Chereads / THE BRILLIANT DIAMOND DYNASTY (OH SEHUN) / Chapter 17 - Chapter 16 "TERJEBAK"

Chapter 17 - Chapter 16 "TERJEBAK"

Baek..kan aing..syanthik lagi (tapi bukan Baekhyun exo)awokwok nih 2 chap sesuai zanzi hayati :)

Semoga kalian sehat selalu pembaca-pembaca Syang kyuh Arigato minasan semoga bias aing pada muncul ke permukaan (~‾▿‾)~

Jan lupa sedikiakan cemilan ,tempat nyaman dan muzic yang menenangkan telinga kamyu happy reading ( ˘ ³˘)♥

Nyalakan data biar liat Jelamaan Dewa Dewi

Di sini

___________________________________________

Sore itu Sehun terlihat Santai karena pekerjaannya sudah beres kini ia terlihat asik membaca sebuah buku tebal  di ruang baca tanpa Liu hanya sendirian di ruang sunyi itu.

Sehun membuka buku tebal berjudul, 'MENGENALI PENYAKIT KEJIWAAN DAN PENYEBABNYA'.

Sehun membaca beberapa halaman yang di rasanya mirip dengan gejala yang di alami Jiyeon Istrinya gelisah, ketakutan,tubuhnya gemetar dan meracau tidak jelas, setelah kejadian itu Jiyeon sakit dan terbaring lemah meski hanya beberapa jam saja.

Jika mengingat semua kejadian itu Sehun hanya akan bertambah kesal dan marah pada Istrinya, kejadian yang tidak bisa di lupakannya dengan mudah.

Kilas balik kejadian

Di kamar

Malam itu Sehun masih sibuk berkutat dengan buku kerjanya di kursi yang ada di dalam kamar.

Terdengar kikikan dari gadis yang ada di belakangnya duduk di tepi ranjang

Sehun melirik ke belakang ternyata Jiyeon belum tertidur ia terlihat membaca bukunya dan terbawa pada cerita buku itu sampai ia terlihat tersenyum-senyum sendiri, Sehunpun kembali mengabaikan.

Setelah usai dengan pekerjaannya Sehun merapikan meja, ia melirik pada Jiyeon karena terlihat masih terduduk di tepi ranjang sembari memandanginya.

merasa di perhatikan, Sehun sedikit melirik dan benar saja, Sehun mendapati wajah istrinya yang cantik itu tersenyum dengan manik yang berbinar.

Sehun bisa merasakan ada keanehan dengan senyum dan tatapan Jiyeon padanya.

'ada apa dengannya???'Sehun bertanya-tanya

Sehun mengalihkan pandangannyanya dari Jiyeon mencoba mengabaikan dan menepis pikiran yang tidak-tidak.

Setelah mengambil selimut di lemarinya, Sehun pergi ke ranjang berniat untuk tidur.

Tumbennya jiyeon masih terduduk di sisi ranjang terus memandangi Sehun dengan senyum yang manis sih..tapi membuat Sehun sedikit takut.

Jiyeon meletakan bukunya di meja kecil dekat ranjang,Sehun duduk di sebelah Jiyeon, mereka saling berpandangan hanya sekilas.

"Kau sudah mau tidur suamiku?!"tanya Jiyeon dengan nada lembut manik almond indah itu menatap teduh Sang suami

Tumben?!

"Hm ..!" Singkat Sehun, yang berarti 'iya'

Setelahnya Sehun berniat mengistirahatkan tubuhnya di ranjang

"Sehun.."panggil Jiyeon lembut sembari memegang lengan Sehun membuat pemuda berkulit putih itu menghentikan niatnya untuk

membaringkan tubuhnya

Sehun mengernyit dengan mimik heran ikut memandang sang istri

"Sehun.." panggilnya kembali membuat Sehun tercenung dan mengerjabkan maniknya  bingung,terlebih wajah Jiyeon yang egh..sulit di artikan, Jiyeon semakin mendekat kan tubuh dan wajahnya pada Sehun secara perlahan dengan seringai menggoda membuat Sehun semakin mundur ke belakang.

"Apa!?,yang mau ~!?????"protes Sehun terhenti saat jari telunjuk Jiyeon menyentuh bibirnya

"Syut...,tenanglah suamiku..!"

tutur Jiyeon lembut masih menempelkan satu jari telunjuknya pada bibir sang suami,

Sehun membeku maniknya membulat.

Deg..! debaran jantung Sehun terkejut

Sehun sadar, ia menepis tangan Jiyeon dari bibirnya dengan cepat,alis tebal lelaki tampan itu menukik tajam ia  sedikit  mendorong tubuh Jiyeon agar menjauh,tapi tangan yang berniat memberi jarak itu malah di genggam lembut oleh kedua tangan Istrinya.

di tuntunnya telapak tangan Sang suami untuk menyentuh salah satu pipi lembut dan mulusnya dengan senyum indah Jiyeon yang beberapa kali menghiasi harinya anehnya Sehun malah menikmatinya setelahnya ia kembali tersadar dan menjauhkan tangannya dengan cepat dari Jiyeon.

Jiyeon menatap wajah Sehun lekat-lekat,mampu membuat Sehun terpaku.

Dug ..dug!

"Sehun... " ia semakin mendekat pada sehun

Dub..dub..dub

"Oh.... Se..hun.."bisik Jiyeon lembut memperlihatkan wajah menggodanya Sehun mengumpat dalam hatinya ,ada sensasi asing yang ia rasakan dan desiran aneh menyerang tubuhnya,saat mendengar jiyeon menyebut nama lengkapnya dengan nada seperti itu

Dub,dub,dug,dug ! Merasa Jantungnya berdetak aneh

Glek..!!!jakun Sehun bergerak karena menegak kasar ludahnya

terasa  darahnya mengalir begitu cepat dari ujung kaki hingga ujung kepala, jantungnya terus berdebar tak karuan tidak mau di ajak kerja sama, suasana yang sebelumnya sejuk tiba-tiba terasa panas mampu membuat seluruh kulit Sehun merah padam seperti kepiting rebus,Sehun semakin memundurkan tubuhnya hingga menyentuh pojok ranjang,tapi Jiyeon malah semakin mendekatkan wajahnya,suara batinnya menjerit-jerit untuk sadar dan menolak semua ini tapi,.

"Tutup matamu Oh..Sehun..."bisik jiyeon

begitu lembut dan bergairah di depan wajahnya, Sehun bisa melihat jelas bibir semerah jambu,manik teduh bening dan bersih begitu indah dan mampu membuatnya tenggelam,wajah cantiknya yang bercahaya,harum tubuh Jiyeon yang semakin menari-nari di hidung mancungnya.

aroma harum tercium dengan jelas hingga menembus organ-organ dalamnya yang membuatnya seolah lemah, terlebih lagi suara Jiyeon yang mengalun indah memanggil nama lengkapnya mampu menghipnotis Sehun hanyut dalam pesona Istrinya membuat jantungnya terpompa dengan cepat.

"Tutup matamu Oh..Sehun..."ulang Jiyeon berbisik bahkan Sehun bisa merasakan hembusan nafas yang menyapu bibirnya

Sehun tenggelam ia patuh menuruti kata-kata Jiyeon,menutup matanya perlahan dan rapat

dengan wajahnya yang memanas,di rasanya Jiyeon dekat dan semakin dekat sampai Sehun bisa merasakan hidung Jiyeon menyentuh hidungnya,aroma harum menenangkan mawar, lafender, buah jeruk ? Ia menebak-nebak harum segar yang menguasai Indra penciumannya dari tubuh Jiyeon.

'....?'

hening entah apa yang di nantinya saat ini,tidak ada sentuhan di rasanya Sehun masih menunggu sembari mendengar debaran jantungnya sendiri terhitung 5 detik ia memejamkan mata.

Bluk!!

ia merasa sebuah benda empuk menyentuh wajahnya sekilas sampai membuat kepalanya sedikit terdorong ke belakang.

"aHAHAHAHA..kkkkk..hahaha!" Terdengar tawa keras dari Jiyeon

Sehun dengan cepat membuka matanya masih membeku di pojok ranjang,terkejut bukan kepalang ternyata sebuah bantal tadi dengan kasar mendarat pada wajah tampannya yang memerah, Sehun mengerjab bingung dengan mulut yang sedikit terbuka memandangi Jiyeon yang terlihat tertawa lepas sampai terpingkal-pingkal memegang perutnya berguling-guling di lantai kayu.

{Wah ...jiyi..wah..parah jiyi..suami ganteng di sia-siain lu🗿}

".....???????????????"

Sehun dengan wajah bodohnya masih belum tersadar Jiyeon hanya mencoba bermain-main dengannya.

