( ̄︶ ̄)
Ni untuk yang suka panjang-panjang !
Cerita ini maksudnya
Nyalakan data saat membaca biar bisa liat muka karakternya yang wah.. sungguh luar biasa
Jangan lupa sediakaan cemilan untuk menemanimu berfantasi di 🍒 ta gaje ini
Play music juge
_________________________________________
Sepoyan angin berhembus kencang dengan lembut menggugurkan kelopak-kelopak bunga pada pohon persik,bunga-bunga mekar sempurna berlomba-lomba menunjukan keindahannya mampu membuat Jiyeon di liputi rasa bahagia karena musim yang paling di sukainya telah datang yaitu musim semi.

"Selamat pagi suamiku..!"
Jiyeon tercengir lebar datang membawa rangkaian bunga segar untuk di taruh di dalam guci bunga atau sebut saja fas bunga di atas meja kerja sang suami di ruang baca, tak lupa dengan teh dan kudapan yang di bawa Xixi saat ini untuk menemani kerja kedua orang yang ada dalam ruangan itu,Sehun dan Liu.
Seperti biasa Sehun hanya melirik tanpa bergeming setelahnya kembali fokus pada beberapa lembar kerjanya.
"Hah..selalu saja!"
desah Jiyeon malas saat tau guci bunga yang di letakan di atas meja Sehun sebelumnya selalu hilang entah kemana, itulah sebabnya ia akan selalu membawa guci baru berisi air dan bunga segar melekatkannya di pinggir meja Sehun kegiatan baru Jiyeon di musim semi ini.
mengetahui Jiyeon mendekat pada mejanya membawa seikat bunga,Sehun langsung menatap tajam beraut malas sang istri yang tercengir lebar kearahnya sembari meletakan fas bunga, Sehun tidak suka Jiyeon menaruh bunga di meja kerjanya saat ini.
saat Jiyeon sudah meletakkan rangkaian bunga itu di meja dan menjauh dari sana, Liu akan langsung bergerak memindahkan fas dengan bunganya itu ke lain tempat jauh dari meja tuan mudanya.
sudah hal biasa bagi Liu melakukan itu, mendapat kode lirikan tidak senang dari Sehun -_- menunggunya untuk segera menyingkirkan fas bunga Jiyeon.
jika tidak di pindahkan fas bunga itu akan berakhir jatuh menumpahkan air beserta bunganya ke lantai di saat Sehun tidak sengaja menyenggolnya atau melebarkan kertas dan menggeser tumpukan bukunya seperti kejadian sebelum-sebelumnya,
benar-benar telah menambah pekerjaan baru bagi Liu :').
Sehun dan Liu hanya bisa bersabar menggelengkan kepala bila keesokannya Jiyeon akan melakukan hal yang sama menata atau meletakkan kembali fas dan bunga baru pada meja Sehun tidak perduli Sehun marah, tidak suka dan selalu menyingkirkan fas bunganya itu, Jiyeon akan tetap melakukan kegiatan menghias meja dengan bunga rangkaian-nya.
Sehun sudah bosan dan malas tidak ingin lagi berdebat dengan istri bingalnya mengenai masalah fas bunga di meja kerja, jadi saat ini Sehun hanya bisa diam pasrah Jiyeon melakukan kegiatan barunya yang menyebalkan.
Bukan Jiyeon namanya kalau hanya diam dan patuh begitu saja mengikuti perintah ataupun kemauan Sehun, Jiyeon bahkan hampir tidak pernah mengidahkan perkataan sang suami.
dan yang Sehun tahu hanya pada dirinya Jiyeon susah di beritahu, jika pada keluarganya yang lain Jiyeon benar-benar menjadi gadis manis yang penurut tak urung membuat Sehun di liputi rasa kesal sampai tak bisa berkata-kata lagi pada Istrinya yang luar biasa bebal itu.
Hal biasa bagi Sehun sekarang mendapati Jiyeon di ruang bacanya, Jiyeon berada di sana untuk membaca buku, mengganggu Sehun, mengganti pengharum ruangan dan mengganti bunga yang ada di mejanya juga meja Sehun.
Untuk sekarang Jiyeon tidak terlalu sering berlama-lama di ruang bacanya di beberapa hari ini, seperti sekarang Jiyeon hanya datang untuk memberi teh dan kudapan pada Sehun setelahnya ia akan pergi dari ruangan itu.
Diam-diam Sehun memang selalu menunggu teh lemon buatan Jiyeon di setiap pagi dan siang harinya, karena tanpa meminum teh buatan Istrinya Sehun merasa ada hal yang kurang untuk melanjutkan aktivitas, syukurnya Jiyeon memang tidak pernah absen membawa teh dan kudapan ke ruang baca.
Meski Sehun tidak ingin memberikan pujian secara langsung ke Istrinya saat ini,Ia akui dalam hatinya beberapa ruangan di kediaman Oh menjadi lebih hidup semenjak adanya Jiyeon, karena Jiyeon benar-benar pandai menata ruangan seperti salah satunya ruang bacanya ini jadi sangat rapi dan luas.
Ya beberapa bulan ini Jiyeon yang mengambil alih ruang bacanya secara tidak langsung, membuat Sehun mulai terbiasa dengan wewangian.
Saat menghirup aroma dari wewangian lilin,dan dupa yang beraroma lembut mampu membuat pikirannya terelaksasi ia kembali merasa tenang dan kembali berpikir jernih karena menghirup wewangian itu.
Dan warna-warni buku-buku Jiyeon yang ada di depannya bisa jadi penghilang kejenuhan di saat matanya terasa lelah berkutat dengan pekerjaannya dalam ruang itu.
bunga-bunga dalam fas itu juga tidak buruk sebenarnya mampu membuat mata Sehun segar setiap kali melihatnya,dalam hati kecilnya ia akui Jiyeon benar-benar membawa perubahan yang baik untuknya menambah suasana baru di hari-harinya ia merasa tidak lagi kesepian semenjak Jiyeon hadir dalam hidupnya.
Sehun terus mencoba tersadar dan menyangkal semua sikap baik yang terlihat tulus dari Jiyeon, karena yang ia tahu Jiyeon melakukan semua ini hanya untuk memuluskan sandiwaranya menjadi istri yang baik di depan ia dan keluarganya.
Sehun akan terus menepis dan bersikap ketus pada Jiyeon sampai gadis itu menyerah sendiri mengganggunya
Sehun tahu niat buruk Jiyeon hanya untuk mempermainkan dirinya saja Sehun tidak ingin terjebak dalam permainan aneh istrinya yang begitu pandai berpura-pura menjadi gadis manis.
Terbilang Sehun dan Jiyeon sudah menjalani hidup sebagai pasangan suami istri selama pergantian musim ini ya kalau di hitung baru 3 bulan lamanya usia pernikahan yang masih seumur jagung hanya di warnai dengan perdebatan, cekcok dan perselisihan kecil.
Terlihat hubungan mereka masih belum berubah selama itu, Jiyeon masih menganggap Sehun lelaki dingin payah emosional dan Sehun masih menganggap Jiyeon mahluk pengganggunya, mungkin saat ini tidak terlalu bermusuhan hanya saja kata cinta masih sangat jauh dan mustahil dari pasutri ini.
Meski orang-orang terdekatnya termasuknya Liu sering mengatakan melihat banyak perubahan dan sikap Sehun ia jadi lebih banyak bicara dan menampilkan beberapa ekspresi bila Jiyeon di dekatnya.
Tiga bulan hidup bersama Jiyeon mampu membuatnya berubah, Sehun mengakui keanehan yang terjadi pada dirinya ia juga terheran dan bertanya-tanya pada diri sendiri mengapa ia bisa jadi pria yang begitu cerewet jika berhadapan dengan Jiyeon.
meski Sehun sudah berusaha keras mengabaikan dan acuh pada apapun tingkah laku istrinya, tapi Jiyeon selalu bisa mengambil perhatiannya dengan kelakuan usilnya sampai mampu membuat Sehun geram dan segera membuka suara.
Hilang sudah gelar manusia es yang melekat pada dirinya jika berhadapan dengan mahluk pengganggunya itu,yang lebih membuatnya kesal dan tak habis pikir Jiyeon selalu menampilkan cengirannya di setiap Sehun memarahinya.
