Chereads / THE BRILLIANT DIAMOND DYNASTY (OH SEHUN) / Chapter 11 - Chapter 10 "TAMPARAN PERTAMA"

Chapter 11 - Chapter 10 "TAMPARAN PERTAMA"

Tanpa banyak bacot dari gua moga kalian suka chapter ini happy reading (~‾▿‾)~

:

:

Jangan lupa dengerin ost yang menenangkan jiwa ya...

__________________________________________

Pagi itu

Sebelumnya jiyeon menceritakan panjang lebar tentang Sehun yang masuk begitu saja ke kamar mandi saat ia tengah mandi dan tidak menutupi tubuhnya dengan apa pun.

Xixi bertanya mengapa Jiyeon tidak mengunci pintunya saja dan Jiyeon menjelaskan ia tidak menemukan kunci pada pintu kamar mandinya itu,dan Jiyeon pikir Sehun sengaja agar dapat kesempatan seperti sebelumnya agar leluasa masuk dan menyerangnya saat ia sedang mandi.

Xixi sebelumnya terkejut dan bingung harus memberi solusi apa pada nonanya atas sikap Sehun suami Jiyeon karena~.

{ya iyalah gimana mau kasih solusi nikah aja belum dia neng... Di tambah kalo xixi di posisi jiyeon dah pasti tereak-tereak terus nyuruh satu kampung gebukin Sehun,nah beda ceritanya kalo suami sendiri masuk kamar mandi waktu kita lagi mandi awok..wok}

Yang Xixi tau dari orang lain yang berpengalaman dalam pernikahan ya bisa di bilang ibu-ibu julid dan rempong yang satu profesi dengan Xixi sebagai pelayan, mengatakan bahwa itu adalah hal yang wajar nonanya itu tidak harus khawatir ataupun marah pada suaminya.

karena hal yang biasa jika suaminya berniat mandi bersama dengan istrinya toh mereka sudah terikat berarti itu hal yang bagus karena sehun mau memulai langkah awal untuk lebih dekat dan terbuka pada Jiyeon.

Jiyeon merasa yang di katakan Xixi memang ada benarnya tapi yang membuatnya tidak terima adalah Sehun tidak meminta izin dahulu pada Jiyeon dan Jiyeon belum siap akan hal seperti itu ia masih membutuhkan waktu.

ia bahkan tidak bisa membayangkannya sama sekali terlebih lagi dengan seorang Sehun yang lebih cocok jadi musuhnya di bandingkan suaminya saat ini, Sehun orang yang acuh, dingin, angkuh dan selalu terlihat meremehkan istrinya sendiri, Sehun benar-benar orang yang sangat amat menyebalkan untuknya itulah sosok Oh Sehun yang ia kenal.

Ya bisa beda ceritanya jika Sehun itu suami yang di harapkan Jiyeon lembut, penuh kasih sayang dan mencintainya ia akan rela memberikan apapun pada Sehun jika ia bersikap seperti itu.

'Cinta'

Jiyeon bahkan tidak yakin ataupun mengharapkan itu dari Sehun ia masih curiga meski belum dapat bukti bahwa Sehun tampaknya memang menjalin hubungan dengan wanita lain yang ia cintai saat ini dan menyembunyikan hubungannya itu pada Semua orang termasuk pada dirinya dan Sehun melampiaskan kekesalannya dengan selalu bersikap menyebalkan pada istrinya saat ini.

Yah Jiyeon harus segera memastikannya dengan bertanya langsung pada Sehun, jika memang benar dugaannya ini, mungkin jiyeon bisa membantu Sehun menemukan solusi untuk masalahnya yah..Jiyeon bisa jadi pakar cinta seperti salah satu buku cerita kesayangannya.

*

Jiyeon, Xixi dan Yinok juga beberapa pelayan kini tengah berada di dapur,sesuai janji jiyeon akan menemui ibu mertuanya dia bahkan bangun lebih awal untuk bersiap menemui ibu mertuanya agar di cap sebagai menantu yang baik, rajin dan penurut.

ketahuilah Jiyeon sudah mempersiapkan semuanya jauh hari,sebelum ia di jodohkan dengan Yunxi maupun Sehun belajar giat dengan buku di bimbing ibunya Tae hee untuk menjadi menantu idaman agar mencuri hati keluarga suaminya.

sebelumnya Yinok memberikan beberapa pertanyaan pada Jiyeon tentang keahlian apa saja yang di milikinya, Jiyeon menjawab penuh percaya diri bahwa keahlian yang di milikinya adalah menjahit,menulis buku karangan sendiri, berkuda, memanah, seni beladiri, memasak dan membaca ya

membaca kisah percintaan yang romantis :) pastinya.

sebelumnya Yinok ragu dengan semua pernyataan Jiyeon karena saat ini jiyeon lebih terlihat seperti seorang putri yang tidak bisa melakukan apa-apa di matanya jadi dia butuh bukti.

Yinok menjelaskan ia ingin melihat secara langsung Jiyeon memasak,dan menunya jiyeon juga yang menentukan menu yang menurutnya akan cocok di sajikan sebagai menu sarapan pagi ini.

setelahnya Jiyeon di tuntun menuju ruangan yang depenuhi bahan-bahan makanan yang di perlukan, di ruangan luas itu terlihat beberapa kebutuhan pokok sangat lengkap.

beberapa ruangan di pisahkan ada bahan mentah dan segar bahkan ada buah-buahan juga di sana, setelah bahan yang di perlukan sudah terpenuhi jiyeon di bantu xixi untuk membawa bahan masakan itu menuju tempat lain, ya kini jiyeon sudah beralih ke tungku kecil di dapur.

Jiyeon mengikat rambut panjangnya, mengenakan celemek, menggulung lengan bajunya ia kini siap memasak, dengan lihai memotong, memberi bumbu, mengaduk dan ia beberapa kali menerawang, menimbang dan kini mencicipi masakannya.

Wanita cantik ini tersenyum cerah setelah mencicipi masakan, ia yakin akan membuat siapa saja yang memakannya suka kemudian dengan makanan buatannya, berlanjut pada menu ke dua makanan penutup, setelah beberapa menit akhirnya semua telah siap di sajikan.

Jiyeon menyajikan masakannya pada Yinok yang sedari tadi duduk di kursi dekat dapur, Yinok memang mengawasi dan memperhatikan Jiyeon sedari tadi dari tempat duduknya, Yinok mengangkat satu alisnya mendaoati Jiyeon menghias masakannya ini sedemikian rupa, tampilan makanan itu begitu cantik dan siapapun yang melihatnya pasti akan berselera.

Setelah Yinok mencicipi dua hidangan itu, awalnya Jiyeon sedikit khawatir mertuanya ini tidak suka dengan masakannya dan ternyata masakannya itu pas dengan lidah Yinok, ibu mertuanya menyukai masakannya, Jiyeon tersenyum lega telah membuktikan ia tidak berbohong tentang ia bisa memasak.

Jiyeon menjelaskan ia bisa memasak karena ibunya yang telah mengajarinya selama ini.

Hidangan itu akhirnya di berikan untuk penghuni kediaman Oh untuk sarapan pagi ini, Jiyeon senang setelah banyak mendengar pujian dari beberapa pelayan yang ikut mencicipi masakannya.

masakannya-pun di antar pada pemilik kediaman itu, Zhaou juga sangat suka dan ikut memuji Jiyeon dan

'Sehun'

Sehun wajahnya hanya berekspresi datar tapi ia menghabiskan makannya berarti Sehun juga suka masakan Jiyeon, Jiyeon bahkan memasak lebih untuk semua pelayan yang tinggal di kediamannya.