"Dasar bocah mesum, ahahaha...aku tau apa yang ada di otakmu saat ini...aha..ha..ha , sudah ku duga kau hanyalah bocah mesum!kkkk!"Jiyeon terbahak-bahak

Seketika raut muka Sehun berubah derastis rahang mengeras bibir mengatup rapat maniknya sangat tajam menyalang alis tebalnya bertautan begitu menukik tajam dan wajahnya bertambah merah semerah tomat karena darahnya yang mendidih jika ada efek animasi mungkin kuping dan hidung Sehun sedang mengepulkan asap saat ini karena ia benar-benar sedang murka dan malu...

'BODOH KAU OH SEHUN bagaimana bisa kau terjebak padanya!!'pekik Sehun dalam hati merutuki diri sendiri.

menyadari Jiyeon hanya coba menggoda untuk mempermainkannya,ia hanya bisa merutuki dirinya sendiri dan mengumpati gadis yang sedang berguling-guling di lantai Sembari terus tertawa lepas bertepuk tangan dengan wajahnya yang memerah.

"Ahahaha...aku tau apa yang ada di otakmu tadi...aha..ha..ha , sudah ku duga kau hanyalah bocah mesum haha..,jangan pernah berharap aku akan menyentuh mu payah !!"

Sehun bangkit dari ranjang dengan dengusan kesal

'cekik ..tidak! cekik ..tidak??!'batin Sehun berperang masih menatap nyalang Jiyeon di lantai.

"ahaha... Lihat wajahmu tadi ahaha..kau bahkan menutup matamu..! ahaha!!patuh sekali si mesum ini..ahahha!!" Jiyeon masih meledek.

Sehun hanya bungkam dengan semburat amarah dan malunya, Jiyeon selalu berhasil membuatnya di liputi rasa kesal karena kejahilanya sampai mampu membuat Sehun mati kutu saat ini.

Ia ingin meledakakan amarahnya sekarang tapi ia cukup merasa malu atas tingkahnya tadi,mengapa ia dengan bodohnya terjebak dan terlihat tergoda dengan rayuan Jiyeon yang ia tahu pasti hanya untuk mempermainkannya.

menuruti semua kata-katanya tidak berupaya menghalangi gadis menyebalkannya itu untuk mendekat, Sehun merutuki dirinya sendiri karena sempat menunggu Jiyeon untuk menyentuh bibirnya, ia kesal setengah mati Jiyeon pasti merasa menang saat ini.

'Sial!'

"Berhenti tertawa sialan!!"

dengus Sehun kesal sampai mengatai Jiyeon,ia lebih memilih beranjak pergi keluar dari kamarnya sekarang.

Jiyeon masih pada sisa-sisa tawanya

"aHAHAHAHA..suamiku..ahaha..mau kemana ..?!,ini sudah.. malam?!!ahahaha!"Jiyeon melihat suaminya yang sedang kesal itu pergi keluar kamar

"Ahahaha lihat wajah... bodohnya..tadi..ahahaha..lihat wajah.. dungunya..ahahaha!aduh perutku sakit..hah...!"Jiyeon berbicara sendiri terlihat lelah tertawa

Ternyata Jiyeon hanya berniat mempermainkan Sehun, mencoba mempraktekkan apa yang ia baca pada buku bacaan yang baru ia beli kemarin bertema romansa ia tidak menyangka Sehun akan bertingkah seperti salah satu karakter yang ada di buku itu.

Wajah Sehun yang terlihat bodoh benar-benar menuruti perintahnya dengan mudah menutup mata, meski nyaris saja ia kelepasan dan hampir benar-benar mencium Sehun.

Untungnya Jiyeon bisa mengendalikan hasratnya sendiri untuk tidak menyentuh Sehun yang ia akui kelewat tampan dan menyebalkan.

Seolah ada yang menggelitikinya setiap ia mengingat wajah Sehun tadi, wajah lelaki yang menikahinya itu memerah dengan maniknya membulat sempurna ia bahkan membuat sehun sampai tidak bisa berkata-kata, mengumpatinya dan langsung meninggalkannya entah berlalu kemana sekarang.

Jiyeon terus terkikik mengingat memori itu, mengganggu Sehun benar-benar dapat menghiburnya.

**

Di kamar kecil

Gelembung-gelembung air terlihat kepermukaan berasal dari bibir Sehun yang mencelupkan wajahnya ke air dalam gentong di kamar kecil.

"DASAR...GADIS...KURANG...AJAR...!!!!"pekik Sehun dalam air teriakannya terdengar jelas di hati

DUAR ! GLUDUG.. GLUDUG!! suara petir di langit menyambar seolah mengiringi kemarahan Sehun pada Istrinya.

Sehun mengangkat wajahnya dari air di rasanya sudah cukup sekarang emosi yang sebelumnya naik ke ubun-ubun kini sudah lumayan mereda karena dinginnya air mampu menyadarkannya.

Selama ini beberapa wanita dan gadis-gadis cantik melebihi Jiyeon sering merayu dan menggodanya seperti tadi termasuknya Irene wanita cantik yang selalu mengejar-ngejarnya itu bahkan berusaha sangat keras untuk menarik perhatian dan mengambil hatinya seperti serangan Jiyeon tadi.

Tapi Sehun tidak pernah tergoda sama sekali ia tidak pernah menanggapinya dan selalu menghindar intinya tidak ada yang mampu membuat Sehun sampai seperti orang bodoh dan patuh seperti tadi.

'Malu'ia marah karena merasa malu sebenarnya

Entahlah ia tidak mengerti perasaan apa yang menimpa dirinya saat ini yang pastinya ia tidak akan lagi masuk kedalam permainan Jiyeon musuh besarnya, rasa kesal dan marah saat ini benar-benar mendominasinya untuk membalaskan dendam pada Jiyeon sekarang juga Sehun akan memberi pelajaran pada musuh jahilnya itu agar ia tahu dengan siapa dia bermain-main.

"Akan ku balas kau!!"

Ujar Sehun dengan wajah dinginnya benar-benar terlihat seram Seperti pembunuh berdarah dingin yang siap membunuh incarannya

DUAR..!.. GLUDUG..!.. GLUDUG!

Petir bersahutan muncul dari langit yang kelam cahaya dari petir sekilas memperjelas wajah dingin itu.

Angin bertiup kencang menerbangkan air hujan yang deras Sehun berjalan menuju pintu kamarnya dengan sorot wajah yang dingin, setelah membuka pintu itu ia masuk ke dalam.

Bruk!!

Sehun menutup kasar pintu kamarnya dan menguncinya.

Entah apa yang akan dilakukan Sehun saat ini untuk membalas Istrinya,hanya Sehunlah yang tahu bahkan penulisnya cerita ini tidak tahu :') tentang rencana Sehun.

Saat mendekat ke ranjang Sehun tidak mendapati Jiyeon ia juga mencari Jiyeon di kamar mandi,dalam lemari juga sudut-sudut ruangan di kamarnya tapi ia tetap tidak mendapati istri bingalnya itu.

{Ingat kamar mandi dan kamar kecil terpisah ya hyunk..}

Sehun bertanya-tanya,di manakah gerangan istrinya berada saat ini apa ia tahu Sehun akan coba membalasnya dan istrinya itu kabur dari kamarnya ini sekarang.

"Baguslah ia pergi,aku jadi tidak perlu melihat wajah jeleknya itu!" Gumam Sehun

Saat kembali ke ranjang alangkah terkejutnya Sehun mendapati selimutnya bergerak-gerak di pojok ranjang, suasana benar-benar mencekam karena di luar sedang hujan lebat dengan petir terdengar menyambar Sehun tidak takut.

Hanya saja ia sempat terkejut kini mimik wajahnya mendatar ia tahu siapa yang ada di balik selimut itu,siapa lagi kalau bukan musuhnya Jiyeon,ya musuh dalam selimut tampaknya bukan sekedar kiasan untuknya tapi kenyataan sekarang ini.

Sehun menarik paksa dan kasar selimutnya yang di kenakan Jiyeon dengan raut tidak senang alisnya menukik tajam.

"Berani-beraninya kau menyentuh selimutku !!"sewot Sehun terlihat marah

Sehun memperhatikan ada keanehan pada gadis yang berhasil mempermainkannya tadi, Jiyeon terdengar meracau dengan tubuhnya yang tampak bergetar meringkuk duduk di pojok ranjang.

"Sehun..bisa tolong aku..,hikss,panggilkan xixi Sehun.. hikss!"ucap Jiyeon lirih tubuhnya bergetar terlihat di penuhi peluh dan air mata

'kenapa dia?!'batin Sehun

GLUDUG..!..GLUDUG!! suara petir ,{kek gini gak sih ..suaranya awokwok ?)

Jiyeon dengan cepat beranjak dari tempatnya berhamburan memeluk tubuh Sehun sembari terpekik histeris saat suara petir terdengar.