Bahkan tak jarang Jiyeon mengatai Sehun 'Suami yang cerewet' di kala Sehun terlalu banyak menceramahi dan memarahinya
"Ya..ya suamiku yang cerewet..!"itulah
Kata-kata yang mampu membuat Sehun malu, tidak terima dikatai seperti itu ia hanya kembali terdiam seolah tersadar dari sesuatu, berpikir mengapa ia bisa begitu banyak berbicara untuk gadis bingalnya, Sehun hanya bisa menyimpulkan mungkin istrinya itu terlalu menyebalkan itulah sebabnya ia jadi banyak bicara.
Tidak heran lagi jika terlihat Jiyeon selalu usil bersamaan dengan tingkah tak terduganya menggangu Sehun di setiap ada kesempatan, Sehun sampai terbiasa dengan segala gangguan Jiyeon untuk dirinya.
Sehun hanya bisa pasrah mengabaikan Jiyeon dengan alis tebalnya yang menukik tajam tak jarang juga mengomelinya dengan ceramah panjang lebar ala Sehun yang tidak pernah di tunjukannya pada orang lain selain Jiyeon Istrinya.
***
Suatu hari
Sehun berjalan ke kamarnya sembari menenteng sebuah kotak kayu yang berisi koin atau uang emas.
Seperti biasanya Sehun selalu mendapat keuntungan besar dari semua bisnis yang di gelutinya selama ini dan bulan ini ia mendapatkan untung lebih banyak dari biasanya Sehun berniat menambahkan uang Istrinya di dalam peti di bawah ranjang mereka.
Sehun tidak mendapati kunci yang biasanya di letak di bawah lemari pakaian kini ia mengambil kunci ganda yang ia simpan.
Saat Sehun sudah berhasil membuka gembok pintu itu tiba-tiba Jiyeon datang dengan seruan yang mengangetkan-nya.
"TUNGGU!!,jangan buka peti itu!!"
sembari tangannya menahan pintu lemari uang yang hampir di buka suaminya.
Sehun mengernyit heran dengan gelagat Jiyeon yang menghalanginya mengundang rasa penasarannya.
"Kau mau apa?!,bukannya ini peti uangku kenapa kau membukanya?!"seru Jiyeon terlihat tidak senang dan gelisah
Sehun melirik tidak suka pada Jiyeon,tapi masih melanjutkan aksinya membuka lemari yang sempat tertunda, ia mendorong tubuh Jiyeon untuk menyingkir.
"apa yang sebenarnya yang mau kau lakukan?!,..suamiku..kau mau merampas uang istrimu ya..kau kan punya banyak uang sendiri..!"keluh Jiyeon masih terlihat gelisah
Saat pintu terbuka Sehun terlihat cukup terkejut,alis Sehun terlihat menukik lama Sehun memperhatikan lemari yang hampir kosong itu.
'dia pasti berpikir aku begitu boros 'batin Jiyeon -_-'
"Em..semua ..Uangnya dan perhiasan di lemari ini ku simpan di.. tempat.. aman!"gugup Jiyeon dengan wajah tidak enak menjelaskan
Bagaimana tidak di duga boros lemari yang sebelumnya di penuhi banyak tumpukan uang di bawah ranjang terlihat raip,bagai di telan bumi tumpukan uang yang sebelumnya memenuhi setiap sudut dalam lemari yang ukurannya separuh ranjangnya hanya menyisakan beberapa ikat uang emas saja bisa di hitung dengan jari.
terdengar dengusan dari Sehun tapi Sehun masih melanjutkan membuka kotak yang ia bawa tadi dan menumpahkan semua isinya ke dalam lemari, terdengar suara gemerincing logam mulia itu berjatuhan di sana Sehun sengaja melakukannya untuk menunjukkan pada Jiyeon, agar istri borosnya itu senang, Sehun kembali menutup dan mengunci pintu lemari.
"Apa yang kau lakukan,uang dalam lemari itu saja sudah sangat banyak kau tidak perlu menambahkannya lagi~"
belum selesai Jiyeon berbicara Sehun menyodorkan kunci dan kotak yang sudah kosong pada Jiyeon dengan tatapan malasnya tanpa mengatakan apapun seolah tak masalah dan tak perduli dengan nasip uang-uang itu di tangan Jiyeon,Sehun beranjak dari duduknya dan melangkah pergi dari sana.
"Haiss ..Dia pasti berfikir aku benar-benar wanita penggila uang!lihat tatapannya tadi padaku benar-benar menyebalkan!hah..!"Jiyeon terlihat murung dan kesal entah pada siapa.
**
Sebelumnya Sehun bertanya-tanya dalam benaknya di gunakan untuk apa uang sebanyak itu oleh istrinya, ternyata benar dugaan Sehun selama ini Istrinya itu benar-benar penggila harta itulah sebabnya ia mau di jodohkan dengannya meski dalam rupa Chedol yang biasanya membuat para putri menolak di jodohkan dengannya.
Sehun tidak masalah jiyeon menghabiskan uangnya dalam peti toh dia masih memiliki banyak uang untuk di habiskan, hanya saja ia tidak menyangka ada orang begitu boros dan pandai menghabiskan uang sebanyak itu.
lebih parahnya terlihat tidak ada hasil yang di belanjakan Istrinya itu selama ini, Jiyeon membeli rumah atau menimbun uang itu Sehun tidak perduli, bayangkan saja jika Jiyeon mendapatkan suami yang tidak sekaya dirinya entahlah Sehun tidak bisa membayangkannya.
"Ceh..dia pasti merasa sangat beruntung bisa menikah dengan orang kaya seperti ku"ujarnya sombong sembari tersenyum miring Sehun benar-benar tidak suka orang seperti Jiyeon
Benar bukan Sehun tidak salah menduga dan ia yakin Jiyeon menghabiskan uangnya untuk bersenang-senang dan berfoya-foya tanpa sepengetahuan siapapun pikirnya.
"tunggu saja saat yang tepat untuk menendang mu dari sini!"ujar Sehun dingin dengan raut mukanya yang tak kalah dingin.
**
Di ruang baca
Jiyeon mendatangi Sehun membawa kotak kayu berisi koin emas yang sebelumnya Sehun berikan.
"Ini..semua ini terlalu banyak, aku sudah bilang aku menyimpan uang-uang itu di tempat lain, jangan berpikiran yang tidak-tidak kau salah paham jika aku menghabiskan uang itu!"Jiyeon menaruh kotak kayu itu di meja Sehun
"Tidak perlu berpura-pura menolak..!,Aku masih punya banyak uang untuk kau habiskan! Jadi tenang saja.."ujar Sehun enteng memandang remeh Jiyeon di hadapannya.
'lagi pula di mana dia bisa menimbun uang sebanyak itu ceh..sudah pasti dia menghabiskannya'batin Sehun yakin
Jiyeon menghelakan nafasnya
"Terserah apa katamu Sehun aku benar-benar tidak bisa menerima uang mu.. ini!"yakin Jiyeon setelahnya beranjak pergi dari ruang baca itu meninggalkan kotak kayu berisi koin emas itu di sana.
"kita lihat berapa lama kau bisa menahannya pasti sebentar lagi..kau akan meminta uang ini dari ku!, kau tidak bisa berpura-pura tidak butuh uang Jiyeon!!"seru Sehun sembari tersenyum miring terdengar meledek bahkan meremehkan Jiyeon.
Jiyeon seolah menutup telinganya berusaha mengabaikan semua kata-kata Suaminya itu, Jiyeon bukanlah gadis yang boros penggila uang ataupun harta seperti yang Sehun tuduhkan.
benar ia menghabiskan uang dalam peti itu tapi karena suatu alasan, demi rasa kemanusiaan, tapi ia akan segera mengganti uang itu nanti ada hal yang tidak Sehun ketahui tentang Jiyeon.
Sekarang Sehun tahu kelebihan Jiyeon selain usil luar biasa menyebalkan juga pandai menghabiskan uang,belum lagi egonya tidak mau terlihat di rendahkan itulah penilaiannya tentang Istrinya.
***
Siang harinya
Sehun yang di ekori Liu berjalan menuju ruang baca sembari membahas pekerjaan mereka.
"Periksa pabrik yang ada tempat baru sampai mana perkembangan bangunan itu "ujar Sehun pada Liu
"Baik tuan!"Liu mengangguk
"Selamat siang tuan muda!"sapa Chedol yang tumbennya datang menemui Sehun, biasanya Chedol akan menemui Sehun di saat ada pesan penting dari ayahnya atau Sehun yang memanggilnya.
"Apa ada pesan penting dari ayah saat ini?!"
