Arigatoo ne.. Mina san..,hatur nuhun udah nungguin cerita gaje gua :v,ya moga bisa terus menghibur hari-hari gabut kalian,baca dengan santuy ya sambil dengerin lagu yang nenangin jiwa semoga cerita gua bakal selalu ngangenin kalian anggap aja cerita ini Drakor fenomenal awok..wok selamat membaca
(~ ̄³ ̄)~
___________________________________________
Dari pihak keluarga Oh maupun Park sudah dua hari ini di sibukkan dengan persiapan pernikahan anak mereka.
Oh Zhaou dan Yinok berencana membuat pesta besar-besaran karena putra bungsu kebanggaan mereka akan melepas masa lajangnya dan menjadi kepala keluarga.
sedangkan Park Canxu ia tidak terlalu memikirkan akan seperti apa pestanya di gelar ia hanya menuruti Zhaou besannya, yang paling bersemangat dan antusias menyambut pesta pernikahan ini adalah Tae hee ibu Jiyeon, buatnya pesta pernikahan ini adalah pesta pertama kali yang akan di adakan untuk putrinya ia sudah mengusulkan bahwa pesta pernikahan itu harus sangat berkesan.
Hari di mana di adakan pernikahan
Sehun dan Jiyeon bertepatan dengan hari pesta rakyat yang kaisar menggelar pesta di kerajaan maupun di kota karena masa krisis mereka telah berakhir.
seakan seluruh kota ikut merayakan pernikahan Sehun dan Jiyeon beberapa hari ini lampion di terbangkan dan menghiasi seluruh kota, sebagai wujud rasa syukur pada dewa mereka, beberapa atraksi, pertunjukan di gelar di penjuru kota semua orang penuh suka cita kebahagiaan bertebaran di mana-mana.

Di sebuah kuil yang paling terkenal di kota itu.

Sehun dan Jiyeon berjalan berdampingan mendekati biksu atau sebut saja pendeta di kuil itu, untuk menjalankan ikrar atau satu janji suci pernikahan, berbalut busana sutra merah menambah visual ketampanan atau kecantikan mereka semakin kuat.
semua orang memuji pasangan muda itu terpesona dengan keserasian mereka bak Dewa dan Dewi, menjadi salah satu pasangan muda yang paling di kagumi di musim dingin ini, beberapa orang juga iri dengan pasangan muda itu dan terus mengeluh-eluhkan keduanya.
setelah melewati beberapa ritual sakral dan telah mengikat janji di depan pendeta atau biksu juga keluarga mereka, Sehun dan Jiyeon telah resmi menjadi pasangan suami istri secara agama mereka,Kini Jiyeon akan selalu membawa nama depan suaminya dengan marga yang akan selalu di jaga dan akan selalu melekat dengannya yaitu OH.
'OH JIYEON' istri dari 'OH SEHUN'
'OH SEHUN 'suami dari 'OH JIYEON'
itulah yang tertulis di surat pernikahan mereka,cap stempel keluarga Park dan Oh terdapat disana mereka resmi menjadi pasangan suami istri.
Butiran salju yang turun menjadi pengganti kelopak bunga untuk mengiringi dua insan yang telah terikat benang merah takdir itu, sepasang mata itu sama-sama terpukau dengan apa yang ada di hadapan mereka.
membuat debaran jantung mereka berdetak lebih cepat, perasaan dan suasana saat itu tak bisa membohongi keduanya mereka gugup, canggung, bingung juga malu,malu untuk mengakui bahwa mereka bahagia saat ini entah mengapa mereka merasa begitu, keduanya sendiripun tidak tahu.
Jiyeon maupun Sehun pipi mereka bersemu merah saat saling bertatapan, manik mereka tidak bertahan lama untuk saling menatap, mereka sama-sama menundukkan pandangan.
membuat semua orang di sekitar yang menyaksikan ikut terbawa suasana dengan tingkah pengantin baru itu,Taehee, Zhaou, Yoona dan Yeonseok juga beberapa orang lainnya sampai tertawa melihat tingkah manis mereka, kebahagiaan meliputi semua yang ada di sana.

{Yang belum di halalin buru minta halalin yak... ;v awok..wok..}
(~ ̄³ ̄)~
***
Sekarang Jiyeon telah berada di kamar Sehun meski pesta pernikahan yang meriah itu belum berakhir, pesta pernikahan di adakan di kediaman Oh, Jiyeon sudah lelah untuk menyambut tamu yang berdatangan dan yinok menyuruhnya untuk beristirahat di kamar Sehun.
Kamar itu sangat hangat karena ada beberapa penghangat di ruangan itu yang ia duga produk buatan suaminya karena ibunya pernah menceritakan itu padanya.
Terlihat kamar luas itu sudah di hias begitu indah dengan dominasi merah tentu saja di persiapkan untuk pengantin baru,Jiyeon terus mengamati ruangan itu, ada beberapa lemari, kursi meja dan satu tempat tidur
'Tunggu satu tempat tidur,..oh dewa tentu saja hanya ada satu tempat tidur inikan kamar pengantin, tapi apa Sehun akan tidur di sini malam ini?' pipi Jiyeon bersemu merah membayangkan ia akan tidur di samping suami tampannya itu.
Jiyeon sedikit tersenyum jantungnya berdebar sungguh detaknya sangat cepat saat melihat atau mengingat wajah Sehun suaminya, laki-laki yang sekarang menjadi suaminya itu benar-benar sangat tampan melebihi gambaran pangeran yang ada di buku cerita yang di bacanya selama ini.
bahkan di antara kerumunan tamu tadi yang banyak di hadiri pria bangsawan dan sarjana muda masih belum ada yang bisa menandingi ketampanan suaminya, sosok suaminya itu begitu bersinar saat mengenakan baju merah yang menambah kulit putih susunya bercahaya, gerak gerik Sehun anggun dan berwibawa ia juga punya postur tubuh tinggi yang ideal,dan lelaki tampan itu kini menjadi pendamping hidup Jiyeon.
"ya ampun...kenapa aku memikirkannya tidak..!, aku tidak boleh jatuh cinta dulu padanya, buang jauh-jauh pikiran itu Jiyeon.., meski dia tampan aku tidak akan semudah itu menyerahkan diriku padanya,dia bahkan pernah menghinamu kan.."mengangguk
"Awas saja kalau dia berani menyentuh ku atau macam-macam padaku malam ini,aku masih belum siap.. dengan semua ini dan di tambah lagi dia belum mengatakan maaf atas kata-katanya sebelumnya.."bisiknya mengepalkan kedua tangannya kini
"Jika dia berani menyentuh sehelai rambutku saja akan ku hajar dia tidak perduli ayah dan ibu mertua marah nantinya" menyipitkan matanya
Jiyeon berjalan untuk menelusuri kamar Sehun, terlihat ada pintu di dekat pilar yang di duganya ruangan untuk mandi, saat Jiyeon membuka pintu itu dia sedikit terkejut dengan apa yang di dapatinya sebuah kolam batu yang cukup luas,dengan air jernih yang mengalir dan ada air pancur di dekatnya tapi air kolam indah itu sangat dingin akibat salju tidak bisa di gunakan untuk mandinya malam ini, ia bisa mati membeku.
terlihat tanaman tumbuh di sisi kolam itu, Jiyeon sedikit sedih ia ingin mandi air hangat malam ini, ia berniat mencuci wajahnya saja dengan air dingin itu, saat kulit wajah dan tangannya menyentuh air es itu, Jiyeon mengeluh kedinginan.
"Ya ampun dingin..dingin..dingin"pekiknya
Uap dingin keluar dari air itu
"Tidak bisa...ini sangat dingin sebaiknya aku minta Xixi untuk menyiapkan air hangat, orang bisa mati jika mandi di tempat sedingin es ini" Jiyeon keluar dari pintu itu dengan wajah yang basah.
Tapi kini ia di kejutkan sosok pria jangkung yang ia kenal berjalan memunggunginya Sehun berjalan menuju ranjang.
'apa dia akan benar-benar tidur di sini,malam ini?'Jiyeon terpaku di depan pintu kamar mandi.
kini ia melihat gerak-gerik dari Sehun yang tangannya membuka tali yang menghiasi kepalanya dan sekarang ia membuka tali baju mewahnya.
'tunggu apa yang dia lakukan dia mau membuka bajunya!,apa!'
"Sehun!"
Jiyeon belum siap memanggil Sehun dengan sebutan 'suami' karena ia masih belum menerima sehun saat ini
Sehun yang sebelumnya memunggungi Jiyeon kini sedikit menoleh ke arahnya ia baru menyadari ada jiyeon di sana, setelahnya ia tampak tidak perduli kembali melanjutkan aksinya membuka baju mengabaikan Jiyeon.
"Kau ...tidak ber..niat macam-macamkan.. e..maksudku.." menggaruk kepalanya yang tidak gatal "kau tidak tidur dengan ku malam inikan?"gugup Jiyeon mengubah arah pandangnya tidak berani melihat Sehun, ikut memunggunginya.
masih dengan aksinya membuka pakaian luarnya sambil menyimak kata-kata Jiyeon ia hanya melirikan ekor matanya masih memunggungi Jiyeon.