"Ibu..hikks..ibu ..maafkan aku..ibu...hikss..ibu..aku akan jadi anak baik!,hikss"tanpa di sadari Jiyeon memeluk erat tubuh Sehun sekarang sembari terus meracau

Membuat Sehun tercenung dengan tubuhnya yang menegang di peluk erat oleh Jiyeon yang sedang terduduk di atas ranjang,setelah beberapa detik Sehun tersadar dan mencoba melepaskan pelukan kuat dari Jiyeon.

"Lepaskan!!,Berani sekali kau..!! lepaskan !!"

Sehun mencoba melepaskan pelukan Jiyeon pada tubuhnya secara kasar

"Apa yang kau lakukan..kau ini berani sekali ya..!"berang Sehun terus mencoba melepaskan pelukan kuat Jiyeon dan kini berhasil terlepas

"Hikss ibu..ibu maafkan aku!!"tangisan Jiyeon semakin menjadi-jadi, Jiyeon merangkak dengan cepat ke bawah selimut Sehun terlihat berlindung disana

Sehun hanya bisa terheran-heran dan bingung dengan tingkah Istrinya saat ini tingkahnya lebih aneh dari biasanya, benar-benar luar biasa sangat aneh membuat Sehun kembali seperti orang bodoh membuka mulutnya dan menggelengkan kepalanya.

"Dia ini apasih yang di lakukannya!"gerutu Sehun kesal

"Kemarikan selimutku!!,aku lelah saat ini aku tidak sedang ingin melihat keanehan mu!"

Sehun dan Jiyeon berebut selimut saat ini,saling tarik-menarik tentu tenaga Sehun lebih besar ia yang berhasil mendapatkan selimutnya kembali

Saat mendapatkan selimutnya Ia mendapati wajah Jiyeon yang sembab di penuhi air mata dan peluh tidak mengurangi kecantikannya hanya saja membuat Sehun sedikit cemas dan merasa iba,ruangan dingin saat ini tapi mengapa Jiyeon di penuhi peluh dan seperti ketakutan akan sesuatu padahal ia belum melakukan balasan apapun pada gadis itu, itulah pikirnya.

"Kau kenapa ha?!"seru Sehun mengernyit heran

Tubuh Jiyeon bergetar hebat ia meringkuk memeluk lututnya kembali terduduk di pojok,

"A..aku. aku...minta maaf"ujar Jiyeon yang bergetar lemah

Sehun semakin di buatnya bingung mendengar ucapan Jiyeon

"Kau demam?!"

Sehun menyentuh kening Jiyeon yang basah

'tidak panas malah dingin,ada apa dengannya?!'

"Jika kau berniat mempermainkan ku lagi !!, sungguh ini tidak lucu dan aku tidak punya waktu untuk meladenimu,Tidurlah?!"seru Sehun

Mencoba mengabaikan tingkah aneh Jiyeon di sana mungkin Jiyeon saat ini berusaha mempermainkannya lagi, wajahnya itukan selalu meyakinkan dalam bersandiwara meski keadaannya saat ini benar-benar Seperti orang yang butuh pertolongan.

Sehun membaringkan tubuhnya dengan selimut membiarkan Jiyeon melakukan apapun sesukanya di pojok ranjang.

Suara petir kembali terdengar, tiba-tiba

Sehun bisa merasakan ada yang menerobos masuk  kedalam selimut yang ia gunakan siapa lagi kalau bukan Jiyeon si penerobos, dengan cepat Sehun menyibak selimutnya.

"JIYEON!! APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN Ha ?!"berang Sehun marah mendapati Jiyeon kembali mendekap memeluk tubuhnya sembari bergetar ketakutan dengan racauwan aneh, disaat Sehun berusaha dudukpun Jiyeon tak urung melepaskan pelukannya dari tubuh Sehun

"Benar-benar dia ini!!"keluh Sehun ia kini dalam posisi duduk dengan pelukan erat Jiyeon

"Ayah..maaf..maaf ibu..maaf..maafkan Jiyeon..!!hikss"

Jiyeon terus meracau mengatakan maaf Sembari terus menangis dan memeluk Sehun dengan erat

Sungguh Sehun benar-benar takut saat ini

"Jiy..jiy..sadarlah..ada apa jiy lihat aku?!"Sehun menepuk-nepuk pelan punggung dan pipi Jiyeon dengan nada yang melunak

Jiyeon yang senggugukan perlahan mendongak menatap Sehun dengan linangan air mata di maniknya

"Ibu..,hikss ibu!" Gumamnya pada Sehun

"Aku Sehun.. bukan Ibu..!"Sehun hanya bisa mengernyit, ia iba melihat Jiyeon menangis sampai seperti ini,tapi apa penyebabnya

"Hikss Sehun..tolong hiks... Panggilkan ibuku..!"ujar nya di sela tangisnya yang terlihat seperti anak kecil yang merengek

"Apa..?!"heran Sehun

"Xixi..panggilkan xixi...Sehun!,ku mohon!hikss"masih memandangi wajah Sehun dan memeluknya

"Ya..baiklah tapi lepaskan dulu tangan ini, bagaimana aku pergi memanggilnya jika kau memelukku seperti ini!"jelas Sehun

Di saat Jiyeon melonggarkan pelukannya pada tubuh Sehun, petir kembali terdengar dan di saat itulah Jiyeon kembali histeris dan menangis mempererat kembali pelukannya, menunduk-kan pandangannya maniknya menutup rapat.

"Tidak .. tidak..Sehun jangan pergi..jangan pergi!!"Jiyeon semakin mempererat dan gusar ia semakin meringkuk memeluk sehun

"Ada apa dengan mu ?!, sebenarnya??!"Sehun benar-benar di buat bingung bukan kepalang

"Biarkan seperti ini.. Sehun..bisakah ..kau mengelus..kepala ku..?!,ku mohon..!"lirih gadis itu memohon

"Apa..?lepaskan aku..kau pasti mau mempermainkan ku lagikan!,lepaskan!!"Sehun merasa ia mungkin di jahili lagi,mencoba melepaskan pelukan kuat dari Jiyeon tapi Jiyeon semakin memperdalam pelukannya

"Hemmm..hikss ku mohon tolong aku kali ini saja..hikss aku takut pada petir..aku...takut..hiks!"

Sebenarnya Sehun iba melihat keadaan istrinya seperti ini,Sehun bisa merasakan Jiyeon benar-benar ketakutan,pertama kalinya ia melihat orang begitu ketakutannya karena petir bisa sampai banyak meracau tidak jelas dengan tubuhnya yang bergetar di penuhi peluh dan air mata.

Sehun sebenarnya bingung harus berbuat apa agar Jiyeon berhenti ketakutan dan berhenti memeluk dirinya,jadi untuk sekarang ia hanya akan berdiam diri setidaknya membuat Jiyeon tenang.

Gludug..!(suara petir menyambar)

"Ibu.. Jiyeon anak baik.. Jiyeon anak ayah dan ibu.. Jiyeon anak ayah..dan ibu!"gumam Jiyeon terus seperti itu jika ada suara petir

Sehun hanya pasrah diam terduduk di ranjang,mendengar semua racauan istrinya, yang memeluknya erat seperti mencari perlindungan pada tubuh kokohnya,saat ini wajah Jiyeon menempel pada dada bidang Sehun, tangan istrinya melingkar erat di pinggang Sehun, kaki Jiyeon menekuk di sampingnya.

Jiyeon seperti orang mabuk yang sakit, Sehun sempat melihat pandangan Jiyeon yang kosong dengan racauannya, Jiyeon menggerakan kakinya untuk meraih selimut Sehun.

Tahu maksud dari Jiyeon, Sehun bergerak mengambil selimut yang tak jauh darinya dan ia berikan pada Jiyeon, Jiyeon menutupi seluruh tubuhnya termasuknya kepalanya dan separuh tubuh Sehun ikut tenggelam dalam selimut itu,

Di luar selimut Sehun masih bisa merasakan

Jiyeon terus bergumam dengan tubuh bergetarnya.

"Ceh..dia ini..kau hanya mencari kesempatan kan,awas kau berani macam-macam di situ!"ucap Sehun pada Jiyeon yang seluruh tubuhnya tertutup selimut tebal miliknya, terdengar mengancam seolah gadis itu akan mencari keuntungan entah keuntungan apa yang di maksudnya.

Di setiap petir terdengar Sehun akan merasakan tubuhnya di tekan ke dua lengan Jiyeon yang semakin mempererat pelukannya Sehun juga merasakan Jiyeon seperti terkejut setiap kali suara petir datang,kedua tangan Sehun yang sebelumnya hanya diam di sisi tubuhnya kini salah satunya bergerak menepuk-nepuk pelan punggung Jiyeon dalam selimut untuk memberi ketenangan.

Banyak pertanyaan yang bersarang di kepala Sehun saat ini,kenapa Jiyeon begitu takut pada suara petir dan tingkahnya saat ini begitu berlebihan jika ia benar-benar takut,anak kecil saja tidak sampai seperti itu bila mendengar suara petir aneh sekali istrinya ini.

