"Apa...maksudmu?" Nero mundur perlahan.
"Rira bukan reinkarnasiku atau pun keluargaku dia temanku, apa itu kurang jelas dan jika masih belum jelas berarti telingamu kamu tinggalkan kemana?" Lyra kembali menodongkan pisaunya.
Nero bersikeras bertanya tentang hal itu, tapi tetap saja jawaban yang di berikan sama juga karena hal itu kenyataan bahwa Rira bukan reinkarnasi Lyra.
Nero juga bertanya-tanya soal wajah mereka yaitu Rira dan Lyra yang mirip, Lyra tidak bisa menjawab karena dia kehilangan ingatan-nya saat berada di bawah gunung.
Rira hanya bisa diam terpaku karena dia juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Rira juga tidak ingat saat dia masih berumur sepuluh tahun, saat itu Rira bertemu seseorang dan orang itu memberi tahu namanya.
Rira merasa bahwa orang itu adalah orang tuanya. Tapi setelah berumur tigabelas tahun dia bertanya kepada seluruh penduduk tentang keberadaan orang tuanya. Semua penduduk langsung memaki Rira bahwa dia anak yang sangat sadis dan berdarah dingin.
"Lyra...aku ingin tahu sesuatu, apa aku punya orang tua?" Rira bertanya dengan suara yang pelan.
"So-soal itu...aku tidak tahu karena aku bukan pengawalmu sejak kecil." Lyra sedikit ragu.
Lyra menghindari pertanyaan yang di ajukan oleh Rira, tapi Lyra tidak mementingkan Rira terlebih dahulu karena dia harus tahu cara membereskan orang kepala batu yang ada di hadapannya.
Nero langsung menyela pembicaraan mereka berdua, dan bilang bahwa Rira ini pasti akan menjadi pembunuh bayaran karena dia reinkarnasi Lyra.
Rira, Katanci, dan juga Lyra mata mereka terbelalak(terbuka lebar) ketika mereka mendengar apa yang barusan Nero katakan. Rira yang mendengar itu, menundukkan kepalanya dan pergi keluar dari penginapan.
Katanci mencoba menggatakan kepada Rira kalau dia salah dengar, tapi Katanci takut kalau Rira membencinya karena berbohong kepadanya.
Meskipun Katanci berbohong, Rira pasti tidak akan percaya karena dia mendengarnya sendiri. Seharusnya, Katanci menggunakan sihir penganggu pendengaran supaya Rira tidak bisa mendengarnya dengan jelas.
Tapi sudah terlambat karena Rira mendengarkan perkataan Nero dengan jelas sebelum dia terkena sihir pengacau pendengaran. Katanci juga tidak mengira kalau Nero akan menggatakan hal seperti itu saat ada Rira,
Katanci sudah tidak bisa melakukan apa pun, sedangkan Nero sibuk dengan urusannya sendiri tanpa peduli keadaan sekitarnya.
Saat ini yang sangat penting baginya adalah informasi mengenai Lyra dan Rira. Entah apa yang merasuki Nero karena dia sangat keras kepala sekali.
Dan saat ini...
Nero bingung tentang Rira dan Lyra sehingga membuatnya berkata-kata yang dapat menyakiti hati Rira dan Lyra. Katanci memukul kening Nero dengan keras. Nero yang terkena pukulan Katanci, dia terdorong oleh pukulan itu sampai dinding yang Nero tabrak sampai retak.
"Kalian memang menyembunyikan sesuatu tentang Rira?" Nero berdiri dengan kening yang terus mengalirkan darah.
"Kenapa kau keras kepala, apa mungkin kau menyukai Rira?" Lyra melemparkan pisaunya tepat ke mata kiri Nero dengan kecepatan tinggi.
Pisau itu mengores pipi kiri Nero karena dia sempat menghindar dengan keberuntungan-nya. Seharusnya, pisau itu sudah mengenai mata Nero tapi saat pisau itu sudah dekat, Nero mencoba menghindar tapi tidak sempat.
Saat dia melangkah ke kanan, secara tidak sengaja kakinya keseleo yang membuatnya langsung terjatuh sebelum pisau itu mengenainya.
