...TUAN...MUDA....!!"seru Liu,Xixi dan beberapa pelayan di sana bersamaan,tubuh mereka seolah membeku dengan apa yang mereka saksikan sekarang
BYURR!!!!
Jiyeon terbelalak dengan menutup mulutnya melihat jatuhnya Sehun ke dalam kolam yang telah lama berada di sana untuk menghiasi halaman paviliun,Air beriak di kolam itu karena kejatuhan Sehun bersama buku yang di perebutkan sedari tadi, seketika tubuh jangkung itu hilang di telan air kolam.
Liu,Xixi,dan beberapa pelayan yang melihat kejadian itu terlihat syok membeku di tempat begitupun Jiyeon yang masih pada posisi duduknya tercengang.
3..
2..
1
Srufhhhh!!(suara riak air dari tubuh Sehun yang tiba-tiba muncul dari dalam kolam yang dalamnya sebatas pinggang pemuda itu).
"Prfffftt!"Sehun meniup kasar udara dan membuat air yang mengalir di sekujur wajahnya tertiup kasar, lelaki berbaju putih itu mematung di tempat dengan rambut lepeknya yang basah menutupi separuh bagian wajahnya, di atas kepala dan bahunya terdapat daun teratai dengan katak yang baru saja melompat ke dalam air.
Setelah beberapa detik keheningan di sana kini berganti dengan gelak tawa bersahut-sahutan dari semua orang yang ada di sana.
"Ppffftt..AHAHAHAHA...AHAHAHAHAHA..ahahahaha awokwok RASAKAN ITU AHAHAHAHA..HAHAHAHA..!"tawa Jiyeon pecah melihat kondisi Sehun sekarang,gadis yang belum menata rambutnya itu tertawa sembari menepuk-nepuk tanah ia benar-benar tertawa puas dan merasa lucu dengan apa yang menimpa suaminya saat ini
Tak hanya Jiyeon tapi Liu,Xixi dan dua pelayan yang melihat kondisi Sehun sekarang ikut tertawa geli,mengingat sebelum tuan mereka berakhir basah kuyup terlihat menggerak-gerakkan lucu ke dua tangannya mencari ke seimbangan agar tidak terjatuh ke dalam kolam terlihat seperti bayi ayam yang mengibas-ngibaskan sayap kecilnya di mata mereka.
belum lagi sekarang kondisi Sehun yang basah kuyup di penuhi daun teratai benar-benar mengocok perut mereka , sungguh adegan langka yang sangat lucu yang begitu membekas di ingatan mereka dan adegan ini hanya bisa di saksikan sekali seumur hidup mereka.
"Ergh...!"erang Sehun masih berdiri terpaku di kolam dengan gigi yang mengerat, rahang tegas Itu mengeras tangannya mengepal kuat dan salah satu tangannya masih meremat kuat buku Jiyeon yang ikut basah, terlihat kilatan amarah di matanya yang begitu tajam dan menusuk aura gelap mengerikan seolah muncul di sekitarnya, jika ada efek animasi mungkin kepulan asap sudah keluar dari lubang telinga dan hidungnya.
Sehun dengan wajah merah padamnya yang tertutup separuh rambutnya yang basah berseru.
"JI...Ye...ON!!!"
geram Sehun terdengar marah benar-benar terlihat menakutkan sekarang, seperti manusia rawa kini ia berjalan dan naik ke daratan secara perlahan.
Jiyeon menghentikan tawanya seketika saat mendengar Sehun menyebut namanya,ia jadi cemas saat melihat Sehun berjalan ke arahnya dengan pandangan tajamnya yang tak lepas menatapnya membuatnya cukup merinding.
"Wah..gawat dia pasti berniat membalasku!,aku harus~"Jiyeon bergegas bangkit dari posisi duduknya
Jiyeon kini berlari sembari berseru "KABURRR!!"
Wush..
suara hembusan angin dari Jiyeon
begitu cepat berlari melewati Xixi, Liu dan dua pelayan di sana yang masih asik tertawa.