Jiyeon menjelaskan
"Asal kau tahu saja tuan Sehun aku tidak akan memberikan diri ku malam ini,kau belum bersikap baik dan meminta maaf padaku~"gugupnya
kini terlihat Sehun menaruh baju mewahnya yang sudah di lepasnya dan di masukkan ke dalam keranjang baju kotor yang terbuat dari kayu yang ada di dekatnya Sehun masih mengenakan baju dalamnya,setelahnya ia berjalan menuju Jiyeon.
Jiyeon bisa mendengar langkah kaki Sehun yang mendekat padanya pikiran Jiyeon seolah berputar kemana-mana saat ini
"Apa !! yang mau kau lakukan ...?!kau tau aku tidak akan Sudi menyerahkan kesucianku padamu!! ..aku akan menghajarmu sampai MATI jika kau berani mendekat!!" Pekik gadis itu khawatir
Sehun melangkah dengan cepat ke arahnya tanpa perduli ancaman Jiyeon.
"kau..berani YAk!!!" Jiyeon mengepalkan tangannya seolah bersiap menyerang Sehun dan kini ia memberanikan diri melihat Sehun.
tapi Sehun melewatinya begitu saja terdengar dengusan kecil dari Sehun saat melewati Jiyeon, sesaat Jiyeon mematung bingung penuh tanda tanya.
Jiyeon sedikit mengerjapkan matanya ia segera membalikkan arahnya melihat Sehun yang berjalan lurus dan syukurnya ia masih mengenakan baju dalamnya, bisa di lihat Sehun mendorong pintu yang posisinya di pojok sedikit berjauhan dari pintu kamar mandi.
'aku tidak tahu di situ ada pintu?'bingungnya
jiyeon sedikit penasaran ia kini melangkah mendekati pintu yang di buka oleh Sehun,
Sehun awalnya ingin menutup pintu itu tapi di depan pintu itu sudah ada jiyeon dengan manik bulatnya yang menerawang dengan apa yang di lihatnya di balik tubuh Sehun yang membatasi pandangannya.
"Ada apa?"tanya Sehun menautkan alisnya bingung,melihat ekspresi jiyeon yang menurutnya...entahlah ia bingung dengan ekspresi itu.
"Tunggu aku tidak salah lihat bukan di belakangmu itu kolam air panas?"ia menggerak-gerakan kepalanya gusar karena pandangannya terhalangi tubuh jangkung Sehun
Sehun kembali mendengus sebal dengan tatapan jengah, kemudian berniat menutup pintu tapi Jiyeon menahannya terlihat di wajahnya rasa penasaran yang begitu besar saat ini.
"Tunggu.. tunggu aku mau lihat sebentar saja!"
Dia masuk begitu saja melewati Sehun tanpa persetujuan laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu
Sehun kembali mendengus sebal
"Wah...kolam air panas!"Jiyeon terpekik senang
"Bagaimana bisa?!"Jiyeon membelalakkan matanya mendekati kolam air panas itu dan menyentuhnya
"wah...ini hangat.."tersenyum bahagia di wajah jelitanya
"keluar!"ketus Sehun membuyarkan kebahagiaan Jiyeon saat ini
"Aku ingin mandi.."celetuk jiyeon di dengar oleh sehun
"Aku tidak ingin mandi dengan mu,jadi keluarlah sekarang" Sehun mengusir jiyeon kembali dengan wajah datarnya
Mendengar perkataan dari laki-laki jangkung berkulit cerah itu jiyeon beranjak dari tempatnya dan mengarahkan pandangannya pada Sehun.
"Si..siapa bilang aku ingin mandi denganmu!" Ucap Jiyeon tidak terima
"Jangan besar kepala! Kau ..salah paham bodoh!!"Jiyeon melototi Sehun kini
Alis tebal Sehun kini menukik tajam juga menatap Jiyeon yang lebih pendek darinya
"aku hanya bilang aku ingin mandi, Tentu saja mandi sendiri!"Jiyeon berkacak pinggang
"aku dari tadi memang berniat pergi mandi, aku tidak tahu kalau di sini ada kolam air hangat harusnya kau mengalah saat ini"nada bicara Jiyeon menenang kemudian memainkan jarinya mengerjapkan matanya ke arah Sehun raut wajahnya di buat semanis mungkin
"dan biarkan aku mandi terlebih dahulu ya~"menatap sehun dengan tatapan anak kucing nada bicaranya terdengar manja berharap Sehun mau mengalah padanya biasanya tatapan manisnya saat ini tidak akan membuat orang menolaknya.
Sehun terlihat bingung dengan tatapan Jiyeon
'Apa yang di lakukannya? Apa dia mulai menggodaku?!' batin Sehun heran
Sehun mengubah arah pandangnya dia kemudian mendecak memutar bola matanya ke arah lain.
"Pergi sana" Usir Sehun ketus
Sehun tampaknya mengabaikan Jiyeon, ia malah membuka satu-satunya baju yang menutupi tubuhnya di samping Jiyeon menampilkan dada bidangnya, baju yang sudah terlepas itu ia letakan di Sembarang tempat, tenang ..ia masih mengenakan celana panjangnya.
"HEH.. bodoh..apa yang kau lakukan!!,tidak tahu malu..!!"sentak Jiyeon ia terkejut dan langsung memalingkan wajahnya yang memerah sambil menutup matanya dengan tangannya, ia menyadari kini Sehun sudah berendam di kolam air hangat itu
"Aishh Sial..tidak mau mengalah pada seorang wanita ..kau memang laki-laki payah..dasar bodoh!!"kesalnya masih memalingkan wajahnya kemudian segera keluar dari tempat itu dengan wajah merah seperti tomat
Sehun yang sudah berendam sama sekali tidak memperdulikan jiyeon masih dengan wajah datarnya ia menggosok tangannya sambil mendengus bosan.
Jiyeon berjalan gusar dan kesal
"Hah...ya ampun..ya ampun si bodoh itu..ya ampun dia selalu saja membuatku kesal..! bisa-bisanya dia ekh..tidak mungkin aku mau mandi berdua dengannya.. bisa-bisanya dia berpikir seperti itu..aku tidak Sudi.."mengepalkan kedua tangannya mengeratkan giginya.
Tapi seketika bayangan tubuh bidang dengan perut kotak-kotak milik Sehun menghampirinya yang tak sengaja ia lihat tadi, tanpa di sadarinya ia menggigit kuku jempol tangannya sekarang.
"hah..sial, dia itu... keterlaluan!!" Kini mengipas wajahnya yang memanas dan masih terlihat merah
"Sial dia itu..apasih yang dia lakukan tadi...!"mengeluh sembari terus mengipasi wajahnya.
(⁰▿⁰)
{Awok...wok..}
Beberapa menit kemudian akhirnya Sehun keluar dari kamar air panas, ia terlihat sudah mengenakan baju tidurnya dan tampak lebih segar berjalan sambil maniknya melirik Jiyeon yang sedang duduk di kursi sembari menopang dagu dengan wajah jengah ikut melirik Sehun dengan sorot mata tajamnya.
"mandinya lama sekali ...lebih dari seorang wanita!"cibirnya
Sehun mendengar keluhan Jiyeon tapi ia sama sekali tidak perduli, sehun menghampiri lemari yang ada di dekatnya.
Jiyeon beranjak dari duduknya menuju tempat kolam air panas itu membawa pakaian tidur yang sudah di siapkannya untuk di pakai nanti
Di dalam kamar air panas
Jiyeon mengamati sekeliling kolam air panas itu.
"Untung air hangat ini juga mengalir,jika tidak mana Sudi aku mandi bekas miliknya menjijikan, ewh..."menjulurkan
lidahnya ekspresi jijik
Kini menenggelamkan lehernya merilekskan tubuhnya sambil memejamkan mata
"Hem...ini menyenangkan.., kamarnya ini mewah sekali ...aku tidak menyangka di dalam kamarnya ada tempat seperti ini..,rasanya aku ingin tidur di kolam ini.."matanya terbuka dan kini ia tersentak dan duduk menegang
"Tunggu!..tidur?,jangan bilang saat ini dia sedang tidur di ranjang?!,gawat!!"cemasnya
*
Jiyeon membuka pintu perlahan berjalan sambil memeluk baju mewah yang harus di cuci itu, saat maniknya menangkap tubuh pria jangkung itu sudah tergeletak dengan nyaman di balik selimut tebal di atas ranjang panjang itu, tirai tulle itupun sudah menutupi semua bagian sisi ranjang.
"Sudah ku duga ..!" maniknya terus mengawasi Sehun, Jiyeon sengaja melempar pakaian kotornya ke ranjang dengan kuat dan kasar agar menimbulkan suara yang bisa membangunkan pria yang tertidur di ranjang itu
"sial dia sama sekali tidak bergeming.."Jiyeon cukup lelah dia memang ingin segera mengisirahatkan tubuhnya dengan tidur cantik, tapi sekarang rencananya itu bisa terancam gagal .
Ia tidak ingin tidur di pojok ranjang ia takut jika Sehun akan menerkamnya nanti jika dia lengah dan tak bisa leluasa kabur jika Sehun seketika menyerangnya saat dia tertidur, beberapa kali Jiyeon menghelakkan nafasnya ia mencari cara lain agar tidak tidur di samping Sehun, beberapa menit ia berpikir.
