:)
Hay guys !!(~‾▿‾)~
Makasih udah nungguin cerita 'afahsjdjsjsjsn!' Ini up date awokwok selamat membaca!,gua punya tips,bacalah sembari ngemil ya guys,gua sih biasanya kalo baca buku sambil ngemil biscuit susu so nyami dan baca di waktu luang
Enjoy guys...semoga kalian selalu berbahagia
___________________________________________
Suara Kicauan burung terdengar beradu merdu dengan kokokan ayam jantan meski matahari belum memunculkan seluruh sinarnya pagi ini tapi suara bising itu tentu mampu membangunkan seorang Sehun dari tidur lelapnya,
Sehun membuka iris coklat pekatnya merasa penglihatannya sedikit buram ia pun mengusap sedikit matanya dengan tangan setelahnya ia mendudukkan diri di ranjang
"Selamat pagi suamiku!"Suara seorang gadis mampu mengagetkannya pagi ini,dan apakah Sehun salah dengar tadi?
Sehun dengan keterkejutannya menangkap Jiyeon lah yang menyapanya bahkan dengan sebutan yang terdengar aneh di telinganya, ia mengernyit bingung melihat gadis itu berdiri di tepi ranjang dengan cengiran lebar dan mata yang berbinar terus fokus memandanginya
"Apakah tidur mu nyenyak?"tanya Jiyeon kini dengan senyumnya terus memandangi Sehun yang tercenung dengan wajah yang terkejut tanpa suara(Bengong)
Ia bisa melihat wajah Jiyeon yang memandanginya dengan ekspresi yang menurutnya lebih aneh dari biasanya sepertinya gadis itu memang sudah menunggunya sedari tadi,
Sehun yang sebelumnya membelalakkan matanyapun kini terus mengusap-usap matanya berkali-kali berpikir mungkin ia masih di alam mimpi sekarang, ia merasa ini tidaklah nyata
Sekarang ia merasa sedikit takut ini bisa di kategorikan sebagai mimpi buruk baginya melihat cengiran Jiyeon dan panggilan yang membuatnya merinding geli.

"Suamiku..kenapa kau manatapku seperti itu..?cepatlah bangkit aku sudah menyiapkan air hangat dengan wewangian juga baju untuk kau pakai nanti"ucapan penuh kelembutan dari bibir Jiyeon mampu membuyarkan lamunan Sehun
Sehun semakin tercenung mulutnya sedikit terbuka manik elangnya yang biasanya memandang tajam dan dingin sang Istri kini terlihat membulat dengan wajah bengkaknya karena habis bangun tidur persis seperti anak kecil yang tidak bisa membedakan mana mimpi dan mana kenyataan,ia terus melongo memandangi istrinya yang ada di hadapannya ikut menatapnya aneh penuh keheranan,
"Suamiku..Ada apa..?,!kau seperti sedang melihat hantu saat ini?!"ucapnya sedikit berhati-hati memandangi sang suami dengan tatapan heran dan alis bertautan
Sehun masih membulatkan matanya memandangi Jiyeon dari ujung kaki hingga wajahnya,kini ia menggelengkan kepalanya dengan cepat Seolah berusaha untuk sadar dari sesuatu

"Tidak mungkin Ya ampun.. bangun...bangunlah Sehun"
Gumamnya hampir tak terdengar sembari memukul-mukul kedua pipinya sendiri pelan namun menghasilkan bunyi
"Woh.. apakah kau sakit Suamiku?jawab aku apa kau demam?!!"Jiyeon seolah panik ia bergerak cepat menghampiri Sehun yang masih terduduk di ranjangnya,
Jiyeon meraih wajah Sehun menekan kedua pipi Sehun dengan tangannya cukup kuat sampai membuat bibir Sehun terhimpit mencuat seperti anak bebek dan lihat manik Sehun yang membulat sempurna karena saking terkejutnya dengan sentuhan Jiyeon di kedua pipinya, dengan jarak yang sangat dekat mampu membuat Sehun membeku ikut menatapnya di tempat.
"Katakanlah sesuatu suamiku..!apa sekarang kau benar-benar jadi bisu ongh..?,ya ampun suamiku yang malang dia jadi benar-benar bisu sekarang.."nada suaranya dan raut wajahnya di buat-buat seolah sedih dan panik masih dengan menekan pipi Suaminya itu
6 detik kemudian
"Lepaskan..!!"
kini Sehun tampaknya sudah mulai sadar bahwa saat ini ia sedang tidak bermimpi,
ia menepis tangan Jiyeon dengan cepat dan kasar, raut wajahnya sudah mulai normal dingin seperti biasanya bahkan alis tebalnya sudah menukik tajam,ia beranjak dari tempatnya beringsut turun dari ranjang,kembali mengabaikan Istrinya yang menurutnya sakit pagi ini, karena sikapnya yang terbilang aneh
'Sangat aneh!'
"Suamiku..aku sudah menyiapkan baju ini untuk kau pakai nanti, tidak perlu lagi mengambil bajumu dalam lemari.."ucap Jiyeon ikut bergegas turun dari ranjang ia meraih baju yang sudah di siapkannya sebelumnya, ia pun menyodorkan lipatan baju itu pada Sehun yang berdiri di depan lemari
Sehun benar-benar mengabaikan Jiyeon ia seolah tak mendengarkan istrinya ia bahkan tidak menoleh pada wanita yang sedang berbicara di sampingnya,
Setelah Sehun mengambil bajunya dari lemari iapun melangkahkan kakinya menuju kamar mandi,dan terus di ekori sang istri yang tak henti-hentinya meracau
"Kau membuatku kecewa Suamiku..,kenapa kau menolak baju yang ku siapkan?!" sembari terus mengikuti Sehun berjalan di belakang tubuh jangkung itu
Sehun masih terus berusaha mengabaikan Jiyeon ia terus berkutat dengan pikirannya sendiri dengan sikap dan kata-kata Jiyeon yang sangat aneh pagi ini, tidak seperti biasanya
Akhirnya Jiyeon berhenti mengekori Sehun setelah laki-laki dingin itu melewati pintu kamar mandi masih dengan bungkamnya kini membalikkan tubuhnya memandangi Jiyeon yang berdiri masih mengulas senyumnya,
Sehun mengeluarkan ekspresi jengahnya menatap wanita yang berstatus istrinya itu di depan pintu
"Kau ingin sarapan apa pagi ini?"tanya Jiyeon dengan ceria seperti ada cahaya matahari di atas kepalanya
BLAK!!!
Bukannya menjawab Sehun malah menutup pintu kamar mandi begitu saja dengan kasar dan segera menguncinya
"Ada apa dengannya?!"Sehun tak mengerti saat ini
Sehun kini menautkan alisnya masih terus berkutat dengan pikirannya untuk sikap istrinya pagi ini, rasanya seperti mimpi Sehunpun mencoba kembali mengabaikan semua itu nanti juga keadaan kembali normal jika Sehun mengacuhkannya
Sehun membalikkan tubuhnya kini ia mendapati kolam air panasnya di penuhi kelopak bunga,dan tercium aroma harum yang cukup ia kenali yaitu aroma Jiyeon
"Apa dia salah makan semalam?!kenapa dia seperti ini?!dia benar-benar gila?!Pasti ada yang di rencanakannya!!"gumam Sehun berkacak pinggang
"Aku yakin ada yang di rencanakannya?!!"
"Hah..dasar gadis Aneh!"ucapnya sembari
membuka baju tidurnya dan kini masuk ke dalam kolam air hangat yang tersus mengalir di penuhi kelopak bunga,ada penyaring terbuat dari jerami di depan saluran membuat kelopak-kelopak itu tidak ikut hanyut terbawa aliran air.
***
Di ruang baca
"Liu, coba periksa lagi bagian ini aku rasa ada keliruan"ujar Sehun pada Liu
"Baik tuan"Liu mengangguk
"Suamiku..!!"Jiyeon datang dari arah pintu dengan senyum cerahnya membawa nampan yang di atasnya terdapat teh,dan cemilan
Liu cukup terkejut dengan apa yang tadi didengarnya barusan ia dengan cepat memutar kepalanya melihat siapa yang datang dan mengucapkan panggilan tadi pada tuan mudanya, ia sampai mengerjab tak percaya dengan apa yang di lihatnya sekarang
'Nona Jiyeon?!'
"Ini aku buatkan teh lemon dengan cemilan khusus untuk mu..,suamiku! Hehehe"Jiyeon menghampiri meja Sehun dan meletakkan nampan itu di tempat kosong di atas meja dengan senyum khasnya
Dan Sehun berpikir bahkan jiyeon tidak segan memanggilnya dengan sebutan (suamiku)di depan semua orang sekarang
Sehun dan Liu terus menatap Jiyeon dengan tatapan heran dan penuh selidik
"Tidak perlu khawatir, ini enak...aku jamin kau pasti...akan sangat suka!" Jiyeon meyakinkan Sehun bahkan ia sampai mengacungkan jempolnya ke udara masih dengan senyumnya
Tapi tetap Sehun tak berkata-kata hanya diam memandangnya dan teh poci bergantian,
' Liu ?
ia tercengang ia merasa ada yang aneh dengan nona mudanya pagi ini terlebih senyumannya
"Katakan padaku Jika kau butuh sesuatu ya.. suamiku"ujar Jiyeon masih dengan senyumnya
Xixi tersenyum melihat nona mudanya bersikap begitu ramah pada Sehun
Dan kini Jiyeon dan xixi sudah duduk tenang di meja baca mereka ,
Liu masih memandangi nona mudanya
"Tuan kau, merasa tidak aneh?!"gumam Liu pada Sehun terdengar seperti berbisik
Sehun memandang Jiyeon yang berada tak jauh dari hadapannya,ia bisa melihat Jiyeon seperti sedang terbawa dengan buku yang ia baca Jiyeon terlihat seperti menahan tawa di sana membalik lembaran halaman bukunya
"Dia itu gila, abaikan saja nanti juga kembali waras"ujar Sehun enteng seolah tak perduli,ia kembali pada bukunya
Dan Liu masih cukup terheran
*
Masih di ruang baca
Sehun terus mondar-mandir di depan rak bukunya seperti berusaha mencari sesuatu
"Di mana kau letakan buku berjudul langit?!"seru Sehun
"Apa tuan?!"