Beberapa kali Sehun terlihat menguap karena ia merasa sangat mengantuk dan lelah,ia cukup pegal dengan posisinya yang duduk tegak seperti ini,dalam benaknya ia berharap hujan lebat ini segera berhenti agar ia bisa segera membuat Jiyeon lepas dari tubuhnya dan bisa berbaring di ranjangnya.

*

Suara gemuruh petir sudah tidak terdengar lagi dan rintik hujan juga sepertinya mereda.

Terlihat Sehun masih terduduk tegak dengan mata tertutup ia bisa melawan rasa kantuknya masih dengan posisinya.

di rasanya pelukan Istrinya melemah dan Sehun bisa merasakan Jiyeon terlihat sudah tenang tidak ada lagi gemetar di tubuhnya, tidak ada lagi racauan yang terdengar, Sehun bisa mendengar nafas teratur dari Jiyeon saat ia membuka selimut yang menutupi separuh bagian tubuhnya dan seluruh tubuh Jiyeon,di lihatnya Istrinya tertidur pulas dengan posisi setengah duduk kepalanya bersender nyaman pada dada bidangnya.

Sehun menghelakan nafasnya,

"Hey .. Jiyeon..bangunlah..,bangun..hujan sudah reda.."Sehun menggoncang pelan lengan Jiyeon agar gadis itu terbangun

"Kau benar-benar pandai mencari kesempatan!"desah Sehun pada Istrinya yang masih terlihat pucat,dengan sisa air mata di pipinya

Jiyeon hanya terdiam lemah ia menggeser tubuhnya ketempat tidurnya, Jiyeon terlihat mencari selimutnya.

"Pakai saja selimut ku,aku tidak ingin memakai bekasmu!" Sehun sebenarnya hanya kasihan pada Istrinya itu terlihat benar-benar lemah sekarang jadi biar ia yang beranjak dari ranjang untuk mengambil selimut di lemari,Sepertinya Sehun lupa untuk rencana balas dendamnya sekarang

Jiyeon benar-benar memakai selimut Sehun dan berlangsung tidur di tempatnya.

Sehun mengambil tumpukan bantal dan selimut milik Jiyeon yang ada di lemari untuk di gunakannya tak lupa saat ini ia menumpuk bantal di tengah ranjang sebagai pembatas.

Dilihatnya Jiyeon sudah tenang dan tertidur pulas di balik selimut miliknya, dan sekarang Sehun ikut membaringkan tubuhnya besok ia akan meminta penjelasan pada gadis yang satu ranjang dengannya ini kenapa ia begitu berlebihan takut pada suara petir dan apa alasannya.

akhirnya Sehun bisa benar-benar beristirahat, tertidur pulas dan nyaman mengenakan selimut Jiyeon karena selimut yang ia gunakan tercium harum seperti pemiliknya Upss..

***

Pagi itu xixi datang ke ruang baca, membawa teh dan kudapan tanpa Jiyeon bersamanya.

"Di mana Jiyeon?!"tanya Sehun pada Xixi

"Bukannya nona Jiyeon sakit tuan?"tutur Xixi dengan wajah bingungnya

"Dia Sakit..?!"beo Sehun

"Apa tuan muda tidak tahu~"belum xixi menyelesaikan kata-katanya tuan mudanya itu memotongnya

"Hm..kau boleh pergi sekarang !",titah Sehun seperti mengusir Xixi

Xixi tanpa banyak basa-basi patuh dan pergi dari tempat itu, karena ia punya pekerjaan penting yaitu merawat nona mudanya yang sedang sakit saat ini.

"Nona Jiyeon sakit ?!,mengapa bisa tiba-tiba?, semalam aku melihatnya baik-baik saja?!"gumam Liu

Sehun mencicipi tehnya dan ia merasa tehnya sedikit berbeda,padahal ia tahu teh dalam poci yang di bawa xixi sama-sama teh dengan sari lemon tapi sungguh rasanya berbeda meski rasanya sama-sama sedap hanya saja teh yang di bawa Jiyeon lebih enak di lidahnya, Sehun jadi urung melanjutkan meminum tehnya dan meletakkan gelas tehnya kembali di atas nampan.

"Tuan..!,Apa kau dan nona Jiyeon tadi malam melakukan malam pertama?!"tanya Liu dengan wajah polosnya

Membuat Sehun mendelik tajam pada Liu dan mendaratkan buku di kepalanya,di pikirannya terkadang kepala pengawalnya itu memang butuh buku tebal untuk kembali menggeser letak otaknya agar sadar dan bersih dari pikiran kotornya, entah apa yang ada di dalam kepalanya saat ini.

Liu pasti mengaitkan Jiyeon yang sakit dengan pikiran kotornya yang tidak-tidak,ada-ada saja terkadang pikiran pengawalnya itu,sampai beraninya bertanya seperti itu lagi pada tuannya yang masih bersih ini.

"Katakan lagi hal seperti itu,biar aku hilangkan kepalamu saat ini!"seru Sehun sembari berdiri dari duduknya meletakkan buku yang sebelumnya di gunakan untuk menyadarkan liu

"Kkkk..Aku hanya bercanda tuan~!"cengir Liu mengusap kepalanya yang tadi sempat mendapatkan ciuman dari buku tebal untungnya hanya pukulan pelan

"Pikiran mu itu selalu saja kotor Liu..!, dasar bocah mesum!"Sehun berlalu pergi begitu saja setelah mengatakan itu pada Liu yang terlihat membeku di tempat duduk

Liu tercengang bukan karena kepalanya di ancam akan hilang oleh Sehun, tapi ia terkejut mendengar penuturan tuan mudanya tadi untuk pertama kali dalam hidupnya ia mendengar kata kasar keluar dari bibir tuan mudanya yaitu Liu di Katai 'bocah mesum' entah dari mana tuan mudanya belajar kata kasar seperti itu.

***

Di lain tempat Sehun melihat Xixi habis mengantar tabib yang sebelumnya memeriksa keadaan Jiyeon.

"Bagaimana keadaannya?"tanya Sehun

"Demamnya sudah hilang tuan,keadaan nona Jiyeon sudah membaik"tutur Xixi

"Apa dia benar-benar memiliki ketakutan luar biasa pada suara petir?malam itu dia begitu aneh dan ketakutan hanya karena mendengar petir"

"Sebenarnya nona sejak kecil  punya ketakutan pada hujan dan petir tuan, ia hanya akan langsung tenang jika nyonya Tae hee datang memeluknya"jelas Xixi

'Semua yang ada pada dirinya benar-benar Aneh bahkan ketakutannya !'batin Sehun memikirkan Jiyeon.

"Tapi jika anda melihat nona Jiyeon seperti itu lagi di saat hujan datang anda bisa memeluk dan  dan mengelus kepala nona Jiyeon, sembari mengucapkan kata-kata yang bisa menenangkannya tuan,nona Jiyeon pasti akan tertidur tenang!"

"Contohnya..tenanglah ...kau anak yang baik...kau anak ayah ibumu...!,sembari terus mengelus-elus kepalanya dengan lembut maka nona Jiyeon akan segera tenang

"lanjut Xixi menjelaskan pada tuan mudanya sembari memperagakan seolah-olah mengelus kepala Jiyeon dan memeluk Jiyeon padahal tidak ada apa-apa di hadapannya selain Sehun yang memperhatikan dengan datar

Sehun hanya mengernyit mendengar usulan Xixi, setelahnya ia mendengus malas dan pergi meninggalkan Xixi begitu saja, terlihat jelas Sehun tampaknya urung melakukan hal itu pada nona mudanya.

"Hah...nona Jiyeon sakit karena anda tidak menanganinya dengan baik tuan Sehun padahal anda suaminya harusnya bisa menjaganya dengan baikkan!"gumam xixi pada Sehun yang terdengar seperti mengeluh.

*

Sehun berniat melihat keadaan Jiyeon siang itu di kamarnya ,tapi saat berniat membuka pintu, pintu kamarnya itu sudah lebih dulu terbuka dari dalam menampilkan sosok wanita yang ingin ia temui.

"Suamiku...?!"Seru Jiyeon dengan senyumnya

Di telusuri Jiyeon dari ujung kaki hingga wajahnya dengan ekor matanya, terlihat sudah baik-baik saja

"Kau..sudah sembuh?!"tuturnya

"Ha..?! Memangnya kapan aku sakit? !"Ekspresi Jiyeon seolah terheran-heran dengan ucapan suaminya tadi

Sehun ikut mengernyit memandangi Jiyeon

"Hah.. jelas-jelas tadi pagi kau sakit ,tidak bahkan malam itu kau seperti orang sakit,sakit Jiwa"tegasnya

Sehun meminta penjelasan dari Jiyeon dengan keanehannya pada malam itu,tapi Jiyeon mengelak dan mengatakan ia tidak mungkin melakukan semua hal yang di katakan Suaminya.