"Mungkin aku bisa tidur di lantai"membuka beberapa lemari mencari selimut tapi tak menemukannya
" hah... apa aku tidur di kursi ini saja ya.."duduk pada kursi bersandar,terlalu kecil dan tentu tidak nyaman untuk merilekskan tubuhnya
'sial kenapa aku jadi serepot ini harus berpikir keras hanya untuk beristirahat,dia malah enak-enakan bermimpi indah di tempat tidur'mendengus sebal memicingkan matanya.
Kini ia membuka tirai Tulle yang menutupi ranjang sehun
"hey tuan !"
"hey Sehun,bangun..bangunlah!" Sehun sama sekali tak bergeming
"hey... Oh Sehun..,hey bangunlah" memberanikan diri menepuk bahunya
berhasil membuat Sehun bergerak tapi kini malah mengganti posisi tidurnya memunggungi Jiyeon,
Jiyeon mengerjapkan matanya.
"Hey..tuan muda Oh,kau sengaja ya..aku tau kau sudah bangun..hey.."melipat lengannya di depan dada dengan wajah kesal
Jiyeon terus berceloteh"Aku juga lelah,bergeserlah, sebenarnya aku juga tidak mau tidur di sampingmu.. di sini hanya ada satu ranjang dan aku tidak ingin tidur di pojok!"
Sehun kini membuka kelopak matanya, mendengus sebal.
"Uh dewa.. dia mengabaikan ku ..menyebalkan sekali ~"Jiyeon belum selesai berbicara Sehun kini menggeser tubuhnya ke pojok ranjangnya dengan selimut tebalnya memunggungi Jiyeon setelahnya kembali memejamkan matanya
"Hem..,bagus !"gumamnya jiyeon awalnya sedikit ragu, tapi rasa kantuk dan lelah terus menghampirinya dan terpaksa membaringkan tubuhnya di samping Sehun ada jarak satu rentang tangannya dari tubuh Sehun di tambah ia sedikit merasa aman karena Sehun terbalut selimut jadi membatasi gerak Sehun yang nanti tiba-tiba jika menyerangnya.
ruangan itu suhunya cukup hangat ia tidak memerlukan selimut tapi ia membutuhkan bantal guling, ia lupa membawa bantal guling ke sayangannya.
***
Di pagi hari
Sehun membuka maniknya, penglihatannya mendapati wajah Jiyeon yang dekat dengannya hanya berjarak satu jengkal, Sehun yang tersadar reflek menjauh dan megerjapkan matanya terpaku sekarang,ia menautkan alisnya mengamati posisi tidur jiyeon tangan dan kaki Jiyeon merangkul selimut yang membalut tubuhnya.
'untung aku mengenakan selimutku,lihat.. dia memang mencari kesempatan untuk menyentuhku bukan'
dengan asumsi pikiran buruk pada Jiyeon yang tertidur pulas
Sehun membuka selimutnya dengan kasar, membuat tangan dan kaki Jiyeon terhempas tapi Jiyeon hanya bergeming sejenak dan berganti posisi tidur setelah itu ia kembali rileks.
Sehun beranjak dari tempat tidurnya dan tentu harus melewati tubuh Jiyeon karena ia tidur sisi ranjang.
saat berupaya ingin mengambil selimut yang tertinggal di pojok tempat tidur tangan Jiyeon menggapai selimut itu dan menariknya sambil menggumamkan sesuatu.
"dingin xixi..jangan bangunkan aku dulu " racau Jiyeon dengan mata yang masih terpejam
selimut yang sebelumnya Sehun pakai kini berada di pelukan jiyeon,Sehun menghela nafasnya,menggelengkan kepalanya
'Apa kau tidak bisa bangun pagi?!'
Sehun baru menyadari Jiyeon tidak mengenakan selimut sepanjang malam Sehun berniat tidak ingin membangunkan gadis yang menurutnya aneh,pasti jika tidurnya di ganggu nanti akan mengocehan panjang padanya,dan ia tidak ingin melihat mata sinis jiyeon di pagi hari.
ya Sehun kini berpikir bahwa Jiyeon itu selain galak dan sinis tapi juga bisa di bilang gadis yang sangat cerewet melebihi Kakanya,dan itu sangat menyebalkan baginya harinya yang sebelumnya damai dan tenang kini terusik dengan kehadiran Jiyeon.
Sebelumnya pada malam itu Sehun berniat tidur di tempat Liu,tapi jika nanti ibunya dan ayahnya memergokinya pasti ia akan di marahi habis-habisan jadi mengurungkan niatnya, ia juga berniat tidur di lantai,tapi tidak menemukan selimut lebih di lemarinya sepertinya ada yang sengaja menyimpan selimutnya dan tidak mungkin tidur di kursi itu sangat tidak nyaman.
Sehun merasa aneh pada dirinya kenapa harus repot hanya untuk tidur di kamarnya,dalam garis besar.
'kamar ku sendiri'
ia harusnya bebas tidur di mana saja yang dia mau bukan? untuk apa repot-repot memikirkan gadis cerewet dan sinis yang sekarang sedang mandi di kamar mandinya pikirnya malam itu dan tanpa memikirkannya lagi Sehun membaringkan tubuhnya dengan selimut agar tidak mudah di sentuh jika Jiyeon berniat merayunya nanti,itulah yang terjadi di malam itu.
Pagi ini Sehun beranjak pergi dari tempatnya bergegas mandi pagi.
**
rasa dingin di pagi hari mulai terasa di kamar itu, padahal pagi yang cerah telah lewat tapi Jiyeon masih nyaman di tempat tidurnya,ia mulai merasa cahaya terlalu terang masuk dari jendela ruangan tidak sehangat sebelumnya, karena penghangatnya sudah menjadi abu, manik indah kecoklatan itu terkerjap dan terbuka, ia merenggakan tubuhnya, kemudian menyadari tubuhnya sedikit hangat dan nyaman karena selimut tebal yang membalut tubuhnya jiyeon tersadar dan segera terduduk ia segera membuka selimut yang sebelumnya di gunakan sehun.
ia mengecek pakaian yang di kenakannya, tubuhnya masih utuh dengan pakaian tidurnya.
"hah... Tidak ada tanda aneh pada bajuku," leganya maniknya tidak menemukan Sehun di sampingnya maupun keberadaannya di ruangan itu.
"Apa dia.. yang mungkin memberikan selimut ini padaku dan..."tersenyum membayangkan Sehun menutupi tubuhnya dengan selimut secara lembut, nyatanya semua itu tidak seperti yang ia bayangkan.
"Hey..oh sehun..,perlakuan seperti ini tidak akan membuatku memaafkan mu"gumamnya sendiri kembali menyipitkan matanya terlihat jelas ia senang jika Sehun melakukan apa yang ada dalam pikirannya saat ini.
Jiyeon beranjak dari tempat tidurnya
membereskan tempat tidur panjang itu,ya sepertinya tempat tidurnya itu di buat khusus untuk Sehun karena panjang ranjang itu sedikit berlebihan, mungkin menyesuaikan tinggi tubuh suaminya.
Jiyeon tanpa sadar tersenyum saat kata suaminya datang di pikirannya
'ya ampun aku sudah punya suami'
Sambil melipat selimut yang di kenakan Sehun juga dirinya dan menaruhnya di atas ranjang setelah itu ia bergegas mandi.
Jiyeon berjalan menuju pintu ia sudah mengenakan pakaian yang cocok, tapi rambutnya masih belum di tata karena hanya xixi yang bisa melakukannya, ya ia belum menemui palayan setianya itu sejak semalaman karena dia terlalu sibuk membantu yang lain,
Saat membuka pintu rupanya ia sudah mendapati Xixi di depan pintu kamar.
"xixi apa yang kau lakukan di luar kenapa tidak masuk?"
"Nona akhirnya kau keluar juga,jujur saja aku sedikit khawatir niatnya aku mau masuk ke dalam tapi anda taukan ini kamar yang asing untuk ku, bukan kamar nona Jiyeon yang biasa dan Nona bangun terlalu siang"
"Siang?memangnya Jam berapa ini?" bingung
"Pukul 10 pagi"
"Apa.. !!"membolakan matanya
"Tumbennya nona bangun sesiang ini..apa yang nona lakukan tadi malam,dengan suami nona ~"goda xixi
"Jangan berpikiran macam-macam"menatap jengah xixi
"Jadi sudah ya..?"xixi terkekeh
"Xixi kau ini~!!" Menyentil kening xixi dengan jarinya.
*
Beberapa pelayan masih terlihat mondar mandir di kediaman itu dengan kesibukan masing-masing membersihkan kediaman itu dari sisa pesta.
Jiyeon yang di ekori Xixi berniat menjumpai ibu,ayah dan adiknya yang juga menginap di kediaman oh.
Kini ia bisa melihat Tyuzu berjalan begitu bersemangat menghapirinya
"Kaka..!"
"Tyuzu"balasnya
Tyuzu memandang heran
"Kau ini kenapa lama sekali bangunnya,kalau di rumah sendiri pasti sudah di marahi oleh ibu,tapi tampaknya keluarga barumu malah memakluminya enak sekali.."
Jiyeon hanya tersenyum miris menanggapi adiknya.
'sial... Akupun tidak tahu kenapa aku bisa telat bangun aneh rasanya'
di perkumpulan keluarga itu tidak ada sosok Sehun entah kenapa jiyeon cukup bersyukur.