**

di dapur

Liu datang dengan wajah kusut

"Hah...badanku sakit semua tuan muda benar-benar kejam menjarah tempat tidurku.. membiarkan aku tidur di lantai.. tanpa bantal" gerutu Liu pergi ke dapur untuk menunaikan rutinitas kesukaannya mengisi perut kosongnya dengan makan banyak.

Di meja sudah ada beberapa hidangan yang harumnya saja begitu membangkitkan seleranya dengan penuh semangat Liu segera meraih semua makan itu.

"Wah...menu baru Ini enak.. sebelumnya aku belum pernah makan makanan seperti ini~"Liu menghabiskan dengan cepat,bahkan ia menambah porsinya,mulutnya penuh mengajak berbicara teman pelayannya yang sedang makan bersamanya di meja itu

Temannya yang berprofesi sebagai pelayan menjelaskan

"pagi ini nona Jiyeon yang memasaknya, enak bukan?!"girangnya

"PUFfh...!!!" Liu menyemburkan makanan dari mulutnya dan semburan itu berakhir pada wajah teman yang ada di hadapannya.

"Hey... ,!!Kau kenapa pengawal Li,kenapa harus di depan wajahku..eishh!!" membersihkan wajahnya dengan cepat

"nona ..uhuk..Jiyeon yang .. uhuk.. memasaknya!, benarkah..uhuk,uhuk?! "Liu

memukul-mukul dadanya yang terasa sakit karena tersedak, dirasanya hampir mati kemudian meraih dan menegak habis mineral di dekatnya.

Temannya terheran

"memangnya kenapa?apa kau tidak percaya?berlebihan sekali reaksimu ini.."dengan raut wajah tidak senang sambil membersihkan wajahnya yang terkena semburan Liu

Liu wajahnya cemas frustasi seolah habis menelan racun.

'bagaimana jika nona Jiyeon telah menyihir kami lewat makanannya ini..pasti tuan Sehun akan semakin aneh nantinya bisa saja dia jadi tidak waras,tidak bukan hanya tuan muda bisa saja, tuan zhaou,nyonya Yinok..dan..dan juga aku dan seluruh orang yang ada di sini!'Pekik Liu dalam hati.

"Tidak..!!,aku harus memuntahkannya!!"Liu berlari entah kemana

Temannya mengernyit heran

"Ada apa dengan pengawal Li..aneh sekali..sikapnya pagi ini biasanya dia tidak pernah membuang Makanan enak, sayang sekali makanan ini jadi terbuang percuma, jika nona mengetahuinya dia pasti akan sangat sedih nantinya"bergeleng.

**

Setelah beralih dari dapur Yinok membawa Jiyeon berkeliling ia menanyakan salah satu kegiatan kesukaan jiyeon saat ini, dan jiyeon menjawab membaca sambil menghirup udara segar dari wewangiyan bunga, Jiyeon juga sangat suka menanam bunga dan merangkainya.

ia juga suka bereksperimen dengan meracik masker kecantikan dengan beberapa buah dan bunga untuk kulitnya, Yinok sedikit tertarik dengan masker yang Jiyeon ceritakan.

Jiyeon dan yinok kini tengah membuat masker dari buah strowberry yang resepnya jiyeon racik sendiri, setelahnya Jiyeon mengusulkan Yinok ibu mertuanya untuk duduk di kursi santai jiyeon mengoleskan masker buatannya itu ke wajah yinok.

Yinok suka harum masker itu wajahnya juga terasa segar kini ia benar-benar di manjakan oleh menantu barunya bahkan Jiyeon membuatkannya teh hangat andalannya yaitu teh lemon yang cocok sebagai penghilang penat.

Jiyeon bahkan memijat pundak mertuanya, tak lupa jiyeon menyiapkan air hangat dengan beberapa rempah-rempah dan bunga yang di gunakan merendam kaki mertuanya.

Yinok sangat senang seorang Jiyeon begitu memanjakannya dengan lemah lembut, Jiyeon tulus melakukannya karena yinok senang dengan apa yang Jiyeon berikan pada ibu mertuanya itu.

dan yinok bisa melihat ketulusan seorang Jiyeon menantunya melakukan semua ini tanpa adanya paksaan atau perintah darinya ini bahkan hal baru untuknya.

Yinok pikir Jiyeon adalah wanita yang kaku dan akan sangat tidak cocok untuknya ataupun Sehun putranya tapi dari beberapa perbincangan dan etika jiyeon beberapa kali membuat yinok tersenyum puas dan wajah Jiyeon terkadang membuat gemas ibu mertuanya itu, terlihat Yinok telah membuka pintu hatinya untuk Jiyeon kini.

**

Sehun bersama beberapa pelayan membawa beberapa gulungan kertas terlihat dari suatu tempat, Sehun mendengar suara tawa dari orang yang begitu ia kenal, Yinok tertawa di sebrang sana dari sebuah paviliun.

Sehun yang lewat benar-benar terheran-heran sudah lama ia tidak mendengar tawa ibu tercintanya itu sejak kakanya Yoona tidak lagi tinggal di kediamannya karena menikah.

Sehun cukup penasaran kini ia berniat menghampiri ibunya dan mencari tahu kenapa ibunya itu terdengar begitu riang siang ini. Iapun memerintahkan pelayan yang mengekorinya meninggalkannya saat ini dan menyuruh mereka untuk meletakkan gulungan kertas yang mereka bawa di letakkan ke ruang bacanya.

Setelah Sehun berjalan sendiri memasuki paviliun terbuka itu,ia melihat ibunya kini tengah bersama..

' Jiyeon!?'

Sehun kembali terheran karena wajah ibunya itu terlihat di penuhi noda hitam tapi raut wajahnya di hiasi senyuman senang,Sehun yang penasaran dengan apa yang terjadi menghampiri kedua wanita berbeda usia itu.

"Sehun ..kau di sini" sapa ibunya

"Apa yang sedang ibu lakukan?,dan wajah ibu..?" tanya Sehun heran sambil melihat meja yang berada di depannya terdapat papan catur.

"Apa terlihat aneh?"tanya Yinok

Sehun mengangguk

"Ini tinta biasa" jawab yinok

Yinok menjelaskan dengan senyumnya

"Kami memainkan permainan catur,tapi dengan tantangan dari Jiyeon bahwa siapa yang kalah wajahnya akan di berikan noda tinta ,tadi ibu bisa mengalahkan jiyeon dua kali lihat itu noda di wajahnya"

Tunjuk yinok Sehun dengan menoleh ke arah Jiyeon

"Kali ini ibu yakin akan menang"yakin ibunya

Sehun penasaran ia kini ikut duduk di salah satu kursi dekat mereka

Jiyeon hanya tersenyum dalam pikirannya 'Dia memang tidak tahu malu setelah kejadian semalam dia bahkan tidak segan duduk di situ'.