"Aku tidak bertanya pada mu Liu,hey Jiyeon!..di mana kau letakan buku berjudul langit?!!"
Jiyeon pun menoleh pada Sehun karena memanggilnya
"Langit...?em..apa warna sampulnya?"tanya Jiyeon balik
"Hitam!"
"Coba cari di pojok, rak ke dua di sebelah kirimu, buku dengan sampul hitam ku letakkan di sana"jelas Jiyeon masih pada posisi duduknya
Tak lama Sehunpun menemukannya,
"Buku dengan judul Jebakan Tanah,aku tidak melihatnya!!"seru Sehun kembali dengan nada ketusnya
"Sampulnya?"ujar Jiyeon
"Hitam!!"
"Coba cari lagi pasti ada di sana.."ucap Jiyeon malas kini
"Tidak ada!,jika buku itu hilang aku akan membuang semua buku-buku mu itu!!"ancam Sehun
Jiyeon beranjak dari duduknya kini ikut mencari buku yang di maksud Sehun, dan iapun mencari buku itu di rak Sehun
"Tidak adakan!"ujar Sehun sekarang tidak ikut mencari berdiri sembari melipat kedua tangannya di depan dada
"Apa sampulnya benar-benar berwarna hitam,mungkin kau salah~"ujar Jiyeon masih mencari
"Aku mengenali semua bukuku,apa kau membuangnya?!"tuduh Sehun dengan enteng
"Tidak ..aku tidak mengurangi bukumu sedikitpun.. apa lagi membuangnya!!"tampaknya Jiyeon sekarang lupa dengan panggilan sebelumnya untuk Sehun
"Tunggu..,apa sampulnya sedikit usang dan robek?!"tutur Jiyeon masih melihat susunan buku di rak itu
Sehun hanya mengangguk masih dengan posisinya memandangi Jiyeon yang fokus mencari
"Kenapa tidak bilang dari tadi!!"serunya menatap tajam Sehun kini ia beranjak dari tempatnya ke rak buku lain
'lihat !, sebelumnya bersikap baik dan sekarang matanya sudah tajam lagi dasar gadis Aneh,ceh sudah kuduga semua sikapnya itu hanya sandiwara saja'ucap Sehun dalam hati terus memperhatikan jiyeon dengan alis bertautan
"Ini bukan?!!"tunjuk Jiyeon dengan buku yang ia temukan pada Sehun
Alih-alih menjawab Sehun hanya mengambil buku itu dengan kasar dari tangan Jiyeon dan kembali duduk di kursinya, ternyata benar buku itu yang di cari Sehun
Terdengar Jiyeon menghelakan nafasnya kasar sepertinya mencoba menahan emosi,
Ya bagaimana tidak kesal jangankan berterima kasih Sehun bahkan menatapnya dengan tatapan yang terlihat menyebalkan
jiyeon kini terlihat menyipitkan matanya ke arah Sehun
Jiyeon menghampiri Sehun
"Suamiku..!!"ujar Jiyeon terdengar ceria berbeda dari yang tadi
'kenapa dia mulai lagi?!!'ujar Sehun dalam hati
"Suamiku... apa kau tidak lelah membaca terus?!, punggung mu pasti lelah karena terus duduk di sini..., biar aku pijat ya..!"Jiyeon mencengkram bahu lebar Sehun dengan kuat dan beberapa kali memukul-mukul bahu itu kuat dengan tangannya begitu terlalu bersemangat,
Tidak terlihat sedang memijat tapi terlihat seperti sedang memukul samsak tampaknya ada alasan lain di balik niat baiknya itu.
Merasa terganggu Sehun menggeser tubuhnya menepis kasar tangan Jiyeon seperti sedang mengusir lebah
"Tidak perlu,Menjauhlah sana !!"usir Sehun ketus, dengan raut wajah tidak senang, ia cukup geli dengan tingkah Jiyeon saat ini ia benar-benar semakin tidak nyaman dengan mahluk pengganggunya itu,
Sehun terus menautkan alis tebalnya memandangi Jiyeon
"Ada apa dengan mu?!??"heran Sehun pada Jiyeon
"Hem..apa maksudmu suamiku?!"masih dengan senyumnya memandangi Sehun
"Kurasa kau benar-benar sedang tidak waras sekarang!"ujar Sehun memicingkan matanya
"Ahaha Ya ampun ..Apa kau malu saat ini?!,kau imut sekali ya.. kalau malu suamiku?!" Jiyeon berujar demi kian dan malah meraih kedua pipi Sehun
Sehun terbelalak kaget dengan apa yang di lakukan Jiyeon pada pipinya,ia membulatkan maniknya dan membeku menatap istrinya yang tersenyum lebar
"Kau ini imut... sekali aku gemas...!!!" Lanjutnya jiyeon mencubit pipi Sehun kuat
Sehun sedikit meringis masih terkejut
"Apa yang kau lakukan?!"ketusnya tidak senang menatap sang istri bahkan suaranya meninggi
"Aku hanya sedang gemas pada suamiku ini.."nada ucapannya di buat main-main kini seperti menghadapi seorang anak kecil Jiyeon masih terus mengulas senyumnya
"pergilah!!"Sehun kembali menepis kasar tangan Jiyeon yang sebelumnya mencubit pipinya itu,
Jiyeon terlihat masih berusaha kembali mencubit pipi Sang suami yang terlihat bertambah kesal yang terus berupaya menjauhkan pipinya dari tangan usil istrinya
Liu dan xixi hanya memandang geli pada sepasang suami istri itu,yang satunya bersikap manis dan yang satunya berusaha acuh dan menghindar benar-benar lucu menurut mereka
"BERHENTI ATAU AKAN KU LEMPAR KAU KELUAR DENGAN BUKU-BUKU MU ITU DARI SINI!"geram Sehun karena benar-benar merasa terganggu
Xixi dan Liu yang mulainya tersenyum-senyum jadi terkaget karena suara keras Sehun yang terlihat marah
"Baiklah.. baikkah ! ..Jangan galak-galak!,kau semakin membuatku ingin mencubit pipimu itu suamiku jika kau galak seperti itu aha hahaha suamiku yang lucu.."bukannya takut
Jiyeon malah terkekeh berujar demikian sembari berjalan ke tempat duduknya masih dengan cengirannya,
Sehun terus memandang heran dan tidak suka pada Jiyeon,bahkan gadis itu terlihat tidak takut sama sekali dengan kemarahan Sehun padahal wajah Sehun sudah di buat segarang mungkin agar gadis itu ciut dan berhenti tersenyum ataupun menatapnya, Sehun terus menautkan alis tebalnya
'benar..benar ada yang salah dengan otaknya'Sehun menyipitkan matanya masih memandangi Jiyeon yang kini sudah sibuk lagi dengan buku bacaannya
Sehun menoleh pada Liu yang duduk di depannya, terlihat raut wajah pengawalnya itu terlihat aneh bahkan menyipitkan matanya
"Ada apa ?!!"ketus Sehun pada Liu
Liu yang mendapat tatapan tajam dari sehun pun seketika menormalkan ekspresinya itu
"tidak ada tuan..tidak ada"gugup Liu takut ikut terkena amukan Sehun
"Kerjakan tugasmu dengan benar "ujarnya dingin pada liu
"Ehem.."Liu berusaha kembali serius dengan bukunya
"Sial " desis Sehun ia
kembali pada buku-bukunya
**
Siangnya perjalanan menuju pabrik
Bersama beberapa bawahannya yang berada di belakangnya
"Tuan, Sepertinya kau membuat nona muda luluh aku penasaran bagaimana bisa anda membuatnya bersikap begitu manis tadi pada anda,kkkk tidak seperti biasanya ,coba ceritakan padaku?!"goda Liu
Sehun hanya terus berjalan dengan tangan bertautan di belakang tubuhnya ia tidak menjawab pertanyaan pengawalnya "....."
"Wah Apa ..kalian sudah melakukan malam pengantin? Itulah sebabnya nona muda begitu manis padamu begitu?, wah-wah..tidak ku sangka ternyata anda~"Liu berasumsi dan mendapat tatapan tajam mengintimidasi dari Sehun di sampingnya sebelum ia selesai berbicara
"Jangan berbicara sembarangan,jika aku mendengar kau mengada-ada lagi akan ku buat kau tidak bicara selamanya!"ancam Sehun pada Liu dingin dan ketus masih dengan tatapan tajamnya
Liu langsung melipat bibirnya mengatup dengan rapat, mendapat ancaman Sehun, ia hanya penasaran kenapa nona mudanya terus bersikap manis pada tuan mudanya hari ini sedangkan tuan mudanya itu terlihat masih bersikap dingin dan acuh,bahkan terdengar kasar,mendengar jawaban Sehun seperti itu,berarti apa yang di pikirkannya tadi tidaklah benar dan nuna Irenenya masih bisa mendapatkan kesempatan untuk bersama tuan mudanya
"Tuan...kau harusnya tidak boleh bersikap seperti tadi,nona muda tersenyum ramah padamu dan kau malah dingin dan kasar padanya, kau bahkan membentaknya kau benar-benar kejam!"saat ini Liu bukan bermaksud membela Jiyeon hanya saja sikap Sehun benar-benar salah di matanya Liu merasa tuan mudanya itu begitu kasar
"Bagaimana juga dia Istrimu tuan meski ...kau tidak menyukainya, kalau nyonya besar atau tuan besar sampai tahu kau kasar seperti tadi pada nona muda pasti kau akan langsung mendapat ceramah panjang lebar dari mereka"jelas Liu ia hanya tidak ingin tuan mudanya itu di marahi oleh Yinok ataupun Zhaou
mendapati sikap Sehun pada Jiyeon membuat Liu bertambah yakin Sehun menyukai Irene karena tuan mudanya itu terlihat nyaman-nyaman saja di dekat Irene bahkan tidak terlihat terganggu seperti tadi
Sehun saat ini tidak perduli jika di omeli ibunya, menurutnya Jiyeon itu gadis keras kepala yang tidak pernah takut atau tunduk padanya,semakin di lawan Istrinya itu semakin menjadi-jadi tidak pernah mau patuh, 'menyebalkan 'pikirnya
Saat ini Sehun hanya bingung harus bersikap seperti apa pada Jiyeon yang berperilaku dan berkata-kata manis padanya, ini begitu mengejutkan untuknya terjadi tiba-tiba dan tanpa alasan,saat ini Sehun tidak terbiasa dengan sikap jiyeon yang seperti itu,
ia bahkan geli sendiri di hatinya ia terkejut mengapa bisa istri bar-barnya yang selama ini selalu ketus dan berwajah dingin berubah dalam semalam bersikap bertambah 'Aneh' dengan ucapan dan tingkah manisnya,
entahlah bisa di bilang Sehun merasa malu jika Jiyeon bersikap seperti itu terus,dan rasanya ingin kabur dari hadapannya
ia jadi bingung sendiri jika memikirkan Istrinya itu,dan yang ia rasakan saat ini adalah ia lebih takut pada cengiran dan senyum Jiyeon dari pada tatapan tajam penuh kemarahan milik gadis yang selalu mengacaunya.