Kini mereka duduk bersama jiyeon duduk di sebelah tae hee yang tengah menikmati kudapan dan teh.
"kami tidak bisa terlalu lama di sini, kami akan pulang sore ini"ini Canxu yang berujar
Tyuzu urung
"Ayah ibu aku ingin menginap dan tidur bersama Kaka ya.."
Taehee mencoba menjelaskan
"Tyuzu, tidak bisa sayang~"
"Kenapa tidak bisa anggap ini terakhir kalinya aku tidur bersama Kaka..boleh ya ayah ibu" rayu Tyuzu
"Jadi kalian akan .."Jiyeon sedikit ragu berbicara, ada rasa sedih di hatinya karena akan meninggalkan tyuzu,ibu dan ayahnya dan dia mau tidak mau harus beradaptasi dengan keluarga baru, wajahnya terlihat cemas saat ini.
Tae hee memandang Jiyeon
"Ada apa sayang,kita sudah membicarakan ini sebelumnya,jangan berwajah muram begitu.." memeluk Jiyeon
"di sini banyak yang menyayangi mu dan menjagamu lebih dari kami, dan sekarang kau bisa bergantung pada Sehun suamimu oh jiyeon"ucap Taehee
Melihat senyum ibunya membuat hati Jiyeon sedikit teriris tidak rela.
"Bisakah ibu, Tyuzu dan aku tidur bersama untuk yang terakhir kalinya" pinta Jiyeon
Yinok kini ikut berujar
"Aku mengerti perasaan kalian,Kalian masih bisa menginap di sini"
Canxu menolak
"Tidak kami sudah banyak merepotkan kalian"
"Tidak masalah kalian sama sekali tidak merepotkan kami"balas Zhao
"Ibu ..ayolah ,paman dan bibi membolehkan kok"rengek Tyuzu
Tae hee menjelaskan dengan senyumnya
"Kalau begitu kau saja tyuzu,kalian tahu suamiku tidak bisa jauh berada dariku"
mengelus kepala ke dua putrinya.
**
Sorenya
Kini Sehun hadir di sana untuk mengantar kepergian mertuanya,Tea hee memeluk erat putrinya terlihat berlinang air mata Jiyeonpun begitu.
Jiyeon terlihat sangat sedih sekarang"Ibu..hiks " tangisnya sedikit pecah dan ia tahan "maafkan aku, sekarang aku tidak bisa lagi berada di dekatmu jika kau membutuhkan ku,maafkan aku banyak..menyusahkan ibu selama ini~ "
Taehee balas memeluk putrinya
"Ya ampun sayang jangan menangis,kau tidak pernah merepotkan kami kau mengerti?, Jadi Jiyeon yang baik yah..ingat pesan ibu, Sudah-sudah jangan menangis ibu juga pasti akan merindukan mu tapi kami tidak boleh egois ini semua demi kebahagiaanmu sayang,kau harus mandiri tanpa kami sekarang, kami sangat menyayangi mu anakku, sekarang ada Sehun di sisimu" melirik pada Sehun
Sehun hanya mengamati dalam diamnya.
Entah mengapa Jiyeon tidak segan menumpahkan air matanya di depan semua orang saat ini ia tak bisa mengendalikan rasa sedihnya saat ini.
Canxu mendekati dua orang yang berpelukan itu ia menjulurkan tangannya mengelus lembut kepala Jiyeon,Tae hee menyadari itu sedikit terkejut dengan sikap langka suaminya sungguh seperti Canxu mendapat mukjizat saat ini, tyuzupun tak kalah terkejut yang masih berlinang air mata mendapati sikap sang ayah.
Jiyeon yang sadar kini ayahnya mendekat terlihat tercenung,membulatkan matanya seakan tak percaya dengan apa yang ayahnya lakukan saat ini.
"kemarilah Jiyeon.."ucap Canxu merentangkan tangannya sedikit berniat memeluk Jiyeon
gugup sangat amat gugup kata-kata itu semua itu seperti mimpi di siang hari Canxu memeluk tubuh Jiyeon mengelus helayan rambut putrinya dengan lembut.
Jiyeon yang tersadar membalas pelukan sang ayah dengan kuat, tangisnya seketika pecah benar-benar pecah, ia terisak terpekik dalam pelukan ayahnya memanggil-mangil ayahnya.
"Ayah..hiks ayah...Ayah maafkan aku... hiks" tubuhnya bergetar
ayahnya hanya diam dan memeluk Jiyeon, Tyuzu yang melihat awalnya ragu dengan sikap sang ayahnya kali ini, mungkin saja ayahnya itu hanya berpura-pura di depan besanya agar terlihat dekat dan menyayangi anaknya.
tapi setelah melihat genangan air mata di manik Canxu ia sedikit melihat ketulusan di sana dan apakah ayahnya sekarang menyesal telah berperilaku buruk pada kakanya itu sebelumnya apakah kini ia akan merasa kehilangan jiyeon kakanya dan mau menerima keberadaan Kaka kesayangannya itu meski terlambat, karena Jiyeon tidak akan lagi tinggal di kediamannya.
Sehun masih diam mengamati dan menangkap semua moment yang mengharukan dan sedikit terlihat berlebihan untuknya dalam pikirannya Jiyeon saat ini seperti menangisi kerabatnya yang meninggal. iakan masih bisa mengunjungi orang tuanya, ia mengamati Jiyeon menangis ya bisa di bilang itu pertama kalinya ia melihat Jiyeon menangis.
gadis itu terlihat sangat rapuh padahal selama ini Sehun mengangpnya gadis angkuh dan belagak kuat seolah berkuasa apakah itu hanya topeng saja karena kali ini yang ia lihat Jiyeon gadis cengeng yang tidak mau terpisah dari ibu dan ayahnya,ia bisa mendengar tangis pilu dan menyedihkan dari Jiyeon, itu cukup membuatnya merasa iba pada gadis yang terlihat lemah yang butuh perhatian dan perlindungan itu.
Zhaou dan yinok mengamati dan ikut terharu, Xixi dari jauh ikut menangis dalam diam itu adalah pemandangan yang benar-benar menyentuh hatinya.
"nona .. Jiyeon..hiks"
gumamnya melihat nonanya menangis karena bahagia rasanya ia ingin ikut berhamburan memeluknya.
Liu dengan wajah terheran-heran terus mengamati Xixi yang terisak di sampingnya
Sore itu begitu terasa hangat untuk Jiyeon meski dinginnya salju berusaha membuatnya sadar bahwa ini musim salju moment ayahnya memeluk dan mengelus kepalanya saat ini tidak akan pernah terlupakan, Jiyeon akhirnya berhasil membuat ayahnya itu luluh kini ia masih senggugukan dan terus menggumamkan nama ayahnya di sela tangisnya.
(◍•ᴗ•◍)
~ ~
Di salah satu kamar tamu di kediaman oh
Jiyeon masih menitihkan air mata ia masih terharu dengan kejadian tadi sore entah sudah berapa jam ia menangis,tyuzu yang mengamati menyadari bahwa kakanya yang sebelumnya tidak pernah menangis dengan sikap dingin sang ayah malah sekarang terlihat cengeng mendapat satu sikap lembut dari ayahnya.
"Ya ampun Kaka kau tidak lelah menangis terus, lihat itu betapa sembabnya matamu, nanti air matamu habis" keluhnya
kini ia juga mengamati Xixi
"kau juga xixi .. ada apa dengan kalian ini..?!"tegur Tyuzu
"Kaka minum lagi tehnya itu akan menenangkan kalian,aku di sini bukan untuk melihat air mata kalian!"
Jiyeon berusaha menenangkan dirinya
"Maafkan aku Tyuzu,aku tidak tahu kenapa aku tidak bisa berhenti menangis"
"Aku tidak tahu kau ini sangat cengeng,sedikit lucu buatku Kaka menangis seperti anak kecil" ledek Tyuzu
Jiyeon kembali mengusap air matanya dengan punggung tangannya secara kasar dan berkali-kali.
Tyuzu tersenyum
"lihat tingkahmu itu benar-benar seperti anak kecil"
"Tyuzu .." Jiyeon ingin mencurahkan isi hatinya tapi
dalam hati Jiyeon saat ini benar-benar ingin pulang kerumahnya dan menghabiskan banyak waktu dengan keluarganya karena sebelumnya ia selalu menjaga jarak dengan keluarganya memfokuskan diri belajar dan melakukan kegiatan yang bisa menambah wawasan, pengetahuan dan skillnya yang berguna untuknya di masa depan.
di pikirannya waktu itu hanya ada mencari cara untuk membuat keluarganya bangga dan mengakuinya,dan kini ia merasa tidak rela meninggalkan keluarga yang sangat di cintainya itu.
tapi sepertinya tidak mungkin mengatakan semua itu pada Tyuzu bahwa ia ingin pulang saat ini juga, karena itu akan mencontohkan tidak baik pada Tyuzu adiknya yang masih labil dan kekanak-kanakan ia mengurungkan niatnya, biarlah ia pendam rasa itu.
