Yo..guys maap gua baru up date hari ini, masih banyak typo di cerita gua ini,masih tahap revisi, tapi gak papa yang penting gua bahagia awokwok di tgl 1,2,10 Oktober adalah hari dimana kebahagiaan gua terus mengembang kayak donat hari bahagia buat para ratu or Queen kayak kita-kita awokwok.. gua saranin setelah gua update bacanya agak 3 hari ya guys ,pasti udah di revisi biar enak gitu di bacanya gak belit2
happy reading..lah guys ,salam kangen buat kalian pemabaca setia(~‾▿‾)~ maap kebanyakan curhatnya gua
___________________________________________
Siang itu Jiyeon di beri kabar salah satu pekerja di kediamannya bahwa tuan muda oh menitip pesan untuknya, Sehun memiliki Urusan bisnis di kota yang mengharuskannya menginap di sana dan urusan pekerjaannya itu memakan waktu paling lama tiga hari.
jadi bisa di bilang jiyeon tidak akan melihat wajah suaminya itu selama pekerjaannya di kota belum selesai, Jiyeon bersyukur sekaligus merasa senang dan aman mendengar pesan itu, ia tidak perlu melihat wajah marah Sehun sore ini karena hasil perbuatan jahilnya sebelumnya.
Saat masuk kedalam kamar ia benar-benar merasa tenang tanpa adanya roman kecanggungan seperti biasa ini berkat ketidak adaan Sehun.
Jiyeon memutar-mutarkan tubuhnya dengan senyum yang cerah dan terus mengembang bahkan ia bersenandung pelan sambil memeluk buku cerita kesayangannya.
"Wah..udara segar ,dan kebebasan na..na..na,si.. bocah bodoh pergi..na..na..."Jiyeon bernyanyi
Jiyeon terus bersenandung langkah kakinya di buat seolah sedang berdansa di penjuru kamarnya yang luas itu,buku yang sebelumnya berada di pelukannya ia letakan di atas meja, ia benar-benar terlihat sangat gembira dengan kepergian Sehun.
Setelah lepas dari kesibukannya di kediaman oh bersenang-senang hingga sore hari Jiyeon dengan wajah berseri berniat mengakhiri rutinitasnya dan merayakan kepergian sehun dengan mandi air hangat kesukaannya.
"Na..na..,si bocah Payah ..tidak ada di sini...na..na.."berjalan terus bersenandung ria,ia menggoyang-goyangkan tangannya bersemangat berjalan ke kamar air panas
Jiyeon membuka pintu kayu itu dengan bersemangat,matanya berbinar gigi indahnya sampai di perlihatkan dengan penuh kemenangan membuka pintu kayu di hadapannya,
Jiyeon merasa pintunya cukup berat untuk di buka Jiyeon cukup menambahkan tenaganya saat membuka pintu yang tak terkunci itu membukanya lebar-lebar
"KEBEBASAN...!" Pekiknya
BYUR!!
Pekikan kebebasan itu berbarengan dengan guyuran air tinta yang berasal dari ember di atas kepalanya.
"Hakh.....!"Jiyeon meraup udara dalam-dalam dari mulutnya mematung di tempat sambil menganga,sekujur tubuhnya basah kuyup dengan cairan hitam tidak terlalu pekat tapi berhasil membuat bajunya berubah warna menjadi hitam
Tip
Tip
Jiyeon membeku matanya mengerjap ia benar-benar basah dari ujung ubun-ubun hingga jari kakinya benar-benar dalam keadaan sangat amat terkejut
Masih membeku seperkian detik
ia mendongakkan kepalanya maniknya yang membulat menatap ke atas guna melihat dari mana asal cairan hitam yang berbau tinta itu berasal
Jiyeon memperhatikan dengan teliti terdapat ember asing yang disengaja di letakan di hadapan pintu kayu itu, ada pengait di ember itu membuatnya tidak jatuh,
Jiyeon yang masih dengan melongo cantik membuka dan menutup pintu kayu itu beberapa kali,ia terus memperhatikan tanpa berkedip ember di atasnya bergerak ringan karena sudah tak berisi
saat pintu itu terbuka maupun tertutup jika ember itu masih terisi pasti akan menumpahkan semua isinya seperti sebelumnya,
sudah pasti letak ember kosong dan pengait di atas sana sengaja di rancang dan di buat untuk dirinya, gunanya sudah pasti untuk menjahilinya
Jiyeon tau benar siapa dalang dari semua ini
sudah pasti suami kecintaan ralat suami kemusuhannya 'Sehun' tebak Jiyeon guna membalas kejahilannya tadi siang
{Kenak Super trap:') awokwok..}
Seperti biasa jika kesal sampai ngebatin Jiyeon mengeratkan gigi menutup matanya mengepal dan meremat kuat jari-jarinya
Ia juga kesal pada dirinya sendiri seharusnya tadi ia bisa menyadari pintu kayu yang di buka ini terasa cukup berat berbeda dari biasanya, harusnya ia bisa menghindari kejahilan yang Sehun buat untuknya jika dia terus waspada
Kebahagiaannya lagi-lagi harus berakhir dengan kejengkelan,wajah Sehun mengejek memeletkan lidah langsung hadir di pikirannya
'sial'
Sehun benar-benar berhasil membalas seorang Jiyeon tanpa harus berhadapan langsung dengannya,
{membalas tanpa menyentuh
Udah kayak 'santet' :v ya hyunk }
benar-benar membuat Jiyeon kembali di selimuti rasa kesal amarah yang luar biasa.
"O..H.. .....SE...HUN ...YAK.....!!!" Menggeram terpekik di dalam kamar mandi favoritnya
**
Di lain tempat
"HA..cim.!"Sehun menggosok hidungnya dengan jari telunjuk setelah bersin kecilnya
Sekarang Sehun berada di penginapan mewah di kota
"Apa kau sedang tidak enak badan tuan?"tanya Liu di ambang pintu kamar yang di masuki Sehun
"Tidak hidungku hanya gatal"sambil berjalan kini meletakan barang yang ia bawa di atas meja
"Kalau begitu itu pertanda ada yang sedang merindukan mu tuan"celetuk liu
"pasti istrimu!"yakinnya melipat lenganya di depan dada
Sehun yang mendengar celotehan pengawalnya merasa sudah pasti itu mustahil seorang Jiyeon merindukannya, Liu tidak mengetahui sebelum pergi Sehun bahkan mempersiapkan sebuah kejutan lebih tepatnya balasan untuk istrinya
siapa saja yang mendapatkan kejutan kecil darinya itu pasti akan di timpa kekesalan karena tinta bercampur air yang ia persiapkan adalah tinta permanent tidak akan hilang meski di cuci berkali-kali
"baru juga di tinggal sebentar istrimu langsung merindukan mu!" Liu masih berceloteh dengan semburat senyum mengejek berniat mengguraui tuan mudanya
Sehun mengacuhkan semua omong kosong Liu mengusirnya dari kamar yang ia tempati saat ini, ia sedang tidak ingin di ganggu oleh siapapun setelah sampai di kota,Liu mengerti dan pergi ke kamar yang sudah di pesan untuknya sendiri
tujuan Sehun saat ini hanyalah beristirahat dengan tenang karena besok Sehun harus berurusan dengan pekerjaannya
sungguh sebenarnya Sehun sangat ingin melihat hasil kejahilan yang di persiapkan khusus untuk Jiyeon, ia benar-benar penasaran ekspresi apa yang akan muncul pada wajah sinis istri anehnya itu
membayangkan wajah Jiyeon kesal saja sudah membuat hati kecilnya senang,
Sebelumnya ia terus merutuki istrinya ia berharap jebakan yang ia buat benar-benar berhasil mengenainya, agar gadis anehnya itu merasakan kejengkelan yang ia rasakan sebelumnya
niat untuk melihat secara langsung jebakannya yang ia yakini berhasil harus terurung, karena ia harus sampai ke kota hari ini dan ia benar-benar butuh segera beristirahat ada pekerjaan yang jadi prioritas utama yang tidak bisa di tunda apalagi di tinggalkan besok
ya wajah kesal Jiyeon wajah itu ingin sekali ia melihat ekspresi kesalnya itu. sekarang Sehun menyipit sekejap dengan wajah mengeras saat paras Jiyeon terlintas di pikirannya