***
Hari demi hari di lewati pasangan suami istri yang masih sangat muda itu, Sehun selalu terganggu dan merasa risih dengan sikap Jiyeon padanya
beberapa hari ini memang sikap istrinya lebih aneh dari biasanya, Jiyeon bersikap begitu manis dan sorot matanya selalu tampak tenang bahkan tidak pernah lagi terlihat marah meski Sehun membalas kata-kata dan sikap Istrinya begitu ketus dan kasar,
Jiyeon terus mengganggu bukan dengan kejahilanya tapi dengan sikap manis dan kata-katanya yang tak jarang membuat Sehun mual mendengarnya
"Suamiku.. biar aku sisirkan rambutmu?!"
"Tidak perlu!"
**
"Suamiku...aku tahu kau lapar habiskan bakpao ayam ini ya...aku sudah membuatkannya banyak untuk mu"
Jiyeon menyodorkan sekeranjang besar penuh bakpao
"Aku kenyang!!"tolaknya ketus
**
"Suamiku..kau pasti lelah karena berkerja keras sampai sore hari,sini biar ku pijatkan! "
"Menjauhlah!!!"usirnya
**
"Suamiku...mau ku gosokkan punggung mu!"Jiyeon memberi kedipan matanya nakal pada Sehun
Sehun merinding di tempat,ia bergegas meninggalkan Jiyeon dan berlalu pergi ke kamar mandi sambil berdesis
"Haisss!!"
BLAAKK
sehun menutup kasar kamar mandinya
Itulah beberapa kali Sehun terus berusaha mengacuhkan dan menolak semua niat baik Istrinya
Yang paling membuat Sehun kesal adalah saat Jiyeon terus membuntuti atau mengikutinya kemanapun ia pergi,
Bahkan hampir mengikutinya ke kamar kecil jika saja Sehun tidak mencegah dan mengancamnya tapi Jiyeon selalu membalas ancaman itu dengan cengiran yang terlihat menyebalkan dan aneh untuk Sehun membuatnya sangat kesal entah apa yang lucu sehingga gadis itu terlihat cekikikan setiap kali Sehun mengancamnya
**
dan saat ini jiyeon mengekorinya pergi ke pabrik
"Apakah kau tidak punya pekerjaan lain selain mengikuti ku!!"ketus Sehun menatap tidak senang Jiyeon di sampingnya yang ikut berjalan bersamanya menuju pabrik

"Ini pekerjaanku suamiku,menjadi istri mu adalah pekerjaan ku sekarang!" ujar Jiyeon tak lupa dengan senyum cerahnya yang begitu menyilaukan.

Sehun hanya bisa mengernyit dan menghelakan nafasnya malas, mengubah arah pandangnya ke arah lain menghindari Jiyeon, Istrinya itu benar-benar tidak ada lelahnya terus mengikutinya seperti sekarang
Liu mengawasi dari belakang masih dengan terheran-heran pada Jiyeon
"Sebenarnya ada apa dengan nona mudamu itu?"ujar Liu pada Xixi
"Apa maksudmu?!"ketus xixi pada liu
"Maksudku kenapa nona muda begitu menempel pada tuan muda?!,ini sangat aneh sikap nona Jiyeon begitu berbeda~"herannya
"Kau yang aneh!! ,Nona Jiyeon kan istri tuan Sehun tidak ada yang aneh dengan sikapnya?!,dasar payah!!"kesal Xixi pada Liu ,Xixi sekarang melebarkan langkahnya menjauhi Liu
"Haiss kenapa kau menyebutku seperti itu!!??"kesal Liu
*
Di pabrik
Di ruang rapat
Sehun terlihat berjalan ke arah ruang kerjanya yang ada di pabrik sambil berbincang dengan beberapa pekerjanya
"Aku sudah menyiapkan gambar bangunan yang akan kalian kerjakan nanti, jadi kalian harus membangun pabrik berikutnya bulan ini"
Kini Sehun terheran tidak mendapati gambar yang sudah ia siapkan tadi di atas meja dalam ruangan itu
"Di mana gambaran yang aku letakkan tadi di meja?!"tanyanya pada dua pelayan yang ada di ruangan itu
"Maaf tuan sedari tadi kami tidak melihat apapun di meja ini"ujar salah satu pelayan
"Aku meletakannya di sini, bagaimana bisa hilang!"seru Sehun terlihat marah
"Maaf tuan kami baru kembali tadi dan kami memang tidak menemukan kertas apapun seperti yang anda bilang"jelas pelayan itu sopan bercampur sedikit takut
Sehun ingat Jiyeon tadi tidak mengekorinya dan sedari tadi Istrinya itu bersantai di ruangannya itu,Sehun menoleh cepat ke arah Jiyeon dengan penuh selidik
Merasa di tatap Sehun,Jiyeon seolah berpura-pura tidak tahu apa-apa,gelagat Jiyeon begitu mencurigakan, Jiyeon pun berekspresi cukup aneh.
yang membuat Sehun tambah mencurigainya adalah gadis itu terlihat seperti menyembunyikan sesuatu di balik tubuhnya
Kini Sehun mendatangi jiyeon
"Perlihatkan apa yang ada di tangan mu!!"ketusnya
Jiyeon gugup menunjukan salah satu tangannya yang sebelumnya ia sembunyikan tidak ada apapun di tangannya
"Perlihatkan kedua tangan mu!!"desak Sehun marah, seperti menyuruh seorang anak kecil menunjukkan kedua tangannya
Gurat wajah Jiyeon berubah seketika
"E..suamiku !,aku bisa jelaskan,aku tidak sengaja merusaknya sungguh aku tadi~"
Jiyeon dengan ragu menunjukan kertas yang terdapat gambar bangunan yang Sehun kerjakan semalaman penuh sampai ia begadang dan kini berakhir rusak terbelah menjadi dua bagian di tangan Jiyeon,dan Istrinya itu terlihat merasa bersalah
Sehun berdesis sembari memejamkan matanya menahan kejengkelannya
"Aku tahu kau pasti sengaja melakukannya!!"kini Sehun melototi jiyeon
"Ini masih bisa di perbaiki..kita masih bisa menyambungnya dengan lem" Jiyeon mencoba menenangkan Sehun yang terlihat akan meledak marah sekarang
Sehun mengambil kasar kertas itu dari genggaman Jiyeon dan mengoyak kertas itu menjadi bagian kecil penuh dengan kekesalan dan amarahnya
"Tidak ada yang di perbaiki... ,pergilah dari sini!!"dengan wajah merah menahan amarah
Jiyeon masih diam di tempat dan mencoba untuk membela diri
"KAU TIDAK DENGAR!!"bentak sehun
"BERHENTILAH MENGGANGGUKU!!! DAN CEPAT PERGI DARI SINI!!"masih dengan suara tingginya mengusir jiyeon
Membuat Jiyeon sampai membeku dan menutup matanya,
Dan membuat semua orang yang ada di sana ikut terkejut dan merasa canggung juga takut dengan kemarahan bos mereka
manik Jiyeon menangkap pandangan semua seorang yang ada di sana kini tertuju padanya dengan berbagai macam tatapan termasuknya tatapan iba, ia cukup merasa malu karena suaminya itu tidak segan-segan memarahinya di depan pekerjanya
"Ma..maaf ,maafkan aku ..suamiku..aku benar-benar tidak sengaja"ucapnya terbata-bata dan masih dengan senyumnya yang terlihat terpaksa
Sehun semakin mendekatkan wajahnya pada Jiyeon menatapnya tajam
"Berhentilah tersenyum, senyummu itu.. sangat menakutkan..pergi dari sini sebelum kesabaran ku benar-benar habis!!"ancam Sehun penuh penekanan masih dengan wajah dan tatapan marahnya
bahkan urat di keningnya sampai terlihat karena menahan emosi yang sebelumnya sudah meluap
Sebelum kejadian ini bahkan jiyeon sudah membuat Sehun cukup bersabar, Jiyeon terus saja memaksa Sehun meminum teh buatannya, terus menyodorkan gelas yang berisi teh itu pada suaminya yang tengah sibuk menulis
Dan Sehun terus berusaha menolak dan mengusir Jiyeon di dekatnya,
entah di sengaja atau tidak Jiyeon malah menumpahkan air teh itu di buku Sehun,
Membuatnya mengeluarkan tatapan tajam dan marahnya untuk Jiyeon dan di saat itu Sehun masih bisa menahan emosinya
ia begitu merasa risih Jiyeon selalu saja ada di dekatnya seperti parasit yang begitu mengganggunya, membuatnya benar-benar hilang kesabaran sekarang, suasana hati Sehun benar-benar di buat buruk saat ini, berakhirlah dengan kemarahannya ia tidak perduli tanggapan para pekerjanya atas sikapnya yang kasar tadi.
Jiyeon masih menatap manik Sehun dengan maniknya berkaca-kaca ia masih mengulas senyum yang terlihat di paksa
"Baiklah kau sepertinya sangat sibuk..hehem(masih tersenyum) jadi aku akan menyiapkan makan siangmu saja,nanti aku akan kembali membawa makan siangmu"ujarnya lembut
Lihat bahkan sudah semarah dan semengerikan ini Sehun padanya tampak tidak berefek sama sekali pada Jiyeon,ia benar-benar kebal dengan amukan Sehun
ia pun pergi meninggalkan tempat itu dengan senyumannya,hening hanya ada desisan Sehun yang terlihat masih kesal,dan semua pekerja yang ada di sana menegang takut bercampur canggung
***
Keesokannya
Jiyeon masih dengan sikap dan kata-kata manisnya
"Suamiku..kau sudah pulang?!!"