Jiyeon bahkan meledek  Sehun dan menuduh Sehun yang mungkin sedang bermimpi,dan mengatai Sehun sakit jiwa  tidak bisa membedakan sebuah mimpi dan mana kenyataan.

Sehun benar-benar kesal setengah mati dengan Istrinya itu, bukan hanya keras kepala ,tidak tahu diri tapi juga gila sekarang, masa bodoh dengan semua tingkah laku Jiyeon saat ini, jika Istrinya itu mengalami kejadian yang aneh seperti sebelumnya Sehun akan benar-benar tidak perduli

"Dasar sinting!, kau bilang aku yang sakit?!,  jelas-jelas kau yang sakit!,tabib bahkan datang memeriksa mu sebelumnya!"Sehun benar-benar marah dan kesal dengan Jiyeon yang bersih keras mengelak tidak mengakui ke anehannya malam itu.

"Siapa yang memanggil tabib,padahal aku baik-baik saja,sudahlah suamiku sebaikanya kau yang berobat lihat wajahmu memerah kau demam ya ?!"Jiyeon masih dengan cengiran berniat menyentuh kening Sehun

Tapi dengan cepat dan kasar Sehun segera menepis tangan Jiyeon dengan raut dan sorot mata begitu tajam bahkan rahang Sehun mengeras ia benar-benar sebal melihat cengiran Jiyeon saat ini.

"Terserah ..mu jangan berani-beraninya kau menyentuhku lagi !!"ujarnya dingin

dengan wajah merah padam menahan amarah Sehun pergi dengan langkah kesal,percuma berbicara baik-baik dengan gadis yang menurutnya gila,benar-benar selalu membuat murka dan geram

Jiyeon yang sebelumnya tersenyum-senyum kini raut wajahnya mendatar saat Sehun menghilang dari pandangannya.

"Maaf Sehun!"gumamnya lemah

Kilas balik berakhir

Sehun dengan serius membaca setiap paragraf dari buku kesehatan itu setelahnya.

"Jadi ia akan menggila jika hujan datang?!,ceh.. penyakitnya bahkan lebih aneh dari orangnya, ada-ada saja, kenapa aku harus perduli biarkan saja..,jangan iba padanya Sehun pura-pura saja tidak tahu dan jangan khawatir.. "Sehun menutup buku tebal itu,dan meninggalkan ruang bacanya

***

Siang ini Jiyeon pergi ke salah satu pabrik milik sang suami membawakan bekal makan siang untuk Sehun,letak pabrik cukup jauh dari rumahnya ia pergi bersama Xixi  mengendarai masing-masing kuda mereka.

Sehun tidak setiap hari pergi ke pabrik ia hanya datang dua kali dalam sebulan  mengunjungi  setiap pabriknya hanya untuk memberi arahan dan mengecek kinerja pekerjanya.

Setelah sampai di pabrik Jiyeon bisa melihat kesibukan para pekerja di sana,beberapa bawahan Sehun menyambut,menyapa dengan memberi hormat pada nyonya besar mereka itu.

Pabrik milik sehun yang Jiyeon kunjungi saat ini adalah pabrik kertas, Sehun memiliki beberapa pabrik yaitu pabrik makanan ringan,kertas,dan pewarna pakaian usaha Sehun bahkan sudah memiliki cabang di mana-mana Sehun juga mengembangkan bisnisnya sampai pasar luar negeri.

di usia belia Sehun sudah bisa menjadi bos besar,memimpin dengan baik orang-orang berbagai usia yang jauh di atasnya,Sehun di kenal sebagai bos yang tegas dan mau mendengarkan usulan dan keluhan bawahannya ke suksesannya di raih karena kerja keras dan dukungan dari orang di sekitarnya.

Jiyeon sampai pada ruangan luas  khusus bos besar yang di penuhi kursi dan meja panjang, Jiyeon datang di saat Suaminya itu  tengah mengadakan rapat atau musyawarah dengan beberapa bawahan terpercayanya, Jiyeon sedikit menguping dan menyimak pembahasan rapat Sehun.

"Untuk pabrik baru aku memang membutuhkan banyak tambahan pekerja ,jadi aku tugaskan kalian untuk mencari orang yang siap bekerja, Seperti biasa pak Choi dan Xiumin kalian yang ku tugaskan untuk mencari 50 orang itu"

"Baik bos" mantap dua lelaki berbeda usia itu

Sehun melirik Jiyeon yang datang bersama Xixi

"Istirahatlah...jam istirahat sudah lama terlewat,kita tutup rapat ini"ucap Sehun

Semua orang berdiri dari duduknya berniat meninggalkan ruangan itu.

"Kau bawa yang aku pesankan?!"tanya Sehun pada Jiyeon yang mendekat

"Ya aku bawa beberapa kue yang kau inginkan, itu ..ada di meja"tunjuk Jiyeon dengan dagu pada keranjang makanan yang di bawa xixi sebelumnya

"Xiumin!"seru Sehun pada lelaki yang sedang merapikan beberapa lembar kertas yang ada di meja di dekat Sehun

"Ya bos?!"

"Ambil keranjang itu, berikan isinya pada semua pekerja"

"Baik bos !"Xiumin patuh dan pergi membawa keranjang berisi kue untuk di bagikan pada seluruh bawahannya

Jiyeon mendekat dengan bekal yang ia bawa untuk Sehun, dengan telaten Jiyeon membuka kain pembungkus kotak berisi nasi dan lauk pauk yang ia masak, di susunnya di atas meja menyajikannya untuk sang suami yang duduk tenang di kursi kebesarannya saat ini.

"Suami ku kau butuh pekerja baru?!"ujar Jiyeon yang berdiri di sampingnya

"Hm..!"Sehun menyumpit makanan lezat itu pada mulutnya

"Berarti aku datang di saat yang tepat !,aku punya banyak kenalan !, jumlahnya sekitar ..30 orang,mereka memang sedang membutuhkan pekerjaan saat ini "

Jiyeon terlihat serius mengatakannya kini ia duduk di depan Sehun sembari menuangkan air putih di gelas dan di dekatkannya pada sang suami yang sedang hikmat menyantap makanan.

"Bahkan aku bisa langsung memanggil mereka kemari saat ini juga, jika kau benar-benar membutuhkan mereka sekarang!"jelas Jiyeon antusias

'Benarkah..?!,dia tampak serius !'batin Sehun melirik wajah Jiyeon

Di lihatnya wajah istrinya tidak ada raut kebohongan di sana,meski tampaknya Jiyeon sedang tidak mempermainkannya tapi Sehun tetap waspada bisa jadi Jiyeon sedang mencoba mempermainkannya agar bisa menunda pekerjaannya tapi...

"Kalau begitu..besok pagi suruh mereka datang menemui ku di sini !"dengan wajah datar dan kata-kata malas keluar dari Sehun tapi membuat Jiyeon yang mendengarnya tersenyum lebar

"Baiklah..! besok aku akan mengatakan pada mereka untuk datang ke sini !"Jiyeon terlihat sangat senang dan bersemangat

Sehun kembali merasa ada yang aneh dengan sikap Istrinya,kenapa Jiyeon terlihat begitu senang ?,30 orang yang akan ia datangkan untuk bekerja benarkah?!,sungguh Sehun bertambah tidak yakin dengan kata-kata dan senyuman Istrinya saat ini.

"Awas kalau kau berbohong dan tidak membawa mereka besok pagi akan ku pastikan kau menyesal jika kau hanya bermain-main dengan ucapanmu itu!!"ancam Sehun pada Jiyeon

"Tidak ..suamiku..ya ampun kenapa kau bicara seperti itu ..,aku pasti akan membawa mereka, karena mereka benar-benar sedang membutuhkan pekerjaan dan ku dengar gaji yang kau tawarkan cukup besar mereka pasti akan langsung mau berkerja aku jamin !"

Meski masih tidak yakin dengan ucapan Jiyeon, tapi apa salahnya mencoba memberi kesempatan padanya barangkali jiyeon benar-benar membawa orang-orang kenalannya itu, agar ia bisa segera menjalankan pabrik barunya.

Tapi jika Jiyeon hanya membual dan mencoba mempermainkannya, Sehun benar-benar akan bertindak dan membuat gadis tengilnya itu jera, ia bahkan belum sempat membalas kejadian di kamar sebelumnya.

Sehun akan benar-benar menghukum Jiyeon dengan cara mengasingkannya ke daerah terpencil di tengah hutan yang selalu turun hujan di penuhi petir memenjarakannya di sana sampai Istrinya itu menyadari semua kesalahannya itulah ancaman yang akan diberikan Sehun pada Jiyeon jika mencoba mempermainkannya lagi sekarang dan Sehun tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Kalau begitu aku keluar dulu makanlah yang banyak suamiku !"

setelah Jiyeon mengatakan itu dengan semangatnya gadis itu pergi entah kemana Sehun tidak perduli yang penting Istrinya itu tidak mengganggunya saat ini.