"Jiyeon tuangkan teh untuk suami mu"ujar Yinok

Jiyeon mengangguk

"ah ..iya ibu"Jiyeon kini terlihat ragu ia cukup tidak nyaman dengan keberadaan Sehun kini senyumnya memudar,ia menuangkan teh buatannya itu kegelas teh dan ia berikan pada Sehun

Sehun meraihnya dan menyesap teh hangatnya

"Rasanya berbeda" tutur Sehun kini terlihat menghirup aroma teh di gelasnya

"itu teh dengan sari lemon dan bunga jadi harum dan rasanya berbeda dari teh biasa "jelas jiyeon melirik Sehun dengan raut wajah tidak senang padanya

'kenapa dia harus di sini mengganggu saja si perusak suasana ini, sebentar lagi pasti mulutnya itu akan menghina teh buatanku'batin Jiyeon tidak senang

"baiklah ayo kita kembali mulai kali ini ibu tidak akan membiarkan mu menang jiyeon"ucap Yinok yakin

Tampaknya Sehun cukup menyukai tehnya rasa asam yang tidak terlalu berlebihan sangat cocok bercampur dengan tehnya wanginya juga ia suka begitu segar ia tidak berhenti mengesap teh itu sampai habis ia bahkan menuang sendiri teh dalam poci dan kembali menyesap teh buatan Jiyeon itu.

"kau sepertinya sangat menyukainya sehun"ibunya memperhatikan Sehun

Sehun mengangguk

"rasanya lumayan"masih menikmati tehnya

Tidak tahu bahwa pipi Jiyeon sekarang bersemu merah karena Sehun menyukai teh buatannya.

'Tumben..kurasa dia begitu karena di hadapan ibunya'pikir jiyeon

Jiyeon berniat mengabaikan keberadaan sehun

"aku tidak akan membiarkan ibu mertua menang kali ini cukup dua kali saja ibu bisa mencoret wajahku" menampilkan barisan giginya tersenyum untuk Yinok

Sebelumnya Jiyeon sengaja mengalah di permainan pertama dan kedua setelahnya ia sedikit bermain dengan ibu mertuanya, memberinya tantangan akan mencoret wajah orang yang kalah dengan tinta dan yinok menerimanya sedikit mengerjai ibu mertuanya tidak masalah bukan.

{ngerjain orang tua biasanya bakal kualat :) }

Sehun kini terus mengamati ke dua wanita yang ada di hadapannya tengah larut dalam permainan mereka, ya tentu dengan diamnya tehnya dalam poci itu sampai habis di minumnya Sehun tampaknya memang menyukai teh itu.

Jiyeon tersenyum senang karena beberapa kali menang tapi ibu mertuanyanya itu tidak mau menyerah dan terus mengajak jiyeon bermain.

"hah..aku kalah lagi..kau sangat cerdik jiyeon.." keluh Yinok frustasi

Jiyeon ingin tertawa tapi ia menahannya

"sudah ku bilang kali ini aku tidak akan pernah kalah lagi ibu mertua "kekehnya

"biar aku membalas kekalahan ibu"celetuk Sehun tiba-tiba

Jiyeon yang mendengar mendecak pelan 'yak.. si muka tembok ini percaya diri sekali dia,membalas katanya ?!,dia pikir dia bisa mengalahkan ku apa!'batin wanita berparas ayu ini.

Yinok memandang Sehun

"em..kau ingin ikut bermain sehun? kau tertarik ya..dengan permainan yang kami mainkan"

Jiyeon hanya diam kini memandang sinis Sehun yang tak berada jauh darinya

Yinok mengangguk

"baiklah Jiyeon ku harap kau bisa mengalahkan Sehun,dia sangat cerdik dalam permainan ini, berhati-hatilah"

Jiyeon dengan percaya diri

"Aku tidak mudah di kalahkan ibu mertua, tenang saja aku sangat handal dalam permainan catur"

Jiyeon hanya tersenyum dengan sangat yakin ia bisa menang mengalahkan oh Sehun itu pikirnya .

"Aku sedikit penasaran siapa yang akan menang kali ini"tersenyum

Yinok beranjak dari kursinya bertukar tempat dengan Sehun

kini Sehun dan Jiyeon berhadapan.

"bagaimana kita ganti taruhannya jika pihak yang menang akan men..~"sedikit lama Jiyeon terpikir ia cukup ragu mengatakannya di depan mertuanya yang hatinya sudah di luluhkannya hari ini

"men..apa Jiyeon... mencium?!"goda yinok pada Jiyeon memasang wajah polos

Jiyeon terkaget mendengar ucapan ibu mertuanya ini

"APa..!,tidak..tidak ibu mertua bukan itu..maksud saya" bergeleng sambil mengibaskan tangan beberapa kali melirik Sehun di depannya wajah Sehun datar di hadapannya

'Men nampar..Ya ...MENAMPAR WAJAH DINGIN Menyebalkannya ITU!!!'pekik jiyeon semangat dalam hati

"men..mencubit telinga,atau pipi yang kalah!"usulnya semangat

"aku tidak ingin mencubit mu!,aku ingin mencoret wajah mu, aku akan membalasmu telah berani mengotori wajah ibuku"sahut Sehun dengan nada tenangnya

Membuat Yinok sedikit terkekeh dengan perkataan Sehun yang terlihat membelanya.

'Percaya diri sekali pria tembok bodoh ini woh.. oh Sehun aku park Jiyeon.. aku selalu menang dalam permainan ini jika aku mau aku yang mengendalikan permainan ini aku belum pernah kalah kecuali jika aku sengajakan seperti tadi'

" begini saja jika aku yang menang aku bebas mencubit atau memu~(ia hampir lupa ada yinok di sampingnya )em... jika kau yang menang kau bebas mencoret wajah ku dengan tinta bagaimana setuju?!"jelas jiyeon

Sehun mengangguk menandakan ia setuju.

'Hah.. kau terlalu yakin untuk menang..ya..biar kupatahkan kesombongan mu itu Sehun bodoh!!'.

{ Fight!! Ting Ting (~‾▿‾)~ }

Permainan pertama di menangkan Sehun, permainan ke dua jiyeon hampir menang,tapi rupanya dia kembali dikalahkan, coretan demi coretan di oles oleh Sehun pada wajah mulus mungil Jiyeon hingga 5 kali berturut-turut Jiyeon terus saja kalah tapi ia tidak mau menyerah, Yinok tersenyum-senyum melihat kegigihan Jiyeon ia tampak sangat serius ingin mengalahkan Sehun.

Jiyeon terlihat berpikir keras terus melangkahkan pion caturnya ia terlihat menimbang-nimbang ekspresi seriusnya itu berubah-ubah terlihat sangat menggemaskan di mata Yinok dan ternyata bukan hanya untuknya saja tapi juga bagi putranya sepertinya, cukup mengejutkan untuknya menangkap basah putra bungsunya ini tersenyum, Sehun terus memandangi wajah Jiyeon yang serius melihat papan catur.

Sehun merasa sesuatu menjalar di hatinya melihat wajah Jiyeon yang sudah di penuhi coretan hasil karyanya.

Sehun membuat wajah Jiyeon menyerupai wajah kucing yang terlihat cocok dengannya tanpa di sadarinya ia sampai tersenyum manis karena melihat ekspresi serius Jiyeon yang terlihat lucu baginya saat ini.

Yinok dengan senyum senangnya terus memandangi putra dan menantunya bergantian, akhirnya Yinok bisa melihat senyum putranya yang dingin ini setelah sekian lama. ia bahagia.

Sehun menghilangkan senyumnya

"ini terlalu mudah aku bosan,aku terus menang"ucapnya sombong

Wajah Jiyeon di tekuk dengan sorotan mata malas, telah kehilangan cahaya kemenangan tidak bersemangat lagi, tidak terima dengan celotehan Sehun yang begitu meremehkannya seolah mengatakan Jiyeon bukanlah tandingannya ia adalah lawan yang sangat mudah untuk di kalahkan.