Jiyeon berhamburan mencoba meraih lengan Sehun tapi Sehun dengan sigap menghindari jiyeon masih dengan wajah dingin dan datarnya,
Yinok yang memang berada di sana, menatap tidak senang pada Sehun atas sikap Sehun yang begitu acuh pada Istrinya
Di lain tempat saat tidak ada Jiyeon di sana
Ibunya berakhir memarahinya habis-habisan
"Sehun !! apa yang kau lakukan!!,bersikaplah manis pada istrimu kau ini benar-benar membuat ibu marah"ucap Yinok dengan manik tajamnya menatap anaknya yang tidak mengeluarkan ekspresi apapun saat itu
*
"Suamiku ..pakai baju ini aku sudah menyiapkannya untuk mu"Jiyeon terlihat memaksa
"jangan sentuh aku!!!"
"Suamiiiku...!!!"
"Abaikan dia Sehun abaikan!!"
gumam Sehun pada diri sendiri
"Suamiku..!"
"Suamiku..!"
Dan
'suamiku '
itulah kata-kata yang akhir-akhir ini selalu terdengar di telinga Sehun setiap harinya dari bibir Cherry Istrinya, dan jangan lupakan senyuman cerah Jiyeon yang selalu terlihat di wajahnya
:)
Pernah beberapa hari Sehun merasa tenang tanpa gangguan dari Jiyeon yaitu saat Jiyeon datang bulan di waktu itu Jiyeon benar-benar tidak memperlihatkan batang hidungnya di depan Sehun,tapi tentu itu tidak bertahan lama Jiyeon masih terus mengganggunya setelah masa periodnya itu berakhir
Sehun sebelumnya juga memang sering dihadapi wanita-wanita yang mencoba menarik perhatiannya dan Sehun beberapa kali sering menolak,
hanya dengan tatapan tajam yang Sehun berikan,mampu dan berhasil membuat mereka menjauh dan urung mengganggunya ataupun merayunya lagi,bisa di bilang mereka langsung merasa takut padanya
tapi tidak berlaku untuk Jiyeon, jangankan tatapan tajam kata-kata yang terdengar begitu kasar membentaknya juga mengancamnya saja tidak membuat Jiyeon urung mengganggunya ataupun menjauh darinya, perlakuan itu hanya akan membuat Jiyeon semakin menempel padanya, benar-benar Sehun tidak habis pikir.
Dan kini Sehun sudah kehabisan cara untuk membuat Jiyeon berhenti mengganggunya, percuma saja marah-marah ataupun mengancamnya Sehun kini hanya terus mencoba diam,mengacuhkan ataupun mengabaikan istri cantiknya itu yang begitu menganggu dan menyebalkan.
Ya Jiyeon sudah resmi di nobatkan sebagai mahluk pengganggu oleh Sehun saat ini
Dan kini terlihat Sehun sudah mulai terbiasa dan sudah kebal dengan sikap Jiyeon yang pecicilan dan terus mengganggu hari-harinya
Dan Sehun selama di sibukan dengan pekerjaannya untuk mengurus rumah baru yang akan ia tempati nanti, sudah lama Sehun berniat membangun sendiri tempat tinggalnya, ia menyiapkan pengerjaan rumah barunya saat ini
Sehun memang sudah lama ingin tinggal mandiri jauh dari kedua orang tuanya,tapi orang tuanya terus melarangnya dengan alasan Sehun bisa meninggalkan kediaman orang tuanya bila ia sudah menikah nanti, akhirnya ia punya kebebasan tanpa harus di kekang dan diatur lagi oleh Yinok ataupun Zhaou karena kini ia benar-benar sudah menikah.
**
Malam hari di kamar
Sehun membuka gulungan kertas di atas meja dalam kamar luas mereka
"Kemarilah"ujar Sehun pada Jiyeon yang terlihat bersiap pergi tidur
"Kau memanggilku tumben sekali?"herannya mendekat
"Apa ini?!"melihat gambar sebuah bangunan yang di tunjuk Sehun padanya
"Ini paviliun dan kamarmu nanti "jelas Sehun
"Jadi kita jadi pindah?!"tentu Jiyeon pernah mendengar cerita tentang Sehun membangun kediamannya sendiri di suatu tempat dan ia mendengar cerita itu dari ibu mertuanya Yinok
"Hem..apa yang ingin kau tambahkan selain ruang baca?"tanya Sehun yang duduk di sampingnya
"Ini kamarku?!kau yang menggambar ini?"Jiyeon malah balik bertanya sembari memperhatikan gambar itu ikut duduk di samping Sehun
"Hm.."angguk Sehun
"Wah.. tidak ku sangka ternyata,kau benar-benar handal dalam menggambar"Jiyeon mengerjab takjub dengan gambar bangunan yang begitu detail yang di buat Sehun
'ceh baru tahu dia'batin Sehun
"Ini bukan apa-apa kau belum melihat peta yang ku gambar" ucap Sehun sombong
"Eh,apa kita akan sekamar ?em.. maksud ku~"ragu Jiyeon
"Di rumah baru kita tidur terpisah,jangan bicarakan ini pada ibu ataupun ayah ini rahasia kita! "ketus Sehun memperingatkan
"Aku ingin ranjangku yang luas dan aku ingin ruang bacaku kembali tenang"lanjutnya dalam benak Sehun ia tidak sabar untuk pindah agar terbebas dari Jiyeon saat ini.
"Ceh.. kau pikir kau saja yang berpikir seperti itu... suamiku?!,em..maksudku ya ..kau sepertinya butuh ranjang yang luas karena tidurmu selalu berguling ke kanan dan ke kiri benar-benar tidak bisa tenang di tempat!"jelas Jiyeon tenang di dengar Sehun
Langsung mendapat tatapan tajam dari Suaminya yang tidak terima dengan ucapan palsu Jiyeon, jelas-jelas yang tidurnya seperti itu adalah wanita itu
"Tidak sadar diri"ujar Sehun terlihat tidak senang
Jiyeon mengalihkan pembicaraan
"Em..tambahkan kolam ikan di luar halaman, seperti paviliun mu ini!, tidak perlu dua kamar mandi aku ingin ruang buang air kecilnya di dalam jangan di luar kamar seperti sekarang, aku butuh tempat mandi dengan langit terbuka juga beberapa tumbuhan hidup buat seperti kolam ya harus mengalir, untuk tempat pemandian air hangat bisa menggunakan bak mandi biasa saja , kurasa itu saja"
"HM.."Sehun mengiyakan
"Kapan kita akan pindah?!"Jiyeon begitu
antusias
"setelah menyelesaikan paviliun mu"jelas Sehun tenang kembali berkutat pada gambarnya
"Wah...berapa lama?aku tidak sabar kkkk siapkan taman bunga juga ya"senang Jiyeon
"Hm"
"Wah kali ini aku benar-benar setuju padamu,kau yang terbaik Suamiku..!"Jiyeon berniat mencubit pipi Sehun tampaknya sudah jadi kebiasaannya kala ia senang ataupun kesal dengan sikap suaminya itu dengan mencubit pipinya
Dan Sehun tahu istrinya itu mau melakukan apa pada pipinya,mendelik untuk mencegatnya
"Jangan coba-coba menyetuh ku!"peringatnya mendelik tajam pada Jiyeon
"Hehe...!"cengir jiyeon mengurungkan niatnya
"Baiklah aku tidur dulu ya ...suamiku biar aku bisa bangun pagi dan memasak masakan yang e...nak untuk mu agar kau semangat mengerjakan paviliun ku!"lanjut Jiyeon
Iapun beranjak dari duduknya menuju ke ranjang
tanpa di sadari Sehun tersenyum samar
Setelahnya ia kembali berujar
"Apa ibu tidak memberitahumu sesuatu?!"menoleh ke arah Jiyeon
"Em?..memberi tahu apa?!"tanya Jiyeon yang sudah berada di atas ranjang
"Tidak..lupakan, besok ikut aku ke rumah baru itu, setelah sarapan kita akan langsung pergi ke sana siapkan beberapa baju juga, kita menginap"jelas Sehun kini kembali pada kertasnya
"Apa??!apa aku perlu ikut?dan kenapa kita menginap?!"tanya Jiyeon sepertinya ia urung pergi
"kita pergi bersama ibu dan ayah di sana juga ada Kaka Yeonseok ,Kaka Yuna,dan kedua Kaka iparku"jelasnya sembari membuat garis di kertasnya dengan Pincil kayu
"Oh begitu... Apa ada acara khusus?"
"Acara keluarga"Sehun menjawab tanpa menoleh
"Memperingati apa?"Jiyeon terus bertanya
"lihat saja besok!!"
"Hmm..apa acara peresmian perpindahan kita,Kitakan belum pindah?!"
"Tidurlah!!"titah Sehun mulai kesal dengan Jiyeon yang begitu banyak bertanya dan sangat cerewet dan anehnya Sehun kini selalu membalas semua pertanyaan Istrinya itu
Jiyeon menggaruk lehernya yang tak gatal,ia pun membaringkan tubuhnya di ranjang
rasa penasarannya ia hilangkan iapun tertidur lelap di ranjang
mereka masih tidur dengan beberapa tumpuk bantal di tengah ranjang sebagai pembatas
***
Esoknya Jiyeon dan Sehun sudah berada di dalam kereta kuda,mereka benar-benar pergi pagi itu setelah selesai sarapan Liu,Xixi dan beberapa pekerjanya juga turut ikut, kuda berjalan tidak terlalu laju karena beberapa pekerja membuka jalan dari timbunan salju
"Tempatnya lumayan jauh ya dari rumah?, kenapa belum sampai juga, dan kenapa ibu dan ayah tidak ikut dengan kita?"