***

Ke esokannya

Sesuai janji Jiyeon ia benar-benar membawa

30 orang yang ia katakan,terlihat perbedaan usia dan jender mereka dan kata istrinya itu mereka langsung siap bekerja pada Sehun,Saat suaminya datang melihat kumpulan orang-orang di hadapannya mimik wajah lelaki tampan berbadan tegap itu terlihat serius dengan alis tebalnya yang bertautan.

'dari mana Jiyeon menemukan orang-orang ini..,mereka seperti lebih membutuhkan istirahat dari pada bekerja ..!!'Batin Sehun

Orang-orang yang di bawa Jiyeon terlihat sangat kurus seperti tak berbalut daging sama sekali tulangnya benar-benar terlihat, beberapa di antaranya bahkan kekurangan anggota tubuh mereka di antaranya kehilangan satu lengan dan satu kaki mereka,kebanyakan terlihat begitu lemah Sehun tidak yakin orang-orang di hadapannya ini sanggup berkerja.

melihat penampilan orang yang di bawa Istrinya saat ini membuat Sehun mengernyit dan terus memperhatikan dalam diamnya sampai Jiyeon bertanya-tanya dengan ekspresi suaminya itu.

"Bagaimana ?, jadi kapan mereka akan mulai berkerja ??!" Ujar Jiyeon memandangi Sehun

Sehun menoleh pada Jiyeon

"Mereka harus lulus persyaratan dulu baru bisa di terima bekerja di pabrik ku!"jelasnya ketus

"Jadi ada persyaratan?,memangnya apa persyaratannya?!"wajah Jiyeon terlihat cemas kini

"Pak Choi !,Xiumin !, tolong seleksi mereka ,pilih orang dengan tubuh yang cukup berisi terlihat sehat,bugar dan tubuh mereka harus utuh!"tegas Sehun pada bawahannya  dan dapat di dengar semua orang yang ada di sana termasuknya Jiyeon

"Baik bos!"patuh mereka

Mendengar persyaratan yang di katakan Sehun, Jiyeon dan beberapa orang yang di bawanya terlihat kecewa, gadis cantik jelita itu bahkan terlihat was-was saat ini tidak lagi terlihat bersemangat kebanyakan orang-orang yang ia bawa sepertinya tidak termasuk kedalam persyaratan Sehun.

"Sehun..apa.. persyaratannya harus seperti itu,bagaimana kalau persyaratannya di ganti saja,mengetes mereka berkerja secara langsung contohnya aku yakin kau akan langsung menerima mereka jika melihat cara kerja mereka secara langsung!"jelas Jiyeon pada Sehun

Sehun berdiri sembari mengawasi dengan kedua tangannnya yang mengait ke belakang menoleh pada sang istri

"Aku tidak tahu kau bisa mendapatkan mereka dari mana.., kau berniat mempermainkan ku saat inikan ?!,apa kau menyewa mereka untuk membuang waktu ku?!"nadanya terdengar marah.

"Apa..apa maksud mu Sehun?, untuk apa aku buang uang dan waktu seperti itu! Mereka memang membutuhkan pekerjaan Sehun! kau lihat wajah mereka !"jelas Jiyeon

"Hah..! untuk berjalan saja mereka sangat lambat,aku benar-benar butuh pekerja yang bisa bekerja dengan baik Jiyeon !"ketus Sehun menatap tajam Jiyeon

"Tapi~!"

"Pulanglah !,jangan membuang waktu ku!"

Sehun pergi begitu saja tak ingin mendengar penjelasan apapun dari jiyeon

dalam benak pria itu meski Istrinya sedang tidak mempermainkannya saat ini tetap saja Sehun merasa kesal, sepertinya Jiyeon sengaja mengumpulkan beberapa tunawisma yang ia ketahui kemampuan kerjanya tidak akan bertahan lama.

belum lagi beberapa orang cacat yang Jiyeon bawa ,kerja mereka pasti akan sangat lambat Sehun butuh orang cekatan dan konsisten untuk bekerja di pabriknya saat ini,Sudah Sesukses ini tentu Sehun punya banyak pengalaman merekrut pekerja dari beberapa gelandang dan tunawisma.

kebanyakan dari mereka seperti tidak niat bekerja,begitu lambat dan terkadang tidak jujur juga terlihat malas dengan pekerjaan yang Sehun berikan, ia tidak yakin orang-orang yang di bawa Jiyeon memenuhi persyaratannya benar-benar salah mengharapkan Istrinya bisa membantunya saat ini.

Setelah menyeleksi 30 orang yang di bawa Jiyeon Sehun memerintahkan bawahannya memberikan sekantung beras dan beberapa ikat uang perak untuk orang yang tidak terpilih.

Di dalam sebuah ruangan

"Mereka yang terpilih?!"datar Sehun

"Dari 30 orang yang nona muda bawa hanya 10 orang yang memenuhi persyaratan bos"jelas xiumin

"Siapa namamu tampaknya kau masih sangat muda!"ujar Sehun melihat Taehyung yang berdiri di sebelah Jimin

"Namaku kim taehyung tuan,eh.. bos!"jawab Taehyung dengan lantang sedikit gugup dengan berdiri tegap

"Kau yakin bisa bekerja dengan baik?!"tanya Sehun mecari keseriusan pada pemuda berhidung mancung itu

"Saya sangat yakin tuan ,saya tidak akan mengecewakan anda.. bos!!"ujar Taehyung yakin

"Baiklah..aku akan melihat keseriusan kalian di dua bulan masa percobaan, jika kalian bekerja sesuai harapan kalian akan lanjut bekerja aku harap kalian tidak main-main bekerja di sini, kalian akan mendapatkan gaji di awal juga boleh tinggal di rumah dekat pabrik yang sudah di siapkan,itu kalau kalian mau kalau tidak juga tidak masalah" jelas Sehun menerima ke 10 orang itu yang termasuknya Taehyung dan Jimin

"Siap bos, terimakasih !!!"ujar mereka  lantang dan terlihat sangat senang karena di terima bekerja oleh Sehun

"Hm ..kalian bisa bekerja mulai besok" tegas Sehun

"Pak Choi cari sisanya,ingat mereka harus berbadan sehat dan terlihat bisa bekerja dengan baik!"jelasnya pada laki-laki paruh baya di sana

"Siap bos!"

Setelah urusannya selesai di dalam ruang kerjanya di pabrik siang itu Sehun masih mendapati Jiyeon belum pergi dari pabriknya, Istrinya itu terlihat berbicara serius dengan ke 10 orang yang ia terima sebelumnya sebagai pekerja barunya.

"Pasti ada yang di rencanakannya?!"gumam Sehun penuh curiga pada istrinya.

***

Tiga hari ini Sehun sering mendapati Jiyeon di ruang bacanya bersama xixi berkutat dengan kuas dan buku terlihat sibuk menulis.

Sehun tidak pernah lagi mendapat gangguan dari Jiyeon akhir-akhir ini,gadis yang biasanya bingal dan selalu membuatnya kesal itu Juga jarang bertutur manis hampir tidak pernah memperlihatkan lagi senyuman dan cengirannya karena ke sibukkannya, sebenarnya lelaki tampan yang dingin dan sombong itu cukup merasa kesepian dan terabaikan tapi ia tidak menyadarinya akan hal itu.

"Nona..apa yang nona tulis?"tanya Liu mendekat pada Jiyeon

"buku..dongeng putri raja, kau mau membantuku menyalinnya Liu?!"ujar Jiyeon

"Liu punya pekerjaan ..!,Liu salin ke dua buku ini !!"Seru Sehun menyahut Jiyeon dan memerintahkan pengawalnya

"Sebenarnya aku ingin membantu anda nona tapi tugasku memanggil "ujar Liu pada Jiyeon dengan cengirannya

"Hem..,ya sudah sana pergi!"usir Jiyeon pada Liu sembari melanjutkan menulis

"Maaf nona!"sesal Liu yang tak tulus iapun pergi menjauh dari meja Jiyeon

Liu duduk di kursi di hadapan Sehun

"Tuan kau tidak penasaran kenapa nona muda begitu giat menyalin,memangnya untuk apa buku-buku itu?!"

"Aku tidak tahu!"ketus Sehun terlihat tidak perduli

Liu beberapa kali melirik tuan mudanya akhir-akhir ini gelagat Sehun dirasanya agak aneh, Liu memperhatikan tuan mudanya itu jarang fokus pada pekerjaannya,ia sering memergoki Sehun terus memandangi Jiyeon nona mudanya.

Tumbennya tuan mudanya itu menghabiskan tehnya dengan cepat meminta Jiyeon mengisi kembali poci dengan teh baru belum lagi Sehun seperti sengaja mencari perhatian Istrinya dengan beberapa kali menyuruh Jiyeon berbolak-balik mencari buku-buku yang di sebutkan judulnya pada rak buku milik Sehun.