Jiyeon tidak ingin terlihat cengeng lagi di hadapan sang adik kini ia sudah mulai tenang dan bisa mengatur nafasnya ia memeluk adiknya dan mengelus lembut kepala adik kesayangannya
"kau ingin makan sesuatu Tyuzu?"tawarnya
Tyuzu menolak
"Tidak aku sudah banyak makan tadi, ceritakan aku dongeng yang bagus malam ini, sudah lama kau tidak membacakan kisah-kisah tentang putri dan pangeran" pintanya
Jiyeon kini mengerjap heran
"E... Tumben sekali "
"Oh iya apa Kaka ipar tidak keberatan kau tidur dengan ku malam ini kak?"tanyanya dengan wajah polos
"Kurasa dia tidak masalah sama sekali"jawab Jiyeon cepat
Tyuzu kini membaringkan tubuhnya di ranjang"Malam kemarin apa saja yang kalian lakukan?"
Jiyeon ikut membaringkan tubuhnya di samping adiknya"Em..tidak melakukan apapun"
"Benarkah?~" heran tyuzu
"Apa rasanya tidur berdua dengan laki-laki aku penasaran?"wajah adiknya terlihat sangat penasaran
Jiyeon menjawab dengan tidak semangat"...em.. biasa saja"
Tyuzu terheran
"Bagaimana bisa biasa saja?, Kalian tidur satu ranjang seperti aku dengan kau begini?! Apa kau tidak merasakan sesuatu?"
"E...Yak!!.. kenapa kau malah menanyakan hal begitu "Jiyeon sedikit mendelik
"Ha..kalian pasti berpelukankan dan saling menghangatkan"goda adiknya
Jiyeon dengan jengah"Bicara apa kau tyuzu kau masih kecil malah berpikiran seperti itu"
"Aku hanya penasaran,makannya ceritakan...tidak masalah menceritakan ...padaku aku juga akan menikah nanti, jadi biar nanti aku tidak terkejut saat menjadi istri untuk suamiku"jelas Tyuzu
"Tidak tidak akan ku ceritakan"Jiyeon ketus menjawab
Tyuzu menyerah "Heh...dasar tapi... Ngomong-ngimong jika aku akan menikah nanti pasti ayah dan ibu akan sangat kesepian karena ke dua putrinya akan meninggalkan mereka"
Mendengar cerita adiknya kini wajahnya kembali menyendu
"Jaga ayah dan ibu ya.. tyuzu selama kakak tidak di sana"lirihnya kemudian menatap adiknya
"Percayakan pada adik cantikmu ini.." tersenyum maniknya memandang wajah kakanya yang berbaring di sampingnya
"ayo cepat ceritakan ..."pinta Tyuzu
"Pada suatu hari..hiduplah seorang putri cantik~"bercerita sambil mengelus lembut helaian rambut adiknya.
Tyuzu menyela"Nama putri itu harus tyuzu ya..."
"Ya baiklah~"sahut Jiyeon
Di luar kamar
Xixi sudah bisa tersenyum kini, setelah memastikan Kaka beradik itu sudah tertidur pulas saling berpelukan, Xixi meninggalkan kamar itu dengan rasa tenang.
"Semoga kebahagiaan selalu meliputi mereka dewa"
gumamnya penuh harapan berjalan menuju kamarnya yang dekat dengan kamar itu.
*
Di lain tempat di kamar sehun
"Bawa masuk gulungan itu ke dalam Liu"perintah Sehun
Liu terlihat ragu untuk melangkah
"Tuan tunggu.. bukannya di dalam ada nyonya muda oh"
"Sudah bawa masuk saja"perintahnya
Liu sedikit ragu tapi ia harus menuruti tuan mudanya itu
Saat menaruh beberapa gulungan di atas meja Liu terlihat mengamati sekitar ruangan itu terasa sunyi senyap.
"ini sudah larut malam,kemana istrimu itu tuan, kenapa dia tidak di sini?"
"Dia menemani adiknya malam ini"jelas Sehun
"Nona tyuzu?"heran Liu
Sehun mengangguk
"Jadi dia masih di sini..,tapi kulihat-lihat kau sama sekali tidak terganggu dengan itu,istrimu malah lebih memilih menemani tidur adiknya bukan suaminya "ejek Liu
"Tidak sama sekali,itu malah bagus " jawabnya santai pandangannya mengarah oada gulungan yang telah di bukanya
"Bagus kau bilang ?! Jawaban apa itu tuan~" Liu Terkejut
"Apa hubungan kalian tidak berjalan baik?dan aku sedikit penasaran apa kalian sudah melakukannya~?"tanya Liu dengan senyum nakal
"Melakukan apa?" Sehun kini mengarahkan pandangannya pada Liu di sampingnya
Liu tersenyum
"Hey.. tuan jangan pura-pura tidak tahu begitu.. kau..tahu maksudku kan ..em..malam pertama.." memberi gambaran dengan ke dua tangannya menempelkan kuku jarinya yang mengerucut dan di buatnya bertemu.
Sehun yang mengamati gerakan tangan liu mengerti maksud dari pengawal konyolnya itu kemudian memandang Liu jengah.
"Semua urusanku denganmu sudah selesai, tidurlah sana besok pagi-pagi kita akan ke pabrik "mengusir Liu untuk segera keluar dari kamarnya
"Heh..dasar tuan mudaku ini.. yah baiklah.. anda sama sekali tidak berubah ya..ku pikir kau setelah menikah akan berubah, kau sudah membuka hadiah dariku, hadiah dariku mungkin akan bisa sangat membantu mu..nanti.." meninggalkan Sehun sambil terus menggerutu
Sehun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan semua pikiran kotor pengawalnya kembali fokus pada kertas-kertas gulungannya.
***
Paginya
Tyuzu kini berpamitan dengan kakanya, kesedihan terlihat dari keduanya. akhirnya tandu membawa tyuzu pergi dari kediaman itu.
hanya yinok dan Jiyeon yang mengantar kepulangan Tyuzu.
Yinok mendekat pada Jiyeon
"Jiyeon besok pagi jumpai aku mengerti"perintahnya
Entah mengapa Jiyeon selalu gugup di hadapan ibu mertuanya ini
"ya i..ibu mertua"menganguk patuh
Yinok meninggalkan Jiyeon yang kini masih melihat kepergian tandu Tyuzu dengan wajah murung.
*
Di Kamar
Jiyeon di temani Xixi membereskan barang-barangnya yang ada di kamar barunya, pakaian dan hadiah pernikahan terlihat memenuhi kamar itu.
"Aku butuh selimut dan bantal jadi jangan di simpan dulu ya"ujar Jiyeon
Jiyeon terlihat senang membuka semua hadiah pernikahan yang kebanyakan barang-barang mewah yang terlihat mahal,saking banyaknya hadiah-hadiah itu menyita waktu berjam-jam untuk membukanya, ia memilah dan memilih hadiah mana saja yang akan di perlukannya nanti, dan Jiyeon juga memilih hadiah mana yang akan cocok dan berguna untuk Sehun suaminya.
"Tidak ku sangka membuka hadiah bisa membuat orang lelah juga ya"
Setelahnya
Jiyeon,xixi dan beberapa pelayan sibuk menata kamar itu, lemari pakaian bahkan di tambahkan di ruangan itu untuk menyimpan barang pribadi milik Jiyeon.
"Ouh iya xixi, buku-buku ku apa sudah datang?"
Xixi menggeleng pelan
"Belum nona buku-buku anda mungkin akan di antar besok"
Jiyeon mengangguk"Baiklah"
Setelah menata kamar luas itu, Jiyeon beralih pada satu-satunya ranjang panjang yang akan ia gunakan untuk beristirahat bersama Sehun suaminya, ia memasang pembatas dengan kain berwarna biru di ranjang jati itu, dapat di buka dan di tutup seperti tirai.
Jiyeon dengan yakin"dengan begini dia tidak akan bisa macam-macam denganku" pikirnya
Setelah menata kamarnya,dan pekerjaannya selesai jiyeon merasa jenuh dan bosan di kamar ia akhirnya berniat berkeliling di kediaman oh dengan Xixi untuk mengenal tempat itu lebih jauh.
Beberapa pelayan sudah mengenalnya sebagai menantu keluarga Oh,memberi hormat setiap kali mereka berpapasan, Sebenarnya Jiyeon cukup penasaran dengan apa yang di kerjakan suaminya siang ini, ia berniat pergi ke ruang baca milik suaminya dan benar saja bahwa Sehun berada di sana.
Jiyeon masuk begitu saja ketempat yang sudah tidak asing buatnya, ia melihat Sehun berkutat sendiri dengan kertas yang ada di mejanya, Jiyeon berdehem untuk menunjukan keberadaannya pada Sehun
Sehun hanya melirik sekilas setelahnya kembali fokus pada kertasnya.
Sunyi senyap tentu saja aroma di ruangan itu aroma kertas bercampur bau buku-buku lama, Jiyeon tidak terlalu suka aromanya.
jika ini ruangannya ia pasti akan menaruh wewangian dan juga beberapa bunga hidup,ia heran pada Sehun kenapa pria dinginnya itu begitu betah lama-lama di tempat ini.