" Ayah harus mengurus sesuatu pagi ini di istana nanti juga ibu dan ayah akan menyusul"
"Em .. begitu"
Sehun masih mengabaikan Jiyeon,ia terus membalik lembaran halaman buku yang di bukanya
Mereka melewati pendesaan bahkan kota, tampaknya rumah barunya nanti sedikit jauh dari pemukiman warga dan dari jendela kereta ia bisa melihat pemandangan yang begitu asri dan indah di penuhi pepohonan dan bukit yang tentunya berwana putih bersih karena tertimbun salju
"Huwah!!"pekik Jiyeon membuat Sehun terkejut menatapnya
"Ada bunga persik yang mekar!"ujarnya
Sehun mengernyit heran Jiyeon terlalu berlebihan sampai membuatnya terkejut hanya karena melihat bunga,
"Sehun..!, bisakah kita berhenti sebentar aku ingin melihat bunga itu!"tunjuk Jiyeon dengan jarinya ia begitu bersemangat kini
"Kita harus segera sampai, tidak mungkin berhenti hanya untuk melihat bunga"tolaknya sembari memandang heran pada Jiyeon yang sempat mengagetkannya tadi
"Hem.. !"Jiyeon kecewa kini mempout bibirnya lucu sembari mendelik tidak senang pada Sehun
"aku harus menandai tempat ini, dasar menyebalkan"gumamnya pada Sehun yang terus memperhatikan bukunya
Setelahnya kereta kuda itu telah sampai membawa penumpangnya ke tujuan dengan selamat, Jiyeon terperangah dengan apa yang ada di hadapannya sudah ada beberapa bangunan berdiri kokoh di tempat luas itu, beberapa pekerja banyak berlalu lalang mengerjakan bangunan yang sedang di kerjakan dan hampir selesai,
"Selamat pagi tuan muda"sambut salah satu bawahan Sehun menyambutnya
"Ini gambar bangunan yang akan kalian kerjakan selanjutnya nanti jadi simpanlah,besok aku akan menjelaskannya pada kalian"jelas Sehun pada pekerjaannya itu
"Baik tuan muda"
Setelahnya Sehun kembali menoleh pada Jiyeon yang masih memperhatikan sekelilingnya
"Ikutlah denganku !"ujarnya pada Jiyeon
Mereka sampai pada sebuah bilik yang cukup luas di tempat itu
"Taruh barang-barang mu di sini,ini kamar kita untuk sekarang"jelas Sehun
"Kau tidur di sini juga?!"
"Jangan besar kepala!, aku hanya tidak ingin mendengar omelan ibu ataupun ayah nanti jika kita tidur di kamar yang terpisah,lagi pula kau lihat ada dua kasur lipat di sini untuk kita tidur nanti,yang berwarna merah jambu punya mu dan yang putih punyaku"jelas Sehun kembali
"Baiklah"angguk Jiyeon mengerti
**
Di tempat itu terlihat beberapa pelayan dan pekerja menyiapkan beberapa tempat,ada hidangan berupa daging mentah,dan sayur mayur mereka juga menyiapkan perapian
Setelahnya Jiyeon cukup takjub dengan ruangan berupa aula luas sudah tersusun meja-meja dengan hidangan dan di dekorasi begitu indah, Jiyeon bertambah penasaran acara apa yang akan berlangsung nanti dalam aula ini,
Jiyeon cukup bingung harus melakukan apa di tempat itu, karena semua sudah di kerjakan pelayan-pelayan rumahnya,iapun berakhir berkeliling di tempat asing itu,Sehun terlihat sibuk dengan para pekerjanya saat ini
"Nona jadi di sini kita akan tinggal nanti?"ujar Xixi
"Benar xixi,oh..iya kau ingin kamar seperti apa katakan saja aku akan memintanya pada Sehun untuk membuatkan kamar sesuai keinginan mu"
"Ahahaha tidak perlu nona,kamar sederhana saja "
"Bagaimana kalau kita sekamar saja ,ya..itu ide yang bagus"ujar Jiyeon sembari mengangguk
"Apa maksud anda nona?"heran Xixi
"Aku nanti tidak sekamar dengan Sehun di rumah baru ini, kami akan tinggal di paviliun berbeda kurasa aku akan meminta Sehun menyiapkan kamar kita berdua menjadi satu ruangan saja"jelasnya enteng
"Apa? itu tidak mungkin nona?!"gumam xixi
**
Terlihat Jiyeon di ekori beberapa pelayan dan xixi kini mereka tengah membawa beberapa keranjang buah untuk di taruh di aula
Jiyeon melihat ada sesuatu yang mencurigakan di hutan membuatnya sangat penasaran ,terlebih matanya yang jeli menangkap sesuatu yang menariknya
"Kurasa itu...!!"gumam Jiyeon
Iapun berjalan mendekati tali pembatas tempatnya itu,
"Nona anda mau kemana?,kita di larang melewati pembatas ini di sana itu hutan,sangat berbahaya"xixi memperingatkan jiyeon
"Aku hanya ingin memastikan saja"
"Memastikan?!Tidak bisa nona,kita di larang melewati tali pembatas ini"Xixi mengingatkan
"Ya..ya baiklah ,kalian bawa buah-buahan itu cepat, kau juga xixi letakkkan di tempatnya"titah Jiyeon mengibas-ngibas tangannya ke udara menyuruh mereka pergi
"Baik nona"ucap beberapa pelayan wanita itu patuh meninggalkan Jiyeon dan xixi
"nona tidak ikut?"
"Aku menunggu di sini! "
Xixi menaruh curiga pada nonanya
"Cepatlah bawa buah itu xixi!"
"Jangan kemana-mana ya.., tunggu aku di sini nona aku akan segera kembali"ujar xixi setengah berlari mengejar para pelayan-pelayan wanita tadi
Jiyeon kini merasa aman tidak ada lagi yang menghalanginya untuk masuk ke hutan,
iapun bergegas melangkah melewati tali pembatas masuk melewati semak -semak
Liu yang baru saja lewat tanpa sengaja melihat nonanya berjalan menuju hutan sendirian ia cemas kini
"Nona..!!"pekik Liu sembari mendekat
berniat mencegah nona mudanya itu melanjutkan perjalanannya
"Nona anda mau kemana?!,jangan masuk ke dalam hutan,berbahaya!!"seru Liu khawatir
Jiyeon sebelumnya menoleh pada Liu, karena peringatannya tapi itu tidak mencegah Jiyeon untuk melanjutkan tujuannya iapun mengabaikan peringatan Liu kembali melangkah masuk ke dalam hutan dengan wajah datarnya
"Hah ..ya ampun di mana sih ..pelayan setianya itu,kenapa ia tidak menjaga nonanya"gumam Liu terdengar mengeluh
Ia pun terpaksa memantau jiyeon mengikuti Jiyeon dari belakang
"mau kemana dia ini ? Apa dia kerasukan roh penunggu hutan?"gerutu Liu
Sampailah Jiyeon pada tujuannya
"Wah... ternyata benar di sini juga ada pohon bunga Persik!,wah.. bagaimana bisa mereka bermekaran begitu indah di tumpakan salju, menakjubkan mereka begitu terlihat segar"Jiyeon begitu riang karena mendapati bunga yang ia suka
Jiyeon kini memetik beberapa ranting bunga itu sedikit kesulitan kemudian membersihkannya dari salju,terlihat telapak tangannya bahkan memerah karena menahan dinginnya salju
'Ternyata tujuannya adalah pohon bunga ini,ya... ampun aku pikir dia kerasukan tadi berjalan sendirian ke sini' keluh Liu dalam hati
Liu melihat Jiyeon sedikit kesulitan memetik ranting bunga itu dan kini berniat membantu
"Biar aku yang memetiknya nona tunggu saja di sana"
Liu mengeluarkan pedang tajamnya dari sarung ia pun memotong dengan mudah ranting-ranting bunga itu dengan cepat
"Ambil yang banyak,aku mau menyusunnya di dalam aula nanti"jelas Jiyeon
Liu tangkas memotong ranting bunga
"Em..Liu, sebenarnya pesta apa yang sedang di siapkan hari ini?"tanyanya pada liu
"Anda tidak tahu perayaan apa hari ini nona?!"tanya Liu balik terlihat terkejut sedikit melirik Jiyeon
Jiyeon hanya mengerjabkan maniknya dan bergeleng pelan menandakan ia tidak tahu
Payah sekali nona mudanya ini bahkan ulang tahun suaminya sendiri ia tidak tahu itulah pikir Liu
"Ulang tahun tuan muda,nona!"jelasnya
"APA?!"kaget jiyeon
Liu sampai menghentikan geraknya memotong ranting
"Benarkah?!,ini hari ulang tahun Sehun?!"
"Tentu saja jadi anda benar-benar tidak tahu ya?"Liu tersenyum masam menatap Jiyeon
"aku ..aku tahu ,hanya saja aku lupa ..kalau itu hari ini"sedikit gagap karena mencari alasan untuk berbohong begitu ketara untuk Liu nonanya itu memang tidak tahu hari ulang tahun tuan mudanya
"Petik lagi yang banyak"titah Jiyeon mencoba mengalihkan
Jiyeon memperhatikan Liu,bisa di bilang orang yang paling dekat dengan Sehun selain ibu dan ayahnya adalah Liu
Liu pasti tahu dan mengenali kekasih Sehun,ia pasti tahu banyak tentang Kekasih Sehun,saat ini mungkin waktu yang tepat untuk mendapatkan informasi dari Liu dan memancingnya untuk bicara tentang kekasih gelap Sehun pikirnya
"Liu.. apa yang paling di sukai tuan mudamu itu?!"tanya Jiyeon sembari membersihkan bunga yang sudah di petik dari baluran salju
"Tuan muda..dia suka berpetualang,dia suka membaca,dia suka menulis,dia suka menggambar,dia suka buku,dia suka hal baru,dia suka tantangan dia suka berkerja sendiri,dia suka melakukan hal ajaib,dia suka memanah,dia suka bakso daging buatan nu~,buatan nona yoona ya ..itu,hanya itu yang ku ketahui nona"Liu tersenyum masih dengan memotong ranting di pohon itu, hampir ia menyebut nama Irene tadi
"Wah..Kau tahu banyak ya..tentang tuan mudamu itu.."Jiyeon menyipitkan matanya sepertinya pengawal Sehun ini cukup banyak bicara sangat berbeda dari Sehun,ini menguntungkannya pasti akan mudah baginya mengorek informasi
"Ya tentu saja ,aku sudah bersamanya sejak umurku 6 tahun"jelas liu
"Woh..berapa jarak usia kalian?"tanya Jiyeon kembali
"Satu tahun, aku lebih tua nona"jelas Liu kembali pada Jiyeon
"Em..Aku pernah ..dengar rumor bahwa dulu, Sehun pernah memotong kedua tangan salah satu budak di keluarga oh, saat ia masih berusia 13 belas tahun apa itu benar?!"