Sehun yang sudah tidak bisa lagi menahan kantuk dan lelahnya langsung bergegas membaringkan tubuhnya di ranjang empuk di kamar itu dan tentu saja seketika ia langsung terpejam dan berlabuh di alam bawah sadar saat kepalanya menyentuh bantal
'akhirnya 'Sehun senang
{ Sweet dreams Hyunk :* hati-hati mimpiin enemy }
***
Pagi hari di kediaman OH
Jiyeon berniat akan merapikan buku-buku kesayangannya yang kemarin datang dari kediaman Park, jumlah buku miliknya terbilang banyak, ia harus mencari tempat yang bagus untuk buku-buku kesayangannya itu, ia tidak tega melihat buku-buku kesayangannya terus di letakan di gudang kediaman oh secara tidak layak
dan Ruang baca Sehun terlintas di pikiran Jiyeon tempat yang paling pas untuk buku-buku tercintanya, jaraknyapun dekat dengan kamar akan mudah baginya mengunjungi buku kesayangan itu setiap ia ingin membaca
Kini ia sudah berada di ruangan baca Sehun yang sering juga di gunakan untuk pekerjaan suaminya, Jiyeon terus memperhatikan seluruh ruangan itu, buku yang tebal dan sangat amat banyak milik Sehun benar-benar tidak tersusun rapi
hanya butuh beberapa rombakan pada ruangan luas ini bisa menjadi layak untuk bukunya dan mungkin bisa sedikit di beri aksen warna karena ruangan yang ia datangi ini terkesan pias dan tua juga aroma apek kadang tercium di hidung mancungnya bisa sangat membosankan untuknya membaca di sini jika seperti itu terus, ia benar-benar harus merubah ruangan baca Sehun itulah pikiran jiyeon saat ini
"Ya hanya butuh di rapikan dan butuh beberapa rak buku, aku akan mencari pekerja untuk menata ulang ruangan ini "gumamnya menganguk sambil mengelus dagunya matanya menyipit
*
Setelah mengumpulkan beberapa pekerja Jiyeon hanya butuh menyiapkan uang lebih karena mereka butuh membeli bahan baku pembuatan rak seperti yang Jiyeon pinta
Kini Jiyeon kembali ke kamarnya ia butuh uang tambahan, ia sedikit teringat kata-kata Sehun bahwa uang yang berada di bawah ranjang adalah untuk dirinya,
Jiyeon bergegas mengambil kunci di dalam kotak kayu di bawah lemari Sehun, setelah mendapatkan kuncinya langsung ia membuka sebuah gembok besi pintu persegi panjang yang ada di sisi bawah ranjang
saat Jiyeon membuka pintu persegi itu, mata almondnya membulat sempurna ia menganga kemudian mengerjapkan maniknya berkali-kali terkejut dengan apa yang di temukan di bawah ranjangnya
Ia tidak menyangka begitu banyak tumpukan uang koin emas,perak bahkan ada beberapa perhiasan dan kotak yang berisi permata,giok dan beberapa penak-pernik di bawah ranjangnya selama ini,jika berniat ingin tahu berapa jumlahnya ya akan butuh banyak orang untuk bisa menghitung jumlah nominal uang yang ada di bawah ranjangnya ini benar-benar penuh dengan uang emas dan perak
"Gila..,dia pikir aku bisa menghabiskan uang sebanyak ini !!"manik almondnya bertambah bulat saat jarinya meraba tumpukan uang di hadapannya
"Membeli dua rumah saja mungkin tidak akan habis" ia mengangkat satu ikat uang perak dengan satu tangannya
"apa benar ini semua untukku?" bibirnya mengerucut lucu
"sebenarnya sekaya apa keluarganya ini, untuk ku saja sebanyak ini?" Masih memandang uang di hadapannya terus mengerjapkan matanya lucu
"wah...ini harta Karun namanya..sulit di percaya ini hanya untukku..wah" menggeleng pelan kepalanya wajahnya benar-benar terlihat cerah
Kekayaan yang di miliki Jenderal Oh Zhaou ayah mertuanya sudah jadi rahasia umum bagaimana tidak, jika di lihat dari kediamannya saja beratus-ratus hektar luasnya dengan beberapa paviliun megah berdiri kokoh di sana, pekerja di rumahnya terbilang ratusan jumlahnya untuk mengurus kediamannya ini, tidak pernah ada masalah keuangan atau kesulitan finansial di keluarga Oh, benar-benar beruntung Jiyeon jadi menantu keluarga oh saat ini meski suami tampannya itu terbilang menyebalkan untuknya :').
Sehun selalu tampil sederhana di matanya tidak berlebihan ataupun menunjukan kesan bahwa ia bangsawan yang sangat kaya dan bahkan barang-barang yang ia punya di paviliunnya maupun di kamarnya tidak terkesan mewah sangat sederhana.
tapi Jiyeon akui saat Sehun pernah menghadiahinya begitu banyak barang mewah,baju,sepatu perhiasan,yang bernilai tinggi saat itu keluarganya pun mendapat begitu banyak hadiah yang tak kalah mahal.
Tanpa Jiyeon ketahui Sehun masih memiliki banyak simpanan uang dan kekayaan lainnya di tempat penyimpanan uang (bank), dan itu semua hasil jerih payah dan usahanya sendiri tanpa adanya campur tangan keluarganya sejak berusia 14 tahun ia sudah tidak di biayai ayahnya lagi karena keterampilannya dalam mengembangkan usaha atau berbisnis
selama ini sehun bahkan selalu membelikan hadiah atau barang-barang mewah untuk seluruh anggota keluarganya setiap bulan,dan memberikan bantuan untuk rakyat miskin,ya Sehun yang kaya bertambah Raya setelah di hadiahi kaisar dengan ratusan hektar tanah yang sedang ia kembangkan dan ia kelola sudah pasti akan menambah pundi-pundi emasnya.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa Sehun adalah remaja terkaya di negerinya hanya ia dan keluarganya yang mengetahui kekayaan Sehun saat ini.
"Yaps ini cukup,jika kerja mereka bagus aku akan memberi mereka uang tambahan"menggenggam beberapa ikat koin perak ia sudah berdiri dari duduknya
Saat beberapa langkah kakinya pergi meninggalkan kamar Jiyeon menghentikan langkahnya ia menoleh kebelakang matanya tertuju pada pintu lemari yang sudah terkunci tempat di mana tumpukan hartanya berada
"wah uang sebanyak ini di simpan di tempat seperti itu,apa tidak akan berbahaya jika ada pencuri nekat bagaimana?" Wajahnya sedikit khawatir setelah tau apa yang ada di bawah ranjangnya itu karena bisa mengundang bahaya, setelah beberapa detik
Ia melanjutkan langkahnya meninggalkan kamar
Jiyeon hanya merasa khawatir sesuatu yang begitu berharga dan menggiurkan bagi siapa saja yang melihatnya di letakan di tempat yang mudah di ketahui pencuri, ya bisa sajakan ada pencuri nekat yang kejam membunuh demi harta benar-benar bisa mengundang bahaya untuknya dan Sehun ia tidak ingin pikiran buruk itu sampai terjadi nantinya kehilangan nyawa karena harta Ouh .. sungguh ia tidak bisa membayangkan hal mengerikan itu.
Jiyeon kini merasa sedikit tidak tenang dan tidak senang berlebihan baginya di beri harta Karun sebanyak itu, jika Sehun pulang nanti ia akan membicarakannya dan mungkin akan menolak beberapa uang dan perhiasan itu
**
Di kota

Sehun,Liu dan beberapa pekerjanya yang ia tugaskan kini berada di sebuah kedai makan mewah yang letaknya tak jauh dari pelabuhan kapal, wajah Sehun sudah tampak segar saat ini berkat tidur nyenyaknya di penginapan.
Sehun kini duduk di hadapan seorang pria paruh baya berpakaian asing Sehun menggunakan bahasa asing ke rekan bisnisnya itu, rekannya adalah orang luar negeri Sehun fasih berbicara bahasa asing dengan orang di hadapannya.
Dari kejauhan Liu duduk dengan beberapa temannya sambil terus mengawasi tuan mudanya,menikmati hidangan yang di siapkan di meja dari duduknya Liu bisa melihat Sehun dan rekan bisnisnya itu berbicara serius Liu yang mendengar juga sedikit paham dengan pembicara mereka.