Jiyeon melihat sekeliling ruangan yang hanya ada buku menghiasi setiap sudut ruangan itu, ruang baca ini bisa di bilang cukup luas kesan sempitnya hanyalah buku-buku itu sedikit tak tersusun rapi.
beberapa kali hanya terdengar suara lembaran kertas yang di balik halamannya oleh Sehun, Jiyeon berusaha untuk mengabaikan sikap acuh Suaminya ini, Jiyeon terus menelusuri dan mengamati buku-buku yang ada di ruangan itu,maniknya mencari-cari buku yang bisa di baca sesuai seleranya.
di pencariannya ia beberapa kali tak sengaja menjatuhkan beberapa buku, beberapa kali menghelakkan nafasnya kecewa, dan terlihat menepuk-nepuk buku yang berdebu membuatnya terbatuk dan juga bersin kegaduhan kecil yang berasal dari Jiyeon di ruangan itu tentu cukup membuat Sehun terganggu, sampai pemuda pendiam itu melirik sebal.
Sehun menghelakan nafas dan melirik keberadaan istrinya karena merasa sangat terganggu, tapi ia terus mencoba fokus hanya pada pekerjaannya mengabaikan segala eksistensi Jiyeon di sana.
Jiyeon menyerah ia tidak mendapati buku yang bisa ia baca,sedari tadi ia hanya menemukan buku sejarah,perbintangan,dan buku-buku dengan judul yang menurutnya aneh,membosankan dan hanya membuatnya sakit kepala.
'sebanyak ini apa iya tidak ada buku yang menarik?'pikirnya
ia kini melirik Sehun mencoba bertanya pada sang pemilik ruangan itu.
" em...apa kau memiliki buku dengan cerita perdongengan semacam buku cerita kisah Putri dan raja, atau kisah romansa begitu.. buku yang menarik untuk di baca?" sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal masih memandang Sehun
tapi Sehun tidak bergeming tak perduli dan terus fokus pada apa yang di kerjakannya seolah tidak mendengar.
Jiyeon mendekati Sehun
"Apa yang sedang kau kerjakan?" Pertanyaannya lagi-lagi tidak di respon
Jiyeon menghelakkan nafasnya memutar bola matanya tapi ia cukup penasaran dengan apa yang di kerjakan suaminya, ia mendekat ke meja kerja Sehun.
ia mengamati tulisan yang di tulis Sehun mengerjapkan maniknya beberapa kali ia bingung hanya ada angka dan tulisan sejenis nama produk yang di buatnya di tulis di buku itu Jiyeon tampak fokus membaca tulisan Sehun mencoba mengerti sampai alisnya bertautan memandang serius.
Sehun merasa terganggu dengan keberadaan Jiyeon di sampingnya, entah mengapa jarak yang terlalu dekat ini membuatnya tidak nyaman, ia jadi tidak fokus pada pekerjaannya Sehun melirikkan matanya tidak senang pada Jiyeon di sampingnya ia menghentikan pekerjaannya sembari kembali menghelakkan nafas.
"jika kau mencari buku,dengan gambar tak senonoh aku tidak memilikinya !"ucap Sehun
Jiyeon membolakan matanya tercenung
menatap Sehun
"Apa yang kau pikirkan!,kau..kau pikir aku mencari buku menjijikan seperti itu apa?!" Jiyeon tak terima
Sehun dengan tenang menjawab sembari melanjutkan tulisanya
"Kau tampaknya pembaca buku seperti itu kau bahkan bisa tahu gambaran buku itu waktu itu"ujarnya tenang
Jiyeon sedikit termenung ia mengingat bagai mana ia mempermalukan Sehun saat itu,di depan Zhao dan pamannya merekayasa cerita tentang Sehun yang memperkenalkan buku gambar dewasa sebagai buku favorit Sehun padanya. {Chapter 6}
"itu...(menggaruk kepalanya yang tak gatal)waktu itu.. aku hanya pernah melihat sampulnya saja..selebihnya aku tidak tahu" Gugupnya
'apa dia mencoba balas dendam sekarang?!'curiga Jiyeon
Sehun menyunggingkan senyum sinis sekejap menggelengkan kepalanya seolah tak percaya dengan penjelasan jiyeon tadi, senyumnya tadi terlihat seperti mencemooh gadis yang ada di sampingnya itu, Sehun kembali mengerjakan tulisannya.
Jiyeon yang menyadari itu membuatnya mendengus kesal
"Kau pasti.. pernah melihatnya jugakan! Jangan berpura-pura tidak mengenali buku semacam itu tuan..!"kesalnya menaikan satu oktaf tonenya
"Biasanya para penjual buku menawarkan buku-buku seperti itu pada para pembeli"jelas jiyeon masih dengan kesalnya
Sehun kini tak bergeming masih terus fokus pada bukunya.
"Jangan berpikiran yang bukan-bukan!,aku bukan wanita mesum kau tahu!"Jiyeon melototi Sehun
"Jika kau marah-marah tak jelas dan berusaha mengganggu konsentrasiku sebaiknya kau keluar!" Menaikan satu alisnya Sehun berniat mengusir
Jiyeon tercenung mendengar penuturan dingin suaminya tidak!,persetan dengan menganggapnya sebagai suami saat ini.
ia hanyalah pria dingin tak berperasaan tidak pernah bersikap atau berkata manis bahkan dia sama seperti ayahnya tidak menganggap Jiyeon ada,ingin sekali ia memukul wajah datar Sehun sekarang juga,melototi Sehun dengan mata besarnya penuh dengan kilat amarah ia melipat tangannya di depan dada
"ini ruang baca,semua tingkahmu,dan suaramu benar-benar menggangguku saat ini pergi saja sana jika kau masih terus berisik!" Usir sehun yang kini menoleh pada Jiyeon tatapan Sehun seolah menantang tatapan tajam dari Jiyeon
Mereka saling bersitatap tidak ada yang mengalah untuk tatapan tajam itu,di saat itulah Liu datang ke dalam ruangan membuyarkan perang dingin dari pasangan suami istri itu.
"tuan muda aku sudah~" liu terpaku di tempat saat melihat sepasang manusia itu saling bertatapan dengan jarak yang dekat,tahu kedatangan liu membuat Sehun mengalihkan pandangannya dari Jiyeon
"Oh ..maafkan saya tuan saya tidak tahu jika,ada nona muda oh di sini.. (menunduk)saya tampaknya sudah mengganggu waktu kalian saya akan segera pergi" menaruh buku yang di bawanya di letaknya di sembarang tempat
"Tidak Liu ,kau sama sekali tidak mengganggu, mana buku yang ku minta tadi" tanya Sehun raut mukanya terlihat tidak senang
"Tampaknya aku mengganggu kalian berdu~"Liu mengernyit melihat Jiyeon yang terus menatap Sehun dengan aura mencekam
"Dari tadi aku sudah cukup terganggu.." maniknya melirik Jiyeon yang masih mematung "kau harus menjelaskan buku yang kau bawa itu cepat bawa buku itu kemari"perintah Sehun
Jiyeon terus memberikan sorotan tajamnya pada Sehun aura hitam seolah keluar dari tubuhnya.
Sehun kembali menoleh pada Jiyeon
"dan kau!, jika tidak ada kepentingan keluarlah kami sedang sibuk!"
Jiyeon menggeram dalam hatinya ingin sekali ia mencakar wajah Sehun saat ini juga
"Dasar pria bodoh sok sibuk!"ia mengepalkan kedua tangannya kini mengarahkannya pada wajah Sehun
Sehun terheran kini dengan tingkah jiyeon.
"tanpa kau suruh aku akan keluar dari tempat suram ini Bodoh !!"berangnya
Dugh!!
Jiyeon melampiaskan amarahnya dengan kepalan tinjunya mendarat pada meja cukup keras, membuat Liu sedikit terlompat dari tempatnya,sedangkan Sehun hanya mengerjapkan matanya dengan wajah penuh keheranan.
Jiyeon berjalan dengan wajah emosinya dengan mata berapi-api, masih dengan melipat tangannya ia sengaja menabrakkan tubuhnya pada tumpukan buku alhasil membuat buku-buku itu berantakan terjatuh ke lantai.
"ya ampun menghalangi saja buku-buku jelek ini!"kata-kata Jiyeon begitu dingin ia menendang beberapa buku kemudian kakinya sengaja menginjak kuat buku yang berserakan di lantai dan berlalu pergi
Sehun mematung mengerjapkan matanya menangkap apa yang di lihatnya,Jiyeon terlihat sedikit menakutkan tadi.
"demi dewa,apa yang terjadi..?!,tadi itu menakutkan apa yang kau lakukan pada istri mu itu tuan? ia seolah ingin menelan semua orang hidup-hidup tatapannya benar-benar mengerikan, aku merinding ia seperti ingin memukulmu tadi wah..!!"
"Jangan perdulikan dia ,dia itu wanita aneh.. "ucap Sehun mencoba mengacuhkan dan melupakan
apa yang terjadi
Liu menggeleng heran
"Wah.. benar-benar menyeramkan"meraih buku yang berserakan di sebabkan Jiyeon "lihat ini ..buku ini sampai rusak di pijaknya ..,padahal hanya pijakan tapi bisa sampai seperti ini!!" Liu benar-benar terkejut menunjuk salah satu buku yang rusak pada Sehun
Alis Sehun menukik tajam.
Liu masih dengan keterkejutannya
"Aku tidak menyangka dan tidak pernah membayangkan kau mendapat istri yang menakutkan jika marah"
Sehun hanya menggelengkan kepalanya setelah menghela nafas panjang.