"A..tidak tuan saya hanya datang untuk memberikan cemilan ini, untuk tuan muda dan nona muda!"
Sehun mengernyit bingung melihat Chedol menyodorkan kotak makanan
"Terimalah ini tuan !"ujar Chedol tersenyum lebar
"Hm.. terimakasih!"Sehun menerima tanpa banyak basa-basi setelahnya kembali berjalan ke dalam ruang baca.
"Apa kau ulang tahun Chedol?! Apa itu untuk ku?!"ujar Liu menunjuk kotak yang sama di tangan Chedol
"Tidak ..ulang tahunku masih lama,
aku hanya ingin berterimakasih! dan kotak ini buat nona muda bukan buatmu!"jelas Chedol pada liu
"Dasar pelit!"keluh Liu
"Apa nona muda ada di dalam?, kudengar tadi nona muda mungkin di sini"
"Tunggu... nona muda siapa ?!"tanya Liu heran
"Tentu saja nona muda Jiyeon memangnya siapa lagi,nona muda yang ada di sini? "
"Apa..?!Kenapa kau mencarinya?!"seru liu
"Chedol kau di sini,baguslah?!" Sapa Jiyeon yang baru datang dengan nampan berisi kudapan dan di belakangnya Xixi membawa nampan berisi teh.
"Selamat siang nona muda!"
"Ya selamat siang ,ayo masuklah ada beberapa buku yang akan ku berikan!"
'Buku?!' batin Liu
Setelah meletakan kudapan dan teh untuk Sehun, Jiyeon beranjak mendekati rak bukunya.
Liu ikut memperhatikan kegiatan nona mudanya sembari duduk di hadapan Sehun dengan rasa penasaran
"Tuan sejak kapan nona muda ,dekat dengan Chedol?!"
Sehun mengangkat kepalanya dan ikut memperhatikan gerak-gerik Jiyeon yang menumpuk beberapa buku di atas meja.
"Kemarilah Chedol bawa buku ini, pilih satu untuk mu dan beberapa berikan pada yang lain"ujar Jiyeon pada Chadol.
"Baik nona terimakasih,ah..ya ini!"Chedol memberikan sebuah kotak makanan pada Jiyeon
"Apa ini..?!"
"Ini makanan khas daerah,buatan ibuku nona, ia sangat berterimakasih ia yang memasaknya untuk anda nona"
"Ya ampun mengapa repot-repot,tapi.. terimakasih Che ,a..tamatkan buku ini nanti aku akan memeriksa bacaan kalian ya..,sudah cepat sana bawa buku-buku itu sepertinya mereka menunggu, nanti aku akan menyusul "seru Jiyeon sembari mengibas-ngibas kan tangannnya ke udara seperti mengusir.
"Baiklah nona sekali lagi terimakasih..permisi nona..tuan muda! "setelah sedikit membungkuk hormat pada Jiyeon dan Sehun Chedol bergegas pergi membawa tumpukan buku pemberian Jiyeon dengan wajah sumringah
Sehun dan liu yang menyimak begitu memperhatikan dengan jelas interaksi langka Jiyeon dan Chedol , mereka bisa menangkap wajah Chedol terlihat begitu senang.
"Tuan bukannya Chedol tidak bisa membaca tapi kenapa,nona muda memberikan Chedol buku,dan siapa yang lainnya yang nona muda maksud?!"
"Tadi juga Chedol bilang ia tidak sedang ulang tahun saat ini,ia memberikan kotak makanan untuk rasa terimakasihnya pada kalian berdua,jika boleh tahu Chedol berterima kasih karena apa tuan?!"lanjut liu
"Dia bilang begitu!"ujar Sehun memandang Liu
Liu mengangguk
Sehun jadi ikut penasaran kini
"Hey Jiyeon!,kenapa kau memberi Chedol buku sebanyak itu ?,ku beri tahu padamu dia tidak bisa membaca jadi percuma kau memberikannya buku,apa kau mau menghinanya?!" seru Sehun
Jiyeon menoleh sembari merapikan rak bukunya.
"Chedol bisa membaca dan dia sedang semangat-semangatnya membaca saat ini "sahut Jiyeon
membuat Sehun dan Liu semakin dalam tanda tanya besar
"Apa maksudmu ?!"heran Sehun
Jiyeon dan Xixi beranjak pergi dari mejanya berniat keluar dari ruangan itu
"Nanti saja ku jelaskan,aku ada urusan penting saat ini aku harus pergi!"ujar Jiyeon datar pergi begitu saja di ekori Xixi menghilang di balik pintu
Tiba-tiba kepala Jiyeon muncul kembali sembari berseru
"a.. hampir lupa....selamat bekerja suamiku ahaha!!"dengan cengiran lebarnya mengepalkan salah satu tangannya ke udara tanda memberi semangat setelahnya kembali menghilang
Sehun hanya mengernyit heran dengan kelakuan tidak jelas Istrinya.
sedangkan Liu tersenyum-senyum mendapati nona mudanya hanya akan terlihat menggemaskan seperti itu hanya pada Sehun tuan mudanya.
"Apakah Chedol belajar membaca tuan?!"tanya Liu kini
"Apa kau berpikir Jiyeon yang mengajari Chedol membaca?!"sahut Sehun Liu menganguk
"Ck..tidak mungkin..!, gadis seperti dia terlihat tidak punya waktu untuk hal seperti itu,terlebih lagi ia pasti berpikir tidak akan mendapatkan keuntungan apapun jika mengajari Chedol membaca mustahil dia melakukan hal baik seperti itu"bahkan Sehun ingin tertawa saat mengatakan ini pada Liu,ia terus menggelengkan kepalanya pelan.
"Anda benar tuan,itu tidak mungkin tapi aku benar-benar penasaran saat ini ..Chedol sebelumnya sangat takut pada nona Jiyeon tapi sekarang kenapa dia terlihat dekat!"
"sudahlah abaikan ..semua itu.. kau ini selalu saja penasaran dengan urusan orang lain kerjakan salinan buku ini!"seru Sehun.
***
Di kebun
Setelah selesai dengan pekerjaannya di dalam ruang baca Sehun di ekori Liu pergi ke salah satu kebun luas miliknya yang ada di halaman kediaman keluarga Oh, Sudah lama ia tidak pergi ke kebunnya ia berniat berkunjung sekarang sembari memeriksa bibit yang baru di tanam di sana oleh pekerjanya.
Tanpa di duga dari kejauhan di bawah pohon rindang yang dekat dengan ladangnya ia mendapati sosok Jiyeon dan xixi duduk di tengah-tengah perkumpulan pekerja dan pelayannya seperti menjelaskan sesuatu.
Langsung mengundang rasa penasaran Sehun dan Liu entah apa yang di kerjakan Jiyeon bersama para pekerja dan beberapa pelayannya itu di sana pikir mereka.
"Wah selamat siang tuan muda, kakak Liu!"sapa Xingcul sembari berlari membawa buku melewati mereka setelah membungkuk memberi hormat.
"Tunggu Xingcul "seru Liu berhasil menghentikan bocah itu berlari
"Ya kakak?!"Xingcul menghadap Liu
"Kenapa semua orang berkumpul di sana,itu..(tunjuknya ke arah Jiyeon) mengelilingi nona muda?!,memangnya apa yang mereka lakukan?! Apa nona muda sedang memarahi mereka?!"
"Nona muda dan kakak Xixi sedang mengajari kami membaca!, lihat(tunjuk Xingcul pada buku yang di bawanya ) aku sedang menghapal beberapa huruf kak,aku juga harus kesana kak ..nanti aku tidak kebagian kue"Xingcul langsung berlari meninggalkan Liu dan Sehun setelah mengingat kue.
"Tuan...kau dengar itu..!?"mata Liu membola dengan gagu ia terlihat sedikit heboh
Sehun masih tak percaya ia mengernyit dengan diamnya
Sehun dan Liu kini sudah dekat dengan keberadaan para pekerjanya yang duduk berkumpul mengelilingi Jiyeon yang berada di tengah mereka.
Semua pekerja dan beberapa pelayan keluarganya yang mengetahui kedatangan Sehun berdiri dari duduknya dengan cepat membungkuk hormat menyapa Sehun bos besar sekaligus tuan mereka.
Jiyeon juga ikut menoleh pada kedatangan Sehun tapi terlihat tidak perduli para pekerja terlihat berwajah cemas mereka agak khawatir takut bos besar mereka mengira mereka bermalas-malasan saat ini.