Liu yakin Sehun membicarakan bisnis pada pria asing itu, untuk memasarkan dagangannya ke luar negeri ya ini bukan kali pertama berbisnis dengan orang itu, mereka sudah jadi mitra sejak lama
Sehun kini terlihat mengajak rekannya itu berkeliling sambil keduanya terus berbincang hangat dengan bahasa asing
**
Liu kini sudah ada di pelabuhan ia di tugaskan Sehun untuk mengawasi beberapa pekerja memasukan barang ke geladak kapal besar
"Sudah lama tidak bertemu tuan Liu"sapa seorang wanita yang berada di belakangnya
Liu merasa mengenali suara khas wanita itu,ia membalikkan badannya menoleh pada wanita yang menyapanya ada dua orang wanita mengenakan penutup wajah di hadapannya kini
"Apa kabar tuan Liu?"sapa kembali seorang wanita di hadapannya kini membuka penutup wajahnya
Liu langsung mengenali rupa wanita yang ada di hadapannya
"Tidak mungkin ...nona Irene!" Liu terkejut
*
Setelah urusan bisnisnya usai Sehun dan Liu berniat kembali ke penginapan urusan pekerjaannya itu memakan waktu hingga sore hari
Di perjalanan menuju penginapan yang letaknya tidak jauh Liu terlihat cerah saat ini, Sehun merasa sedikit heran karena Liu terus memandang wajah Sehun dengan semburat senyum pasti ada yang di sembunyikan pengawalnya itu saat ini
Setelah sampai di penginapan Sehun meletakan beberapa buku tebal di atas meja, seseorang mengetuk pintu kamar yang ia inap, Sehun beranjak dari duduknya ia kemudian membuka pintu kamarnya
"Tuan aku membawa kudapan"Liu membawa meja makan kecil di atasnya ada kotak makan yang masih tertutup
"Liu kau taukan aku baru selesai makan tadi"
"Lihat dulu tuan kau pasti tidak akan bisa menolaknya setelah tau apa yang kubawa ini"
Liu begitu bersemangat terus menyeringai
Saat Sehun membuka kotak makanan itu ia cukup terkejut dengan isinya ia sangat mengenali bentuk dari makanan yang ada di hadapannya itu
"Bukankah ini .."gumam sehun
"Ya ini ..makanan kesukaan anda tuan,bakso daging !" Semangat Liu
"Bagaimana kau bisa mendapatkannya?" Sehun sedikit merasa ganjil dengan kudapan yang terus ia perhatikan saat ini
"Tentu makanan ini hanya satu orang yang bisa membuatnya"jelas Liu membuat Sehun bingung di tempat
"Apa kabar tuan Es?"sapa wanita cantik yang datang dari balik punggung liu dengannya senyum cerah terpancar di wajahnya
"BaeJoohyun !"Sontak Sehun terlihat terkejut
"Wajahmu sangat terkejut Aha..haaa maaf karena telah mengejutkan mu tuan es "kekeh Irene ia menutupi bibir yang menampilkan barisan gigi indahnya dengan salah satu tangannya saat ini ia berusaha menutupi kebahagiaannya bisa melihat wajah terkejut Sehun yang sangat menggemaskan untuknya
*

(Bae Joo hyun terkenal dengan nama Irene salah satu wanita penghibur terhormat berbakat terkenal dengan kecantikannya dan salah satu penari terbaik di joseon )
Kini Sehun duduk berhadapan dengan Irene di kursi kayu yang di sediakan di kamar mewah yang ia inap,kursi itu lengkap dengan meja bundarnya
sedari tadi manik Irene tidak berpaling dari Sehun yang tengah menyantap makanan yang ia buat khusus untuk tuan esnya itu, tanpa di sadari Irene kotak makan yang di genggam Sehun kini sudah kosong isinya benar-benar habis di lahap Sehun.
sebelumnya Liu menyarankan Irene untuk menemui tuan mudanya itu setelah semua urusan pekerjaannya selesai Liu bermaksud membuat kejutan untuk tuan mudanya dengan kedatangan Irene,Liu juga menyarankan agar irene menyiapkan Sehun bakso daging buatannya
Liu adalah orang yang besar mulut jika sudah dekat dengan seseorang, bisa dibilang Liu Sangat dekat dengan Irene,ia menceritakan tuan mudanya begitu merindukan bakso daging buatan Irene
Selama kepulangan Sehun dan Liu ke negeri kelahiran, Sehun selalu berusaha mencari bakso daging ke seluruh penjuru kota setiap pergi ke kedai makan ia pasti selalu menanyakan pada pelayannya apakah mereka menjual bakso daging yang ia cari, beberapa kali memang menemukan menu itu, tapi tidak seenak buatan Irene dan Sehun harus berakhir dengan rasa kecewa,Liu menjelaskannya dengan raut cerah
Mendengar itu Irene sampai tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya hatinya terasa berbunga-bunga ia terus menyeringai senang, ternyata Sehun sangat merindukan masakannya yang sudah berarti tuan esnya juga merindukan seorang Irene
Irene menyentuh letak debaran jantungnya saat ingin berhadapan dengan Sehun,ia gugup setelah sekian lama ia menantikan pertemuan ini,
Sudah tiga hari ia berpijak di negeri orang,mencari keberadaan tuan esnya berkeliling kota mencari keberadaannya, terus bertanya pada setiap orang yang ia lewati hanya berbekal sebuah nama OH Sehun seorang laki-laki cerdas,tampan dan berkulit cerah,malangnya semua orang yang ia tanyai tidak mengetahui atau mengenal orang yang ia maksud
Di penghujung pencariannya berakhir pada sebuah kedai makan mewah ia terus menanyakan pada setiap orang yang berlalu-lalang
sampai seorang pemuda tinggi mendekatinya,wajah pemuda itu tampan dengan lesung pipi yang selalu menemani senyumnya, terlihat seperti seorang bangsawan dari pakaian yang ia kenakan, pemuda itu mengatakan ia mengenal nama oh Sehun,
Irene mengira mungkin pemuda itu mencoba menipunya atau mungkin bermaksud mendekatinya untuk mencari keuntungan, terlebih terlihat jelas dari pakaian yang Irene kenakan ia seorang pendatang dari negeri seberang,
dan biasanya kebanyakan laki-laki yang ia temui selama ini berusaha mendekatinya dan berlaku genit padanya ya wajar karena di berkahi wajah cantik pria manapun pasti akan mencari kesempatan untuk merayunya, seumur hidupnya hanya Oh Sehun tuan esnya yang tidak pernah genit ataupun mencoba merayunya.
pemuda jangkung itu mengatakan ia sudah memperhatikan Irene sedari tadi mendengar ciri-ciri orang yang Irene cari,pemuda itu sangat yakin oh Sehun yang ia kenal adalah oh Sehun yang sama dengan yang Irene cari, pemuda itu langsung mengatakan tempat ia melihat keberadaan Sehun kemarin, penginapan dekat dengan pelabuhan dan menyebutkan nama penginapan mewah itu.
awalnya Irene ragu tapi tidak ada salahnya untuk mencoba mencari tuan esnya itu di sana. ia benar-benar berharap pemuda ramah itu tidak berbohong atau salah, akhirnya Irene bergegas ke tempat yang di bilang
irene sempat kecewa ia tidak menemukan Sehun di penginapan itu saat Irene mencoba mencari sosok oh Sehun di pelabuhan dan hasilnya,ia terperangah senang seperti mendapat sebuah intan permata di dalam kerang saat terlihat sosok Liu di sana dekat sebuah kapal besar,
ia langsung mendekati Liu,mencoba berusaha menenangkan debar jantungnya mengatur nafasnya raut wajahnya di buat setenang mungkin, agar citranya sebagai wanita anggun tidak hilang hanya karena terlihat begitu senang, bertemu Liu saja sudah membuatnya riang dan amat sangat bersyukur apa lagi jika ia bertemu Sehun tuan esnya nanti.
Ia sangat merindukan tuan esnya ia melalui banyak rintangan, dan permasalahan saat menyebrang laut demi menemui pujaan hatinya Oh Sehun tuan esnya
Sebelumnya debar jantungnya tidak karuan melihat sosok Sehun tak jauh darinya sedang menuju sebuah pintu kamar yang Irene duga tempat Sehun menginap
kini Irene menyadari pemuda ramah yang ia temui itu tidak berniat membohonginya karena benar Sehun menginap di penginapan yang di sebutkan
Irene cukup menyesal tidak menanyakan nama pemuda yang telah baik membantunya itu
Irene yakin mungkin pemuda jangkung itu adalah teman tuan esnya dan jika bertemu lagi dengan pemuda ramah itu ia pasti akan sangat berterima kasih.
Irene benar-benar tidak sabar untuk segera menyapa tuan esnya,Irene yang terus memperhatikan tuan esnya dari kejauhan Sehun tuan esnya itu bertambah tampan dengan pesonanya yang semakin kuat,
sampailah pada saat yang di tunggu-tunggu dan dinantikannya tiba, Liu menghampirinya dan ia mengikuti Liu dari belakang, liu membawa kotak makan yang berisikan masakan khusus buatan Irene untuk Sehun melangkah menuju pintu kamar Sehun Liu mengetuk pintu kayu jati itu,
Setelah beberapa saat akhirnya pintu itu terbuka dan menampilkan Sosok Sehun dengan raut datar nan tampannya
Sehun terlihat terkejut saat Irene menampakan diri di hadapannya, wajah terkejutnya itu baru pertama kali Irene melihatnya, Liu bahkan tergelak melihat ekspresi tuan mudanya,
Irene wajahnya memerah dengan seringai bahagia akhirnya ia benar-benar bisa melihat tuan esnya lagi
Dan kini Irene sudah duduk berhadapan dengan Sehun yang sudah selesai menyantap makanannya, Sehun terlihat mengelap bibirnya dengan sapu tangan
Wanita cantik itu terus mengembangkan senyumnya binar kebahagiaan terus terpancar dari sorot matanya saat memandang Sehun
"Kau sangat menyukainya ya tuan es,ku dengar kau merindukan masakan ku ini"nada suaranya begitu lembut
Sehun mengangguk pelan dengan senyum samarnya ia memandang Irene kini
Sungguh sudah sangat lama Irene ingin melihat wajah ini, ia sangat merindukan pria dingin di hadapannya sekarang ingin sekali memeluk tubuh tegap pemuda tampan ini.