*
Di luar
"Dasar bodoh..bodoh..pria kasar yang bo...doh!!..egh...!!"mengepalkan kedua tangannya mengeratkan giginya
Ia mencoba menahan emosinya yang sudah mencapai ubun-ubun.
"Egh...sialan aku.. ingin sekali memukul wajahnya yang sok itu" geramnya
"ingin sekali memijak-mijak wajahnya!"menghenatak-hentakan tanah dengan salah satu kakinya
"Apa yang sedang kau lakukan jiyeon?!"
Jiyeon membeku di tempat suara yang cukup ia kenali membuyarkan amarahnya,ia cukup ragu membalikkan tubuhnya ya tentu saja itu suara dari ibu mertuanya.
Jiyeon mengernyit
"ibu mertua..aku hanya...hanya sedang menggerakkan tubuhku saja"sambil tertawa hambar
"Apa ada Sehun di dalam?" Tanya Yinok
"Ah ia ..dia di dalam ibu mertua"tersenyum
"Em...berikan bubur ini padanya dan bubur satunya milikmu"
Pelayan di belakang Yinok menyodorkan nampan dengan sopan pada Jiyeon
Jiyeon mengangguk
"ya ibu mertua aku akan memberikannya(meraih nampan itu) anda tidak ikut masuk?"
"aku akan menyusul setelah memeriksa kamar kalian!"jawabnya
"apa? Memeriksa kamar?" Jiyeon sedikit terpekik
Yinok berjalan menuju kamar mereka kini
"tunggu ibu mertua!"cegah Jiyeon
"Ada apa?"yinok sedikit heran dengan tingkah aneh jiyeon di matanya
"saya belum sempat membereskan kamar"bohong Jiyeon
yinok menautkan alisnya
"tapi tadi ku dengar dari pelayan,kalian sibuk menata kamar?"
"oh itu...tadi!"ragunya
"Cepat antar bubur itu nanti jadi dingin"tutur Yinok
Jiyeon patuh dengan wajah ragu
"a..ya..baiklah ibu mertua"
Yinok benar-benar melangkah masuk ke kamar yang ranjangnya sudah ada kain pembatas yang di buat jiyeon entah apa nanti tanggapan ibu mertua dinginnya itu jika melihat itu.
"haduh mati aku" gumamnya khawatir
dengan ragu masuk ke dalam ruangan yang sebelumnya ia singgahi, dengan membawa bubur buatan ibu mertuanya jiyeon masuk dengan wajah terlihat cemas, terdengar liu sedang menjelaskan sesuatu pada Sehun yang menyimak, membahas pekerjaan.
Liu dan Sehun menyadari kedatangan jiyeon,Liu menghentikan pembicaraannya melirik pada kedatangan Jiyeon, suasana hening seketika saat Jiyeon datang
Jiyeon terlihat terburu-buru meletakan bubur di atas meja begitu saja yang tak jauh dari Sehun dan Liu, kemudian dengan langkah cepat meninggalkan ruangan itu kembali.
Sehun dan Liu kembali bingung tercenung dengan tingkah Jiyeon.
Liu mendekati nampan yang di bawa Jiyeon membuka penutup kedua mangkuk yang di dalamnya terdapat bubur.
"ini bubur tuan..!,sebaiknya jangan di makan mungkin dia berniat meracuni anda!" Jelas Liu cemas.
*
Dengan langkah cepat Jiyeon berniat masuk ke dalam kamar.
"nona ada apa?"Xixi baru saja datang terheran melihat gelagat nona mudanya
"Dari mana saja kau xixi ini gawat"cemas Jiyeon
"Saya habis buang air kecil nona,memangnya gawat kenapa?" bingung Xixi
Jiyeon terus melangkah menuju kamarnya di ekori xixi di dalam kamar didapatinya ibu mertuanya menyibak tirai biru yang ada di ranjang itu, Jiyeon terpaku di depan pintu Yinok menyadari Jiyeon datang dengan wajah sedikit tertunduk.
"siapa yang memasang tirai ini!"tanya yinok pada Jiyeon
"Itu..itu..."ragu jiyeon masih menunduk, bagaimana kalau ibu mertuanya itu tahu bahwa Jiyeon belum bisa menerima Sehun sebagai suaminya, ia bahkan tidak suka Sehun dan tidak ingin berkontak fisik dengan Sehun sama sekali, pasti ibu mertuanya itu bisa menilai buruk jiyeon yang bisa mengakibatkan jelek nama ayah dan ibunya nanti kalau sampai tau alasannya.
Yinok menyela "yah.. tentu saja anak itu..yang membuatnya,dia itu..!, Lingling copot tirai ini" memerintahkan pelayannya untuk mencopot tirai biru yang sengaja di pasang jiyeon tadi
"Setelah menikah berusahalah untuk berpikiran dan bersikap dewasa,aku harap kau memaklumi sifat kekanak-kanakan dari Sehun kau harus wajar karena bagai manapun juga dia satu tahun lebih muda darimu, suka atau tidak suka dia padamu,dia harus menerimanya karena kau sudah jadi istrinya sekarang dia harus tetap menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami saat ini tapi,ia malah berusaha menjauhimu.. dengan menaruh pembatas di tempat tidur seperti ini.."kesal Yinok menyalahkan Sehun
Kini berjalan membawa tirai biru itu.
Jiyeon bingung dan sedikit merasa bersalah"mau ibu apakan tirai itu"gugupnya
"melempar ke wajahnya"ketus Yinok
"Apa?!"Jiyeon terkejut
"Tunggu ibu ..!"kejar jiyeon
'Gawat!'
Yinok masuk ke dalam ruang baca yang terdapat Sehun dan Liu, Liu memberi hormat dengan sopan
Raut Wajah yinok marah alisnya di tekuk " Sehun! ibu akan selalu mengawasimu kau tahu!,kau sekarang sudah menjadi seorang suami menjadi kepala keluarga,kau tidak boleh lagi bersikap egois dan kekanak-kanakan,aku tidak ingin lagi melihat benda ini di ranjangmu!" Melempar tirai biru ke arah Sehun dan terjatuh di lantai
"kau bukan hanya harus berbagi ranjang, selimut ataupun bantal dengan istrimu, tapi juga yang lainnya, mulai detik ini hingga seterusnya cobalah membuka hati dan ikatan yang sebenarnya"
Sehun berdiri dari duduknya dengan wajah bingung ia tidak mengerti mengapa ibunya marah padanya dan kain apa yang di lempar ibunya itu dan kenapa ibunya berbicara aneh.
Jiyeon dengan wajah yang di buat tenang berada di belakang ibunya berusaha menutupi wajahnya dari tatapan Sehun.
"perjodohan awalnya memang sulit untuk di terima, mulai sekarang aku akan berusaha mengajari kalian bagaimana seharusnya kalian bersikap sebagai sepasang suami istri!" Jelas yinok kemudian pergi meninggalkan ruangan itu Jiyeon mengambil tirai yang ada di lantai dengan gerakan cepat dan berniat mengikuti Yinok.
"tunggu!"pinta Sehun pada Jiyeon
tapi Jiyeon mengacuhkan Sehun dan berjalan cepat meninggalkan ruangan itu
Liu yang terdiam kaget kini mulai sadar
"Wah... kemarahan ibu anda..,sudah lama aku tidak melihatnya apa istri anda mengadukan anda pada nyonya besar? Tapi kain apa tadi tuan yang di bawa nona Jiyeon?"
Sehun hanya terduduk menghelakkan nafasnya dengan wajah yang di tekuk.
**
Beberapa jam akhirnya Sehun sudah siap dengan pekerjaannya.
"Tuan kau berniat memakan bubur itu?!"Liu terlihat cemas
"Ini bubur buatan ibuku, aku mengenalinya" jelas sehun
"Tunggu biar aku cicipi terlebih dahulu ,bisa sajakan istri anda sudah menaruh racun,bukanya bermaksud menuduh aku hanya khawatir, istri anda memang sedikit terlihat mencurigakan dia tadikan yang membawa bubur ini "
"Dia itu memang selalu aneh" gumam sehun tidak masalah
Liu menyendokkan bubur itu ke mulutnya mengecapnya dan menerawang, Sehun tidak keberatan Liu mencicipi buburnya.
"Sudahlah berikan itu padaku"Ucap
Sehun
"Tunggu!!,aku merasakan sesuatu"ucap Liu gelagatnya aneh
Sehun raut wajahnya menjadi serius.
Liu menggelengkan kepalanya kemudian
"Em..tidak terjadi apa-apa ini enak.."
"Hah ..." Sehun menghelakkan nafasnya kemudian meraih mangkuk bubur itu
"Apa satunya untuk ku?"tanya Liu pada Sehun
Sehun mengangguk "makan saja ".
*
Sehun kini masuk kekamarnya ia berniat membersihkan tubuhnya dengan mandi, hari sudah hampir gelap ia sudah terlepas dari kesibukannya pikirannya juga sedikit lelah dan butuh beristirahat dengan menenangankan diri berendam di kolam air hangat.
Ia menyadari ada perubahan pada kamarnya,ada beberapa barang yang asing,saat ia membuka lemari baru ia menemukan pakaian wanita tersusun rapi di dalamnya.
ya kini Sehun sadar ia tidak lagi tinggal sendirian di kamar itu, ia harus bisa menerima keberadaan Jiyeon yang sekarang menjadi istrinya, Sehun belum menerima Jiyeon sebagai seorang istri sepenuhnya ini masih hanya dalam kata status itulah pikiranya.