"Apa yang kau lakukan di sini?!"ujar Sehun pada Jiyeon, Jiyeon terlihat tidak mendengar pertanyaannya
Tapi Semua pekerjaannya yang berkumpul di sana yang malah beranjak dari duduknya berhamburan melanjutkan aktivitas mereka, terlalu takut pada bos dinginnya yang terkenal kejam.
Seorang pekerja pria yang sudah jauh berbisik pada temannya yang sebaya
"Itu Tuan... Sehun kan..!? Mengapa ia bisa berbicara tadi..ia tidak bisu?!"
"Yak ..ampun kau masih belum mengetahuinya ya.. tuan muda Sehun itu memang tidak bisu itu hanya rumor!!, hati-hati dengan ucapanmu kau mau lidahmu itu di potong!"sahut temannya memukul bahunya kuat memperingati dan mereka melanjutkan aktivitasnya bekerja.
"Bukannya jam istirahat masih lama,kenapa semuanya pergi"ujar Jiyeon entah pada siapa
Xingchul dan teman-teman kecilnya mendengar dan menjawab pertanyaan Jiyeon
"Tidak tau nona,nona ini huruf G bukan?!"
"Benar..terus tulis huruf-huruf itu sampai halaman ini penuh jika kau ingin mendapatkan kue lagi"ujar Jiyeon dengan wajah datarnya
terlihat xixi juga sedang mengajari, membantu bocah-bocah yang lain menulis huruf.
"Baiklah!! Nona"Xingchul terus menulis satu huruf G sebelumnya terdapat banyak huruf lain pada lembaran bukunya
Sehun yang memperhatikan tidak bisa berkata-kata dan seperti terlihat berpikir, sedangkan Liu diam dengan membuka sedikit mulutnya melihat apa yang di kerjakan Istri dari tuan mudanya di sana.
Jiyeon sedikit melirik keberadaan Sehun
"Hah..kurasa aku tahu penyebab mereka pergi..!"gumam Jiyeon dengan wajah tidak senang
seketika Jiyeon mengubah ekspresinya saat memandang Sehun
"A..suamiku.. kenapa kau ke sini,apa pekerjaan mu sudah selesai!" menampilkan senyum manisnya berujar demikian bangkit dari duduknya mendekat pada Sehun yang berdiri mengaitkan tangan ke belakang dengan wajah datarnya
"Aku sedang bekerja mengecek kebun, aku yang harusnya bertanya apa yang kau lakukan di sini?!"sahut Sehun datar
"Aku memang sering berkunjung ke tempat ini saat waktu luang?!"jawab Jiyeon
'dia sering ke sini katanya?!,ceh.. sandiwara apa lagi ini...!dia pasti berkata seperti itu hanya ingin menarik perhatian ku,ia benar-benar niat sekali, sampai harus seperti ini untuk bersandiwara dasar licik!'batin Sehun sembari menyipitkan maniknya.
Jiyeon mendekat berhamburan memeluk lengan Sehun seperti biasa mengganggu lelaki yang ia anggap payah, Jiyeon cukup kesal pada Sehun yang datang mengacaukan kegiatan belajar mengajarnya pada para pekerja dan budak yang buta huruf di sini.
"Akan ku temani kau Suamiku!"ujar Jiyeon di sela memeluk lengan sang Suami
Sehun melepas pegangan tangan Jiyeon pada lengannya dengan wajah tak acuh
"Tidak lanjutkan saja kegiatan mu!"Sehun menolak
'kita lihat sampai mana kesabaran mu mengajari mereka membaca,aku cukup penasaran seperti apa caramu bersandiwara seolah-olah mengajari mereka,kau sampai-sampai melakukan semua ini,untungnya aku bukan pria bodoh tidak akan terjebak begitu saja pada gadis sepertimu!'batinnya sedikit melirik Jiyeon.
"Kau lihat ..karena mu semua pekerja kembali bekerja padahalkan jam istirahat masih ada.."keluh Jiyeon pada Sehun
Sehun mengabaikan keluhan Jiyeon ia beranjak pergi meninggalkan istrinya begitu saja di sana
"Haiss dasar,kenapa... si payah ini mesti kesini aku sedang begitu malas melihat wajah menyebalkannya itu!"gerutu Jiyeon tidak senang ia berkacak pinggang
Sehun berjalan sembari melihat-lihat tumbuhan yang di tanam dan di rawat para pekerjanya
"Jadi pekerjaan mu.. hanya melihat semua tumbuhan ini satu persatu Suamiku,kurasa ini bukan pekerjaan penting!!"seru Jiyeon dari arah belakangnya, ternyata Jiyeon benar-benar mengikutinya sejak tadi
Sehun dengan cepat menoleh ke belakang tidak terima dengan ucapan Jiyeon
"memeriksa seperti ini juga termasuk pekerjaan penting,aku jadi tahu apakah mereka benar-benar bekerja dengan baik atau tidak merawat tanamanku,dan lihat tanaman ini jelek karena mereka tidak becus merawatnya!"jelas Sehun seperti kesal memandang Jiyeon yang lebih pendek darinya
Jiyeon ikut memperhatikan tanaman-tanaman itu, ia merasa semua tanaman terlihat baik dan segar sama saja
"Ku rasa semuanya bagus tidak terlihat ada kecacatan!,jangan terlalu jadi bos yang jahat.. ,dan jangan menyalahkan pekerjamu..,aku melihat mereka begitu giat bekerja selama ini mereka dengan baik merawat tanaman-tanaman ini!"jelas Jiyeon terdengar membela pekerja.
Sehun kembali menoleh pada Istrinya
"Ceh.. tahu apa kau!?, menjauh lah sana kenapa kau mengikuti ku sampai sini mengganggu saja!!"kesal Sehun mengusir seperti biasa, mendelik tajam pada Jiyeon
"Wah..galak sekali bos kita ini kkkk!,coba beri tahu aku mana kualitas yang baik dan buruk itu ha..?!, jangan-jangan kau hanya membual bos..!"ragu Jiyeon sembari terkekeh melihat wajah Sehun yang kesal
Sehun semakin menajamkan maniknya menatap Jiyeon, ia paling tidak suka di remehkan oleh siapapun terlebih lagi di remehkan oleh mahluk pengganggunya satu ini, ingin sekali Sehun menarik pipi Jiyeon agar berhenti tersenyum sekarang.
Sehun langsung mengangkat salah satu tangannya menggerak-gerakkan tangan itu seolah menyuruh Jiyeon mendekat masih dengan wajah dingin, datar dan malasnya.
Jiyeon patuh dan mendekat selangkah
"Kenapa kau menyuruh aku mendekat hem..?!"ujarnya mendongak sembari mengerjab manis menggembungkan pipinya memandang Sehun.

Untung Sehun bisa mengendalikan kegemasannya dan bisa bersikap tenang mengabaikan segala tingkah mahluk pengganggunya di sampingnya ini.
"Hm..!"tunjuk Sehun pada salah satu tanaman dengan jarinya
"Apa..?" Tanya Jiyeon
"Kau lihat baik-baik ,tumbuhan ini dan yang itu,di luarnya sama-sama bagus dan mulus,tapi lihat beberapa daun bagian bawahnya yang ini!"Sehun berjongkok mendekat pada tanaman yang ada di dekatnya sembari menjelaskan.
Jiyeon ikut berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Sehun memperhatikan tangan Sehun yang menunjukan beberapa daun yang rusak mungkin di makan serangga.
"Wah...benar..berbeda..banyak daun yang bolong di bawahnya!"seru Jiyeon yang mendapati itu sembari mengangguk
Sehun kembali berdiri dengan angkuh
"Jangan berbicara sembarangan pada ku,jika tidak tahu apapun!"
Ia kembali melanjutkan langkahnya
"AAAA!!"pekik Jiyeon membuat Sehun menoleh dengan cepat pada Istrinya, di lihatnya Jiyeon bergerak-gerak gelisah tak terkendali mengusap usap ke dua lengan dan bajunya gusar
Sehun mendekat dengan wajah khawatir memandang Jiyeon
"Ada apa???!" Seru Sehun
"Ulat..e..ada ulat..Iiii!"ucap gadis yang terlihat ketakutan
"KAU INI!!,berlebihan sekali mengagetkan saja!"berang Sehun sempat terkejut karena sempat khawatir ia pikir Jiyeon di gigit ular rupanya ia melihat ulat.