Sial

"Aku belum selesai..aku masih berpikir,kenapa kau yang terlihat menyerah...!" Keluh Jiyeon tidak senang dengan sorotan tajam

"Terserah saja.. kau tidak akan bisa menang dariku, akui saja ke kalahanmu dan menyerahlah...!"senyumnya kini kembali tertampil

Jiyeon mengartikan senyuman Sehun,ia menganggap senyuman itu adalah ejekan untuknya.

Jiyeon sangat emosi,bercampur aduk dengan rasa malu karena kalah, Sehun sama sekali tidak membiarkan jiyeon menang,di tambah ia diremehkan terus mendengar semua kata yang keluar dari bibir Sehun membuat kupingnya panas belum lagi ia masih kesal atas kejadian semalam di kamar mandi.

Dan sekarang entah kenapa ia ingin menangis karena saking kesalnya belum bisa membalas Sehun dengan membuatnya kalah.

{Sudah kalah jangan.. nangis..tao... betul,betul betul ! :')}

Jiyeon meraih kuas di sampingnya memutar-mutar kuas itu di mangkuk tinta masih dengan diamnya luapan emosinya di salurkannya pada kuas yang ada di genggamannya.

Dengan gerakan cepat ia langsung menyambarkan kuas itu pada wajah tampan nan mulus Sehun, sangat cepat dan penuh tenaga sampai wajah Sehun terdorong ke belakang ia membut garis silang x besar hampir memenuhi wajah Sehun.

alhasil membuat raut ekspresi Sehun berubah 100%, ia tercenung kini membolakan maniknya dan mulutnya sedikit menganga karena saking terkejutnya dengan apa yang di lakukan jiyeon pada wajahnya.

Yinok juga ikut terkejut.

Akhirnya Sehun protes

"apa yang kau lakukan ?!,aku belum kalah kenapa kau mencoret wajahku?!"dengan raut wajah dingin tidak terima

Mata Jiyeon seolah mengerlipkan kepuasan dengan hasil coretannya pada wajah Sehun

Ia menyunggingkan senyumnya

" hanya ingin.. melihatmu dengan tampilan baru!aku ingin melihat wajahmu dengan jenggot dan pasti kumis terlihat cocok untuk mu"bohongnya.

Sehun berang

"Apa sekarang noda di wajahku ini terlihat seperti kumis dan jenggot untuk mu..!kau pikir aku bodoh aku bisa merasakan kau hanya coba membalas ku!"jelasnya dingin dan datar

Sehun benar-benar tidak mengerti jalan pikiran wanita yang ada di hadapannya ini.

"kalau tampilan mu begini baru sangat cocok untuk...mu.. bahkan sangat ...pas!"memberikan penekanan pada setiap kata-katanya dengan wajah dingin Jiyeon.

"bagaimana kalau aku gambarkan garis yang sama pada wajahmu itu!"balas Sehun yang tak kalah dingin

Sehun meraih kuasnya berusaha membalas Jiyeon tapi Jiyeon berhasil menahannya dengan salah satu tangannya, Sehun dengan cepat dan dengan tangan jenjangnya berhasil menambah coretan di wajah Jiyeon meski Jiyeon berusaha menghindar, begitupun sebaliknya jiyeon terus berusaha mencoret wajah Sehun sudah di penuhi tinta hitam.

Mereka saling membalas, menghindar, menahan dan menyerang seolah asik sendiri dengan perang tinta itu sampai melupakan kehadiran Yinok di sana.

Yinok terkekeh tersenyum-senyum sendiri ia bahkan menampilkan barisan giginya melihat pasangan muda itu terlihat seperti dua anak kecil yang berebut mainan benar-benar tidak ada yang mau mengalah, begitu manis di matanya.

Padahal Jiyeon maupun Sehun mereka merasa sangat kesal dan menunjukkan ego mereka.

Sehun dan Jiyeon saling mengeratkan pegangan mereka di salah satu lengan masing-masing dan lengan lainnya memegang kuas, wajah mereka hampir seluruhnya menghitam karena perang tinta, bahkan nodanya sampai mengotori baju yang mereka kenakan, mereka terus saling bersitatap Jiyeon menggeram di tempat.

"Aha..haha..lihat wajah kalian..hahaha ha, hanya mata kalian yang bisa terlihat sekarang ha..ha"

tawa renyah dari Yinok menyadarkan perang coret sepasang manusia itu,bahkan yinok sampai menyeka air matanya karena tertawa geli.

Mereka kembali tersadar akan adanya yinok di sana, kini dengan cepat mereka melepaskan kasar tangan mereka masing-masing dari pegangan, kini mereka berlanjut perang tatapan dingin.

tanpa di sadari ketiganya menghabiskan waktu bersama sampai sore hari.

{(‾.‾") ni cerita adaptasi Tom and Jerry keknya.. gua juga kagak vaham bisa gini..}

***

Malamnya kembali tenang

Di kamar

Hening kamar itu benar-benar hening Sehun terlihat berkutat dengan bukunya di kursi memunggungi Jiyeon yang duduk di ranjang,

Jiyeon sedari tadi sedang gundah mau bertanya sesuatu pada sehun atau mengurungkan saja niatnya itulah sedari tadi ia pikirkan.

"em... Hah...."Jiyeon terdengar ragu untuk bertanya

Sehun terlihat sibuk dengan pekerjaannya masih terduduk di kursi yang ada di kamar.

"Seh,...um..."Jiyeon masih ragu dan kini terlihat berpikir

Sehun cukup terganggu dengan kegelisahan Jiyeon di sana tapi terus mencoba mengabaikan.

"em..Sehun!"akhirnya Jiyeon bisa mengeluarkan suaranya

" hm..?"Sehun menyahut tanpa menoleh

"em... Siapa wanita yang kau cintai saat ini? maksud ku siapa dia wanita itu?"tanya Jiyeon memainkan jarinya

Sehun mengernyitkan keningnya

".....??!!"masih dengan diamnya bingung dengan pertanyaan Jiyeon

"kau ini terbukalah sedikit ...jika tidak mau cerita bagaimana aku bisa membantumu"jelasnya pada Sehun dengan nada tenang

"ceritakan saja ..aku tidak masalah,aku berniat membantu mu,dari pada kau harus bersikap dingin pada semua orang tidak baik untuk mu nantinya"mempout bibirnya Jiyeon mencoba dekat dengan Sehun

"kita ini manusia kita akan saling membutuhkan dan bisa tolong menolong jika kau memang membutuhkan bantuan,aku bisa membantumu, termasuknya dengan membantu hubungan asmara mu yang mungkin dalam masalah" jelas Jiyeon lagi masih menatap punggung sehun.

Sehun terlihat mencerna kata-kata dari Jiyeon setelah beberapa detik kemudian ia menoleh pada Jiyeon maniknya menyelidik jiyeon yang tercenung di atas ranjang melihat Sehun.