Liu mengangguk,membenarkan
"Ha..?!!, bagaimana bisa ia sekejam itu!!,padahal dia masih kecil,memangsih ..dia itu terlihat seperti penjahat..hanya saja tidak kusangka dia sekejam itu sedari kecil benar-benar mengerikan..!,memangnya apa yang terjadi mengapa Sehun begitu kejam memotong tangan budak itu!???"Jiyeon tidak menyangka
"Nona belum tahu kebenarannya!,budak itu memang pantas mendapatkannya"ujar Liu enteng
Jiyeon mengernyit bingung
"Budak itu sebelumnya sering di eluhkan karena keburukannya, pernah sekali seorang budak lainnya yang mengadukan budak itu melecehkan putri kecil mereka tapi,tuan Zhaou sulit percaya karena tidak ada bukti yang kuat,"
"Ditambah selama itu tuan besar melihat budak itu selalu bersikap baik,punya sopan santun,pekerja keras dan terlihat begitu tulus tidak terlihat mencurigakan sama sekali,kalau ia bisa berbuat kejahatan "
Jiyeon masih menyimak
"Tuan mudaku yang tak sengaja mendengar aduan itupun membuatnya cukup penasaran dan sedikit menaruh curiga"
"Budak itu memang bermuka dua di hadapan tuan besar, tuan muda dan keluarga besar oh lainnya ia bersikap begitu baik penuh hormat tapi dengan kami yang hanya budak dan pekerja dia begitu berbeda,sikapnya benar-benar buruk!"
" Tuan Sehun mencari tahu diam-diam tentang budak itu aku ikut membantunya waktu itu,itulah awal mula kedekatan kami, kami terus mencari dan mengumpulkan bukti tentang budak itu, setelahnya tuan muda dan kami benar-benar menemukan banyak bukti kuat dan sangat mengejutkan!"
"Apa ..apa budak itu benar-benar melakukan hal bejat itu?!!"tanya Jiyeon mulai terbawa cerita
"Ya ..bukan hanya itu kejahatan yang ia buat,ternyata kebusukan lainnya ia menyimpan banyak harta keluarga oh,ia juga dalang di balik kematian bocah berusia 7 tahun di kediaman Oh,dan banyak bukti yang kami temukan membuatnya tidak bisa menyakal apalagi berkutik untuk mengelak!!"
Jiyeon mendengar itu dengan serius ,ia sampai melongo ia baru tahu kebenaran tentang cerita itu sekarang
"Apakah benar-benar seperti itu"Jiyeon agak ragu dengan cerita Liu tentang Sehun tapi melihat raut wajah Liu terlihat tidak ada kebohongan di sana
"Aku menceritakan apa adanya nona!" Jelas Liu dengan wajah seriusnya
dulu ia mendengar rumor yang beredar bahwa Sehun anak bungsu Jendral besar keluarga OH adalah anak bisu yang punya gangguan jiwa,kejam dan sangat mengerikan sampai tega memotong tangan budaknya tanpa alasan sepertinya ia salah menilai Sehun karena termakan rumor itu,
"Lalu ?"Jiyeon penasaran kini dengan kelanjutan ceritanya terus menyimak
"Tanpa menunggu perintah dari Ayahnya tuan muda geram dan memberikan hukuman sendiri untuk budak itu, ia terlihat begitu marah, semua orang di suruh berkumpul dan menyaksikan hukuman itu secara langsung agar menjadi pelajaran untuk yang lainnya"
"Yaitu hukuman memotong kedua tangannya, karena mencuri, dan tuan muda sendiri yang memotong kedua tangannya dengan pedang milik Ayahnya!!"
"Wajahnya tidak menunjukan rasa iba,takut ataupun raut ragu,ia hanya berekspresi dingin,sejak kecil ia memang orang yang sangat tegas ia tidak akan segan-segan memberikan hukuman pada orang yang pantas mendapatkan hukuman!!"Liu bercerita dengan eksperi yang begitu berlebihan dan sangat serius membuat Jiyeon ikut terbawa cerita
"Setelah berhasil memotong ke dua tangan budak itu tuan Zhaou datang dan sedikit terkejut mendapati anaknya bisa melakukan hal sekejam itu, nasib budak itu tidak di ketahui setelahnya karena dia di urus oleh tuan besar Zhaou "
Melihat wajah Jiyeon yang menyimak serius membuat Liu ingin terus melanjutkan ceritanya
"Wajah tuan muda dan tubuhnya di penuhi bercak darah,aku tidak berani melihat saat tuan muda memotong tangan,saat aku membuka mata yang kulihat budak itu sudah kehilangan tangannya dan menangis histeris dan darah mengalir di mana-mana, petir tak henti-hentinya menyambar,hari yang begitu kelam..dan mencekam wajah tuan muda benar-benar tidak berekspresi!"jelas Liu mengakhiri ceritanya
"Wah ...!!,pengalaman yang benar-benar menyeramkan untuk bocah seperti kalian!!"Jiyeon sampai merinding mendengarnya masih dengan membulatkan Maniknya dan membuka mulutnya
Jiyeon bingung harus berkata apa untuk sehun, setelah mendengar semua cerita itu ,Sehun memang pantas dapat pujian karena kecerdikan dan keberaniannya yang memecahkan kasus semengerikan itu di usianya yang masih sangat belia, ia juga mendengarkan keluhan bawahannya
tapi ia juga tidak patut di puji karena kekejamannya memotong langsung kedua tangan seseorang meski ia bersalah di usia yang sekecil itu benar-benar bukan contoh yang baik, Jiyeon hanya mengerjabkan maniknya,tampaknya memang benar sedari kecil Sehun tidak punya rasa iba egonya tinggi dan begitu angkuh.
"Sebaikanya anda harus berhati-hati pada tuan muda nona!,jangan sampai membuat kesalahan yang fatal padanya,jangan membuatnya kesal lagi..,apa lagi membuatnya marah besar.. karena dia itu benar-benar orang yang begitu kejam dan sulit berempati,juga tidak mudah memaafkan seseorang" jelas Liu setengah berbisik pada Jiyeon dan cerita Liu memanglah kebenaran
Jiyeon sedikit termakan cerita Liu ia dengan kasar menegak ludahnya
Jiyeon memang pernah melihat wajah marah Sehun,membenarkan wajah suaminya itu mengerikan kalau marah hanya saja Jiyeon tidak ingin terlihat lemah apalagi takut pada orang semenyebalkan Sehun, Jiyeon jadi ingat ia juga pernah hampir kehilangan nyawanya saat Sehun pernah menodongnya dengan pedang tajam di ruang baca dulu, {chapter 3}
"Ceh .. kurasa untuk menghadapi orang seperti dia.. kita tidak boleh terlihat takut dan lemah,lagi pula aku.."
Jiyeon mengerjapkan maniknya kembali mengingat ia pernah jahil dan sangat usil mengganggu Sehun hanya untuk membuatnya marah dan kesal.
"aku tidak merasa punya salah selama ini padanya... untuk apa aku harus berhati-hati!"kilah Jiyeon
Liu memandang Jiyeon,Liu bisa lihat Jiyeon sedikit merasa takut Liu berusaha menahan senyumnya
Liu kembali melanjutkan memotong ranting
"Liu..,siapa nama kekasih Sehun saat ini?"enteng Jiyeon bertanya seperti itu pada Liu
"Apa?!!!"
Liu membulatkan maniknya tentu ia terkejut sampai menghentikan gerakannya memotong ranting,mungkin ia salah dengar
"Maaf nona apa yang anda katakan barusan?"ulangnya bertanya pada Jiyeon
"Siapa nama kekasih Sehun?!"ulang Jiyeon bahkan meninggikan sedikit tonenya
Liu sampai terbelalak kini
"A..apa maksud anda,tentu saja anda nona hehehe"kekeh Liu mencoba bersikap biasa
"anda kekasih sekaligus istri dari tuan muda ISTRI..!,apa Anda lupa nama anda sendiri kkkk anda ini ..ada-ada saja!!"Liu tertawa hambar sambil bergeleng pelan tapi Jiyeon memandang serius padanya
"Hah..jangan berpura-pura tidak tahu!,aku tahu Sehun itu memiliki kekasih gelap,apa ia begitu mencintai wanita itu?!,dan bagaimana rupa kekasihnya itu?!,aku memang istrinya.. tapi bukan kekasihnya!"jelas Jiyeon pada Liu berbicara begitu tenang
"E...Nona apakah bunganya,sudah cukup?!"Liu mencoba mengalihkan pembicaraan sampai kata-katanya bergetar
"Aku pernah melihatnya bersama kekasihnya itu di kota"Jiyeon seolah berbicara sendiri, terlihat berpikir
"Apa?!"gumam liu
Tangan Liu ikut gemetar kini,mencerna kata-kata nonanya tadi jadi nona mudanya itu melihat Sehun bersama Irene di kota,gawat untuknya apa yang akan di pikirkan jiyeon sekarang,ini bisa menjadi masalah buat tuan mudanya
"Kau pasti juga berada di sana.. "Jiyeon masih mengerutu sembari jari telunjuknya ia sentuhkan ke dagunya terlihat berpikir
Dan dengan cepat menatap Liu tajam
"Siapa nama kekasihnya beri tahu padaku?!"tekan Jiyeon
Liu hanya membeku masih dengan wajah bengongnya
"Aku sebelumnya.. sudah pernah membahas wanita itu pada Sehun tapi Sehun itu benar-benar tidak mau terbuka padaku!, laki-laki payah itu!,padahal aku hanya berniat membantunya"yakin Jiyeon pada liu
"Aku ..aku tidak tahu maksud nona"kilah Liu sembari mengernyit
"Mungkin aku bisa memberinya hadiah khusus tahun ini!, yaitu ..mempersatukannya dengan kekasih yang di cintainya itu"Jiyeon menepuk tangannya
"Ya.. mempersatukan Sehun dengan kekasih gelapnya"ujar Jiyeon lagi terlihat yakin ia menyipitkan maniknya berusaha meyakinkan Liu
Mendengar Jiyeon berkata tulus membuat Liu membeku di tempat sekaligus bingung apa maksud dari semua kata-kata aneh nona mudanya itu.otaknya sulit mencerna
'apa katanya membantu mempersatukan nona Irene dengan tuan Sehun?!,yang benar saja..!,apa maksud nona ini?!dia benar-benar Aneh ..patut di jurigai!!'Liu juga menyipitkan Maniknya menatap Jiyeon sekarang
Liu tidak ingin mendapat masalah jadi ia berfikir pura-pura tidak tahu adalah hal yang tepat untuk sekarang,
bisa sajakan nona mudanya ini memancingnya untuk membeberkan rahasia tuan mudanya dan menggunakannya untuk suatu tujuan jahat,
karena Liu curiga dan menilai Jiyeon adalah wanita berdarah dingin terlihat sangat licik penuh dengan misteri benar-benar harus di waspadai, itulah pikiranya
Lama mereka bertatapan dengan mata menyipit penuh selidik
"Saya ..."ujar Liu membuka suara
"Saya ...tidak tahu apa yang anda bicarakan nona,sungguh" Liu tersenyum palsu,ia berniat membohongi nona mudanya itu
"Hah...!"Jiyeon mendesah kecewa memutar bola matanya malas
"Nona apa bunganya masih kurang?!,kita harus segera kembali.."Liu merasa harus menjauhi nonanya mulai sekarang
"Ya.. ini cukup terimakasih"ujar Jiyeon jengah
Jiyeon tahu Liu berusaha menyembunyikan kebenaran darinya tapi ia tidak ingin membuat Liu tertekan ia tahu pengawalnya itu pasti sangat setia pada Sehun sama seperti Xixi,memaksanya bicara pasti akan percuma tampaknya biarlah jiyeon mencari tahu sendiri tentang kekasih gelap Sehun dan bertindak atas kepengecutan kisah cinta suaminya itu, Jiyeon benar-benar ingin membantu Sehun.