"Itu ulatnya sangat menggelikan!"tunjuk Jiyeon pada salah satu tanaman
Sehun mengambil ulat gendut yang di tunjuk Jiyeon dengan tangannya.
"Ya dewa.. Sehun !!,kau mengambilnya dengan tangan mu ?!!" Jiyeon mengerjab tak percaya juga sedikit geli
"I...ulat itu gendut sekali...iiii!"seru Jiyeon Sembari mengusap-usap lengannya geli
Sehun melihat bergantian ulat yang ia pegang dengan wajah Jiyeon yang gelagatnya terlihat ketakutan.
Terbesitlah pikiran jahat dari seorang Sehun Sampai ia menyeringai.
"A...!,Sehun jauhkan itu.. Sehun!!"seru Jiyeon

Sehun malah menyodorkan ulat itu pada Jiyeon seketika membuat Jiyeon bergerak menjauh dengan wajah marah.

"Sehun...jauhkan ulat itu..Sehun!!ya ampun ..!!"
Sehun terus menyeringai melihat eksperi Jiyeon dengan gerak-gerik Jiyeon yang geli dan ketakutan, lucu buat Sehun ia semakin ingin mengusili.
"SEHUN KU BILANG JAUHKAN ATAU AKU AKAN MEMUKUL MU!!"ancam Jiyeon karena terpojok pada jalan buntu di belakang, samping kiri dan kanannya hanya terdapat tanaman sedangkan di hadapannya Sehun dengan seringai jahatnya menyodorkan ulat daun gendut yang bergerak-gerak pada dirinya.
"pukul saja!"sahut Sehun tidak takut dengan ancaman Jiyeon sembari terus tersenyum semakin mendekatkan ulat daun itu pada Jiyeon
Sehun tidak mengindahkan kata-kata Istrinya yang histeris ketakutan.
"Aaaa...SEHUN!!"
Wajah Jiyeon memerah marah ia memukul tangan Sehun dengan cepat ia tidak sedang bermain-main saat ini ulat itu jatuh ke tanah karena tepisan kuat Jiyeon
Sehun akhirnya terkekeh ,bisa melihat wajah kesal Jiyeon dengan alis menukik tajam, manik besar itu menatap nyalang dirinya bibir gadis itu juga mencuat lucu mampu mengundang tawa Sehun bagian terbaiknya gadis usilnya itu terlihat begitu ketakutan sampai menghindar tidak seperti biasanya, akhirnya Sehun punya satu cara yang bisa mengusir Jiyeon agar jauh darinya.

"Kkkk..pada hewan kecil begini saja kau takut ...dasar payah sekali...!"ledek Sehun masih dengan kekehannya
sebelumnya Jiyeon sempat tercenung melihat ekspresi yang pertama kali di lihatnya dari wajah Sehun yaitu tawanya,tapi ia tersadar dan segera menepis wajah tampan milik suaminya yang sempat memamerkan bibir tipis dengan barisan gigi indahnya manik yang biasanya tajam itu melengkung indah menutupi iris hazelnya membuat jantung Jiyeon sempat berdegup sebelumnya,jika saja tidak memusuhi pria tampannya ini mungkin Jiyeon akan menerima pesona itu.
Tapi saat ini ia benar-benar sedang sangat kesal, memang keterlaluan pria di hadapannya ini,melihat gadis yang menjerit ketakutan dan histeris ia malah terlihat sangat senang bahkan yang paling membuatnya kesal, Sehun mengatainya 'payah' wajah Jiyeon semakin menekuk menatapnya nyalang sembari berkacak pinggang.
'Cakar..tidak..cakar ..tidak!'batin Jiyeon yang berapi-api
Di sisa kekehan Sehun
"Aneh sekali ketakutan.. mu itu!,bahkan dia tidak bisa menggigit mu!!,kau lihat ini! "Sehun mendekatkan tapak kakinya yang terbalut sepatu pada ulat gendut tak berdaya itu di tanah berniat menginjaknya
"JANGAN!!..apa yang mau kau lakukan ?!"
Jiyeon mendorong tubuh Sehun tidak membuat Sehun bergeser tapi berhasil mengejutkan Sehun, kini Sehun sudah merubah eksperinya kembali datar penuh tanda tanya sampai membuatnya menghentikan kakinya yang berniat menginjak ulat
"Kenapa? bukannya kau takut dengan ini!"ujar Sehun mengangkat alisnya
Jiyeon masih dengan alis bertautan dengan nada marah
"Aku bukannya takut hanya geli..!,kau mau berniat menginjaknya kan?!!"
"Mau ku bunuh!"enteng Sehun menatap Jiyeon dengan wajah yang sudah kembali datar
"Apa?? kenapa kau ingin membunuhnya!!?"tanya Jiyeon membolakan matanya
"Ceh..Aku ingin membunuhnya bukan untuk melindungi mu!jadi jangan besar kepala!, ulat ini salah satu hama! merugikan untuk ku..tanaman ku bisa habis di makannya dan itu bisa menurunkan kualitas tanaman, jadi dia harus di bunuh!"Sehun berniat melanjutkan menginjak ulat gendut itu
"Tidakk!!jangan Sehun !!"
Jiyeon mendorong kuat tubuh Sehun berhasil membuat Sehun terdorong ke belakang
"Haiss!!,apa yang kau lakukan !"berang Sehun karena dorongan kuat Jiyeon sampai mampu membuatnya berpindah dari posisi sebelumnya hampir ia terjatuh.
Terlihat Jiyeon berjongkok menyodorkan daun pada ulat di tanah
"I...iiii..berhenti bergerak ulat gendut!Aa..!"sembari berucap geli dan takut
"Apa yang sebenarnya kau lakukan?!"Sehun memandang heran gerak-gerik Jiyeon
"Minggirlah kau Sehun !!"seru Jiyeon membawa daun yang diatasnya ulat gendut tadi yang sempat membuatnya ketakutan dan histeris
"Mau kau bawa kemana ulat itu?!"pertanyaan Sehun di abaikan, Jiyeon menerobosnya dan lari begitu saja pergi meninggalkan Sehun.
*
Jiyeon berjongkok di dekat semak-semak sembari berbicara pada ulat yang sebelumnya ia bawa lari.
"Jangan makan tanaman itu lagi jika kau tidak ingin mati ya ulat gendut!,sudah sana pergi makan saja rumput-rumput ini ya, segeralah jadi kupu-kupu yang indah !"ucapanya pada ulat itu dengan wajah sedikit takut-takut
"Ceh.. apa-apaan dia ini,mau berpura-pura baik rupanya?!" Gumam Sehun memperhatikan kelakuan Istrinya di depannya,
Sehun mengikuti Jiyeon sampai ketempat ini, hingga menyaksikan Jiyeon berbicara sendiri melepaskan ulat itu ke rumput yang tak jauh dari ladang luas miliknya,Jiyeon memang sangat aneh pikirnya padahal takut dengan mahluk itu tapi malah mencoba menyelamatkannya.
"Percuma saja..!"seruan Sehun membuat Jiyeon tersadar adanya Sehun di belakangnya ia beranjak dari tempatnya menoleh pada sang suami
"Dasar orang kejam tidak punya perasaan!"
Sehun yang mendengar gumaman Jiyeon memandang remeh Jiyeon
"Kau pikir hanya aku yang melakukan itu..,lalu apa yang mereka lakukan?!"
tunjuk Sehun dengan dagunya pada para pekerjanya di ladang, Jiyeon ikut memperhatikan gerak-gerik para petani itu dari kejauhan
"Mereka sedang mengusir hama dan membunuh ulat-ulat seperti tadi..,sana pergilah selamatkan hama-hama dan ulat-ulat itu"jelas Sehun kembali memandangi Istrinya yang terlihat tercenung mengerjapkan maniknya seolah baru menyadari sesuatu
"Kenapa diam.. selamatkan lah ulat-ulat itu,bukankah kau ingin jadi pahlawan untuk ulat-ulat itu !!"Sehun terlihat meremehkan dan pergi meninggalkan Jiyeon dengan senyum miringnya
Jiyeon tidak habis pikir bagaimana bisa Sehun berujar tenang demikian tanpa ada rasa bersalah pasti dia yang menyuruh pekerjanya membasmi ulat-ulat itu, sungguh malang nasib ulat pikirnya,dengan wajah kesal Jiyeon pergi ke arah yang berbeda dari Sehun.