"Aku tidak tahu..,aku tidak punya masalah saat ini jadi tidak butuh bantuan mu"dengan nada tenangnya dan wajah datar kembali fokus pada bukunya

'hem.. orang ini sombongnya keterlaluan,bahkan menolak bantuan dari seorang Jiyeon sial..padahal aku ingin bersikap baik,tapi baikku ini sama sekali tidak di sambutnya'

memutar bola matanya dengan kedongkolan jiyeon mendengus sebal berusaha mengabaikan kembali keberadaan Sehun di sana membaringkan tubuhnya kini

"Apa kau sedang tertimpa masalah?"ucap Sehun masih dengan memunggungi Jiyeon

Lanjut pemuda itu bertutur

"apa masalah mu? uang?jika uang ambil saja berapapun yang kau butuhkan ada di kotak kayu bawah ranjang kuncinya ada di bawah lemarikurasa uang di kotak itu cukup untuk membeli banyak barang mewah yang kau butuhkan, jika kurang.. katakan saja lagi padaku kau tahu uangku sangat banyak jangan segan menghabiskan uang dalam kotak itu"jelasnya hanya melirik setelahnya kembali berkutat dengan bukunya

Jiyeon yang sebelumnya berbaring kini kembali mendudukkan tubuhnya mendengar perkataan Sehun dengan wajah tidak terimanya ia menatap tidak percaya pada punggung Sehun.

'dia mau pamer atau apa sekarang?!'

"Hah..(mendengus sebal)sial kau ini heh..! bocah tengik!aku bertanya masalah mu kenapa kau malah membahas uang padaku, tidak perlu pamer padaku !"kesal Jiyeon

Kini ia beranjak dari ranjang berjalan menuju sehun

"Benar-benar anak ini ,haissz masa bodoh dengan masalahmu!, jika kau butuh bantuan ku aku tidak akan pernah mau menolong mu kau mengerti!"dengan sorot mata berapi-apinya

"Kau kembali membuatku kesal ..bolehkah aku menamparmu sekarang?"tanya Jiyeon yang kini sudah berdiri di samping Sehun terus menatap wajah Sehun

Berhasil membuat Sehun terheran dan kini Sehun menoleh Jiyeon di sampingnya menautkan alisnya.

"karena semalam kau masuk sembarangan ke kamar mandi saat aku sedang mandi ! aku tahu kau sengajakan mau nyerang ku kan.!" Tuduhnya kesal

"semua kata-kata dan sikapmu itu pantas mendapat tamparan!" Jiyeon menggulung lengan bajunya ia meniup telapak tangannya menepuk-nepuk seolah bersiap melakukan pemanasan untuk menampar wajah Sehun di hadapannya

'orang ini benar-benar tidak waras ya....!mau menamparku katanya pakai minta izin segala ..apa dia kehilangan akal sehatnya benar-benar merepotkan!'pikir Sehun.

"Kumohon padamu..Berhentilah bersikap aneh,aku muak dengan sikapmu itu,sulit di mengerti"keluh Sehun setelahnya kembali mengacuhkan Jiyeon di sampingnya

Jiyeon berkacak pinggang masih dengan memberikan sorotan tajam pada Sehun.

Lanjut Sehun berucap

"Dan sekarang kau malah menuduhku!,kau yang sengaja melakukan hal itu,kau jelas-jelas tidak mengunci pintu kamar mandi! dengan percaya dirinya kau malah menyalahkanku!, Aku tahu kau sengaja memasang wajah polos mu itu semalam dan sekarang kau berusaha memojokkan ku dengan kesalahan yang tidak ku sengaja!" Jelasnya angkuh tak terima menautkan alisnya

"Jadi Kau bilang aku sengaja hah.!.hey ..tuan Sehun pintu kamar mandi itu,jelas -jelas tidak memiliki pengunci,sudah pasti kau yang sengaja tidak membuatnyakan agar kau bisa leluasa menyerang ku saat aku mandi, picik sekali otak mesummu itu BOCAH MESUM!"memicingkan matanya

Sehun yang mendengar tuduhan Jiyeon, dan memanggilnya dengan sebutan 'bocah mesum' membuatnya berdiri dari duduknya bisa dilihat tinggi tubuh mereka jauh berbeda, sehun ia terlihat sangat kesal kini menoleh pada Jiyeon dengan kasar.

"Jangan memanggilku dengan sebutan seperti itu gadis aneh !! tidak mungkin pintu itu tidak memiliki pengunci!"tekannya menatap tajam dengan wajah yang ia dekatkan pada wajah Jiyeon seolah menantangnya. membuat Jiyeon hampir terjungkal ke belakang menghindari wajah Sehun terus mendekat pada wajahnya yang kini merona.

"Me mang tidak ada pengunci pada pintu itu..!" Jelas jiyeon ia hampir tersedak dengan kata-katanya begitu gugup karena wajah Sehun dengan tatapan dinginnya terlihat sangat dekat.

Sehun kini menarik tangan Jiyeon berusaha membawanya

Jiyeon cukup terkejut akan itu

"Apa yang kau lakukan kau mau bawa aku kemana !"pekik Jiyeon.

Sehun masih terus membawa dan menarik paksa jiyeon,Jiyeon berusaha menahan langkahnya

"Aku akan berteriak bodoh ..lepaskan"memukul tangan yang mencengkramnya kemudian menggigit tangan Sehun agar dapat lepas

Sehun hanya meringis sakit menekuk alisnya tapi tidak membuatnya bersuara, cengkraman tangan Sehun memang terlepas sekarang, Jiyeon terlihat berusaha kabur dari Sehun.

Tapi Sehun malah meraih tubuh Jiyeon,membuatnya sangat terkejut dengan apa yang di lakukan sehun padanya,ia menarik pinggang kecil Jiyeon menggendong tubuh ramping itu ia letakan di salah satu bahu lebarnya

"Aikhh!! turunkan aku sialan !!aku tidak mau!!" Meronta-ronta dalam gendongan sehun memukul- mukul punggung Sehun tapi tidak berefek sama sekali Sehun dengan langkah cepatnya membawa Jiyeon ke dalam kamar mandi dan menurunkannya dia sana.

Jiyeon dengan cepat beralih menuju pintu tapi tangan jenjang Sehun lebih dulu meraih pintu dan menutupnya kasar sampai terdengar bunyi Bruk!! keras pada pintu kayu itu.

Jantung jiyeon berdebar kencang kini ia tercenung nafasnya memburu sekarang, ada rasa takut di hatinya ia takut Sehun akan melakukan sesuatu padanya di kamar mandi.

'Apa yang si bodoh ini pikirkan kenapa dia membawaku ke sini??!'

Jiyeon memunggungi Sehun ia menundukkan pandangannya kedua lengannya seolah melindungi tubuhnya Jiyeon terdiam di tempat.

Sehun terlihat memojokan jiyeon pada pintu kedua lengan Sehun terulur di sisi kiri dan kanan Jiyeon, gadis ini bisa melihat kedua telapak tangan Sehun menempel pada pintu berada di ke dua sisinya mengunci Jiyeon di tempat.

"Se hu n.., apa yang mau kau lakukan,aku tidak akan memaafkan mu jika kau~"kikuk dengan lirihnya, Jiyeon bisa merasakan deru nafas Sehun pada rambutnya.

"kau lihat di atas sana!lihatlah di atasmu itu ...kau buta! Tidak melihat pengait SEBESAR ITU!!"awalnya berbicara pelan setelahnya Sehun membentak geram pada Jiyeon

Membuat Jiyeon terkesiap takut di tempat ia sampai memejam rapat mata dan bibirnya

'Apa?!' setelah mencerna kata-kata Sehun ia membelalakan matanya.

Jiyeon ragu mendongak, Kini ia mengerjapkan matanya ya ia bisa melihat pengait pada bagian atas pintu kayu itu, gagang pintu memang terletak di samping seperti pintu pada umumnya hanya saja pengunci pintu itu letaknya tidak umum baginya, ia bahkan tidak tahu apa fungsi benda itu di atas sana.