Seketika Liu,Xixi dan dua pelayan yang tertawa di sana menghentikan kekehannya karena tersadar melihat tuan muda mereka berjalan mendekati mereka sekarang, dengan penampilan kacau dan basah kuyup Sehun yang begitu menakutkan kilatan mata tajamnya seolah siap menelan hidup-hidup mereka yang mencoba mentertawakannya lagi.
Merasa nyawa mereka terancam karena kemarahan tuan mudanya, merekapun ikut berhamburan pergi dari sana bahkan sangking paniknya Liu dan Xixi bertabrakan dan hampir terjatuh,mereka tidak menghentikan niat mereka untuk kabur dan terus lari dari tempat itu ikut kabur dari tuan muda mereka.
"Eghh..!"Sehun membanting kasar penuh kekesalan buku yang tadi di perebutkannya yang kini sudah basah kuyup ke tanah Sehun terlihat mengatur nafasnya dan mengeratkan giginya ia benar-benar emosi sekarang
"sialan kau.. JIYEON....!!!!!!!!" Sehun menggelegarkan suaranya seperti petir,ya anggap saja pekikan kesal dan malunya saat ini adalah guntur di pagi hari.
**
Siangnya
"Aku tidak mau tahu cari nona muda kalian dan bawa dia pada ku sekarang !"Titah Sehun pada seluruh pelayan yang ia kumpulkan saat ini untuk mencari dan membawa Jiyeon padanya
"Baik tuan!" serentak pelayan patuh
Kini terlihat Sehun sudah mengganti pakaiannya, rambutnya juga sudah kering dan tertata rapi,dengan amarahnya ia melangkah angkuh menuju empat orang yang sedang di hukumnya di tepi kolam.
Yaitu Liu, Xixi dan dua orang pelayan yang tadi sebelumnya ikut mentertawakan dirinya, mereka di beri hukuman untuk mengangkat satu kaki mereka dan tangan mereka menyentuh telinga masing-masing dari teman di samping mereka berdiri di pinggir kolam ikan yang sebelumnya di masuki Sehun.
"A...jangan bergerak-gerak kita bisa jatuh nanti..!"ringis Liu pada xixi yang menarik kuping Liu sebagai pegangannya begitupun teman mereka yang lain
"Kalian!!, Jangan ada yang berani menurunkan kaki sampai aku menemukan Jiyeon!!!"seru Sehun dengan nada marahnya pada ke empat orang itu
Xixi pernah mendengar dari beberapa pelayan yang sudah lama bekerja di keluarga oh bercerita betapa berbahayanya tuan mudanya itu,dan dari kebanyakan cerita mereka menyarankan agar tidak mencari masalah apapun pada Sehun.
Wajah marah Sehun benar-benar terlihat sangat menakutkan raut mukanya jadi lebih dingin dan sangar, selama ini yang mereka tahu Sehun memang lebih kejam dan bengis dari ayahnya Zhao, sehingga tidak ada yang berani macam-macam atau pun membantah perintah tuan muda mereka, karena Sehun adalah majikan yang paling berbahaya.
Liu bahkan susah payah menelan ludahnya melihat kemarahan Sehun sekarang, ia bersyukur hukuman yang di berikan sangat ringan untuknya,tapi ia jadi bertanya-tanya entah apa yang akan di lakukan tuan mudanya ini nanti pada Istrinya bila di temukan firasatnya buruk.
'Nona muda selamatkan diri anda'cemas Liu dalam hati.
TBC
___________________________________________
Jangan lupa tinggalkan bintang biar aing makin happy :) cemumut ea..maaf jika masih banyak penulisan yang salah tapi semoga masih bisa buat baper dan di pahami :) maaciw buat kelen para pembaca setia aing untuk sehgahlahnyah ~(‾▿‾~)awokwok :'v (~‾▿‾)~
Gw bener-bener berharap T-ARA 👑 dan EXO Comeback 💖
📢Amiinn 🤲🏻
Cayang Bias Aing( ˘ ³˘)♥