"Pfft ada-ada saja dia itu,apa dia mau jadi pahlawan ulat daun kkkkk"desis Sehun sembari terkekeh geli setelahnya wajahnya dengan cepat datar kembali tersadar dari sesuatu yang aneh dan salah pada dirinya
'apa..apa yang ku lakukan?!'tanyanya pada diri sendiri
'aku..aku..tertawa tadi..??!!'Sehun tercenung menghentikan langkahnya maniknya mengerjap
'tidak..tidak ..mustahil .!!'
'mustahil ..aku tertawa..?!!'
Sehun ingat ia sempat tertawa di hadapan Jiyeon saat gadis itu terlihat menjauh dan ketakutan dengan wajah lucunya.
'hais kenapa aku tertawa?,..di hadapannya lagi?! bagaimana mungkin ini..?!'
'tidak..tidak aku tertawa hanya karena ulat ya karena ulat bukan karena si pengganggu (Jiyeon) itu' Sehun mencoba menepis bahwa ia tertawa karena Jiyeon ia meyakinkan diri bahwa ia tertawa karena ulat yang menjadi hama.
Liu dengan gusar tiba-tiba datang menghampiri Sehun yang sedang melamun
"Tuan..tuan muda..ada yang ingin ku beri tahu padamu..!"
melihat tuan mudanya melamun membuat Liu terheran
"Tuan..kenapa wajahmu begitu pucat?!"
Sehun tersadar dan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda mengabaikan Liu,Liu mengejar
"Tuan tunggu aku ingin bercerita tentang nona Jiyeon..!".
Sebelumnya
Ibu Xingcul tengah asik bekerja seperti biasa namun perhatiannya kini teralihkan pada interaksi majikannya Sehun dan Jiyeon yang tak jauh dari keberadaannya.
ia melihat Sehun mengusili Istrinya sungguh sebuah tontonan langka membuat ibu Xingcul tidak lepas memandangi ke dua pasangan muda itu sembari menyiram tanaman, ibu Xingcul tersenyum-senyum sendiri memperhatikan.
hingga tanpa sengaja ibu Xingcul mendapati wajah tampan Sehun menampilkan senyum hingga majikan tampan yang terkenal dingin dan kejam itu terlihat tertawa,ibu Xingcul seketika terhenti dari kegiatannya menyiram tanaman gayung airnya terjatuh ketanah cukup lama ia tercenung dan terpanah melihat senyum dan tawa dari Sehun disana begitu bersinar mengalahkan sinar mentari di pagi hari,senyum yang indah di wajah bosnya itu sampai mampu menggetarkan jantungnya.
"Oh dewa...!"keluh ibu Xingchul dengan lirih menekan letak jantungnya setelah berucap ia akhirnya jatuh pingsan dengan senyum mengembang tanpa ada yang menyadari.
***
Keesokannya
Di ruang baca
"Kau boleh beristirahat Liu, salinan mu sudah selesai"ujar Sehun memeriksa setelahnya Sehun kembali pada pekerjaannya
"Asaa.. baiklah tuan" Liu merenggangkan tubuhnya
Sebelumnya Liu ingin berbicara tentang nona mudanya itu pada Sehun tapi selalu tidak sempat, karena Sehun selalu terlihat sibuk beberapa hari ini, akhirnya liu melirik pada keberadaan Jiyeon dan xixi yang tengah asik membaca dan menulis di ruangan itu.
"Xixi kau membaca buku halaman 12? Kkk, lucu sekali..kkkk"ujar Jiyeon setengah berbisik
"Kkk ini aku baru membacanya nona..jangan membahasnya aku takut bisa tertawa lepas kkk"jawab xixi yang juga terkekeh kecil
Liu cukup penasaran dengan dua wanita berbeda status di hadapannya itu terlihat cekikikan menahan tawa dan membicarakan sesuatu yang mereka baca.
Liu terus memandangi Jiyeon dan Xixi dengan eksperi tenang jadi kembali teringat cerita beberapa orang yang sebelumnya ia dengar , Liu sengaja mencari tahu tentang Jiyeon dari para pekerja di kebun dan para pelayan,juga dari bibir Chedol mendengar cerita tentang nona mudanya membuat Liu terkejut dan hampir tidak percaya.
Salah satu cerita Chedol.
"Saat itu aku mau makan dan pergi ke dapur,tapi karena mendapati nona Jiyeon di dapur sedang memasak sesuatu aku berniat mengubah niatku karena aku masih takut pada nona Jiyeon,dan juga tidak enak terhadapnya,tapi nona Jiyeon memergoki ku dan memanggilku untuk mencicipi masakannya"
"Aku menurut saja dan setelah itu dia menyuruhku mengambil bumbu di dalam guci aku bertanya pada nona muda rasa bumbu yang di pintanya,tapi nona muda hanya menyebut nama bumbu itu"
" karena aku tidak bisa membaca tulisan yang ada di setiap guci bumbu,aku mencicipi semua rasa bumbu di dalam guci aku menerka-nerka tapi aku tidak tahu rasa bumbu yang di katakan nona muda,aku begitu ketakutan dan tak berani keluar, begitu lama aku di ruangan bumbu,aku hanya berdiam diri dengan khawatir"
"Tapi untungnya xixi mendatangiku, membantu ku menunjukan mana bumbu yang nona Jiyeon butuhkan"
"Setelahnya,aku berniat segera kabur tapi nona Jiyeon lagi-lagi menghentikan ku".
Kilasan balik kejadian
"Selain Chedol siapa di sini yang tidak bisa membaca?!"seru Jiyeon berkacak pinggang
Beberapa pelayan yang ada di sana saling melihat.
"Angkat tangan kalian yang tidak bisa membaca?!"
Banyak yang mengangkat tangan mereka dengan ragu sembari menunduk termasuknya Chedol setelah Jiyeon berseru
"Em...ya ampun hampir semuanya?!"keluh Jiyeon tidak percaya
"Bagaimana mungkin,kalian bisa bekerja dengan baik jika kalian tidak mengenal tulisan,kau Chedol pantas saja kau sering di manfaatkan oleh orang lain!"dengan manik tajam Jiyeon.
Chedol mengerjap
"Dengarkan aku.., seandainya ada dua guci tertutup rapat yang aku tawarkan padamu untuk kau makan salah satunya,satu berisi madu dan satu berisi racun terdapat tulisan mengenai isi guci itu tapi karena kau tidak bisa membaca,kau hanya menerka dan memilih racun padahal kau menginginkan madu,dan karena kau salah memilih kau mati memakan racun dengan rasa penyesalan ?!"
Jiyeon menepuk satu kali tangannya sembari berujar
"Inti dari ceritaku Kalian semua bisa mati karena tidak bisa membaca ?!"seru Jiyeon
Chedol terdiam dan yang lainnya mengangguk.
Tanpa di sadari yang lain Yinok sedari tadi memperhatikan dan menyimak dari jauh mendengar Jiyeon yang terlihat marah-marah pada para pelayannya karena tidak bisa membaca,ia hanya mengawasi dengan senyumnya tanpa berniat mengganggu Jiyeon.
"Kau juga sering di tugaskan ayah untuk mengantar surat bukan?!,kau pasti sering keliru dan kerepotan jika mengantar banyak surat dengan berbagai alamat,Karena kau tidak bisa membaca?!,benarkan?!"
Chedol mengangguk masih menundukkan pandangannya
"Dengarkan aku..kalian bisa di bodoh-bodohi jika kalian tidak bisa membaca, tidak mengenal angka ataupun huruf!"
"Kalian yang mempunyai waktu luang di siang hari, temui aku dan Xixi kami akan membantu kalian belajar membaca dan menulis!"jelas dan tegas Jiyeon
Awalnya tidak banyak yang datang hanya beberapa pekerja, pelayan, budak di kediaman Oh yang datang di tempat yang di janjikan Jiyeon, bisa di hitung dengan jari termasuknya Chedol.
pembelajaran pun tetap di lakukan di dalam ruangan kosong selama musim dingin
guru pembimbingnya adalah Jiyeon,xixi dan dua pelayan yang bisa membaca,mereka terlihat sabar dan memberi metode mudah untuk di praktekkan pada Chedol dan teman-teman senasipnya yang mau belajar membaca.
Sudah sebulan Chedol mengikuti pembelajaran meski ada saja kemalasan dan rintangan untuk belajar salah satunya ejekan dari teman Chedol karena merasa Chedol masih belum pandai membaca padahal giat mengikuti pembelajaran.