"Baiklah ayo kita kembali!"ucap Jiyeon dingin
meraih semua ranting yang berbunga indah itu
**
Setelah kembali dari hutan
"Nona ...anda di sini!!, syukurlah aku hampir.. saja menyuruh orang-orang untuk mencari anda di dalam hutan karena tidak menemukan anda di manapun!!"keluh Xixi
Liu menyodorkan seikat ranting bunga yang di peluknya pada xixi
"Ambil ini"desak Liu pada xixi,xixi menuruti kini ia yang memeluk bunga itu
"Nona,masih banyak yang harus saya kerjakan saya undur diri"ucap Liu menunduk hormat setelahnya ia beranjak meninggalkan kedua wanita itu,
Jiyeon memperhatikan kepergian Liu
"Apa yang terjadi nona?,kenapa anda bisa bersama pengawal li?!??"heran Xixi
"Dia yang mengikuti ku dan membantu ku memetik bunga ini"
"Dari mana anda mendapatkannya?!"
"Ya aku menemukannya di dalam hutan"
"Apa hutan?!!!"pekik xixi
"Xixi kau selalu saja takut ,berlebihan dan selalu panik ~"
Dari kejauhan Liu berbalik ia memandang curiga nona mudanya yang sedang berbincang dengan pelayan setianya
"Sepertinya ada yang mereka rencanakan,aku harus mengatakannya pada tuan muda ia harus waspada dengan nona Jiyeon"gumamnya sembari menyipitkan mata memandang Jiyeon dan Xixi penuh curiga
**
Di tempat lain
"Tuan muda,tuan besar dan nyonya besar sudah tiba"Ujar seorang pelayan datang dengan sopan memberi kabar pada Sehun yang sebelumnya tengah fokus memperhatikan lembaran kertas di atas meja di dalam ruangan kerjanya
"Baiklah aku akan ke sana"ucap Sehun
Kini ia beranjak dari tempatnya melangkah keluar menuju Ibu dan Ayahnya berada
Dari kejauhan Sehun melihat Jiyeon terlihat menyambut ibu dan Ayahnya yang berada di samping kereta kuda, terlihat beberapa pelayan menurunkan barang bawaan dari kereta kuda yang sebelumnya di tumpangi kedua orang tuanya itu,Sehun kini melangkah mendekat
"Ayah,Ibu Syukurlah kalian sudah sampai, bagaimana perjalanannya, kuharap tidak terjadi masalah saat menuju ke sini"
Zhaou mengangguk
"Kami tidak mendapati masalah,tenanglah meski sedikit jauh tapi kami sangat senang sudah lama tidak berjalan jauh berdua dengan ibumu seperti ini"jelasnya sembari tersenyum
Sehun mengangguk
"istirahatlah dulu kalian pasti lelah karena perjalanan cukup jauh"
"Tidak perlu Sehun,aku ini belum tua benar lagi pula kami menaiki kereta kuda,yang lelah sudah pasti kudanya"ucap Yinok
"Tetap saja cuaca begitu dingin di luar mari ikut aku,aku akan antarkan Ayah dan ibu ke ruangan yang hangat, Pelayan juga pasti sudah menyiapkan teh untuk kalian"
Mereka mengangguk
**
Kini mereka sudah ada di dalam paviliun
yang sudah terdapat penghangat ruangan
Zhaou,Yinok,Sehun dan Jiyeon sudah duduk di kursi masing-masing dan di hadapan mereka terdapat meja bundar di atasnya sudah terdapat kudapan dan para pelayan terlihat menuangkan teh hangat pada gelas mereka masing-masing
"Para pekerja bekerja dengan baik..,dalam waktu cepat bangunan-bangunan ini sudah berdiri kokoh dan bisa langsung di tempati"ujar Zhaou sembari menyeruput tehnya
"Masih banyak yang belum selesai dan harus di periksa ulang ayah"jelas Sehun
"Hem jangan cepat-cepat untuk menyelesaikan semuanya dan ibu harap kalian tidak berniat cepat-cepat untuk pindah ,rumah pasti akan sangat sepi nantinya, hah..semakin banyak ruangan kosong di rumah dan kenapa rumah kalian ini begitu jauh dari kediaman kita..."keluh Yinok terdengar tidak senang
"Biarlah..,dulu saat kita baru menikah juga kita hanya ingin tinggal berdua tanpa ada yang mengganggu"Zhaou mencoba memberi pengertian
Sehun seperti biasa datar tak berekspresi mendengar perbincangan kedua orang tuanya Jiyeon juga ikut menyimak dan kadang tersenyum
"Oh iya ,kalian belum sempat pergi ke vila keluarga?!!"ujar Yinok tiba-tiba
"Vila?!"ulang Jiyeon
"Benar... tradisi keluarga oh setelah menikah setidaknya sempatkan pergi ke vila keluarga" Yinok terlihat cerah
"Di sana begitu indah Jiyeon, jika kau datang pada musim semi,atau musim panas akan begitu banyak bunga yang tumbuh di sana,ya vila itu terletak di hamparan padang bunga,aku yakin kau pasti akan sangat suka dan tidak akan ingin pulang jika sudah berada di tempat itu"Yinok lanjut bercerita
Jiyeon berbinar
'ladang bunga?,adakkah tempat seperti itu?!'batinnya
"Di sana.. kalian hanya akan terus bersenang-senang, di sana kau akan begitu di manjakan tanpa harus melakukan kegiatan yang merepotkan,ada beberapa pelayan yang akan melayani kalian dengan baik,masakan bibi tianxi juga sangat enak"jelas Yinok kembali
"Benarkah Bu.. ada tempat seperti itu!" Jiyeon terlihat antusias mendengar cerita ibu mertuanya
"Tentu saja, aku tidak berbohong anakku,ya..Sehun ..bawa jiyeon ke vila keluarga di saat musim panas"
"Terlalu lama pergi di musim panas ,ku rasa aku ingin cepat-cepat pergi ke sana bu?!!"semangat Jiyeon benar-benar terlihat antusias
"Woh..kau begitu tidak sabaran jiyeon,ya ampun ahhahaha"Yinok sampai tertawa renyah kini
Zhaou hanya tersenyum
Sehun hanya diam ia tahu maksud ibunya,Sehun pernah mendengar cerita tentang vila itu dari Abang dan kakanya setelah menikah mereka beberapa kali berkunjung kesana untuk berbulan madu,vila yang di khususkan untuk pasangan keluarga oh yang baru menikah,
di sana mereka benar-benar akan di layani dan di manjakan,maksud dari bersenang-senang ibunya adalah memproduksi anak,dan Jiyeon tampaknya terlihat begitu bersemangat,
Sehun menatap malas dan tajam Jiyeon di sampingnya,Sehun belum menerima Jiyeon sebagai istrinya secara utuh,ia bahkan merasa belum memiliki perasaan apapun pada Jiyeon,
perempuan cantik yang duduk di sampingnya itu termasuk salah satu perempuan paling mengganggu untuk kehidupannya saat ini,ia berniat tidak akan menyerahkan dirinya pada Jiyeon yang tidak di sukainya bahkan Sehun berupaya menjauh dari mahluk pengganggunya,(maksud dari menyerahkan diri adalah,melakukan hubungan intim)
'Lihat tidak tahu malu,dia pikir aku akan mengajaknya ke sana apa!'sehun menatap jengah jiyeon yang terlihat kegirangan mendengar cerita ibunya saat ini
Dan saat ini Jiyeon memang berpikiran polos tidak mengerti maksud dari pembicaraan ibunya, ia merasa bersemangat karena mendengar tempat itu di penuhi ladang bunga tempat yang belum pernah Jiyeon lihat,tempat seperti itu pernah ia dengar sebelumnya dari buku cerita yang ia baca.