Keduanya saling bertatapan di dalam sebuah kamar luas dan mewah
***
Keesokannya
pagi ituTyuzu bersama meyli pelayan setianya pergi berkeliling ke kota yang selalu ramai di padati berbagai aktivitas penduduk, tanpa di sengaja tyuzu melihat sosok yang ia kenal kaka iparnya 'Sehun' berada di depan sebuah bangunan yang ia kenali sebuah toko yang menjual pakaian khusus wanita bersama Liu pengawalnya
"Kaka ipar !"sapa tyuzu
Sehun dan Liu langsung menoleh pada si penyapa
tidak seperti Sehun yang terlihat tenang dan datar,wajah Liu seketika terkejut dan cemas melihat tyuzu mendekati mereka
"Kau di sini!"ujar tyuzu memberikan senyum manisnya pada Sehun
Sehun yang menautkan kedua tangan di belakang punggungnya saat ini berhadapan dengan tyuzu
"apa kau bersama kakaku? Tapi di mana dia?" Tanya tyuzu bersemangat mengedarkan maniknya mencari jiyeon di sekitar
"Dia tidak di sini,aku~"sebelum Sehun melanjutkan kata-katanya
Liu menyela
"o....nona muda jiyeon tidak ikut dengan kami!,...tuan muda ada keperluan di kota,tapi kini sudah selesai benarkan tuan?"tersenyum hambar pada tyuzu
Kemudian menoleh pada wajah Sehun yang terlihat menautkan alisnya memandang wajah pengawalnya
"tuan muda bukannya kita harus segera pergi dari sini!, kita masih ada urusan penting lainnya bukan?!"ujar Liu sambil menarik lengan tuan mudanya yang terlihat
penuh keheranan melihat pengawalnya itu mengerlipkan salah satu matanya
"Be begitu baiklah aku mengerti lanjutkan saja kegiatan kalian" tyuzu senyumnya menipis
"Ayo tuan.. cepatlah,permisi nona Tyuzu"Liu menarik paksa lengan Sehun yang masih bungkam penuh keheranan dengan tergesa-gesa Liu berhasil menarik Sehun dan pergi dari tempat itu meninggalkan tyuzu yang tidak terlihat curiga dengan tingkah aneh mereka
tyuzu kini menampilkan ekspresi datarnya
"Hah..apa-apaan itu tadi?!,apa dia itu tidak bisa sedikit bersikap ramah padaku,aku inikan sudah jadi adiknya ck..!"Berdecak setelahnya melipat kedua tangan di bawah dada berjalan masuk ke dalam toko
"sulit di percaya orang sedingin dia adalah suami kakaku,wajahnya itu terlihat sangat begitu kaku,tapi untung saja Kaka ipar orang yang tampan.."
Gumam tyuzu menggeleng-gelengkan kepalanya terus melangkah masuk ke toko di ekori meyli
*
Irene berada di dalam toko yang di masuki tyuzu. Irene dengan cermat memilih pakaian Yang akan ia beli
"ya yang ini juga bungkuskan untuk ku"
"Baik nona,akan segera saya bungkuskan untuk anda"sahut pelayan toko
Di sisi lain Tyuzu mengedarkan pandangannya gusar karena tidak menemukan baju yang sebelumnya sudah di targetkannya untuk di beli hari ini di toko itu
"di mana baju yang kemarin di pajang di sana?"tunjuknya dengan jari pada salah satu patung kayu yang sudah polos tidak tertutup sehelai kainpun ia bertanya pada salah satu pelayan toko
"Maaf nona baru saja baju yang ada di patung itu telah di beli oleh nona cantik di sana"menunjuk keberadaan Irene yang terlihat tengah membayar semua barang yang ia beli pada kasir
"Apa!,bukannya sebelumnya aku sudah bilang aku akan kembali untuk membeli baju itu, dan aku juga sudah bilang,jangan menjualnya pada siapapun!"ujarnya melototi pelayan toko di hadapannya
Pelayan toko itu hanya bisa tersenyum kecut menatap tyuzu yang terlihat marah
Kini tyuzu mendatangi Irene
"Maaf nona,ada baju yang tidak bisa anda bawa saat ini,baju itu adalah milikku, sebelumnya baju itu sudah aku incar sejak kemarin, sekarang aku datang untuk membelinya,pelayan toko ini kurasa lupa jika aku sudah memesan baju itu jadi bisakan anda berikan baju itu padaku nona?"tutur tyuzu dingin pada irene sambil menunjuk dengan ekor matanya ke arah baju yang ia sebutkan
Irene memperhatikan tyuzu dari ujung kaki hingga wajahnya ia bisa melihat gadis muda yang cantik itu terlihat sangat angkuh, ia tidak ingin mencari masalah saat ini
"Baju ini"ujar Irene datar menunjuk salah satu baju yang sudah di lipat rapi dan akan segera di kemas
"Benar"tyuzu menganguk
Sebenarnya Irene begitu jatuh hati pada baju yang di inginkan tyuzu saat pertama kali melihatnya, akan tetapi dari pada harus berdebat dengan orang asing, dia lebih memilih mengalah, ia tidak ingin mencari masalah di negeri asing untuknya ini, terlebih lagi sepertinya ia sudah membuat tuan esnya menunggu cukup lama di luar, jadi Irene memberikan baju itu pada tyuzu meski sedikit merasa tak rela dalam hati
"Baiklah kau bisa mendapatkannya nona, ambilah"ujarnya datar
"Terimakasih nona,atas pengertian anda, aku pikir anda tidak akan memberikannya ternyata aku salah"tyuzu memberikan senyumnya pada Irene
Irene hanya membalas dengan anggukan
setelah selesai berbelanja pakaian di toko Irene bergegas keluar
Tyuzu masih berkeliling di toko pakaian mencari baju yang akan ia beli selanjutnya di ekori pelayan toko dan meyli
"dari pakaian yang di kenakan nona cantik tadi sepertinya dia dari luar kota nona?"ujar meyli pada Tyuzu yang sedang memilih helayan kain di depannya
"Ya kurasa begitu,hah..aku bersyukur hampir saja aku kehilangan baju itu, baju itu akan ku berikan pada kaka"
"Jadi baju itu untuk nona Jiyeon?"ujar meyli
"Ya...,dia kemarin mengirimiku hadiah kotak warna yang begitu indah sepertinya sangat langka, saat pertama kali melihat baju tadi aku langsung teringat Kaka,dia pasti akan sangat cantik dengan baju itu,aku pastikan dia akan senang"ungkap tyuzu ceria
*
Setelah keluar dari toko irene mengedarkan pandangannya mencari keberadaan sosok Sehun yang sebelumnya menunggu di depan toko tapi kini sudah tidak ada di sana
"Di mana ...?"gumamnya
"Nona Irene!" Liu memanggil setengah berbisik
"Kau sudah selesai?"ujarnya mendekat penuh kewaspadaan
"Sudah tapi di mana tuan es?"tanya Irene heran karena tingkah Liu terlihat aneh saat ini
"Nanti aku jelaskan, kita harus segera pergi dari sini, ayo"menyuruh Irene segera mengikutinya
*
Di perjalanan Liu dan Irene berjalan berdampingan,liu terlihat menceritakan sesuatu pada Irene,wajah Irene berubah ekspresi, binar kebahagiaan hilang dari wajah cantiknya ia terlihat sendu, langkahnya terhenti saat mendengar dengan baik semua cerita pengawal setia tuan esnya itu.
ia membeku di tempat saat Liu menjelaskan bahwa Sehun tuan esnya sudah menikah,Liu juga menceritakan bahwa di toko tadi ada salah satu kerabat istri tuan mudanya di sana ia tidak ingin tuan mudanya di timpa salah paham jika sampai tyuzu melihat Sehun bersama Irene atau wanita lain selain jiyeon di luar pasti akan menimbulkan masalah yang cukup rumit jika harus di jelaskan.
seperti ribuan pedang menusuk tubuh dan hatinya, kepalanya pusing seketika Irene terlihat syok mendadak. Mendengar Sehun sudah beristri jadi Irene datang terlambat,ia kehilangan harapannya kini untuk bisa bersama tuan esnya lagi.
semua perjuanganya seakan sia-sia tidak ada gunanya ia berada di tempat asing ini, jika tuan esnya yang ia harapkan sudah memiliki pendamping hidup.
Liu tidak menyangka bahwa Irene terlihat begitu terkejut dan syok seperti itu,ia cukup merasa bersalah dan tidak enak pada wanita cantik itu. Liu tau perasaan Irene pada tuannya meski Irene tidak pernah menceritakan kalau Irene menaruh hati pada Sehun tuan mudanya.
"Apa dia sangat mencintai istrinya Liu?"suaranya hampir tidak terdengar dengan wajah sendunya
"aha ha ha.."kekeh Liu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Kenapa kau tertawa?,Jawab aku Liu!"
"Em..cinta?!, Jika kau melihat secara langsung bagaimana interaksi dari pasangan muda itu,kau pasti akan berpikir keduanya bukanlah pasangan suami istri!"jelasnya
Irene bungkam,wajahnya serius dengan alis yang bertautan menatap liu kini ia bingung dengan jawaban liu
"Mereka selalu terlihat bermusuhan !, tatapan tuan muda maupun istrinya itu selalu terlihat seolah sedang bertatapan dengan musuh bebuyutan sulit untuk aku jelaskan..!"