"Sudahlah Chedol lebih baik kau istirahat,dan makan banyak buang-buang waktu saja belajar membaca,lihat ..kami juga tidak bisa membaca tapi kami bisa tidur dengan nyenyak tanpa harus menghapal huruf-huruf aneh itu"
"Benar Chedol,sekeras apapun belajar, orang bodoh tetap saja akan bodoh,kita harus bisa mengukur kemampuan kita dan aku yakin kau sama seperti ku tidak akan bisa membaca meski berusaha keras!"sahut teman lainnya
Chedol sedikit termakan omongan mereka, menutup bukunya yang terdapat beberapa huruf di tulisnya dan ternyata Jiyeon yang tak sengaja lewat mendengar hasutan teman malas Chedol
Jiyeon tidak memandang pada mereka hanya saja Jiyeon menghentikan langkahnya di hadapan para pelayan yang terlihat diam tidak enak hati mendapati Jiyeon di sana, dengan melipatkan tangan di depan dada juga gaya angkuh ala Jiyeon ia berujar dengan lantang.
"Orang bodoh itu ada di saat ia tidak mengambil kesempatan bagus yang bisa mengubah hidupnya!"ujar Jiyeon ketus
" Orang bodoh hanya berdiam diri pada kesalahannya yang sama, orang bodoh bukanlah orang yang tidak bisa membaca!, orang bodoh adalah orang yang tidak mau berusaha dan bekerja lebih keras untuk belajar dan melakukan lebih dalam hidupnya !"lanjutnya masih ketus dan keras dengan wajah dinginnya yang mengintimidasi
"Orang bodoh adalah orang yang suka membuang-buang kesempatan bagus,Tidak ada orang yang tidak bisa membaca!,yang ada orang bodoh malas untuk bekerja keras!"lanjutnya dengan wajah dingin, Jiyeon melanjutkan langkahnya meninggalkan tempat itu bersama Xixi
Chedol kembali membuka bukunya menghapal huruf-huruf itu dan teman lainnya berdehem dan pergi dari sana.
Jiyeon masa bodoh pada orang yang tidak mau mengikuti sarannya dan ia tidak memaksa orang untuk mau belajar membaca.
Beberapa pekerja yang mengikuti pembelajaran terlihat menghapal huruf-huruf sembari bekerja contohnya Chedol ia membersihkan tumpukan salju pada halaman.
"Salju, s..,a..,l..,em..,j..,u..!"
setelah menulis huruf itu di salju dengan ranting kayu, Chedol bergegas membuka buku kecil dari kantongnya ia cari gambar salju dan tulisannya ia cocokkan dengan tulisan yang sebelumnya ia tulis tadi.
"Wah...aku benar aHAHAHAHA!"Chedol tertawa keras dengan suara besar khasnya,ia begitu senang bisa menulis satu kata
Tanpa di sadari dan di ketahui Liu ,Sehun dan Zhaou, pelayan, budak dan para pekerja yang berkerja di kediaman Oh berkerja sembari menghapal huruf-huruf bacaan sedikit demi sedikit mereka bisa membaca dengan baik.
Meski tidak terlalu lancar karena waktu pembelajaran mereka yang terbilang singkat dan tidak setiap hari, di saat jam kosong saja atau tidak sedang punya pekerjaan, mereka giat belajar beberapa bulan terakhir hingga musim salju terlewati dan berganti pada musim semi saat ini.
Jiyeon mengajari mereka dengan sabar selama ini, makin hari makin banyak pelayan,dan budak yang datang dan sadar betapa pentingnya bisa membaca, termasuknya teman-temanya Chedol yang sebelumnya meremehkan-nya.
"Nona bolehkan kami juga mengikuti pelajaran membaca anda!"ucapnya tertunduk malu dan takut
"Aku tidak akan melarang siapapun yang datang dan ingin belajar, kemarilah bergabung pada yang lain!"ujar Jiyeon santai dengan wajah datarnya menyambut mereka yang mau bergabung.
Sudah hampir tiga bulan lamanya Jiyeon membimbing mereka,dan akhirnya mereka sedikit demi sedikit bisa membaca dan menulis,meski belum terlalu mulus atau lancar membaca, tapi mereka bisa mengeja.
Begitulah beberapa cerita yang Liu dengar, mereka menceritakan dengan baik bahwa selama ini nona muda yang terlihat galak dan ketus itu begitu perduli pada mereka yang hanya seorang bawahan Chedol juga merasa bersalah pernah berpikiran buruk tentang Jiyeon katanya.
Liu cukup terpukau mendengar cerita itu awalnya memang agak ragu karena sempat tak percaya dan saat Liu sedikit mengetes kebenaran cerita itu dengan menyuruh Chedol membaca tulisan yang baru ia tulis ,dan alangkah terkejutnya ia , Chedol yang biasanya hanya tau makan dan makan kini tahu cara menulis makanan yang ia makan dan bisa membaca tulisan Liu,sungguh di luar dugaannya Liu merasa bahagia untuk Chedol salah satu temannya karena bisa membaca.
Itulah kilasan saat Liu mencari tahu kebenaran tentang kedekatan Chedol dengan nona mudanya.
Kilasan balik berakhir
Liu berdiri dari duduknya mendekat pada rak buku Jiyeon
Liu memperhatikan buku-buku Jiyeon di sana.
"mau apa kau?" Xixi melihat Liu mendekati buku-buku Jiyeon tidak senang manatap pengawal tuan mudanya itu
"Hanya melihat-lihat kenapa memangnya tidak boleh?,nona muda saja tidak keberatan kenapa kau yang marah?"
"Kau tidak sopan tanpa meminta izin mendekati buku nona"
Liu menautkan alisnya bingung
"Xixi kau berlebihan itu hanya buku ,siapa saja boleh melihatnya"ujar Jiyeon menoleh pada Xixi
"Kau dengar ,nona muda saja tidak melarang sok berkuasa"sungut Liu pada Xixi
Raut wajah Xixi berubah masam
Liu memperhatikan satu persatu buku jiyeon ia hanya menemukan judul buku fiksi,dan romansa ia terlihat menampilkan senyumnya
Xixi memperhatikan guratan Liu.
'apa yang di tertawakannya apa dia mengejek,awas saja kalau dia berfikiran begitu' batin Xixi
"Nona Jiyeon bolehkah aku membaca buku nona?"
Jiyeon menoleh pada Liu
"Hm"sembari mengangguk setelahnya ia kembali menulis
Terlihat Liu menarik salah satu buku di rak
"Hati-hati dengan buku nona ku, jangan sampai kau merusaknya"seru Xixi
"Ya ampun aku bahkan belum membuka buku ini,.. seolah kau pemilik buku ini saja "sewot Liu terlihat tidak senang pada xixi
Jiyeon cukup terkejut dengan sikap xixi tumbennya ia seperti itu kepada seseorang, Jiyeon terkekeh menurutnya lucu melihat xixi dan Liu seperti sekarang,ia cukup curiga pada pelayan cantiknya.
Sehun mulai terusik, ia beberapa kali melirik dengan eksistensi tiga orang yang berada di hadapannya terdengar gaduh,Ia mencoba mengabaikan hanya menghela nafas setelahnya ia hanya kembali fokus membaca.
"Ini! Bukannya ini" ucap Liu membuat Jiyeon dan xixi menoleh padanya
"itu salah satu buku kesukaan ku hati-hati saat menyentuhnya "Jiyeon memperingati dengan halus
"Kau bilang ini buku kesukaan mu nona?!"seru Liu seperti terkaget
Jiyeon mengangguk
"benarkah ?!"tanyanya lagi seolah tak yakin
"Kau ini banyak bertanya berhentilah mengganggu nona ku..,dan letakan kembali buku itu ketempatnya itu buku yang paling di jaga oleh nona"sahut Xixi
"kau menyukai ceritanya nona?!"tanya Liu lagi pada Jiyeon mengabaikan xixi yang tadi protes
Jiyeon kembali menganguk,tapi melihat ekspresi Liu yang aneh membuat Jiyeon membuka suara
"Ada apa? apa kau tahu tentang buku itu?"