"Apa itu pengunci pintu ini?"Jiyeon gugup dan bingung

Sehun mendengus kasar salah satu lenganya kini meraih dengan mudah benda yang ada di atas pintu itu karena tubuhnya tinggi dengan lengan jenjangnya.

hanya satu gerakan tangan ia dengan mudah mengaitkan kunci itu.

Dbrugh!! dbrukh! Dengan kasar Sehun menarik-narik gagang pintu kayu itu menunjukkan pada Jiyeon bahwa pintu itu benar-benar terkunci dan tidak dapat di buka.

"Kau lihat ini!"jelasnya datar kepalanya menunduk menatap Jiyeon di bawahnya

Jiyeon sebelumnya menganga memperhatikan tangan Sehun yang menunjukannya cara mengunci pintu kamar mandi itu di atas sana, masih dengan mendongak rambut lembutnya itu menyentuh dada bidang sehun, kini ia melihat Sehun dengan tatapan dinginnya terus menatapnya.

Manik mereka saling bertemu, Jiyeon yang menyadari langsung menunduk dengan cepat.

"a ku a ku tidak tahu kalau itu sebuah pengunci..." gugupnya pelan

Sehun kini lebih merendahkan tubuhnya bibirnya ia dekatkan pada telinga Jiyeon masih dengan wajah dinginnya.

"kau tidak akan bisa menuduhku atas kesalahan yang sengaja kau buat..., aku tau akal picik mu itu berusaha menggodaku.. caramu itu terlalu murahan, kau tidak akan bisa membuat ku jatuh padamu dengan cara seperti ini.. mengerti!" bisiknya di telinga Jiyeon

yang membuat bulu kuduk Jiyeon merinding, wajah Jiyeon memerah ia bisa merasakan nafas Sehun menyentuh kulitnya Jiyeon hanya mematung di tempat.

Sehun menarik salah satu lengan Jiyeon dengan kasar membuat tubuh Jiyeon yang tadinya menempel pada pintu kini tertarik mundur kebelakang.

"Aukh..!"pekik Jiyeon karena Cengkraman kuat sehun

setelahnya pintu kamar mandi itu Sehun buka dan ia langsung berlalu pergi meninggalkan Jiyeon yang masih mematung di sana.

Jiyeon menyentuh letak lengannya yang sakit karena Cengkraman kasar Sehun tadi.

"Sialan..hiks...!"kesalnya

"Dia benar-benar membuatku malu hiks .." kini maniknya di banjiri air mata

"Bocah bodoh kasar tengik kaku seperti tembok!!!" rutuknya di sela tangisnya

Maniknya yang berair menatap pada pengait pintu.

"Lagi pula kenapa pengunci pintunya di atas sana hikss,itukan terlalu tinggi untukku meraihnya hikss.. Sehun brengs*k hiks dia tidak perlu bersikap kasar padakukan ! hiks, lagi pula kemarin aku yang di rugikan hiks... kenapa malah aku yang di pojokannya.. sial bocah sial..tidak punya hati dan pikiran !!"

"Dia..hikss mengatakan aku sengaja menggodanya hiks...humng..hiks aku tidak tahan..hikss aku ingin pulang.hiksss" kini meringkuk di tempat ia berjongkok memeluk dengkulnya ia terisak di sana di kamar air panas itu.

*

Sudah sangat Lama Jiyeon di kamar mandi Sehun sedikit khawatir,sebenarnya apa yang di lakukan Jiyeon di sana sudah hampir dua jam Jiyeon di sana, Sehun sedikit merasa bersalah saat Jiyeon meringis kesakitan karena cengkaraman tangannya sebelumnya.

'apa aku terlalu kasar padanya tadi, aku juga sudah membentaknya.. tapi dia benar-benar membuatku kesal mengataiku seperti tadi..hah..biarkan saja biar ia tidak berani macam-macam lagi,tapi apa yang di lakukannya di kamar mandi di tengah malam begini,apa dia tertidur di sana atau dia pingsan?!'

Sehun beranjak dari tempat tidurnya untuk mengecek keadaan jiyeon di kamar mandi kini langkahnya terhenti karena Jiyeon sudah keluar dari kamar mandi dengan wajah sembabnya berjalan melewatinya.

Jiyeon terlihat sengaja menghindari kontak mata dengan Sehun yang memandanginya, sehun bisa melihat dengan jelas hidung jiyeon memerah, wajahnya itu terlukis raut usai menangis.

'dia menangis.. .'batin Sehun

Sehun menghelakan nafasnya salah satu lengannya mengusap tengkuknya masih menoleh pada posisi Jiyeon.

"Maaf..,Soal tadi apa kau terluka?"tanya Sehun berdiri di tempat

Jiyeon hanya diam ia mengambil salah satu selimut yang sengaja di simpannya ia menuju ranjang mengacuhkan Sehun yang masih mematung di sana.

Jiyeon berbaring setelahnya menutup tubuhnya dengan selimut memunggungi Sehun kini.

Sehun mendengus pelan setelahnya ia juga berupaya mengabaikan, ikut berbaring di ranjang mengenakan selimutnya sendiri pasangan suami istri itu saling berpunggungan dalam diam.

*

masih terjaga entah mengapa Sehun merasa tidak tenang sudah berjam-jam Sehun terjaga tidak bisa tidur.

Brubgh..!!

kaki Jiyeon sudah ada di atas selimut yang membalut tubuh Sehun, setelah itu Jiyeon terlihat menggaruk lehernya singkat dan tanganya di hempaskannya ke wajah Sehun.

Pluk!! suara tepukan tangan Jiyeon pada wajah Sehun yang terpukul meski pelan dan tak di sengaja gadis yang tertidur ini,mampu membuat Sehun menggeram marah.

tentu dengan wajah Sehun yang tidak senang menepis dan menghempaskan tangan dan kaki Jiyeon kasar menjauhkannya dari selimutnya, Sehun menghelakkan nafasnya kesal alis tebalnya menukik tajam sedari tadi, sedangkan Jiyeon tidak bergeming di sana ia masih tertidur dengan pulas.

Sehun mencoba memejamkan matanya tapi kini tubuh Jiyeon di rasanya lebih dekat dan lihatlah tubuh mereka sudah tak berjarak, Jiyeon benar-benar sudah menempel pada selimutnya ia bisa merasakan bahwa kaki dan tangan Jiyeon memeluknya di atas selimut, Sehun menoleh ke arah Jiyeon dengan raut marahnya, Sehun mengangkat kepalanya di lihatnya selimut Jiyeon bahkan sudah tersibak ke bawah kaki gadis itu sendiri.

kembali Sehun menghelakkan nafasnya terdengar seperti dengusan sebal dan marah, entah sudah berapa kali dengusan demi dengusan, berkali-kali menghempaskan tangan dan kaki Jiyeon yang menindih selimutnya dan sekarang tubuh Jiyeon meringkuk seperti janin dalam kandungan, kaki dan tangannya memojokkan tubuh Sehun, kini wajah Sehun menghadap ke atap langit kamarnya dengan sorot mata jengah dan sebal wajahnya benar-benar kusut sekarang.

Sehun hanya bisa mengalah, ia bahkan terus menggeser tubuhnya ke pojok ranjang menghindari Jiyeon, yah.. Jiyeon kini menguasai ranjangnya, tubuhnya kecil dan ramping tapi bisa memenuhi seluruh tempat pada ranjang Sehun.

'luar biasa gadis aneh ini' kesalnya setengah mati.