Liu terus melanjutkan ceritanya kini ia mengganti posisinya berhadapan dengan irene
"selama ini aku tidak pernah melihat tuan muda tenang jika dekat dengan istrinya itu, selalu saja ada perdebatan dari keduanya,jujur saja istrinya itu terlihat agak aneh buatku maupun tuan muda ,aku juga sangat heran kenapa nona Jiyeon selalu berusaha membuat tuan muda kesal untung saja tuan muda terus berusaha bersabar dan mengalah..., Aha..ha ,yah.. jadi ku rasa tuan muda maupun nona Jiyeon mereka terlihat tidak saling mencintai " sambil sedikit menggelengkan kepalanya
"Jauh dari kata saling cinta maupun saling suka, tenanglah nuna Irene"ujarnya menampilkan senyumnya kini meyakinkan Irene, ia menenangkan wanita yang di anggapnya Kaka itu, ia berpikir mungkin Sehun maupun Irene mereka saling suka tapi tidak ada yang berupaya untuk mengatakan perasaannya secara langsung.
Mendengar kata-kata Liu seolah tau perasaan Irene saat ini,ya pasti sangat terlihat jelas bahwa Irene begitu menyukai Sehun
"Liu apakah aku masih punya harapan?"ujarnya pelan
Liu masih mengulas senyumnya dengan nada di buatnya tenang menatap Irene
"Kurasa harapan untuk mu sangat besar nuna,aku akan mendukung hubungan kalian jika kalian benar-benar saling mencintai"
"Bagaimana dengan istrinya?"maniknya menatap mata liu
"Hem... Kurasa pernikahan itu tidak akan berlangsung lama.., Aku benar-benar menginginkan tuan mudaku bisa hidup bahagia dengan orang yang ia cintai, selama ini aku belum pernah melihat tuan mudaku nyaman dengan wanita lain selain anda"ucapannya begitu yakin
Irene ikut mengulas senyumnya Liu tampak mendukungnya
"Ayo kita harus bergegas tuan es anda itu sudah menunggu cukup lama saat ini"ujar Liu kembali melangkahkan kakinya masih dengan senyumnya
Irene sudah terlihat lebih tenang, ya harapannya itu belum pupus, harapan untuk mendapatkan tuan esnya menjadikan Sehun miliknya seutuhnya belum sirna
Kini keduanya kembali melangkahkan kaki
*
Sehun dan Liu mengantar Irene ke penginapannya
"Di sinilah tempatku menginap tuan es"ujar Irene dengan senyumnya
Sehun mengangguk
"Jika membutuhkan bantuanku kau bisa langsung datang ke kediamanku, atau mengirim pesan di ke alamat yang ku beri tadi, kapan-kapan aku akan mengajakmu ke kediamanku"ucap Sehun dengan senyum samarnya
"ya.. terimakasih untuk semuanya dan juga untuk niat baikmu itu,tapi aku merasa tidak pantas jika harus datang ke kediamanmu tuan es~"
"Apa kabar Pemuda berjiwa bebas!"sapa seseorang yang menyela kata-kata Irene tadi
Sehun Liu dan Irene langsung menoleh pada si pemilik suara,
Orang itu adalah Chanyeol yang kini mendatangi mereka
"Sudah ku duga, orang yang di cari wanita cantik ini pasti anda Oh Sehun aha..haha"ujar Chanyeol sembari menampilkan barisan giginya tertawa
Sehun hanyalah menautkan alisnya bungkam menatap Chanyeol.
Irene cukup terkejut mendapati Chanyeol,ia cukup kenal dengan Chanyeol karena ialah pemuda yang telah membantunya memberikan informasi keberadaan Sehun Sebelumnya, ternyata Chanyeol benar-benar mengenali tuan esnya itu.
"Terimakasih tuan atas bantuan anda sebelumnya"Irene membungkuk pada Chanyeol kini
"sebenarnya aku cukup penasaran kenapa ada seorang wanita cantik mencari anda ?"tanya Chanyeol pada Sehun yang masih bungkam dengan wajah datarnya
"A..itu~"Irene cukup canggung ia berniat menjawab pertanyaan Chanyeol tapi Sehun membuka suaranya
"Itu bukan urusan anda Mentri Chanyeol"ucap Sehun datar dan dingin pada Chanyeol
Chanyeol yang mendengar itu mengalihkan pandangannya sambil menghelakkan nafasnya
"Aku harus pergi Joohyun, masih ada pekerjaan yang harus aku kerjakan, lain kali aku akan mengajakmu berkeliling kota ini lagi permisi"ujar Sehun pada Irene, setelahnya membungkuk pada Irene dan juga Chanyeol dan berlalu pergi dari sana di ekori Liu
"Dia itu.. benar-benar..~"gumam Chanyeol di samping Irene masih melihat kepergian Sehun
Chanyeol memperhatikan Irene sekarang,Irene yang merasa di perhatikan setelahnya menoleh pada Chanyeol
"Sekali lagi terimakasih atas bantuan anda kemarin tuan"Irene membungkuk sopan pada Chanyeol
Chanyeol tersenyum
"ya ...itu bukan bantuan yang besar nona,kemarin kau pasti merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan ku iyakan ?..aha..ha"ujarnya
Wajah Irene sedikit terkejut mendengar kata-kata Chanyeol yang begitu percaya diri, ia tersenyum canggung pada Chanyeol
"aha..ha ha aku hanya bercanda"kekeh Chanyeol
"Sebenarnya hubungan anda dengan Sehun aku cukup penasaran dengan itu?Apakah anda kekasihnya?"ujar Chanyeol tanpa canggung pada Irene
Senyum Irene memudar
***
Sore hari di kediaman oh
Sepulangnya Sehun dan Liu dari kota
Sehun bergegas menuju paviliunnya,Sehun yang di ekori Liu ikut melangkahkan kakinya masuk ke ruang baca
Saat sehun masuk keruang bacanya ia seperti berada di tempat asing,ia membeku di tempat terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini, Langkah kakinya terbata-bata terus mengedarkan pandangannya pada setiap sisi ruangan itu, terus melihat sekeliling ruang bacanya
"Apa yang.."gumamnya membulatkan manik elangnya
Liu juga tak kalah terkejutnya dengan Sehun, ruang baca tuan mudanya itu benar-benar berubah total sekarang
Setelah beberapa detik tersadar dari keterkejutannya Sehun bergegas melangkah ke mejanya membuka laci dan mengecek buku-buku pentingnya yang berada di sana,
ia tenang saat buku-buku pentingnya itu masih berada di tempatnya tanpa kurang
"Ruangan ini, kira-kira siapa yang merubahnya tuan?"tanya Liu pada Sehun
"kau sudah pulang !"sambut Jiyeon baru saja masuk ke ruangan itu dengan membawa seikat bunga wajahnya cerah
"kau yang merubah ruangan ini?"tanya Sehun dengan raut dan nada dingin
"Ya ..bagaimana?,bagus bukan ?,jadi rapi dan jadi sangat luas dari sebelumnya,aku juga menambah~" ujar gadis cantik itu dengan nada cerianya Sehun menyela kata-kata jiyeon
"Lancang sekali kau mengubah ruang baca ku...! siapa yang menyuruh mu melakukannya?!" Ucap sehun yang terdengar marah
Jiyeon membulatkan maniknya ia cukup terkejut mendengar nada bicara Sehun saat ini
Jiyeon mendengus sebal
"A..apa, apa yang ..woh..?,lancang kau bilang?!, harusnya kau berterima kasih pada ku, karena telah merapikan gudang apek mu ini~!"balas Jiyeon masih menatap tidak percaya pada Sehun
"meja apa itu di sana?!, (menunjuk dengan ekor matanya) buku-buku di sana juga aku tidak pernah punya buku seperti itu"ujar Sehun yang terus menautkan alis tebalnya
"Itu meja bacaku,dan buku-buku itu milikku"ketus Jiyeon
"Apa..?!,apa maksud mu meletakkannya di sana!"menatap tajam pada istrinya
"Tentu saja untuk ku membaca..dan menulis"jelas Jiyeon
"Tidak ,tidak bisa! masih banyak tempat kosong di kediaman ini "ujar Sehun kini berkacak pinggang tanpa beranjak dari posisinya
"Tapi tempat kosong itu terlalu jauh,lagi pula ruangan ini cukup luaskan.., buku-buku ku bahkan tidak memenuhi ruangan ini"keluh Jiyeon menautkan alisnya
Sehun baru saja kembali pulang, bukannya senang atau berterimakasih pada Jiyeon yang sudah bersedia membersihkan ruang bacanya ia malah di beri Sehun ocehan dan raut wajah marahnya sangat terlihat jelas suaminya itu tidak ingin satu ruangan dengannya saat ini,itu tambah membuat hatinya muak dan sebal.
"Kau .. lupa atau apa? bukannya ibu mertua bilang dengan jelas sebelumnya, sekarang kita harus berbagi apa saja yang kita punya,aku butuh ruang baca.. jadi mau tidak mau, kau harus membagi ruangan ini dengan ku"jelas Jiyeon melipat kedua tangannya di bawah dada dengan raut wajah sebal
Membayangkan satu ruangan dengan gadis yang menurutnya paling aneh dan menyebalkan saja sudah membuat Sehun pusing, apalagi kalau sampai terjadi pasti sangat buruk buatnya,bisa-bisa tidak akan ada hari yang tenang nantinya ruang bacanya adalah ruang yang membuat pikirannya selalu tenang dan tempat untuk menuangkan idenya.