Liu sampai merasa iba pada nona mudanya karena kegiatannya terlihat terganggu, Liu berinisiatif membantu mencari buku yang di sebutkan Sehun,tapi Sehun dengan segala kuasanya memerintahkan Liu untuk fokus saja pada pekerjaannya,mungkin sengaja membuat Liu agar tidak ikut campur,Liu paham tuan mudanya ini sedang membuat nona mudanya kesal.

Tentu Jiyeon merasa kesal tidak tahan dengan sikap Sehun hari ini ia merasa begitu terganggu, Jiyeon sampai berakhir pergi dari ruang bacanya dengan xixi dan tak lupa membawa banyak buku salinannya.

Benar Sehun memang sengaja melakukan semua ini, ia cukup merasa senang dan terhibur melihat wajah kesal istrinya tapi ia tidak senang mendapati Istrinya itu malah berakhir pergi dari ruang bacanya sekarang.

Jiyeon menyalin buku di kamarnya tiba-tiba Sehun datang hanya untuk menegurnya agar tidak menulis di kamar dengan alasan ia punya ruang baca yang di pergunakan untuk menulis dan kegiatan apapun yang berhubungan dengan buku,kecuali di malam hari ia baru boleh menulis di kamar timpalnya.

Melihat tingkah suaminya yang seperti tidak punya kerjaan sampai harus mendatanginya hanya untuk mengocehinya,membuat Jiyeon sangat kesal setengah mati ia sedang tidak ingin berurusan dengan perangai suaminya yang begitu menyebalkan saat ini.

akhirnya Jiyeon lebih memilih pergi dari hadapan Sehun dengan buku-buku yang sedang di salinnya itu entah kemana yang pastinya ketempat yang tidak bisa di jangkau Sehun.

"Di mana nona muda mu itu?!"tanya Sehun pada pelayan yang melintas di paviliunnya

"Nona muda berada di kamar Xixi tuan"

"Apa yang di kerjakannya di sana?!"

"Sepertinya menulis tuan"

"Panggil dia!!,Suruh dia datang menemui ku!"titahnya pada pelayan untuk memanggil jiyeon menghadapnya

"Baik tuan"

Lama Sehun menunggu kedatangan jiyeon di ruang bacanya,tibalah Istrinya itu datang dengan wajah di tekuk masih terlihat kesal benar-benar tidak ada lagi sikap atau kata-kata manis yang di tunjukannya untuk Sehun.

Jiyeon seperti kembali menjadi seorang istri yang ketus dan dingin dengan tatapan tajamnya, dalam benak Sehun bertanya-tanya ...

'Kenapa dia tidak bersikap manis lagi? Apa dia lupa dengan rencananya sendiri? bilangnya mau buatku kesal biar cepat mati?!'batin Sehun

"Tulis di sini, sudah ku bilang jangan mengerjakan tulisan mu di ruangan lain di mana pun selain di ruang baca !,bagaimana kalau ibu sampai tahu.. kau ingin mendapat omelannya ?!"tutur Sehun kembali mengomeli istrinya

"Biarkan saja tidak masalah dapat omelan ibu dari pada mendengar ocehan mu"jawabnya datar dan terlihat tidak perduli

"Jangan membantah..!,kalau suamimu bilang kau harus menulis di sini, berarti kau harus menulis di sini!"titahnya

Tapi Jiyeon terlihat urung dengan raut malasnya berniat melangkah pergi dari sana tidak ingin mengidahkan perintah Sehun

"Mau kemana kau?!,Ck,CK,ck benar-benar sulit sekali gadis ini di atur!,baiklah pergilah.. dari sini tapi dengan semua buku-buku jelek mu itu!(menunjuk rak buku jiyeon dengan ekor matanya),akan ku suruh bawahanku menaruh semua buku jelek mu ini di kamar pelayan setia mu itu!!!"ancam Sehun masih memandangi punggung Jiyeon.

Jiyeon segera menoleh dan menatap nyalang Sehun karena mendengar ancaman Suaminya yang mampu menghentikan niatnya keluar ruangan.

"Sudah sana pergi...kenapa masih di sini?!" terlihat mengusir Jiyeon dengan dagu "Liu ..panggilakan beberapa pelayan untuk menyingkirkan buku-buku jelek itu dari sini!!"titah Sehun pada liu

"Ba..baik tuan!"Liu niat beranjak untuk melaksanakan perintah tuannya tapi Jiyeon menyahut membuatnya berhenti dari niatnya

"Ck..Ya ya..ya..Suami cerewet yang sukanya memerintah!! aku akan menulis di sini heH..!"

mengangkat sekilas kepalan tangannya seperti berniat memukul,ingin rasanya Jiyeon meninju wajah sombong itu karena satu harian ini Sehun sudah membuang-buang waktu dan tenaganya, juga sembarangan mengatai bukunya jelek jelas-jelas buku miliknya yang usang dan warnanya pudar benar-benar tidak tahu diri suaminya ini itulah pikirnya.

"Berjanjilah..!"seru Jiyeon

Sehun terlihat mengangkat satu alisnya mendengar penuturan sang Istri yang ada di hadapannya berdiri di dekat pintu.

"Berjanji ..jangan menggangguku saat menulis menyuruhku ini dan itu.. apalagi mencari buku-buku mu lagi di rak !, Kau kan bisa menyuruh Liu atau pelayanmu..!"Sungut gadis bersurai panjang itu

"Hm ya .... untuk hari ini aku berjanji ..,puas?!,..sudah sana pergi kerjakan tulisanmu itu!"usir Sehun mengibas-ngibaskan singkat tangannya ke udara agaknya sedikit meniru gaya Istrinya, setelahnya menyenderkan punggungnya pada kursi.

Jiyeon pergi dengan langkah kesalnya berniat memanggil Xixi dan mengambil Buku-buku yang akan di salinnya untuk di kerjakan di ruang baca.

Sehun dengan wajah sombongnya hampir tersenyum karena merasa menang berhasil membuat istri tengilnya yang susah di atur itu sekarang menurut pada perintahnya.

Liu dari tadi hanya diam menyimak dan mengernyit heran dengan sikap aneh tuan mudanya hari ini,bukannya dulu tuan mudanya itu senang kalau Istrinya tidak ada di ruang bacanya,tapi sekarang seakan-akan ia seperti ingin sekali istrinya berada di ruang bacanya.

Malamnya Sehun sudah sering melihat Jiyeon begadang di ruang bacanya menyalin banyak buku bersama pelayan setianya, terbesit di pikiran Sehun untuk bertanya dan mencari tahu mengapa Jiyeon terlihat bekerja keras begitu banyak menyalin buku.

tapi ia menepiskan niatannya itu karena biasanya ia tidak akan perduli dengan urusan orang lain,kecuali terlihat benar-benar dalam keadaan genting butuh bantuannya,terlebih ia tidak akan mau mengurusi urusan Jiyeon musuh dalam selimutnya.

ia hanya akan mengabaikan dan mencoba tak perduli dengan kesibukan Istrinya itu meski Sehun merasa begitu penasaran dengan kegiatan Istrinya yang sekarang jarang berada di rumah setelah mengantar teh dan kudapan di siang hari ,pergi entah kemana dengan urusannya di luar rumah sudah seminggu ini seperti itu.

***

Suatu hari di pasar dekat kota

Begitu ramai dan riuh di pasar di padati masyarakat yang sibuk dengan kegiatan jual,beli dan tawar-menawar, hari ini langit begitu cerah dan udara juga begitu segar.

Terlihat seorang gadis memakai cadar dan berpenampilan sederhana rambut panjangnya yang terikat terdengar begitu bersemangat mempromosikan barang dagangannya sampai membuat orang-orang berlalu lalang di dekatnya berbeda-beda ekspresi ada yang tertarik untuk mendekat  juga membeli dan ada yang acuh.

"Beli buku legendaris...!!!,salinan buku legendaris !! ayo tuan ..tuan..kakek..yang sayang ..istri....sayang ..calon..ayo belilah buku salinan legendaris...yang sayang selingkuhan...!!,sayang anak..sayang ..anak ini cerita legenda...romansa...yang ..menyentuh jiwa...!!! Ayo beli..yang sayang ...suami ayo..ayo belilah..!!"pekik gadis itu yang ternyata adalah Jiyeon yang tengah menyamar bersama xixi di pasar.

Mereka terlihat tengah berjualan sofenir dan buku-buku yang selama ini di salinannya, di bantu oleh beberapa orang-orang kenalannya yang sebelumnya di tolak kerja di pabrik suaminya.

"Xixi keluarkan suaramu!,lebih keras..!,agar menarik pembeli!!"titah Jiyeon pada Xixi yang hanya berpromosi dengan suara pelan

"Tapi nona..apa kita harus teriak-teriak seperti itu ...?!"ragu Xixi ia malu jika harus berteriak-teriak terlebih nona mudanya ini seorang putri harusnya ia memperingati Jiyeon agar tidak berteriak bisa menghilangkan keanggunan dari putri bangsawan.