"Ya.. aku juga tidak sabar ingin melihat wajah anak kalian,aku harap aku bisa mendapatkan cucu perempuan dari kalian "lanjut Yinok memandang Sehun dan Jiyeon bergantian
"Perempuan ataupun laki-laki tidak masalah, yang penting cucuku sehat ahahaha"ujar Zhaou tertawa renyah kini
senyum Jiyeon sedikit berubah di gantinya dengan raut bingung,mendengar penuturan ayah dan ibu mertuanya itu,
'kenapa tiba-tiba membahas cucu?'batin Jiyeon masih belum mengerti sembari masih mengulas senyumnya
*
Setelahnya Sehun meninggalkan ibu dan ayahnya di dalam ruangan itu untuk beristirahat,kini ia membawa Jiyeon untuk pergi dengannya ke suatu tempat
"Kau mau bawa aku kemana?!"tanya Jiyeon mengikuti Sehun dari belakang
"Paviliun mu"ujar Sehun
"Tunggu .."Jiyeon kini sedikit berlari menuju ruangan yang tak jauh dari tempatnya ternyata ia mengambil beberapa bunga yang ia petik sebelumnya bunga persik
"Untuk apa kau membawa bunga itu?!"bingung sehun
"Untuk di susun di paviliun ku"
"Hah.."Sehun mendesah malas ia menggelengkan kepalanya singkat
**
Di lain tempat di kediaman Jendral OH
Irene tahu ini adalah ulang tahun tuan esnya pria yang begitu di cintainya,iapun berniat bertamu ke kediaman Sehun sembari membawa beberapa hadiah khusus yang sudah di persiapkannya jauh hari bahkan sebelum ia sampai di negara asing ini
dan setelah sampai pada kediaman itu ia merasa begitu kecewa, karena salah satu pengawal kediaman keluarga oh memberitahunya ,
Bahwa Semua keluarga Oh sedang tidak berada di kediamannya saat ini,entah mengapa Irene begitu merasa cemas mendengar hal itu,seolah kembali mengingatkannya pada masa lalu saat Sehun tiba-tiba meninggalkannya dulu tanpa memberi kabar menghilang begitu saja
Terlebih pengawalnya itupun enggan dan berusaha menolak untuk tidak memberi tahu di mana keluarga Sehun ataupun tuan esnya itu berada sekarang,tentu saja karena hal itu termasuk privasi keluarga OH tidak boleh di ketahui sembarang orang
Rasa khawatir Irene semakin menjadi,bisa saja Sehun dan keluarganya pindah dan ia tidak tahu kabar kepindahan Sehun saat ini dan bisa jadi ia kini benar-benar kehilangan tuan esnya untuk selamanya
Dan yang kini Irene lakukan adalah membayar beberapa orang untuk mencari keberadaan Sehun karena rasa khawatir dan takutnya yang berlebihan jika sampai kehilangan lagi tuan Esnya yang ia cintai
**
Kembali pada
Rumah baru
Setelah sampai di tujuan,yang Jiyeon lihat hanya lahan kosong yang luas tertimbun salju
"Mana..?!kau bilang kau akan membawaku ke paviliun ku?!"ucap Jiyeon menautkan alisnya kecewa dan menatap heran
"Hah..sudah ku bilang paviliun mu masih dalam tahap pengerjaan,yang kosong ini akan jadi paviliun mu nanti" Sehun terlihat malas menjelaskan
"Jadi masih jadi lahan kosong,itu berarti masih lama kita pindah..?!"ujar Jiyeon sedikit kecewa
"Wah luas sekali..!!"lanjutnya bergumam
"Ruang baca,kolam,kamar,ruang tamu,kamar pelayan ,kamar mandi semua tempat yang kau butuhkan akan berada di sini"jelas Sehun memandangi lahan luas di hadapannya
"Sehun..buat kamar ku dan xixi dalam satu ruangan"pinta Jiyeon
Sehun kini menoleh pada istrinya yang ada di sampingnya
"Kenapa kau tidak bilang dari awal?!"
"Aku baru terpikir tadi"
"Ada apa,kenapa kau kesal?,e..suamiku.. hehehe"Jiyeon seolah berusaha merayu Sehun agar memenuhi permintaannya
"Kan.. hanya tinggal buat dua ranjang saja suamiku ...!"ujar Jiyeon kembali
"Jadi hanya menambahkan ranjang!,tidak ingin menambahkan ruang?!"tanyanya Sehun pada Jiyeon untuk memastikan
"Tidak perlu"Jiyeon menggeleng singkat
"Hm.."Sehun mengangguk, Setelahnya beranjak dari sana dan meninggalkan Jiyeon begitu saja
Jiyeon masih memeluk rangkaian bunga persik itupun ikut melangkah karena merasa di tinggal ia mengejar Suaminya
Jiyeon bisa melihat punggung tegap Sehun yang berjalan di hadapannya
Di saat itu Hujan saljupun datang
"Wah hujan salju!"girang Jiyeon menatap langit kelabu
"Nona pakai payung anda"ujar xixi
"Tuan payung anda"ujar Liu pada Sehun sembari memberikan payungnya
"Hm"dan Sehun mengenakannya
"Woh lihat xixi aku bisa menangkap butiran salju ini"Jiyeon terlihat bermain-main
"Nona pakai payung anda!,nona tunggu jangan berlari!" Ujar Xixi mengejar Jiyeon
Kini Jiyeon sudah ada di depan Sehun dan Liu dengan jarak 2 meter karena ia berlari
"Aku jadi ingat pelajaran membelah salju dengan pedang,aku belum menguasai jurus-jurus itu,kau ingat gerakannya xixi?!"tanya Jiyeon pada xixi
Xixi menggeleng pelan
"aku hanya tahu jurus menebas udara nona" sembari terus sibuk memayungi Jiyeon yang tak berhenti bergerak ke sana kemari
"Kalau itukan ilmu dasar!semua orang tahu gerakan itu"keluh Jiyeon
Sehun bisa mendengar pembicaraan kedua perempuan yang ada di depannya itu
"Syuff,syuff!!!"Jiyeon menggerakan salah satu tanganya cepat ke udara meraih butiran salju yang turun perlahan,gerakan yang ia buat dengan tangannya terlihat asal dan terlihat sangat lucu terlebih Jiyeon mengeluarkan suara aneh,
Liu sudah terkekeh melihat tingkah nona mudanya itu, dan Sehun terus berusaha menahan senyumnya beberapa melirik ke arah lain mencoba untuk tidak melihat keanehan istrinya, untuk mengabaikan tingkah tidak jelas dari Jiyeon
Jiyeon mendongak ke atas
Ia suka hujan salju,iapun menghentikan gerakan anehnya dan menadahkan wajahnya ke langit kelabu
"Wah ..rasanya benar-benar menakjubkan,hujan salju di siang hari"ia pun melihat sekelilingnya jalan luas itu di selimuti salju
"Lihat xixi.. aku membuat jejak !"Jiyeon semakin semangat berjalan
Sehun ikut melihat jejak sepatu Jiyeon yang terdapat di jalan penuh salju yang ia lewati saat ini,yang terpikirkan Sehun saat ini Jiyeon terlihat seperti anak kecil yang pertama kali melihat salju, benar-benar kekanak-kanakan
"Nona pakai payung anda,rambut anda basah nanti.."entah sudah berapa kali xixi memperingatkan dan mengkhawatirkan nona mudanya
"Tidak masalah..aku ingin menikmati salju ini"
Sehun memperhatikan ia menyadari betapa keras kepalanya istrinya itu benar-benar tidak mau mendengar orang lain
"Nona ingatlah untuk bersikap anggun"keluh Xixi
Jiyeon menghentikan langkah cepatnya,ia mendelik pada xixi yang mengerjabkan Maniknya,
Ia seketika melembatkan jalannya dan senyumnya sudah tidak selebar tadi karena xixi menyadarkannya bahwa ia tidak boleh bersikap seperti tadi, ini karena ia terlalu senang hari ini karena salju dan tempat baru yang terdapat banyak bunga persik,
dan sekarang ia merubah sikapnya berjalan anggun layaknya putri kerajaan,tapi Jiyeon tetap tidak ingin mengenakan payungnya
'ceh.. mudah sekali ia berubah'heran Sehun dalam hati
Liu masih penuh tanda tanya untuk nona mudanya itu,dan terus beropini ikut memperhatikan Jiyeon sedari tadi
Butiran salju menghujani keempat manusia berbeda jender itu, Sehun bisa melihat rambut Jiyeon di penuhi salju, karena Jiyeon berjalan terlebih dahulu di hadapannya tanpa mengenakan payung
terlihat sikap anggun Jiyeon tidak bertahan lama kini ia sengaja mempermainkan Xixi,berjalan zig-zag dan cepat untuk menghindari payung yang di tawari xixi supaya bisa melindunginya dari hujan Salju
Sehun diam-diam terus memperhatian Istrinya sedari tadi,ia bisa melihat Jiyeon beberapa kali terkekeh pada pelayannya yang sedari tadi tidak lelah mengekorinya,dan terlihat frustasi menghadapi Jiyeon,jika di lihat-lihat istri cantiknya itu memang benar-benar seperti anak kecil yang susah di beri tahu
Jiyeon kini melihat ke belakang di mana Sehun begitu lambat berjalan, sehingga mereka lama sekali sampai,Sehun yang sebelumnya memperhatikan Jiyeon langsung mengubah arah pandangnya ke arah lain karena Jiyeon menoleh padanya kini
"Ya ampun jalannya lambat sekali seperti keong"gerutu Jiyeon untuk Sehun
Kini Jiyeon menghampiri Sehun,Sehun terlihat acuh ia masih berjalan dan memandang kedepan tidak menatap Jiyeon
"Ini!"ucap Jiyeon sembari menyodorkan satu tangkai bunga persik pada Sehun, sembari berjalan mundur di hadapan Sehun
"Selamat ulang tahun Sehun"Jiyeon tersenyum tulus
Sehun masih melangkah dengan tenang
Ia melirik bunga pemberian jiyeon kemudian menatap gadis yang pipi,hidung dan telinganya sudah memerah karena udara yang begitu dingin, dan beberapa butiran salju bertengger di beberapa helayan rambutnya,Sehun cukup lama memperhatikan wajah istrinya
Setelahnya Ia kembali mengabaikan Jiyeon sembari terus berjalan
"Em .. ya..selamat ulang tahun Suami..ku..!,ini sebagai ucapan selamat dariku"jelas Jiyeon kembali menatap manik elang Sehun dengan cengiran manisnya, mereka saling bertatapan sembari berjalan pelan, Jiyeon masih dalam posisi berjalan mundur di hadapan Sehun
Liu menyimak dengan gurat serius
Kini Sehun menghentikan langkahnya Jiyeon ikut berhenti melangkah mundur
Sehun melihat Jiyeon dan bunga persik bergantian cukup lama

TBC
(Untuk ostnya play 'I Will go to you like first snow by :Ailee')
___________________________________________
Ya ampun aku menunggu banget drama baru Jiyi terutama 'NEXT DOOR WITCH J' ( ̄︶ ̄) parah sih oppa Sehun makin wah.. cakep dah pokoknya,gua kangen oppa cy hikss T_T,kembalilah Hyunk,kembalilah T-ARA, bersinar lah JIYEON unni ( ˘ ³˘)♥