"Tidak !,sekarang kau harus menyingkirkan buku-buku dan mejamu itu dari sini"ketus Sehun dengan raut wajah yang di buat serius
Liu hanya menyimak perdebatan sepasang manusia itu dengan wajah canggungnya,ia bingung harus bagaimana dan berbuat apa sekarang,apakah ia harus pergi dari ruangan itu saat ini,tapi ia masih punya kepentingan dengan tuan mudanya itu.
"Tidak aku tidak mau!"tolak Jiyeon memalingkan wajahnya dengan cepat masih bersedekap di tempat
Sehun mendecak kesal ia beranjak dari tempatnya melangkahkan kakinya melewati Jiyeon kini ia sudah berada di depan buku-buku Jiyeon yang tersusun rapi di rak,ia mengambil buku-buku itu dengan kasar melampiaskan kekesalannya pada buku-buku yang tidak tahu apa-apa itu
"Apa yang mau kau lakukan?"tanya Jiyeon yang kini terlihat khawatir dengan apa yang di lakukan Sehun pada buku-buku berharganya
Sehun kini memberikan beberapa tumpukan buku yang ia bawa pada Jiyeon dengan kasar
"Bawa buku-buku mu ini dan cari tempat lain!"ujar Sehun dengan wajah dinginya mengusir jiyeon
"Apa..?!tidak bisa seperti ini?"keluh Jiyeon tidak terima
"Aku tidak ingin satu ruangan dengan mu"ujarnya sambil terus menyerahkan buku-buku itu pada Jiyeon
"Yak ..apa kau bilang tadi?!" Mau tidak mau jiyeon menerima buku yang di berikan Sehun padanya, karena jika tidak buku-buku berharganya itu bisa jatuh kelantai
Sehun terus melanjutkan aksinya mengambil buku-buku Jiyeon,tanpa memperdulikan jiyeon menggeram sebal di tempat
"Liu bantu aku untuk menyingkirkan buku-buku ini"perintah Sehun pada liu
"Ta..tapi tuan.."Liu terlihat cukup ragu
"Jangan membantah Liu, cepat lakukan"tekan Sehun
Liu pun bergerak mematuhi tuan mudanya
"Yak ..Oh Sehun"pekik Jiyeon kini begitu kesal dengan apa yang di kerjakan suaminya itu
Setelah Sehun mengambil beberapa buku Jiyeon kini ia melangkah menuju pintu dan menjatuhkan buku-buku Jiyeon di sana
Jiyeon bergegas menuju Sehun ia menatap Sehun dengan sorot tajamnya"Sial ... apa yang kau lakukan breng..!"pekik Jiyeon ia benar-benar marah kini
"Sehun kau baru pulang?"Yinok tiba-tiba datang mendekati Sepasang Manusia yang sedang perang tatapan tajam itu.
"Apa yang sedang kalian lakukan?"tanya Yinok heran
Sadar dengan kedatangan ibu mertuanya jiyeon mencoba memendam kembali amarahnya wajah yang sebelumnya kesal kini di buatnya setenang mungkin di sela helaan nafasnya
"Kenapa buku ini ada di depan pintu?, Apa kau masih belum siap menyusun bukumu Jiyeon?"tanya Yinok pada Jiyeon
Sehun bungkam dengan alis bertautan
"Ya ibu ini aku akan menyusunnya ke rak buku"meraih buku-buku yang berada di lantai kayu dan membawanya kembali ke dalam
Sehun mencegat Jiyeon masuk keruang bacanya seolah dia mengatakan lewat matanya 'tidak,bawa keluar buku-buku mu!'
Kemudian Jiyeon membalas dengan tatapan tajamnya'kau tidak akan bisa seenaknya mengusirku sialan!'menyipitkan matanya
Suara Yinok membuyarkan perang dingin itu"apa kalian akan terus berdiri di situ dan terus saling memamerkan kemesraan kalian di hadapan ibu kalian ini ha?"ujarnya
Sehun melepaskan cekalannya pada Jiyeon saat mendengar kata-kata ibunya,tidak bisakah ibunya melihat jika saat ini anak bungsunya sedang di liputi rasa cemas dan kesal, Jiyeon memanfaatkan kesempatan itu untuk kembali masuk ke dalam dengan buku-bukunya
"Hey sehun,kau ini kenapa kau tidak ikut mengajak Jiyeon ke kota kemarin?,mulai sekarang apapun kegiatan mu di kota kau harus mengikut sertakan istrimu mengerti "ujar Yinok pada Sehun yang menghelakan nafas panjang
Di dalam Jiyeon melihat Liu menumpuk banyak buku miliknya dan bergerak mengangkat buku-bukunya itu
"Kau !..mau kau kemanakan buku itu"berangnya pada liu
Liu membeku di tempat melihat Jiyeon memandangnya dengan sorot tajam yang begitu menusuk ia sampai susah payah menelan ludah
"Tapi tadi tuan muda.."gumamnya ragu
"Letakan kembali !,dan susun di sana seperti semula!"perintahnya ketus
Liu hanya bisa mengerjapkan matanya ia bingung harus mengikuti perintah tuan mudanya atau nona mudanya itu. situasinya saat ini benar-benar membuatnya bingung
Sehun menghelakan nafasnya
"ibu..aku~"belum selesai berbicara Yinok mengabaikannya melangkahkan kakinya masuk kedalam ruang baca itu
Yinok mengedarkan pandangannya saat masuk"Wah ..luar biasa, Jiyeon kau membuat ruangan ini jadi begitu luas, dan ..harum apa ini aku suka wanginya?"
"Ini wewangian dari lilin ibu"sembari menyusun bukunya wajahnya sesekali ia arahkan pada ibu mertuanya itu
"Wah kau beruntung Sehun mempunyai istri yang rajin Seperti Jiyeon ,ia mau berinisiatif membersihkan ruangan ini "ujar Yinok sambil tersenyum tipis
"Aku membersihkannya karena akan memakai ruangan ini bu"jelas Jiyeon
"O..begitu,Jadi kalian berbagi ruangan .."senang Yinok
Sehun berniat buka suaranya"aku tidak .."
"bagus !,"seru Yinok
Sehun mengernyit di tempat mendengar ibunya berkata demikian mengapa ibunya itu terdengar senang
"akhirnya kalian mulai membuka langkah awal untuk bertambah dekat, ikatan pernikahan kalian akan bertambah erat, aha ha haa bagus, bagus sekali ibu senang mendengarnya" ujar ibunya itu di tanggapi wajah jengah Sehun kini,sudah berapa kali ia menghelakkan nafasnya memutar bola matanya sebal
Di sana Jiyeon tersenyum sinis menatap Sehun penuh kemenangan,tampaknya ibu mertuanya itu ada di pihaknya kini.
"Itu berarti jiyeon akan mudah melayanimu nantinya"ucap Yinok menoleh pada Sehun
"dengan begitu kalian akan memiliki banyak waktu bersama,nah.. beginilah pasangan suami istri seharusnya "dengan senyum cerah
Liu terlihat tidak yakin dengan kata-kata nyonya besarnya itu,dan apa yang di lakukan Liu saat ini?