Sejak kemarin dia belum bisa tidur pulas dan sekarang ia juga masih terjaga beberapa menit kemudian akhirnya Sehun bisa memejamkan matanya karena Jiyeon sudah tidur seperti orang mati tidak kembali bergerak seperti sebelumnya.

*

20 menit setelah Sehun berhasil tertidur pulas.

Jiyeon merenggangkan tubuhnya ia sedikit merasakan wajahnya tersentuh hembusan angin lembut, ia mengerjapkan maniknya dan kini maniknya mendapati wajah Sehun yang sangat dekat dengannya ia bisa melihat lubang hidung Sehun dan ia rasa hidung mancung Sehun tadi sempat bersentuhan dengan jidadnya.

"YAk.. !"pekik Jiyeon

Plakk✋!!.

Sembari mengayunkan tamparan keras di pipi Sehun,alhasil membuat Sehun langsung terduduk dari tidurnya menampilkan wajah kaget dan bingungnya.

Jiyeon ikut terduduk dengan wajah kesalnya memarahi Sehun dengan bentakannya

"kau berani-beraninya dekat-dekat!! menjauh sana!"

Sehun kini berusaha sadar ia mengerjapkan matanya sedikit terasa perih di pipinya bahkan terdapat jejak merah membekas di wajah pucatnya, sepertinya gamparan kuat dari Jiyeon yang mendadak itu tidak main-main.

"Ada apa ?!"tanya Sehun bingung bahkan nyawanya belum terkumpul untuk bisa memahami kemarahan gadis ini.

Sehun mulai sadar saat di rasanya pipinya memanas

"Apa kau tadi memukulku!?"kini tanganya mengelus pipinya yang terasa perih menatap tajam gadis yang juga menatapnya tidak senang

"Ya..!!karena kau~!"sebelum lanjut marah-marah Jiyeon melihat sekeliling tempat ia terduduk melihat posisi duduknya yang terlalu dekat dengan Sehun sekarang,

penglihatannya menangkap tadi Sehun bahkan tidak mengenakan bantalnya posisi Sehun terlalu memojok pada ranjang, ia menerawang sebelumnya kepalanya mengenakan bantal Sehun bukan bantalnya sendiri dan bahkan bantalnya itu menganggur di tempat, harusnya posisi tidur jiyeon di pinggir tapi tempat itu kosong.

karena Jiyeon tanpa sadar telah berakhir menghimpit Sehun sampai kepojok ranjang, bahkan kaki dan tangannya yang ia rasa memeluk selimut yang di kenakan sehun tadi.

'Sial apa yang ku lakukan tadi!  apa ...yang .. kau lakukan jiy?!' Rutuk Jiyeon dalam hati

Tersadar dari kesalahannya sendiri

kini ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia menyadari bahwa ia yang terlalu leluasa tidurnya.

"Asal Kau TAHU!! tidak ada yang pernah MENAMPARKU SELAMA INI!!"bentak Sehun marah

"kau INI ... BENAR-BENAR SINTING YA?!"memberikan tatapan tajamnya pada Jiyeon yang terlihat sedang memasang wajah polosnya jiyeon menundukkan pandangannya merasa bersalah dan tak enak.

'jika bukan wanita mungkin sudah ku buat dia babak belur sampai mati, berani-beraninya menampar ku'Rutuk Sehun dalam hati.

"Maaf aku tidak sengaja aku bermimpi buruk tadi"ucap Jiyeon membuat alasan memasang raut wajah penyesalan kini sambil perlahan menggeser posisinya menjauh dari Sehun yang terlihat sangat kesal menatapnya tajam

dengan raut kusut Sehun yang pucat terus memandang Jiyeon dengan sebal ia bahkan mengelus elus pipinya yang masih merah dan masih terasa sedikit perih.

{Bayangin aja baru juga enak tidur malah di gampar keras :v untung Hyunk gua sabar awokwok }

"jika sekali lagi kau mengganggu tidur ku !!, KAU AKAN KU IKAT !! DAN KU LEMPAR KE LUAR!"ancam Sehun sambil kembali berbaring menutupi tubuhnya dengan selimut secara kasar mendengus sebal memunggungi Jiyeon.

Jiyeon cukup merasa bersalah karena telah memukul Sehun keras saat dia sedang tertidur tadi,padahal ia yang bersalah tanpa sadar tidurnya cukup bangga sampai menyudutkan Sehun, Jiyeon benar-benar terkejut dan refleks.

tapi ada perasaan puas dalam hatinya karena bisa menampar wajah dingin Sehun dan untungnya pria itu tidak membalas tamparan kuatnya, membuat Jiyeon merasa tenang kini melihat Sehun kembali tidur.

Jiyeon berniat membaringkan tubuhnya tapi ia tersadar ternyata hari sudah pagi,ia pun beranjak dari ranjangnya menuju lemari pakaian,ia merasa heran karena Sehun tumbennya masih tergeletak di ranjangnya biasanya ia yang lebih dulu bangun pagi.

selang beberapa detik Jiyeon memikirkan itu Sehun bangkit dari ranjangnya dengan wajah kusut dan masih dengan ekspresi marahnya.

Sehun ternyata tidak bisa kembali tidur setelah kejadian tadi, masih ada rasa teramat kesal di hatinya, berjalan menuju kamar mandi

"hai...sh padahalkan aku duluan tadi yang ingin mandi!" Gumam Jiyeon sambil mendecak sebal Sehun mendahuluinya.

**

Siangnya

Dengan wajah kusut karena belum sempat tidur Sehun mencoba berkutat dengan buku-buku pentingnya, sudah dua hari ia tidak dapat tidur kini penampilannya cukup berantakan bahkan rambutnya saja di biarkannya menutupi jidad mulusnya.

ia ingin segera menyelesaikan pekerjaannya hari ini juga ia tidak ingin membuang waktu, karena jika pekerjaannya selesai ia akan bebas melakukan hal yang lain seperti tidur siang contohnya.

Sehun beranjak dari ruang bacanya ia meninggalkan salah satu buku berisi catatan penting di kamarnya, matanya cukup perih menahan kantuk ia terduduk di kursi kamarnya meletakan kembali buku itu ia sampai menguap karena rasa kantuk yang menyerangnya.

dan kini ia menopang dagu pada punggung tangan rasa kantuk yang teramat sangat terus memaksanya untuk memejamkan mata.

Jiyeon datang dan mendekat di pintu kamarnya berbincang dengan Xixi

"iya.. bagus bukunya sudah datang aku akan segera mengeceknya, aku ganti pakaian dulu ya Xixi" berjalan meninggalkan Xixi

Xixi mengangguk dan kini menunggu di depan pintu kamar karena Jiyeon sekarang masuk ke kamarnya.

Di dalam kamar Jiyeon mendapati Sehun berada di sana, ia mengabaikan keberadaan Sehun ia melangkah menuju lemarinya kini.

saat ingin membuka pintu lemari jiyeon menoleh ke arah Sehun ia mendapati Sehun memejamkan mata duduk tidak bergerak seperti orang mati.

"oi sehun.." panggilnya

Jiyeon mendekat memperhatikan Sehun.

"dia tertidur..kenapa harus tidur di kursi?, kenapa tidak di ranjang saja bodoh sekali dia ini"

"Sehu~"ia menghentikan gerakan tangannya yang tadi berniat membangunkan Sehun dengan memukul pundaknya

Seketika raut wajah Jiyeon berubah dengan sorot mata licik lengkap dengan senyumnya ia memikirkan sesuatu yang bagus untuknya saat ini.