Sedari tadi Sehun tidak mendapati sosok jiyeon dalam ruangan luas itu,awalnya Sehun mengira mungkin jiyeon sedang mandi di kamar air panas,tapi ia akan mengeceknya lebih dulu jika pintu kamar mandi tidak terkunci dari dalam sudah pasti Jiyeon tidak di sana ia pun berjalan ke kamar mandi atau kamar air panas
Ia sedikit mendorong pintu kayu itu,
ternyata tidak terkunci.
'dia tidak di sini'pikirnya
Ia langsung membuka pintu kayu di depannya tanpa ragu dan masuk begitu saja,setelah selangkah masuk maniknya terpaku dengan apa yang di dapatinya.
Jiyeon dengan rambut panjangnya yang basah dan tubuh polosnya tidak tertutup sehelai kain itu terpaku dengan posisi mematung mengambil handuk yang ada di dekatnya manik merek bertemu.
Sehun sedikit ternganga ia tercenung karena terkejut,
Seperkian detik Sehun tersadar dan reflek untuk segera membalikkan tubuhnya pandangannya kini kearah pintu.
"pintu.. pintunya tidak terkunci.. ,jadi ku pikir tidak ada orang di sini"jelas Sehun gagap dan salah tingkah
Setelahnya dengan cepat bergegas pergi dari kamar mandi tak lupa menutup pintu kamar mandi itu dengan begitu tergesa-gesa.
Jiyeon masih mematung
mendapati Sehun dengan gelagat aneh tadi cukup membuatnya terkejut melihat tingkah Sehun ia bahkan sempat melihat wajah melongo Sehun dengan telinga yang memerah dan bahkan ia mengingat Sehun seperti salah tingkah bergegas menghindari sesuatu.
"Aneh sekali dia itu,apa yang tadi di katakannya?"bingung Jiyeon belum menyadari apapun
setelah itu ia melirik handuknya yang ada di genggamannya beberapa detik kemudian jiyeon baru tersadar ia masih dalam keadaan telanjang di kamar mandi itu.
'telanjang!!aku telanjang??!! '
Tangannya reflek menutupi tubuhnya tapi itu terlambat matanya membola
"Aaaaa...TIDAK!"pekikannya menggelegar di dalam kamar mandi dengan raut putus asa.
*
Sehun berjalan tanpa tujuan dengan langkah cepat.
'keterlaluan dia itu, jadi dia berniat terang-terangan menggoda ku, dengan sengaja menjebak ku tidak mengunci pintu kamar mandi, dia pikir aku akan mudah terjerumus begitu saja dengan~!'Bayangan tubuh polos indah dan basah jiyeon dengan wajah tak berdosanya menghampiri pikiran sehun.
Bukan hanya kupingnya yang memerah saat ini tapi juga seluruh wajahnya memanas saat bayangan itu menghampirinya ia tidak sengaja melihat tubuh indah dan polos milik Jiyeon.
"sial ...wanita aneh.. itu" geramnya mengepalkan tangannya terus berjalan tanpa tujuan ia berusaha melupakan ingatan atau bayang-bayang itu
Sehun bahkan lupa mengenakan sandal atau sepatunya, ia berjalan melewati salju yang dingin dengan bertelanjang kaki.
"Tuan ..kau mau kemana?"tanya Liu mendapati Sehun berjalan ke arahnya, langkah Sehun begitu cepat melewati Liu begitu saja
"bukannya pekerjaan sudah selesai tadi tapi kenapa dia buru-buru sekali.. .. ada yang aneh dengan wajahnya itu?"gumamnya Liu berniat mengikuti Sehun.
*
Jiyeon menangis di tempat tidur meringkuk memeluk lututnya.
"pria cabul sialan,dasar kurang ajar!!hiks.. Jika dia berani ke sini aku akan ku cakar matanya itu hiks...ku cakar sampai buta,sialan.. pria cabul sialan!!! Hiks.." Mengusap kasar air matanya terus merengek tidak terima
"aku tidak terima...aku telah ternoda ...dasar bocah sialan! He...hiks!!"ia mengunci pintu kamarnya dan seluruh jendela dengan rapat agar Sehun tidak bisa masuk
"hiks...ibu..tyuzu...xixi...aku ingin pulang...hiks...." tangisnya
*
Kini kaki Sehun sudah terendam air hangat yang tadi di siapkan Liu untuknya,ia berada di kamar sederhana Liu.
Liu memandang heran tuan mudanya
"Sebenarnya apa yang terjadi, ceritakan lah.. kau seperti orang yang terkena sihir tadi, benar-benar buat khawatir" mengelus dagunya sendiri dengan salah satu tangannya alisnya di tekuk
"Kau tidak sadar dengan yang kau lakukan barusan berjalan di tengah salju tanpa sepatu !"
"Tidak tahu tujuan! berjalan seperti orang kehilangan akal sehat "Liu melipat tangannya di depan dada sambil bersandar pada lemari kayu
"Anda benar-benar terlihat linglung tadi,pertama kalinya aku melihat mu seperti itu tuan kau cukup membuatku heran dan sangat takut tuan"ucap Liu penuh keyakinan pada Sehun
"Aku tidur di sini malam ini"enteng Sehun tenang
"Apa!?"Liu terkejut
"Tidak bisa tuan,kau punya kamar sendiri tuan dan kau punya istri~"
"Ya ampun jadi karena bertengkar kau jadi seperti ini?!"cemas liu
"Hah...pernikahan kalian masih dua hari tapi kalian sudah bertengkar separah ini bahkan kalian sampai pisah ranjang ... sebenarnya apa masalahnya sih.. sampai kalian bertengkar coba ceritakan barang kali aku bisa membantu,dan jika karena masalah lain ...cobalah baca buku yang ku hadiahkan untuk mu"jelas Liu
Sehun mengabaikan Liu membaringkan tubuhnya di tempat tidur Liu dan memejamkan matanya kini.
"Tapi tuan..kau tahu bukan jika nyonya atau tuan besar mengetahui hal ini dia pasti akan marah besar nantinya,dan jika aku masih membiarkan anda di sini aku akan di hukum juga nanti"keluh liu
Sehun menghelakkan nafasnya dengan kasar.
Liu panik"Tuan ku mohon, mengertilah kau bisa tidur di kamar tamu,bilang saja pada nyonya dan tuan besar bahwa kau terkena pengaruh sihir saat ini? Aku akan berusaha melindungi mu tuan tenanglah hadapi saja kemarahan istrimu itu,kau biasanya tidak takut dengan apapun,atau siapapun tapi sekarang kau terlihat kabur dari istrimu dia tampaknya benar-benar kuat kau sampai kabur darinya !?"
Sehun mendengar keluhan Liu merasa perkataannya itu ada benarnya ia membuka matanya sekarang.
'benar kenapa aku harus kabur,harusnya aku hadapi saja dia, ya..buat dia menyerah dengan segala caranya untuk mencoba merayuku dan menggoda ku, bahkan dengan tubuhnya itu,akan ku buktikan aku tidak akan pernah terjebak dari godaannya'pikir sehun.
"Dugaan ku benar ini semua pasti karena bubur tadi sore.... ,tapi aku baik-baik saja tidak merasa aneh..apa ada keanehan padaku tuan? .. wajahku juga tidak Semerah wajahmu tadi"Liu melihat pantulan wajahnya di cermin
Kini Sehun beranjak dari tempat tidur Liu berjalan ke arah pintu.
"Kau mau kemana tuan?"tanya liu
'tapi aku belum siap melawannya malam ini,dia pasti akan melakukan hal yang lebih gila dari yang tadi' batin Sehun menghentikan langkahnya menutup pintu kamar Liu yang tadi sempat ia buka setelahnya kembali membaringkan tubuhnya di ranjang
Liu terheran-heran "Hah..ya ampun apa sebenarnya yang kau lakukan tuan.. sadarlah.., aku yakin nona Jiyeon telah menyihirmu, tingkahmu sekarang jauh lebih aneh dari tingkah nona Jiyeon" keluhnya dengan raut wajah khawatir dan sangat bingung.
"Liu bisakah kau diam atau aku akan menyuruhmu tidur di luar sekarang!" Sehun terlihat marah kini
Liu susah payah menelan ludahnya mendapat ancaman Sehun yang menatapnya dengan sorot mata tajam dan menusuk ia terlihat serius dengan kata-katanya Liu terdiam seketika tak berani berbicara.
{Awok..wok..:v}
~~
TBC
__________________________________________
Gua masih nunggu yt teteh Jiyeon cover dance love Shot dari Exo vasti badass banget (~‾▿‾)~ Jan lupa sub yt teteh gua yak 'JINGJINGS '(Jiyeon)' sebenernya gua penasaran gimana yak.. ekspresi akang Sehun liat video teteh jiyeon ngedance salah satu lagunya Exo :v,.. yah gitulah sok..atuh pantengin teyus ya guys cerita aneh ini Jan lupa vote,coment and polow pokonya gitulah yah... juga beri semangat untuk akang gua akang chanyeol di yt nya 'NNG' dia tu kayaknya mandiri buanget gemushh dah makin gaje gua intinya hatur nuhun..