Liu sedang menyusun kembali buku-buku jiyeon di raknya
"bunga yang indah Jiyeon,aku juga mau kamarku di hiasi bunga seperti ini"
"Ya ibu mertua nanti aku akan menaruh bunga seperti ini juga di kamar ibu mertua"
"Panggil aku ibu saja jangan terlalu formal memanggil ibu mertua,kau sudah menjadi anakku panggil aku ibu, i..Bu"jelasnya mendekati Jiyeon
Jiyeon terkekeh hatinya menghangat sepertinya ibu mertuanya itu bisa sedikit demi sedikit menepiskan kerinduannya pada sosok Tae hee"iya ibu" ujarnya
"Manisnya senyummu itu" Yinok mencubit hidung mancung Jiyeon gemas
Sehun memasang raut wajah jengah melihat interaksi kedua wanita berbeda usia itu,ia juga menyadari dengan apa yang di lakukan pengawalnya membuatnya bertambah kesal,ia melihat tidak percaya pada Liu yang ikut membantu Jiyeon menata kembali buku-buku Jiyeon di raknya,tapi Liu tidak menyadari bahwa tuan mudanya itu menatap tidak suka dengan apa yang di lakukan Liu saat ini
Dengan helaan nafas panjang, Sehun memutar tubuhnya menuju mejanya dengan raut frustasi yang datar, ia tidak pernah menang jika harus berdebat dengan ibunya nanti karena permasalahan jiyeon di ruang bacanya,ia sadar ibu cantiknya kini sudah benar-benar menerima gadis pengacau hari-harinya itu,sikap ibunya pada Jiyeon bahkan seperti sedang berhadapan dengan Yoona kakaknya
Sepertinya akan sulit mengusir jiyeon dari ruang bacanya terlebih ia mendapat dukungan dari Yinok
*
Malam itu di lalui seperti biasa ada perdebatan kecil, antara Sehun dan Jiyeon di kamar mereka, Sehun menaruh banyak bantal di tengah ranjang berniat membuat batas agar jiyeon tidak mengganggu tidurnya seperti sebelumnya, bahkan bantal jiyeon juga jadi korban ikut di tumpuk di tengah ranjang jiyeon hanya bisa menggeram dan menatap sebal di tempat melihat sorot mata tajam Sehun yang memandangnya
Malam itu keduanya dapat tertidur pulas tanpa terganggu :) dan Jiyeon tidur tanpa bantalnya
***
Ke esokannya
Siang itu Jiyeon berniat mengisi waktu kosongnya dengan membaca di temani xixi ia masuk begitu saja ke ruang baca yang terdapat Sehun dan Liu di dalamnya tanpa menyapa mereka, sejak membersihkan ruangan itu ia menganggap ruangan baca Sehun sudah menjadi miliknya sekarang
Sehun dan Liu sebelumnya terlihat membicarakan hal penting di meja kerja mereka
tapi kini Sehun melirik keberadaan Jiyeon yang baru saja datang ke ruangannya dengan tatapan tidak senang
"Hey.. tolong buatkan kami teh"itu Sehun yang berujar entah pada siapa
"apa anda menyuruhku tuan?"tanya Liu bingung
"Bukan padamu Liu, pada orang yang ada di sana itu, hey kau tidak dengar?!"serunya mengarah pada dua wanita yang keberadaannya tak jauh darinya
Jiyeon tidak merasa ia hanya terus memilih buku yang akan ia baca saat ini
Xixi memandang Sehun mungkin yang di maksud Sehun adalah dirinya
"Padaku tuan? Baiklah akan segera ku buat" xixi menganguk berdiri dari duduknya
"tidak bukan pada mu, aku menyuruh nonamu itu"jelas Sehun datar menunjuk Jiyeon dengan wajahnya
Jiyeon langsung menoleh pada Sehun ia mengernyit bingung jarinya menunjuk dirinya sendiri dan bertanya
"Apa aku..aku yang kau suruh ?"dengan wajah heran
Tumben sekali Sehun memintanya
"Iya kami butuh teh hangat, buatlah cepat"ujarnya terdengar seolah sedang memerintah seorang pelayan
Dengan angkuhnya Sehun memerintahkan seorang Jiyeon membuatnya urung menuruti permintaan pertama suaminya itu
"Bukannya kau punya banyak pelayan?,kaukan bisa menyuruh mereka ,aku sedang ada pekerjaan penting saat ini" bohongnya berniat menghindar
"Kau lupa apa yang ibu bilang semalam, kalau sekarang kau harus melayaniku,itulah sebabnya aku membiarkan mu berada di sini" Sehun kembali memberi titah dengan angkuh seolah ia yang berkuasa atas keberadaan Jiyeon di tempatnya itu
Jiyeon mengerjabkan maniknya"Apa?!"
"Cepatlah pergi buat teh sana,teh dengan lemon yang pernah kau buat waktu itu "
Titah Sehun
"Sial..bocah payah ini,Apa Kau tidak bisa berkata dengan sopan padaku..?"
"Tolong buatkan kami teh! ,..sudahkan ?! Cepat pergilah sana"
Ucapan Sehun tidak terdengar sopan sama sekali bahkan lebih terdengar mengusirnya saat ini
Jiyeon terus menatap wajah Sehun dengan sinis
"Haiis.. benar-benar bocah payah yang menyebalkan"gumamnya berdesis tapi Jiyeon kini beranjak dari tempatnya sambil terus menggerutu pergi dari ruangan itu dengan wajah kesal di ekori xixi
Liu menatap raut wajah tuanya yang ada di hadapannya dengan tatapan heran ,Sehun ikut melirik Liu setelahnya mengabaikan kembali berkutat pada bukunya.
*
Tak lama Jiyeon kembali ke ruangan itu membawa nampan dengan poci dan beberapa gelas teh di atasnya
Sehun hanya melirik dengan ekor matanya,
Tanpa berbicara Sehun menunjuk dengan tangannya seolah mengatakan 'Taruh di sana'
"Tch.."Jiyeon memutarkan bola matanya,segala gerak gerik Sehun selalu terlihat menyebalkan di matanya
Liu merasa tidak nyaman berada di tengah-tengah pasangan muda itu,
Saat Jiyeon berniat melangkahkan kakinya menjauh dari meja kerja Sehun,tapi kini kembali mendengar tutur suaminya
"tidak ada cemilan?, biasanya kami menikmati teh dengan cemilan,buatkan cemilan juga"perintahnya kembali pada Jiyeon
Sehun meraih poci di atas meja kerjanya menuangkan teh itu ke kedua gelas teh yang sudah di siapkan
'bocah payah ini benar-benar memanfaatkan situasi ,sudah pasti berniat mengerjai ku!'
Jiyeon memutar bola matanya jengah Tangannya besedekap menoleh pada Sehun menatapnya dengan sorot malas
"Minumlah Liu selagi masih hangat"ujar Sehun menyerahkan gelas teh yang sudah berisi pada Liu di depannya
Liu menerima teh itu dengan senyum hambar ia tidak bisa menolak pemberian tuan mudanya,liu benar-benar canggung begitupun xixi yang terlihat tidak senang dengan sikap Sehun pada nonanya
"Kau masih di sana?"ujar Sehun menatap Jiyeon kini
"Biar aku saja yang membuatnya nona,kau di sini saja"inisiatif xixi tidak di terima oleh Sehun
"Tidak ,aku ingin jiyeon yang membuatnya"cegatnya
Jiyeon masih bungkam dengan wajah datarnya memandang Sehun yang sedang menyeduh tehnya kini setelah air teh itu menyentuh lidahnya
"Ekh....apa ini aneh sekali rasanya..,(wajahnya berubah ekspresi kini Sehun mengernyit)ini bukan teh yang kemarin,Liu jangan minum teh itu"
Liu bahkan enggan menyentuh teh buatan jiyeon sebelumnya
Jiyeon tersenyum sinis di tempat
"Kenapa tidak di minum?aku sudah susah payah membuatnya" ujarannya
"kau hanya berniat meracuni kami dengan teh aneh ini"sambil terus mengernyit
"Buatkan teh yang baru! ,rasanya harus sama persis seperti teh saat aku mengalahkan mu di permainan catur"titahnya kembali bahkan seolah meledek mengungkit kekalahan jiyeon di permainan catur sebelumnya
"Tidak aku tidak mau"
"Kau menolak melayani suamimu ?!"tekan Sehun
"Ceh... Melayani (memutar bola matanya)Tapi tidak seperti ini~"
"Jadi seperti apa?Jadi menurutmu kata-kata ibuku semalam melayani seperti apa?"
Jiyeon belum melanjutkan kata-katanya tadi ,tapi Sehun dengan angkuhnya menyelanya
Liu semakin canggung menggaruk wajahnya yang tak gatal berpura-pura terus fokus pada tulisannya
"Ceh... terserah mu saja, akan ku buat! Agar kau puas! Semoga dengan makanan buatanku nanti bisa membuatmu benar-benar bisu!"cibirJiyeon dengan wajah kesalnya pergi dengan langkah jengkel di ekori xixi kembali meninggalkan ruangan itu
Sehun terus memandangi kepergian Jiyeon dengan wajah sebalnya
"Tuan sebenarnya apa yang sedang kau lakukan saat ini?"merasa aneh pada sikap tuan mudanya itu pada Jiyeon,
terutama tuan mudanya itu terdengar banyak bicara tidak seperti biasanya
"Kerjakan saja tugasmu Liu, catat semua itu dengan benar"ketusnya
"Tapi tuan kurasa akan percuma kau menyuruh nona Jiyeon membuat cemilan dia pasti akan membuatnya dengan rasa yang tidak jauh berbeda dari teh ini"
"Setidaknya dengan begini dia tidak akan terlihat lagi di hadapan ku"
"Tuan.. ?jadi kau sengaja membuatnya kesal dan terus akan menyuruhnya begitu? Apa sejak awal kedatangan nona muda kau sudah berniat .."
"setiap melihatnya aku selalu merasa kesal"jelas Sehun dengan raut wajah serius pada Liu
Liu terlihat berpikir
"Sekarang aku semakin yakin~"ujarnya
"Sudahlah Liu fokus saja pada pekerjaan mu"setelahnya Sehun kembali mengerjakan tulisannya
"Baik tuan" tersenyum hambar
'lihat ! kebenaran terlihat saat ini,tuan muda sama sekali tidak menyukai istrinya,tuan muda terus berusaha membuat istrinya menjauh darinya dan membuat nona Jiyeon membencinya kurasa pernikahan ini benar-benar tidak akan berlangsung lama,sikapnya kata-katanya tidak seperti saat ia bersama nuna Irene bahkan berbeda sekali,aku yakin tuan muda menyukai nuna irene,tapi kenapa tuan muda tidak mengatakan langsung saja pada nona Irene,apa dia sulit mengatakan cintanya dasar tuan mudaku ini, rupanya dia payah dalam percintaan,kenapa sebelumnya tidak menolak saja pernikahan ini,coba saja aku tahu lebih awal aku akan membantunya menghentikan pernikahannya hah.. sekarang semuanya begitu rumit 'Sambil beropini Liu terus memandangi wajah Sehun yang sedang fokus menulis
*
Setelah beberapa menit jiyeon benar-benar kembali membawa apa yang di minta Sehun
Jiyeon meletakan kudapan itu dengan kasar di atas meja kerja Sehun
Kemudian berniat menjauh
"Mau kemana?"ujar Sehun
'Apa lagi sekarang?'