Kini ia mengambil kuas dan tinta di dalam lemari milik Sehun.

"Kkk..aku punya ide bagus tentang ini"bisiknya pelan sambil terkekeh kecil

Jiyeon melambaikan tangannya di depan wajah Sehun yang terpejam memastikan jika Sehun benar-benar tertidur.

"Kkkk, oh Sehun...rasakan ini... Karena kau sangat menyebalkan.. "gumamnya dengan cengiran

Jiyeon leluasa mencoret-coret wajah Sehun, tampaknya Sehun begitu mengantuk ia tidak terbangun sama sekali :v, jiyeon benar-benar puas mencoret wajah Sehun jika saja hasil karyanya ini bisa di abadikan ia akan memajangnya di setiap dinding, ia terkekeh kemudian meninggalkan Sehun yang masih tertidur dengan membawa buku Sehun.

**

Beberapa menit tangan Sehun tidak kuat lagi menopang kepalanya ia terkerjap tersadar dari tidurnya ia sadar ada pembukuan yang harus di kerjakannya hari ini, tapi ia sudah tidak tahan lagi dengan kantuknya ia berniat beristirahat siang ini dan akan mempercayakan pembukuannya pada Liu saja.

ia kini merapikan sedikit rambutnya yang menghalangi pandangannya Sehun sudah terjaga semalaman ya jangan di tanyakan penyebabnya tentu karena mahluk pengganggunya 'Jiyeon'.

Sehun kehilangan bukunya yang seingatnya masih ada di atas meja tadi, lama Sehun mencari di kamarnya ia tak juga mendapati bukunya.

Sehun bertanya pada beberapa pelayan yang sedang membersihkan halaman paviliunnya itu, tapi reaksi pelayannya terbilang cukup aneh saat berhadapan dengannya beberapa bahkan terlihat terkejut.

mereka juga tidak mengetahui tentang buku penting yang Sehun tanyakan, tapi para pelayannya itu seperti terus memandang aneh pada dirinya.

'ada apa dengan mereka kenapa melihat ku seperti itu?!'batin Sehun heran

Sehun sedikit heran tapi ia mengabaikannya yang terpenting adalah menemukan buku kerjanya kantuknya bahkan sampai hilang kini karena kehilangan buku pentingnya.

Sehun bergegas keruang bacanya bisa jadi Sehun lupa kalau sudah meletakan bukunya di ruang baca.

Saat berjalan menuju ruangan itu langkah Sehun terhenti karena Liu menyapanya dari belakang.

"Tuan !"sapa Liu

Sehun membalikkan badannya menghadap Liu

"WOHH DEWA SIAPA KAU!!"Liu terloncat kaget melihat Sehun

Dan Sehun hanya bisa kembali terheran

"Apa yang kau lakukan.. !kau membuatku terkejut Liu!" Keluh Sehun sedikit marah tapi Liu kini seperti di hadapi orang asing

"Apa..?!!,apa anda tuan mudaku?!"tanyanya bingung

Sehun hanya mendengus kesal tidak mengerti dengan pertanyaan Liu.

"Be.. benar an..da tuan Sehun!, tapi ada apa dengan wajah anda?!, Kenapa anda melukis wajah anda seperti itu?! Wah buat jantungan saja ..ku pikir anda perampok yang menyamar mengenakan baju tuan muda, tadi aku hampir memukul mu tuan karena kaget"jelas Liu masih mengelus dadanya

Sehun menyentuh wajahnya tidak terasa apapun yang menempel pada wajahnya, hanya saja ia sedari tadi seperti mencium. bau tinta yang entah dari mana

Liu menhan tawanya"Pfffttt cobalah bercermin tuan..,aku tidak mengerti apa yang sedang kau lakukan pada wajahmu itu, kau benar-benar semakin aneh..aku benar-benar khawatir sekali saat ini untung aku memuntahkan makanan itu samalam "khawatir Liu dengan raut wajah frustasi tapi juga ingin tertawa setelah memperhatikan wajah tuan mudanya itu.

Sehun bergegas masuk ke dalam ruang bacanya, sebelum ia ingin mengambil cermin kecil di lacinya ia kini melihat buku yang di carinya sudah terletak di atas meja,ia cukup bersyukur setelahnya ia mengecek halaman demi halaman buku itu karena seingatnya buku itu tadi ada di kamarnya takut ada yang dengan sengaja mengganti buku itu, tapi kini ia cukup terkejut mendapati beberapa lembar halamannya terdapat tulisan besar yang menimpa tulisannya yang bertuliskan.

'B,O,C,A,H B,O,D,O,H'

Liu yang berada di samping Sehun mengamati apa yang terdapat di buku penting milik sehun, Liu ikut terkejut saat menerawang menyusun abjad coretan di buku itu.

'bocah Bodoh, siapa yang berani menulis kata-kata seperti itu pada buku tuan muda?'liu tak lama berpikir

'Nona Jiyeon!' langsung terlintas di pikirannya dengan yakin.

'jadi tuanku sedang di jahili istrinya saat ini'.

"Pfffthh!" Liu kini mati-matian berusaha kembali menahan tawanya

Sehun melirik dengan tatapan tajam pada Liu saat melihat ekspresi Liu saat ini Sehun menutup kasar bukunya dan menghelakan nafasnya.

tentu Sehun tau siapa pelakunya, hanya satu orang yang menyebutnya seperti itu, tunggu masih bisa menahan amarah masih bisa sabar masih bisa di atasi hanya beberapa lembar halaman bisa di tulis ulang,ia sama sekali tidak mengerti Jiyeon coba-coba bermain dengannya benar-benar menguji kesabarannya dari semalam.

Setelahnya Sehun menemukan cermin di lacinya ia menghadapkan cermin itu pada wajahnya penasaran dengan rupanya yang beberapa kali terlihat mengejutkan orang yang ia ajak bicara dan...

{He..lo...Ma..de fa..ke... :V}

Saat Sehun menatap cermin yang memantulkan bayangan wajahnya ia terlihat menahan emosinya sampai menekan keningnya memejamkan mata(memicing).

lantas saja para pelayan tadi seperti tidak mengenalinya dan menatap aneh padanya ternyata wajahnya di lukis sedemikian rupa oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti ..

"tuan.. kau.. baik-baik saja ?!"

tanya Liu mulai gugup, ia tahu tuannya sedang menahan emosinya saat ini, ia tidak ingin di habisi tuan mudanya ini jika ia ketahuan mentertawainya dalam hati.

Sehun mengatup bibirnya erat rahangnya mengeras ia mengambil nafas panjang setelahnya ia tahan dan menghelakannya

dengan alis yang menukik tajam ia membuka matanya dengan sorot mata nyalang yang sulit di artikan.

'JI.....YE.....ON!!'

Teriak Sehun dalam hati.

*

Di lain tempat

"WOH..Woh Woh..!!"

Jiyeon yang sedang berjalan santai tiba-tiba tersandung kakinya sendiri nyaris terjatuh

"Anda baik-baik saja nona ?"khawatir Xixi

"yah aku baik-baik saja ceroboh sekali aku tersandung kaki ku sendiri k.k..k"terkekeh Xixipun menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat nona cantiknya itu yang selalu menggemaskan Xixi bisa melihat tampaknya nonanya ini sangat senang siang ini.

(◍•ᴗ•◍)

TBC

________________________________________

Tonton guys :) salam kangen buat Kelen para pembaca setia,jangan lupa vote, coment,and polow awok..wok..