"Tentu saja agar banyak yang tahu.. dan tertarik untuk membeli buku-buku ini, kuatkan suaramu Xixi agar semua orang dengar ..kita tidak boleh kalah dari penjual sayur di sana!!"

tunjuk Jiyeon dengan ekor matanya pada penjual sayur berseru lantang mempromosikan dagangannya membuat orang-orang ramai membeli

"Baiklah nona..AYO TUAN...NYONYA DAN NONA BELILAH BUKU LEGENDARIS...AYO..AYO ..BELI..BELI .uhuk ...uhuk!!"pekik Xixi semangat sampai terbatuk

"YA bagus xixi semangat lah seperti itu!!"sahut Jiyeon ia juga kembali berteriak-teriak dengan beberapa orangnya yang ikut semangat mempromosikan jualan mereka

Ada yang datang dan bertanya

"Berapa harga buku ini..nona?!"ujar si pria

"5 keping perak!"sahut Jiyeon

"Mahal sekali ..?!"

"Mahal dari mananya lihat dulu tuan ini salinannya sangat bagus ...seperti buku aslinya!"

"Yaya..ya baiklah aku beli sepuluh kurangi lagi harganya aku ingin menjualnya lagi!"tawar pria itu

"Yaya..ya baikalah tuan akan ku beri potongan harga ..,paman song ..ikat sepuluh buku berikan pada tuan ini"

ujarnya pada pria paruh baya berbadan kurus yang membantunya berjualan, ia patuh mengikat buku dan memberikannya pada pembeli pria tadi

ternyata banyak yang tertarik dan datang untuk membeli dagangan jiyeon,xixi dan beberapa orangnya.

Tanpa di ketahui dan di sadariJiyeon maupun Xixi dari kejauhan dua orang pria dengan topi berhelai kain sedari tadi memperhatikan dan terus mengawasi Jiyeon yang tengah menyamar dan berjualan begitu semangatnya di sana.

***

Di sebuah tempat

Jiyeon, Xixi dan beberapa orang-orangnya yang sebelumnya di tolak kerja di pabrik  suaminya berkumpul di suatu tempat

di tengah mereka terdapat meja dan beberapa tumpuk uang yang lumayan banyak.

"Wah penjualan hari ini benar-benar laku keras!"seru xixi senang melihat tumpukan uang di meja

"Tubuhku lelah sekali tapi untungnya lelah ini terbayar sudah bagaimana bibi penjualan sofenirnya ?!"sebelumnya Jiyeon menepuk-nepuk lengannya sendiri memijat, dan sekarang bertanya pada dua wanita paruh baya yang sebelumnya menjual sovenir wanita

"Maafkan aku nona..!"sahut salah satu wanita paruh baya berbadan sedang yang kekurangan satu lengannya terlihat murung

"Tidak apa.. lain kali kau harus lebih giat dan niat berjualan..sudah jangan sedih jika tidak laku!"jelas Jiyeon

"Maafkan aku jualan hari ini benar-benar tidak bersisa ahahaha!"bibi itu melanjutkan kata-katanya

"Wah.. bibi kau berniat mempermainkan kami ..rupanya..ahahaha"lagi xixi terlihat senang meski sebelumnya ia sedikit iba

Semua orang yang ada di sana ikut tertawa senang

Jiyeon hampir terkekeh karena wanita paruh baya itu berniat mempermainkannya

"Bagus..bagus..!!"tutur Jiyeon ikut senang tapi tidak berlebihan seperti Xixi

"Ini uangnya nona!!" Setelahnya bibi itu ikut menumpukan uang hasil berjualan sofenirnya pada tumpukan uang sebelumnya di atas meja

Setelah menghitung jumlah uang itu bersama

"Hah..ini hanya cukup untuk membayar tempat tinggal, membeli beberapa obat,sayur,dan beberapa karung beras,tapi..ini tidak akan cukup untuk membeli daging padahal penting juga saat ini memperbaiki gizi kalian,Hem..kalau begitu .. besok gunakan uangku untuk membeli dagingnya ... !" Gumam Jiyeon sembari mengangguk-anggukkan kepalanya

tak sengaja wanita di sampingnya mendengar gumaman dan niat Jiyeon menggunakan uangnya untuk membelikan mereka daging.

"Nona..ini sudah sangat berlebihan untuk kami ...,kami tidak perlu makan daging nona ahahaha ..sungguh tidak perlu membuang uang anda untuk membelikan kami daging !"ujarnya dengan cengengesan agar Jiyeon mengurungkan niatnya

"Benar nona..bisa makan saja kami sudah sangat senang dan bersyukur anda tidak perlu lagi membeli daging!"sahut yang lain

"bisa membebaskan kami dari tuan Zhang saja sudah sangat amat membantu kami nona, untuk pertama kalinya kami bisa merasakan kebahagiaan dan kebebasan berkat anda,kami banyak merepotkan anda.."

"Anda sudah mencarikan kami tempat tinggal, mencarikan pekerjaan,dan membantu kami mendapatkan uang untuk membeli kebutuhan kami dan mengobati anak-anak kami yang sakit, kami mohon nona tidak perlu lagi mencemaskan kami sudah cukup kami merepotkan anda, sudah cukup kami menjadi beban anda nona..hiks!"

ujar pria kurus yang kehilangan satu tangannya terlihat sudah tua dengan rambut putihnya menitihkan air mata.

"Benar nona semua ini terlalu banyak, kami sangat takut nanti tidak bisa membalas semua kebaikan anda berdua, kami sudah sangat menyusahkan kalian hikss.., kami tidak perlu makan daging nona sungguh benar-benar tidak perlu...jangan membuang uang anda lagi untuk kami itu tidak perlu!"tutur wanita paruh baya di sampingnya, ia merasa Jiyeon sudah sangat  banyak membantu

Di lihatnya satu-satu wajah orang-orang yang mengelilinginya itu, Jiyeon melihat raut sedih dan tak enak hati pada wajah mereka seolah benar-benar sudah membebaninya, padahal Jiyeon tidak merasa seperti itu ia tidak terbebani sama sekali, ia memang masih sanggup menolong mereka dan Jiyeon tipe orang yang tidak setengah-setengah dalam membantu orang sampai yang di bantunya tidak lagi terlihat membutuhkan pertolongannya.

"Aku dan xixi sama sekali tidak kerepotan..ataupun merasa kesusahan aku dan xixi senang melakukan semua ini...jangan pikirkan balas budi tepis pikiran itu benar-benar tidak perlu!"ujar Jiyeon dengan raut dinginnya xixi mengangguk

"Kalian memang butuh makan daging!,bagaimana tidak jadi beban pikiran ?!" Jiyeon sedikit bergumam setelahnya berujar lantang

"bukan hanya aku.. siapapun yang

melihat tubuh kalian saat ini ,pasti langsung terbebani pikirannya!,lihat ...hanya tinggal tulang belulang dengan kulitnya saja.. benar-benar menyakiti mata,jadi besok kalian akan tetap harus makan daging sapi!"tegas Jiyeon ketus dan datar

Mereka yang mendengar terlihat saling melihat dan urung berbicara

beginilah Jiyeon yang Xixi kenal ia tahu nonanya itu berbicara apa adanya seperti tadi, dengan niat baik agar orang-orang yang di bantunya saat itu tidak menolak bantunnya demi kebaikan mereka.

"Yang harus kalian lakukan sekarang adalah kumpulkan uang yang banyak,perbaiki gizi ..dan gemukkan badan,biar mudah mendapatkan pekerjaan dengan gaji tetap, buktikan padaku dan pada orang-orang yang meremehkan kalian meski dengan keadaan kalian yang seperti ini.. kalian mampu bekerja dengan baik menghasilkan uang yang banyak  dan berguna untuk keluarga kalian!!"lanjutnya

Mereka mengangguk

"Ya Nona..kami akan bekerja dengan keras untuk mengumpulkan uang,dan untuk makan banyak menghidupi keluarga kami!" Ujar mereka serempak

"Ya bagus..mulai sekarang..makan banyak adalah jalan ninjamu!" Tiba-tiba Jiyeon berseru

"HA..?!"penuh tanda tanya

"maksudku...makan banyak adalah tujuan hidup kalian saat ini !,mengerti  !!"seru Jiyeon semangat.

"Ya nona..!"seru mereka

"HIDUP MAKAN BANYAK !!"pekik Jiyeon dengan wajah datarnya penuh semangat membara mengepalkan tangannya ke udara sebagai tanda semangat

Xixi terkekeh ikut bersemangat

"HIDUP..!!!"seru mereka serempak dengan wajah penuh haru bahagia terdengar beberapa kali terus memekikkan kata-kata moto mereka penuh dengan semangat membara.

TBC

__________________________________________

Jan lupa makan banyak hari ini :)

(~‾▿‾)~

~(‾▿‾~)

Sayang Bias-bias aing pokoknya

(◍•ᴗ•◍)❤