Jiyeon menunjuk kursinya dengan tatapan jengah pada Sehun dengan bungkamnya
"Aku ingin kau mencoba makanan ini terlebih dahulu"usul Sehun menunjuk pada kudapan yang di bawa Jiyeon
"Tidak "
"Kenapa tidak?"
"Aku kenyang"
"Kalau begitu bawa pergi jauh-jauh makanan ini,aku tidak ingin melihatnya di mejaku"kembali memberi titah pada Jiyeon, kini Sehun terlihat mengabaikan kudapan jiyeon ia kembali melanjutkan pekerjaannya
Tip
Tip
Manik jiyeon kembali mengerjap tak percaya Sehun benar-benar membuatnya kehilang kesabaran
"Sial...bocah ini(gumam Jiyeon memutar bola matanya kesal)Hey..Payah ~!"berkacak pinggang setelahnya
Sehun menyela"Jangan ribut kami sedang berkonsentrasi sekarang menjauh sana"usirnya tanpa berpaling dari bukunya
Sehun tau jiyeon pasti akan meracau setelah ini
Jiyeon melanjutkan ocehannya"Yak.. bocah payah..kau pikir aku ini pelayanmu ha!aku tahu kau sengaja~"
"Kau istriku, bukan pelayan"sela Sehun dengan nada tenang
"Ceh..?!"Jiyeon memutar bola matanya sebal menyunggingkan bibirnya
Sehun kini menoleh pada Jiyeon yang tengah berkacak pinggang menatapnya dengan sorot mata berapi-api
"Kenapa? apa kau sendiri bingung sekarang? Pelayanku saja tidak pernah bersikap seperti ini padaku,sikap mu ini kau tahu!,sikap yang selalu kau tunjukan padaku,kau sama sekali tidak terlihat seperti seorang istri, lihat tatapan matamu itu, tingkahmu sekarang apa ada seorang istri mengatakan suaminya dengan sebutan seperti tadi?!" Jelasnya terus memandang Jiyeon dengan sorot mata tidak suka
Jiyeon yang sebelumnya berkacak pinggang memberikan tatapan menusuknya seketika melemaskan tanganya sorotnya melemah dengan wajah datar manik almondnya mengerjab, apa yang dikatakan Sehun ada benarnya sikapnya memang kurang sopan pada suaminya itu saat ini,
raut Jiyeon yang awalnya tajam padanya tiba-tiba memolos saat Sehun mengeluarkan unek-uneknya, cukup lucu buat Sehun melihat ekspresi Jiyeon sekarang
Sehun sampai ikut mengerjapkan maniknya berusaha sadar bahwa saat ini dia tengah kesal pada gadis anehnya itu
"Aku hanya menginginkan teh hangat, tapi kau kembali memberikan ku kejengkelan "ujar sehun kembali kini ia kembali memfokuskan pandangannya pada buku
Jiyeon hanya bisa bungkam dan membeku di tempat mendengar ceramah Sehun untuknya
Benar jiyeon sebelumnya memang sengaja membuat tehnya dengan rasa aneh karena mengganti gula dengan garam dan perasan lemon yang banyak,dan kudapan yang ia buat sekarang sudah di beri banyak bubuk cabe dan garam hanya untuk mengerjai, lebih tepatnya memberi pelajaran atau membalas atas keangkuhan Sehun yang sudah berani seenak jidatnya memerintah seorang Jiyeon,tapi setelah mendengar penuturan Sehun sebelumnya membuat hati kecilnya cukup merasa bersalah dan tidak enak.
"Bisakah kau bersikap baik layaknya seorang istri? tidak ! setidaknya cobalah berhenti melakukan hal-hal yang membuatku marah "ucapannya Sehun melunak kemudian menghelakan nafasnya setelah curahanya itu pada Jiyeon
semua kata-kata yang keluar dari bibir kecil tuan mudanya itu terdengar sangat panjang bagi Liu,itu adalah kata-kata terpanjang yang pernah Liu dengar secara langsung dari seorang Oh Sehun,Liu hanya bisa memandang heran tuan mudanya
Sehun kini mengabaikan Jiyeon ia kembali berkutat dengan pekerjaannya
Setelah beberapa lama bungkam Jiyeon kini terlihat meraih nampan berisi kudapan buatannya
"Kau juga tidak bersikap seperti layaknya seorang suami.. sebelum menilai orang,lihatlah dirimu sendiri terlebih dahulu ..."ujar Jiyeon pelan tapi dapat di dengar oleh semua orang yang ada di sana
Sambil membawa nampannya berisi kudapan jiyeon kembali beranjak pergi dari sana di ekori xixi meninggalkan ruangan itu tampaknya jiyeon tidak berniat akan kembali ke ruangan itu
Suasana ruangan itu kembali hening
beberapa saat
Liu mencoba membuka suara"Tuan.."
"Fokuslah pada pekerjaan mu Liu"pintanya maniknya terus di buatnya menatap setiap abjad huruf pada buku
Sehun kini terlihat terus menghelakan nafasnya dengan alis bertautan
ಠ﹏ಠ
~
"Apa anda baik-baik saja nona?"
"Apa perbuatan ku tadi salah xixi?"gumam Jiyeon
Xixi bungkam dengan wajah cemas pada nonanya
"Em..Aku baik-baik saja, sekarang aku cukup lelah setelah memasak aku ingin beristirahat saja"
Jiyeon benar-benar kehilangan moodnya untuk membaca atau kembali keruangan yang terdapat Sehun di sana, ia kini lebih memilih beristirahat di kamar
xixi memandang frustasi pada Jiyeon yang meninggalkannya, ia tidak tau harus berbuat apa untuk nona mudanya itu, sebelumnya ia berpikir sikap Sehun tadi benar-benar terlihat mengesalkan pada nona mudanya ia sangat kecewa pada Sehun.
Di dalam kamarnya jiyeon terus mengumpat kesal terus mencemooh Sehun,meski kini ia sudah mulai kebal dengan segala perangai Sehun
Kata-kata Sehun dengan raut sinisnya kembali terngiang di pikirannya
"Kenapa? apa kau sendiri bingung sekarang? Pelayanku saja tidak pernah bersikap seperti ini padaku,sikap mu ini kau tahu!,sikap yang selalu kau tunjukan padaku,kau sama sekali tidak terlihat seperti seorang istri, lihat tatapan matamu itu, tingkahmu sekarang apa ada seorang istri mengatakan suaminya dengan sebutan seperti tadi?!"
"Aku hanya menginginkan teh hangat, tapi kau kembali memberikan ku kejengkelan "
"Ceh..sial dia itu selalu membuatku sangat kesal setengah mati setiap mendengar kata-kata dari mulutnya, beraninya dia menceramahiku sedangkan dia tidak menilai dirinya sendiri"
"Hah..!"setelah menghelakkan nafasnya Jiyeon kini menekan keningnya
Jujur saja setiap melihat wajah Sehun yang selalu dingin membuatnya di selimuti rasa kesal,terlebih kata-kata angkuhnya seperti terus membuka luka lama terus mengingatkannya dengan sikap dingin Ayahnya 'Canxu '
"Bisakah kau bersikap baik layaknya seorang istri? tidak ! setidaknya cobalah berhenti melakukan hal-hal yang membuatku marah"
"Kau ingin aku bersikap menjadi seorang istri untuk mu?,ceh..apa kau pantas mendapatkan itu Oh Sehun" gumamnya dingin
Sorot mata Jiyeon kini sulit di jelaskan raut wajahnya dingin dan datar penuh ambisi
(~_~メ)
TBC
________________________________________
Demi apapun gua bahagia banget T-ARA akhirnya comeback di mmtg dan trending di mana-mana aku benar-benar terhura.. (>▂<)di tambah nge 'ON'OF' bareng sama IU eonni di tambah lagi jiyeon eonni bakal ngeweb drama kyakk!! Sama lawan mainnya IU di hotel De luna sebelumnya, (>▂<)jadi peran utama lagi ,wAhh sulit di jelaskan betapa senangnya aku, ini semua berkat doa kalian(>▂<), bahagia ku sederhana berharap setelah ini project jiyeon eonni terus bertambah dan namanya terus melambung ,dan aku harap jiyeon eonni bisa membintangi k movie kayak dulu,semoga dia selalu sehat dan ceria. maaf ya guys lama update ada kesibukan yang tidak bisa di cancel awokwok,panutan aing emang' the best' (~‾▿‾)~
Siapa j ni yang udah nonton mmtg konser kemarin tgl 2 :v Roly.. poly..Roly.. poly (~‾▿‾)~
salam sayang buat kalian semua para pembaca(灬º‿º灬)♡