Chereads / Alter Ego / Chapter 16 - 16.

Chapter 16 - 16.

Aku sedang menemani Abian sambil memainkan hpku dan ternyata di galeri ku masih tersimpan fotoku dengan Abian saat kami sedang kencan makan malam lalu tiba-tiba aku melihat Abian kejang-kejang

"DOK!! DOKTER!!!"

"Akan saya cek dulu sebentar"

Dokter memberikan semacam suntikan ke selang infus Abian

"Bagaimana dok?"

"Tidak apa-apa, tidak ada yang perlu di khawatirkan dia sudah saya beri obat penenang. Kalau begitu saya permisi"

Setelah dokter pergi dari ruanngan Abian, aku menarik bangku agar aku bisa duduk dekat Abian

"Abian...aku khawatir sama kamu tadi tapi untungnya kamu gak kenapa-kenapa"

Aku sedang menggenggam tangan kekar itu tiba-tiba bergerak

"Abian?"

Tadinya aku ingin memanggil dokter, tapi ternyata Abian belum sadar. Dia hanya menggerakkan jarinya. Lalu aku melihat di lengan sebelah kiri Abian bahwa ada tatto, disana tertera nama perempuan? 'Agatha' Siapa Agatha?

Apakah Abian sudah menikah? Atau itu nama kekasihnya? Jika ia sudah menikah seharusnya dia mengenakan cincin di jari manisnya tapi aku tidak melihat cincin di jarinya. Putri berkelahi dengan fikirannya sendiri sedari tadi

Lebih baik aku tanyakan ketika ia sudah sadar nanti

*Di tempat lain

Ada seorang wanita yang sedang menatap dalam-dalam bingkai foto besar yang terpampang di ruang tamu

"Haii sayang...ini udah hari ke 7 setelah kamu ninggalin aku. Kenapa kamu gak nepatin omongan kamu Abian? Kenapa kamu ninggalin aku? KENAPA KAMU NINGGALIN AKU ABIAN!!! AAAAAAA!! PERGII!!!! PLEASE GO FROM MY MIND!!!!"

Orang tua Agatha yang mendengar Agatha tiba-tiba histeris langsung datang menemui Agatha. Orang tua Agatha memutuskan untuk tinggal di rumah Agatha karena mereka khawatir dengan kondisi anak mereka

Adelia dan Devano yang sedang bermain dengan cucu mereka langsung pergi menemui Agatha

"Agathaa"

"Agatha hei sayangg ini papah sama mamah sayangg"

Dari kejauhan ternyata ada seorang anak kecil yang sedang memerhatikan seolah-olah sedang mengintimidasi

"Kek, nek mamah kenapa?" Tanya Davina dari kejauhan

"Pah, kamu urusin Davina ya biar mamah yang urus Agatha"

Devano langsung menuruti apa yang dibilang Adelia

"Loh Davina kamu kok gak lanjut mainnya?"

"Hmm aku khawatir dengar mamah teriak kek, jadi aku langsung turun juga ikutin kakek sama nenek"

"Gak ada yang perlu kamu khawatirkan Davina. Mamah kamu kecapean aja kok, kamu mau lanjut main sama kakek? Kita main masak-masakan kakek mau nyobain masakan Davinaa" Kata Devano yang sedang mencoba mengalihkan perhatian

"Tapi kek mamah..."

"Mamah gak apa-apa sayang, yuk kita main nanti sore kakek beliin ice cream buat Davina gimana?"

"Beneran kek?"

"Beneran donggg asalkan Davina masakin kakek dulu"

"Yeyyy oke kekk ayo kita mainnn"

Adelia yang melihat Devano berhasil membujuk cucunya itu sedikit tenang, sekarang dia butuh tenaga ekstra untuk menenangkan Agatha

"Agathaa udah tenang Agathaa ada mamah disini"

"PERGII!!! AKU TIDAK BUTUH ORANG LAIN!!!"

"Alda, aku mohon tolong pergi dari tubuh anakku. Jangan membuat suasana semakin kacau, aku mohon" Parau Sang ibu

Alda memang selalu mengacaukan semua. Tapi satu kelemahan Alda, dia tidak tega ketika mendengar suara ibunya yang sudah melemah menggambarkan bahwa dia sedang lelah