Katanci tertawa terbahak-bahak sambil menggelitik sanderanya. Lyra tidak habis pikir karena kecepatan jatuh Nero lebih cepat dari pada kecepatan pisaunya.
Orang-orang dari penginapan ikut tertawa terbahak-bahak karena di gelitik oleh Katanci menggunakan sihir yang di miliki Katanci.
Salah satu sandera yaitu pemilik penginapan akan memberikan segalanya jika dia di lepaskan oleh Katanci karena dia tidak tahan jika di gelitik terus.
Sandera lain juga menggatakan hal yang sama kepada Katanci untuk melepaskan mereka. Katanci kembali menggelitik sanderanya,
Semua sandera tertawa sampai mengeluarkan air mata yang cukup banyak, setelah Katanci puas dia akan menggelitik Lyra dan Nero.
"Kau menggelitikku pasti kau akan lenyap!!" Lyra menatap sinis ke Katanci.
"Jika kauWAHAHAHAHA...tidak...KATANCI!!" Nero di gelitik oleh Katanci.
Meskipun jaraknya jauh selama Katanci tahu lokasi tempat yang mudah di gelitik, hanya dengan menggerakkan jarinya seperti bermain alat musik seperti piano maka korban-nya akan tergelitik.
Setelah lima belas menit Nero tertawa tanpa henti, akhirnya Katanci puas atas apa yang sudah di lakukan-nya selama lima belas menit yang lalu.
Nero mengusap darah yang masih ada di dahinya sambil terengah-engah karena efek tertawa terlalu lama. Setelah Nero merasa lebih baik dia bertanya,
"Rira kemana?" Nero duduk dan ke bingungan.
"Dasar...kau tadi mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak kau katakan!" Lyra cemberut.
"Kau tadi mengatakan bahwa Rira nanti akan menjadi pembunuh bayaran." Katanci menenangkan Lyra yang cemberut.
Nero terkejut dan ingin pergi meminta maaf kepada Rira, tapi hal itu membuat Lyra berpikir sesuatu dan memberi tahu bahwa dia dan Katanci akan pergi ke kerajaan ketiga untuk bertanya langsung kepada Pangeran yang telah membunuhnya.
Meskipun tidak mengetahui apa yang terjadi di saat itu dan di hari itu, Katanci melihat sesuatu yang seperti kilatan cahaya setelah Lyra terjatuh ke bawah, kejadian itu di sebarkan oleh prajurit pada saat bersama Pangeran kedua untuk menyerang Lyra.
Kabarnya, "Pangeran kedua dari kerajaan ketiga berhasil membunuh Putri pengguling kerajaan hanya dengan sekali serangan."
Selama 14 tahun, semua kerajaan membangun kembali kejayaan mereka karena Lyra sudah mati. Kejayaan mereka tidak di hadiri Raja atau pun Ratu mereka karena mereka di bunuh oleh Lyra.
Hanya ada empat kerajaan yang masih belum di gulingkan oleh Lyra. Raja dan Ratu dari ke empat kerajaan itu hanya ada dua Raja dan satu Ratu yang masih hidup.
Banyak yang bilang Raja dan Ratu yang meninggal itu akibat dari kutukan yang di buat oleh Lyra saat menjadi hawrei. Tapi ada yang bilang mereka meninggal karena sakit keras yang tidak dapat di sembuhkan.
Kembali ke Lyra...
"Kita akan pergi ke kerajaan ketiga dan meninggalkan Rira sendirian di sini." Lyra menentukan tujuan-nya.
"Rira di tinggalkan di sini sendiri? aku tidak mau karena aku masih belum mengetahui apa yang terjadi kepada Rira dan kau?"
"Apa kau mau bunuh diri Lyra, sekali datang yang menjemput kita hanyalah ahli sihir yang masih amatir, tidak ada gunanya ke sana lebih baik kita pergi ke kerajaan delapan karena di sana banyak es krim..." Katanci membayangkan es krim yang nanti ia makan.
"Tidak, pertama kita harus mencari ingatanku yang hilang dan informasi mengenai kerajaan sembilan, karena itu kita harus meninggalkan Rira sendirian di sini." Lyra berniat meninggalkan Rira sendirian di desa ini.