"Anda tahu penulisnya?!"lagi Liu bertanya
"Tentu saja aku tahu seruling Bambu!,aku benar-benar menunggu buku seri ke tiga cerita akhir dari buku itu,tapi tampaknya penulisnya belum menjual buku seri ke tiganya "
"Apa anda menantikan buku ini nona?!"terus Liu memberondong Jiyeon dengan banyak pertanyaan membuat Xixi yang di liputi rasa kesal
"Ya.. ampun banyak tanya sekali kau ini"Sungut Xixi
"Aku tidak bertanya dengan mu?!"sahut Liu pada Xixi
"Kkkk..kenapa kau terlihat kesal xixi?!"Jiyeon terkekeh melirik xixi, xixi mengerjapkan matanya kembali fokus menulis
"Ya ..bisa di bilang aku sangat menunggu seri ketiga buku itu, bahkan aku ingin meminta tanda tangan si seruling bambu,kau sepertinya pembaca buku itu juga ya liu?!"tanya Jiyeon kini dengan wajah santainya
"Aku sangat tahu tentang buku ini bahkan aku tahu bagian akhirnya"jelas Liu
Mendengar ucapan Liu membuat Jiyeon sedikit terkejut
"E jangan bercanda.., seri ketiganya belum muncul,hah..aku sungguh menunggu bagian akhir dari buku itu apakah mereka berakhir bahagia atau tragis,em.. aku akan membayar berapapun untuk mendapatkan seri terakhirnya "
"Benarkah ?,wah..tapi bagianmana yang paling kau sukai dari cerita ini nona?!"Liu terlihat begitu penasaran ingin banyak tahu pendapat Jiyeon tentang buku itu
"Bagian saat peran utama wanitanya juga menyukai pengawalnya!"jawab Jiyeon pelan
Liu terkekeh senang mendengar penuturan jiyeon,melihat ekspresi liu membuat Xixi terheran-heran
'mengapa dia terlihat begitu senang?!'batin Xixi
Selanjutnya jiyeon kembali bertutur
"Aku dengar penulisnya tewas di dalam gua karena sudah tua!,sayang sekali ia meninggal sebelum buku ceritanya selesai padahal ceritanya sangat di tunggu banyak orang ,hah..aku jadi penasaran pada akhir ceritanya"ekspresi Jiyeon terlihat kecewa kembali ia menulis
Liu yang sebelumnya tersenyum kini menghilangkan senyumnya tiba-tiba ia terkejut mendengar ucapan jiyeon dan merasa tidak terima.
"Tidak..nona penulisnya itu sehat!,dan masih muda dia juga sangat tampan!,dia sudah menyelesaikan bagian akhir buku itu"jelas Liu
"Ceh..mengada-ada, Sudahlah jangan percaya bualannya nona ,kita semua tahu buku seri ketiga bagian akhir dari buku itu tidak ada yang menjualnya!"Xixi kembali membuka suara
"Kau berbicara seolah kau mengenal penulisnya saja Liu"Jiyeon ikut meremehkan liu, ia terlihat ingin terkekeh
"Tentu saja aku kenal Nona!"enteng Liu
"Ceh..Jangan dengarkan dia nona dia pasti mencoba mengelabui kita"xixi terus meyakinkan nonanya untuk tidak percaya pada semua kata-kata Liu
" Tidak!,aku tidak berbohong aku memang punya buku seri ketiganya seri terakhir cerita itu, sungguh nona!"Liu terlihat meyakinkan
"Jujur saja Liu.. aku saat ini memang sulit percaya padamu kecuali..kau punya buktinya!"jelas Jiyeon mengangkat alisnya
Sehun wajahnya benar-benar terlihat tidak senang karena malah ikut mendengar pembahasan tidak penting di hadapannya
"Bisakah kalian kecilkan Suara kalian!!,sedari tadi kalian membicarakan hal yang tidak penting,aku jadi tidak fokus dengan bacaanku !"
Xixi, Liu dan jiyeon langsung terdiam mendengar protes Sehun
Liu sedikit berbisik
"Aku akan membuktikannya nona, buku itu ada di kamarku aku akan segera mengambilnya tunggu ya nona,aku akan membuktikannya padamu!"
Liu beranjak pergi dari ruangan itu untuk mengambil buku yang ia bilang
"Dia terlihat yakin..apakah benar dia memilikinya "ucap Jiyeon pada Xixi terlihat berharap bahwa Liu tidak berbohong
"Aku yakin sekali dia hanya membual nona,jangan berharap dia membawa buku seruling bambu!"tutur Xixi
Sehun dapat mendengar dan bahkan menyimak pembahasan mereka di sela membaca,saat ini bahkan ia tahu kedua wanita itu meremehkan Liu ,Sehun sangat mengenal Liu, pengawalnya itu pasti saat ini tidak sedang membual.
Liu benar-benar kembali membawa buku yang ia bilang.
Jiyeon dan Xixi mengamati dengan seksama dan mencari kesamaan sampul buku yang di bawa Liu dengan buku yang ia punya saat melihat cap tanda dari penulisnya Jiyeon terperangah ,yang menunjukan keaslian buku itu.
"Wah...ini sungguhan!!,"pekik Jiyeon terkejut sampai berdiri dari duduknya senang
Liu terkekeh dengan cengiran khasnya melihat reaksi jiyeon yang tak terduga dan terlihat lucu, sedangkan Xixi hanya mengerjap tak percaya ia terdiam.
"Sudah ku bilang aku punya nona!!" Liu masih terkekeh
"Wah Liu ini buku seri terakhir!!,bagaimana bisa kau memilikinya?!" kembali Jiyeon terpekik senang memandang antusias Liu
"Omo..omo..ini sungguhan wah aku akan segera membacanya"ujar Jiyeon terlihat begitu bersemangat dan senang memeluk buku itu
"Sudah cukup...!!kau ini berisik sekali,ini bukan tempat untuk berteriak-teriak seperti itu, keluarlah jika kau mau berteriak!!"keluh Sehun karena merasa begitu terganggu
"Ini buku bambu..!,buku bambu Sehun!"
saking senangnya jiyeon dengan buku itu,ia bahkan menunjukkannya pada Sehun yang sama sekali terlihat tidak tertarik apa lagi perduli dengan buku yang di tunjukan Istrinya.
" kau tau aku bahkan sampai tiga hari tidak napsu makan karena mendengar kematian penulisnya sebelumnya ~"belum Jiyeon menyelesaikan curhatannya Sehun sudah memotongnya
"Aku tidak perduli!,bisakah kau tenang ?!, diamlah jangan sampai membuatku mengeluarkan mu dari tempat ini!!" ujar Sehun dengan raut malas
"Haiss dasar menyebalkan,dia sama sekali tidak asik!!"sungut Jiyeon
"Apa yang kau ucapkan?!!!"Sahut Sehun
"Tidak ada suamiku..hem" Jiyeon tersenyum manis segera agar Sehun kembali diam di sana
"Padahal dia bahkan berteriak juga bukan?!!"gumam Jiyeon tidak senang
Liu masih terkekeh melihat interaksi kedua pasangan itu,tapi seruan Sehun padanya membuatnya menoleh
"Dan kau Liu !,kenapa kau masih di sini,biasanya kau tidak suka berlama-lama di ruang baca!,lebih baik kau menyusun buku-buku ini di rak!"tunjuknya dengan dagu pada tumpukan buku di samping mejanya
"Baiklah tuan!"sahut liu
"Nona buku itu hanya satu-satunya di dunia..,jangan biarkan orang lain menyentuhnya!,(ekor matanya menunjuk xixi,xixi merasa dan menatap tajam pada Liu) jangan sampai hilang"ucap Liu setengah berbisik pada Jiyeon.
"Benarkah satu-satunya?kalau begitu...percayakan padaku!!,akan ku jaga buku ini dengan nyawaku!!"ujar Jiyeon yakin dengan segenap jiwanya
Liu maupun Sehun sedikit terkejut dengan pernyataan Jiyeon tadi untuk menjaga buku itu.
"Ceh.. berlebihan sekali... "gumam Sehun bergeleng pelan maniknya masih menatap buku bacaannya
Liu mengerjapkan matanya terlihat terharu dengan ucapan jiyeon setelahnya beranjak dari tempatnya sebelumnya untuk melaksanakan perintah tuan mudanya menyusun buku ke dalam rak.
TBC
________________________________________
🙀Suer gw dugun-dugun liat Oppa Sehuni dengan rambutnya yang aw..lah pokoknya,mana gw syuka banget sama cowok gondrong syutt ;),gak tau dah keadaan jantung ini kalau liat Oppa Sehun di MV Pirates 2 pasti bakal kek mana kece badai pasti, web drama jiyi lama banget gw nunggu banget ya elah..
Si mas cy ngilangnya kelamaan lagi hikss :'(